1. Ground Fire Kebakaran di bawah permukaan tanah
Biasanya terjadi karena pembakaran spontan. Humus atau tanah gemuk yang dipakai sebagai bahan pembakar penghasil panas, dimana panas yang
dihasilkan ini sangat hebat sehingga mematikan akar pohon. Di Kalimantan Timur, lapisan batu bara di bawah permukaan tanah terus terbakar bahkan pada
saat musim hujan. Ini merupakan potensi besar bagi terjadinya kebakaran pada saat musim kemarau.
2. Surface Fire kebakaran di permukaan tanah
Ini merupakan jenis kebakaran yang terjadi di permukaan tanah. Api yang dihasilkan akan membakar bahan – bahan yang mudah terbakar, seperti dedaunan,
sampah, ranting atau batang pohon yang telah jatuh. 3.
Crown Fire puncak kebakaran Saat kebakaran yang terjadi di permukaan tanah telah terus meningkat,
maka ia akan menjadi kebakaran puncak. Angin yang bertiup akan membawa daun – daun yang terbakar ataupun percikan api hingga jauh dari sumber
kebakaran itu sendiri.
D. DAMPAK KEBAKARAN HUTAN
Kebakaran hutan yang terjadi menimbulkan banyak dampak negatif ke dalam berbagai aspek kehidupan, yaitu terhadap :
12
1. kondisi tanah, air dan atmosfer
2. keanekaragaman floranya
3. keanekaragaman faunanya
12
Nengah Wirawan, Op. Cit. hal. 3
Universitas Sumatera Utara
4. keutuhan ekosistemnya
5. kehidupan manusia
1. Terhadap kondisi tanah, air dan atmosfer
a. Struktur tanah menyebabkan erosi dan banjir meningkat, unsur hara
banyak yang hancur sehingga kesuburan tanah menurun drastis. b.
Pembakaran biomassa tumbuh menghasilkan : c.
panas dan berbagai “gas kamar kaca” yang meningkatkan suhu atmosfer
d. Gas ozon yang menyebabkan gangguan mata, paru – paru, kerusakan
pada tanaman, mengumpul di atas permukaan tanah dengan konsentrasi 5 kali lebih tinggi dari biasanya.
e. Asam nitrit yang menimbulkan “hujan asam” acid rair merusak
potensi perikanan dan sumber air minum. f.
Abu atau partikel halus dan semua jenis gas ini kemudian membentuk asap smog yang mengganggu pernapasan dan penglihatan yang
dapat mengganggu sistem transportasi darat, laut dan udara.
2. Terhadap keanekaragaman floranya
a. Api tidak bisa menjalar jauh ke dalam hutan yang masih utuh belum
ditebang sehingga dampak keanekaragaman hayati di hutan seperti itu boleh dibilang tidak ada. Disitu, dampak kebakaran terbatas pada
areal sepanjang hutan yang utuh itu saja. Makin tinggi tingkat
Universitas Sumatera Utara
kerusakan hutan sebelum kebakaran, makin tinggi pula dampak kebakarannnya.
b. Api membakar suatu wilayah secara berkala dan terus menerus lebih
merusak dari pada api dengan intensitas yang lebih tinggi tapi datang dengan frekuensi yang lebih rendah. Jenis api yang pertama akan
menimbulkan hutan sekunder yang masih cukup beragam jenisnya, meskipun keanekaragaman menurun atau berkurang.
c. Keanekaragaman hayati di kawasan yang unit area kebakarannya luas
akan lebih lambat pulihnya dibandingkan dengan di kawasan hutan yang areal kebakarannya kecil – kecil meskipun luas total
kebakarannya sama. d.
Tingkat kerusakan juga dipengaruhi oleh komposisi floranya. Tegakan hutan yang di dominasi oleh jenis kayu ulin yang tahan api
akan jauh lebih utuh dari tegakan yang di dominasi oleh jenis kapur, meranti, damar dan lain – lain yang menghasilkan resin damar yang
sangat mudah terbakar. e.
Tingkat kerusakan juga ditentukan oleh jenis habitatnya. Hutan di bukit kapur yang tanahnya dangkal akan mengalami kebakaran yang
jauh lebih parah dari hutan di atas tanah yang lebih dalam atau teksturnya lebih halus.
Universitas Sumatera Utara
3. Terhadap keanekaragaman faunanya a.
Perubahan keasaman air sungai juga menyebabkan terjadinya peledakan populasi Aeromonas hidrophyla, Staphylococcus sp. dan
Pseudomonas sp. yang akhirnya menyebabkan infeksi kulit pada
ikan. b.
Hutan yang terbakar secara merata dan luas akan memberikan dampak yang lebih parah kepada kehidupan satwanya dibandingkan
dengan kebakaran hutan yang tidak merata ada kantong – kantong hutan yang tidak terbakar.
c. Karena keberadaan unsur hara yan berlimpah di atas permukaan tanah
sesaat setelah kebakaran selesai, berbagai jenis serangga mengalami ledakan populasi, yang ulatnya bisa menjadi hama bagi jenis
tumbuhan yang tidak ikut terbakar.
4. Terhadap keutuhan ekosistemnya Pengamatan atas kebakaran hutan menunjukkan bahwa, tergantung dari
tingkat kerusakannya sebelum terbakar, berbagai ekosistem memberikan reaksi yang berbeda –beda terhadap api yang melanda kawasan itu. Kawasan yang
belum pernah ditebang diganggu 100.00 Ha pada dasarnya tetap utuh sementara di areal sisanya tingkat kerusakan sangat ditentukan oleh intensitas
kerusakan dan tipe habitatnya.
Universitas Sumatera Utara
5. Terhadap kehidupan manusia Pada umumnya pengaruh yang ditimbulkan lebih banyak menimpa alat
pernapasan, berupa gangguan – gangguan seperti infeksi akut dari alat – alat pernapasan, bronchitis kronis, penyakit paru – paru yang memberikan pernapasan
ventilasi, pulmonary emphysema, bronchial asthma, dan kanker paru – paru.
13
13
Slamet Riyadi, Op. Cit. , hal. 63
Sebaliknya penyakit alat pernapasan yang bersifat akut dan nin spesifik meliputi : influensa, tonsilitis akuta
, sakit tenggorokan, bronchitis, sinusitis akuta, maupun penyerangan – penyerangan asthma.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN