©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah
6 mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pebelajar sepanjang hayat; 10
pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan
ing ngarso sung tulodo
, membangun kemauan
ing madyo mangun karso
, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran
tut wuri handayani
; 11 pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; 12 pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas; 13 pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan 14 pengakuan atas
perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari
masukan
input ,
proses
,
dan keluaran
output
pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara
utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen input – proses – output tersebut akan menggambarkan
kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional
instructional effect
dan dampak pengiring
nurturant effect
dari pembelajaran.
B. Pendekatan Pembelajaran saintifik
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang
memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “
sense of inquiry
” dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik Alfred De Vito, 1989. Model pembelajaran yang dibutuhkan
adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar Joice Weil: 1996, bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana
pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik Zamroni, 2000; Semiawan, 1998. Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namun proses
pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model
pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu Beyer, 1991. Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer
pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan
kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh
para ilmuwan
scientist
dalam melakukan penyelidikan ilmiah Nur: 1998, dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang
diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan peserta didik dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep,
dan nilai-nilai yang diperlukan Semiawan: 1992.
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah
7 Model ini juga tercakup penemuan makna
meanings,
organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap peserta didik belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian.
Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri
discover
pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya
keterampilan berpikir tingkat tinggi Houston, 1988. Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar,
dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran. Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup
peserta didik melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk
belajar
basic learning tools
yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri Chain and Evans: 1990.
Karakteristik pembelajaran matematika memiliki ciri-ciri khas, yang berbeda dengan pembelajaran lainnya. Menurut Suherman 2003 karaktersitik pembelajaran matematika di sekolah yaitu sebagai
berikut: 1.
Pembelajaran matematika langsung bertahap Materi pembelajaran diajarkan secara berjenjang atau bertarap yaitu dari hal konkrit ke
abstrak, hal yang sederhana ke kompleks atau konsep mudah ke konsep yang lebih sukar. 2.
Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral Setiap mempelajari konsep baru perlu memperhatikan konsep ataubahan yang telah dipelajari
sebelumnya. Bahan yang baru selaludikaitkan dengan bahan yang telah dipelajari. Pengulangan konsep dalam bahan ajar dengan cara memperluas dan memperdalam adalah
perlu dalam pembelajaran matematika spiral melebar dan naik. 3.
Pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif Matematika adalah deduktif, matematika tersusun secara deduktif,aksiomatik. Namun
demikian harus dapat dipilihkan pendekatan yang cocok dengan kondisi peserta didik. Dalam pembelajaran belum sepenuhnya menggunakan pendekatan tetapi masih campur dengan
deduktif. Dengan kata lain bahwa pembelajan matematika dapat pula didekati dengan cara d induktif, walaupun tidak semuanyadapat didekati secara induktif.
4. Pembelajaran matematika mengganti kebenaran konsistensi
Kebenaran-kebenaran dalam matematika pada dasarnya merupakan kebenaran konsistensi, tidak bertentangan antara kebenaran suatu konsep dengan yang lainnya. Suatu pernyataan
dianggap benar bila didasarkan atas pernyataan-pernyataan yang terdahulu yang telah diterima kebenarannya.
Penguatan proses pembelajaran Matematika melalui pendekatan saintifik, mendorong peserta didik lebih mampu dalam mengamati, menanya, mengeksplorasimencoba, mengasosiasi, dan
mengomunikasikan atau mempresentasikan. Disamping itu sebagai instrumen pembelajaran
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah
8 Matematika harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berfikir ilmiah, dan keterampilan kerja
ilmiah. Penjelasan 5 lima pengalaman belajar dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut: 1.
Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup
mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak. 2.
Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan peserta didik dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir metakognitif.
Tujuannya agar peserta didik memiliki kemampuan berpikir kritis
critical thingking skill
, logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diskusi dan kerja kelompok
serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan idegagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.
3. Kegiatan mengumpulkan informasi bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan peserta
didik untuk memperkuat pemahaman konsep dan prinsipprosedur dengan mengumpulkan data, mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup
merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin komputasi dan otomasi
sangat disarankan dalam kegiatan ini. 4.
Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang
spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga peserta didik melakukan aktifitas antara lain menganalisis data,
mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksimengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi
memungkinkan peserta didik berpikir kritis tingkat tinggi
higher order thinking skills
hingga berpikir metakognitif.
5. Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam
bentuk lisan, tulisan, gambarsketsa, diagram, atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar peserta didik mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi
peserta didik melalui presentasi, membuat laporan, dan atau unjuk karya. Kelima pengalaman belajar mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi dan
mengomunikasikan tersebut harus dibelajarkan kepada peserta didik melalui model-model pembelajaran yang sesuai dengan materi Matematika.
Dibawah ini adalah diagram Venn dari model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang memberikan gambaran posisi masing-masing dalam proses pembelajaran.
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah
9
DIAGRAM VENN PEMBELAJARAN
MODEL PEMBELAJARAN
PENDEKATAN Pendekatan
Strategi Metode
Teknik
Gambar 1
Keterangan: 1.
Pendekatan adalah cara pandang yang digunakan atau sistem yang disusun secara terencana untuk mendekati tujuan yang akan dicapai agar memberikan pengalaman belajar peserta didik
pada kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan; 2.
Strategi adalah pendekatan menyeluruh yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapau suatu tujuan dan biasanya dijabarkan dari pandangan falsafah atau teori
tertentu.Permen Nomor 41 Tahun 2007. Strategi pembelajaran merupakan prosedur yang sistematik dalam mengomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Dalam strategi pembelajaran ada 4 komponen yang saling berkaitan langkah urutan kegiatan penyampaian muatan materi, metode, media dan waktu ;
3. Metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru dalam mengorganisasikan materi
pelajaran dan siswa yang memungkinkan terjadinya suatu proses belajar secara kondusif; 4.
Teknik pembelajaran adalah cara-cara tertentu yang dipilih guru agar proses pembelajaran tepat sasaran dalam mencapai tujuan yang ditetapkan;
5. Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru di kelas. Dengan demikian model pembelajaran membungkus semua kegiatan pembelajaran berlangsung
dalam pencapaian kompetensi peserta didik.Model-model yang biasa digunakan dalam pembelajaran
©2014, Dit. PSMA, Ditjen Pendidikan Menengah
10 Matematika, antara lain,
Inquiry Based Learning
,
Discovery Based Learning, Problem Based Learning
, dan
Project Based Learning.
Pemilihan model-model pembelajaran di atas sebagai pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran memerlukan analisis yang cermat sesuai dengan karakteristik kompetensi dan kegiatan
pembelajaran dalam silabus. Pemilihan model pembelajaran mempertimbangkan hal-hal berikut; 1.
Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut kategori pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural. Untuk pengetahuan faktual dan konsepetual, guru dapat memilih
Inquiry Learning
dan
Discovery Learning
, sedangkan untuk pengetahuan prosedural dapat menggunakan
Project Based Learning
dan
Problem Based Learning.
2. Karakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan kompetensi dasar dari KI- 4. Untuk
keterampilan abstrak, guru dapat memilih
Discovery Learning
dan
Problem Based Learning
, sedangkan untuk keterampilan konkrit menggunakan
Project Based Learning
. 3.
Karakteristik sikap yang dikembangkan, baik sikap
religious
KI-1 maupun sikap sosial KI- 2
Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan peserta didik, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah sebagai berikut
1. Menyajikan atau mengajak peserta didik mengamati fakta atau fenomena baik secara langsung
dan atau rekonstruksi sehingga peserta didik mencari informasi, membaca, melihat, mendengar, atau menyimak faktafenomena tersebut
2. Memfasilitasi diskusi dan tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip, hukum,dan teori
3. Mendorong peserta didikaktifmencoba melalui kegiatan eksperimen
4. Memaksimalkan pemanfaatan teknologi dalam mengolah data, mengembangkan penalaran
dan memprediksi fenomena 5.
Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam mengomunikasikan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki melalui presentasi danatau unjuk karya dengan aplikasi pada
situasi baru yang terduga sampai tak terduga.
C. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Matematika