Dasar Pedoman Al-Qur’an dalam menetapkan Hukum

٣ َنوُمَلْعَي ٍمْوَقِل اًيِبَرَع اًنآْر ُق ُهُتاَيآ ْتَل ِّصُف ٌباَتِك “Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab untuk kaum yang mengetahui”. QS. Fushshilat 41: 3 Secara istilah terminologi, para pakar al-Qur’an memberikan deinisi diantaranya : 1 Menurut Muhammad Ali as ̣-Ṣabuni Firman Allah Swt. yang mengandung mukjizat yang diturunkan kepada nabi dan Rasul terakhir dengan perantaraan Jibril AS yang tertulis dalam mushaf dan sampai kepada kita secara mutawātir bersambung. 2 Menurut Muhammad Musthafa as-Salabi Kitab yang diturunkan kepada nabi Muhammmad Saw, untuk memberi hidayah kepada manusia dan menjelaskan mana jalan yang benar dan harus dijalani yang dibawa oleh Jibril as. dengan lafadz dan maknanya. 3 Menurut Khudhari Beik Firman Allah Swt yang berbahasa arab yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw, untuk dipahami dan selalu diingat, disampaikan secara mutawātir bersambung, ditulis dalam satu mushaf yang diawali dengn surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat al-Nas.

b. Dasar

1 Al-Qur’an ْمُكْحاَف ِهْيَلَع اًنِمْيَهُمَو ِباَتِك ْ لا َنِم ِهْيَدَي َ ْيَب اَمِل اًقِّد َصُم ِّقَ ْ حاِب َباَتِك ْ لا َكْ َلِإ اَ ْ نَزْن َ أَو ًةَعْ ِش ْمُكْنِم اَن ْ لَعَج ٍ ّ ُكِل ِّقَْحا َنِم َكَءاَج اَمَع ْمُهَءاَوْهَأ ْعِبَتَت َاَو ُ ٰلا َلَزْنَأ اَمِب ْمُهَنْيَب ٨ ...اًجاَهْنِمَو “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab yang diturunkan sebelumnya dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang…” QS. Al-Maidah [5] ; 48 َيِنِئاَخ ْ لِل ْنُكَت َ اَو ُ ٰلا َكاَر َ أ اَمِب ِساَنا َ ْيَب َمُكْحَ ِت ِّقَ ْ حاِب َباَتِك ْ لا َكْ َلِإ اَ ْ نَزْن َ أ اَنِإ ٥ اًمي ِصَخ “Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa 176 B u k u S i s w a K e l a s X 176 Di unduh dari : Bukupaket.com kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang orang yang tidak bersala h, karena membela orang-orang yang khianat” QS. An-Nisa’ [4]:105 2 Hadis Hadis Nabi Saw.; ملسم هاور ِِ ِلْوُسَر َةَنُسَو ِ ٰلا َباَتِك اَمِهِب ْمُت ْكَسَمَت ْنِإ اَم اْوُلِضَت ْنَل ِْنيَرْمَأ ْمُكْيِف ُتْكَرَت Aku tinggalkan di antara kamu semua dua perkara yang kamu semua tidak akan tersesat selama kamu semua berpegang teguh kepada dua perkara itu; yaitu kitab Allah al-Qur’an dan Sunnah Rasul al-Hadis.”H.R.Muslim

