Dasar Sunnah a. Pengertian

B. Sunnah a. Pengertian

Sunnah menurut bahasa dapat diartikan sebagai jalan yang ditempuh, kebiasaan yang sering dilakukan, sesuatu yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw, baik yang berdasarkan al-Qur’an maupun tidak. Sedangkan menurut istilah: ْو َ أ ٍلْوَق ِْنم َم َلَسَو ِْهَيلَع ُ ٰلا َل َص ِ ٰلا ِلْوُسَر ْنَع َرَد َص اَم َ ِه ِّ ِعْ َشلا ِحَاِطِْص ْإا ِف َُةنُسلا ٍر ْيِرْقَتْو َ أ ٍلْعِف “Sunnah menurut istilah syariat ialah segala hal yang datang dari Nabi Muhammad Saw., baik berupa ucapan, perbuatan, ketetapan Nabi Saw. Sudah disepakati oleh Ulama, bahwa Sunnah dapat berdiri sendiri dalam mengadakan hukum-hukum, seperti menghalalkan atau mengharamkan sesuatu. Kekuatannya sama dengan Al-Qur’an.”

b. Dasar

1 Al-Qur’an ... اوُهَتْناَف ُهْنَع ْمُكاَهَن اَمَو ُهوُذُخَف ُلوُسَرلا ُمُكاَتآ اَمَو “… Maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah…” QS. al-H ̣asyr [59] : 7 ٍءْ َش ِف ْمُتْعَزاَنَت ْنِإَف ْمُكْنِم ِرْم َ لْا ِلو ُ أَو َلوُسَرلا اوُعيِط َ أَو َ ٰلا اوُعيِط َ أ اوُنَمآ َنيِ َ لا اَهُي َ أ اَي ًاْيِو ْ أَت ُن َسْح َ أَو ٌ ْيَخ َكِلَذ ِرِخآا ِمْوَ ْ لاَو ِ ٰلاِب َنوُنِمْؤُت ْمُتْن ُك ْنِإ ِلوُسَرلاَو ِ ٰلا َلِإ ُهوُدُرَف “ Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul Nya, dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah al-Qur’an dan Rasul sunnahnya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya.” QS. An-Nisa’ [4]: 59 ٠ ا ًظيِفَح ْمِهْي َلَع َكاَنْلَسْرَأ اَمَف َلَوَت ْنَمَو َ ٰلا َعاَطَأ ْدَقَف َلوُسَرلا ِعِطُي ْنَم “ Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan Barangsiapa yang berp aling dari ketaatan itu, Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” QS. An-Nisa’ [4] : 80 2 Hadis ِباَتِك ِف ْدِ َ ت ْمَل ْنِإَف َلاَق ِ ٰلا ِباَتِِكِب ِضْقَأ َلاَق ٌءاَضَق َكَل َضَرَع اَذِإ ِضْقَت َفْيَك َلاَق 182 B u k u S i s w a K e l a s X 182 Di unduh dari : Bukupaket.com َل َص ِ ٰلا ِلْوُسَر ِةَنُس ِف ْدِ َ ت ْمَل ِْن َإف َلاَق َمَلَسَو ِهْيَلَع ُ ٰلا َل َص ِ ٰلا ِلْوُسَر ِةَنُسِبَف َلاَق ِ ٰلا ِهْيَلَع ُ ٰلا َل َص ِ ٰلا ُلْوُسَر َبَ َضَف ْ ِي ْ أَر ُدِهَتْج َ أ َلاَق ِ ٰلا ِباَِتك ِف َاَو َمَلَسَو ِهْيَلَع ُ ٰلا وبأ هاور ِ ٰلا َلْوُسَر ِضْرُي اَمِل ِ ٰلا ِلْوُسَر َلْوُسَر َقَفَو ْيَِلا ِ ِٰل ُدْمَْحا َلاَقَو ُهَرْد َص َمَلَسَو هجام نبا دواد Rasul bertanya, bagaimana kamu akan menetapkan hukum bila dihadapkan padamu sesuatu yang memerlukan penetapan hukum? Mu’az menjawab: saya akan menetapkannya dengan kitab Allah. Lalu Rasul bertanya; seandainya kamu tidak mendapatkannya dalam kitab Allah, Mu’az menjawab: dengan Sunnah Rasulullah. Rasul bertanya lagi, seandainya kamu tidak mendapatkannya