c. Pedoman Al-Qur’an dalam menetapkan Hukum

1 Tidak Menyulitkan ٥ ...َ ْسُع ْ لا ُمُكِب ُديِرُي اَو َ ْسُي ْ لا ُمُكِب ُ َلا ُديِرُي ... Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu…”. QS. Al-Baqarah [2]:185 2 Menyedikitkan beban ١ ... ْمُكْؤ ُسَت ْمُكَل َدْبُت ْنِإ َءاَيْش َ أ ْنَع اوُل َ أ ْسَت ا اوُنَمآ َنيِ َ لا اَهُي َ أ اَي “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan kepada Nabimu hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu..” QS Al-Maidah [5]:101 3 Bertahap dalam pelaksanaannya. Dalam mengharamkan khamr ditetapkan dalam tiga proses a Menjelaskan manfaat khamr lebih kecil dibanding akibat buruknya. ْنِم ُ َبْك َ أ اَمُهُمْثِ ِساَنلِل ُعِفاَنَمَو ٌيِب َك ٌمْثِإ اَمِهيِف ْلُق ِ ِسْيَمْلاَو ِرْمَْلا ِنَع َكَنوُلَأْسَي ْمُكَلَعَل ِتاَيآا ُمُكَل ُ َلا ُ ِّيَبُي َكِلَذ َك َوْفَعْلا ِلُق َنوُقِفْنُي اَذاَم َكَنوُلَأْسَيَواَمِهِعْفَن ٩ َنوُرَكَفَتَت “Mereka bertanya kepadamu tentang khamrdan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “yang lebih dari keperluan. “Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berikir” QS. Al- Baqarah [2]:219 177 Fikih - Ushul Fikih Kurikulum 2013 Di unduh dari : Bukupaket.com b Melarang pelaku shalat dalam keadaan mabuk. ٣ ... َنوُلوُقَت اَم اوُمَلْعَت َتَح ىَر َكُس ْمُتْن َ أَو َةا َصلا اوُبَرْقَت ا اوُنَمآ َنيِ َ لا اَهُي َ أ اَي “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam Keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan…”.QS. An- Nisa’ [4]; 43 c Menegaskan hukum haram kepada khamr dan perbuatan buruk lainya. ِنا َطْي َشلا ِلَمَع ْنِم ٌسْجِر ُم َ اْز َ لْاَو ُبا َصْن َ لْاَو ُ ِسْيَم ْ لاَو ُرْمَ ْ لا اَمَنِإ اوُنَمآ َنيِ َ لا اَهُي َ أ اَي ٠ َنوُحِلْفُت ْمُكَلَعَل ُهوُبِنَتْجاَف “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya meminum khamr, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan- perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. “QS. Al-Maidah [5]:90 4 Membatasi yang Mutlak Kadang-kadang ayat datang dalam bentuk mutlak, tanpa batasan-batasan yang harus dilaksanakan, seperti ayat tentang pencurian. ٌميِكَح ٌزيِزَع ُ ٰلاَو ِ ٰلا َنِم ًااَكَن اَبَسَك اَمِب ًءاَزَج اَمُهَيِدْيَأ اوُعَطْقاَف ُةَقِراَسلاَو ُقِراَسلاَو ”Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya sebagai pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” QS. Al-Maidah [5]: 38 Pada ayat ini kata aidiyahuma اَمُهَيِدْي َ أ , padahal yang dikenal dengan istilah tangan adalah dari ketiak sampai ibu jari, maka Rasul membatasinya dengan ucapan Beliau “Potong tangan pencuri sampai pada pergelangan tangan.” Begitu juga keadaan barang-barang yang dicuri sehingga harus potong tangan dibatasi minimal seperempat dirham. 5 Mengkhususkan yang Umum Ayat-ayat Al-Qur’an kadang-kadang mengandung hukum yang berlaku umum, maka Nabi Saw., menjelaskan pengecualiannya seperti masalah waris, َنُهَلَف ِ ْيَتَن ْثا َقْوَف ًءاَسِن َنُك ْنِإَف ِ ْيَيَثْنُلْا ِّظَح ُلْثِم ِرَكَذِل ْمُكِداْوَأ ِف ُ ٰلا ُمُكْيِصوُي َكَرَت اَمِم ُسُد ُسلا اَمُهْنِم ٍدِحاَو ِّ ُكِل ِهْيَوَبَ ِلَو ُف ْصِّنا اَهَلَف ًةَدِحاَو ْتَنَك ْنِ َكَرَت اَم اَثُلُث ِهِّم ُ ِلَف ٌةَوْخِإ ُ َ ل َن َك ْنِإَف ُث ُلُثا ِهِّمُ ِلَف ُهاَوَبَأ ُهَثِرَوَو ٌ َدَو َُل ْنُكَي ْمَل ْنِإَف ٌ َدَو َُل َنَك ْنِإ ُبَرْق َ أ ْمُهُي َ أ َنوُرْدَت َ ا ْمُكُؤاَنْب َ أَو ْمُكُؤاَبآ ٍنْيَد ْو َ أ اَهِب ِصوُي ٍةَي ِصَو ِدْعَب ْنِم ُسُد ُسلا ١ اًميِكَح اًميِلَع َن َك َ ٰلا َنِإ ِ ٰلا َنِم ًة َضيِر َف اًعْفَن ْمُكَل 178 B u k u S i s w a K e l a s X 178 Di unduh dari : Bukupaket.com “Allah mensyari’atkan bagimu tentang pembagian pusaka untuk anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian dua orang anak perempuan dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua Maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, Maka ia memperoleh separo harta dan untuk dua orang ibu-bapak, bagi masing- masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya saja, Maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, Maka ibunya mendapat seperenam. Pembagian- pembagian tersebut di atas sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau dan sesudah dibayar hutangnya. Tentang orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat banyak manfaatnya bagimu ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. QS. An-Nisa’ [4]: 11 Rasul menjelaskan pengecualian-pengecualiannya seperti: a. Para Nabi tidak mewarisi. b. Anak yang membunuh orang tuanya dan anak yang kair tidak mewarisi.

d. Garis Besar Hukum dalam al-Qur’an