dalam kitab Allah dan juga tidak dalam Sunnah Rasul, Mu’az menjawab: saya akan berijtihad dengan pendapat saya sendiri. Maka Rasulullah menepuk-nepuk belakangan Mu’az seraya mengatakan “segala puji bagi Allah yang telah menyelaraskan utusan seorang Rasul dengan sesuatu yang Rasul kehendaki.” HR. Abu Dwaud dan Ibnu Majah. Hadis Nabi Saw.: “Wajib bagi sekalian berpegang teguh dengan Sunnahku dan Sunnah Khulafa ar-Rasyidin khalifah yang mendapat petunjuk, berpegang teguhlah kamu sekalian dengannya’.HR. Abu Dawud dan Ibn Majah. 3 Ijma’ Ulama Para ulama bersepakat untuk menetapkan hadissunnah sebagai sumber hukum dalam ajaran Islam berdasarkan kejadian-kejadian yang dapat ditelusuri sumbernya dari sejarah para sahabat yang berusaha sekuat kemampuannya untuk tidak melakukan di luar yang dicontohkan atau ditetapkan oleh Nabi Saw, sehingga dari rujukan itu para ulama berkesimpulan untuk mengikuti informasi sejarah menyangkut peristiwa-peristiwa yang terjadi di antaranya : a Ketika Abu Bakar dibaiat menjadi khalifah, ia pernah berkata : “Saya tidak meninggalkan sedikitpun sesuatu yang diamalkandilaksanakan oleh Rasulullah Saw, sesungguhnya saya takut tersesat bila meninggalkan perintahnya.” b Saat Umar berada di depan Hajar Aswad ia berkata : “Saya tahu bahwa engkau adalah batu. Seandainya saya tidak melihat Rasulullah Saw menciummu, saya tidak akan menciummu.” c Pernah ditanyakan kepada Abdullah Ibnu Umar tentang ketentuan shalat safar dalam al-Qur’an. Ibnu Umar menjawab : “Allah Swt. telah mengutus Nabi Muhammad Saw. kepada kita dan kita tidak mengetahui sesuatu. Maka sesungguhnya kami berbuat sebagaimana duduknya Rasulullah Saw dan saya shalat sebagaimana shalatnya Rasul”. d Diceritakan dari Sa’ad bin Musayyab bahwa ‘Usman bin Affan berkata: “Saya 183 Fikih - Ushul Fikih Kurikulum 2013 Di unduh dari : Bukupaket.com duduk sebagaimana duduknya Rasulullah Saw saya makan sebagaimana makannya Rasulullah Saw, dan saya shalat sebagaimana shalatnya Rasul.” Kerasulan Nabi Muhammad Saw., telah diakui dan dibenarkan oleh umat Islam. Di dalam mengemban misinya itu, kadang-kadang beliau hanya sekedar menyampaikan apa yang diterima dari Allah Swt., baik isi maupun formulasinya dan kadangkala atas inisiatif sendiri dengan bimbingan ilham dari Tuhan. Oleh karena itu, sudah selayaknya segala peraturan dan perundang-undangan serta inisiatif beliau, baik untuk ditempatkan sebagai sumber hukum dan pedoman hidup. Di samping itu secara logika kepercayaan kepada Muhammad Saw sebagai Rasulullah mengharuskan umatnya mentaati dan mengamalkan segala ketentuan yang beliau sampaikan.

c. Kedudukan Hadis sebagai Sumber Hukum