Sendi-Sendi Dasar Koperasi Prinsip-Prinsip Koperasi Indonesia

berpribadi, keinsafan akan harga diri sendiri dan percaya pada diri sendiri adalah mutlak untuk menaikkan derajat penghidupan dan kemakmuran. Oleh karena itu dalam Koperasi harus tergabung ke dua landasan mental diatas, yaitu setia kawan dan kesadaran berpribadi sebagai dua unsur yang dorong-mendorong, hidup-menghidupi dan awas-mengawasi.

2.2.2.2. Sendi-Sendi Dasar Koperasi

Sendi-sendi dasar Koperasi di Indonesia menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1922 pasal 6 adalah sebagai berikut : 1. Sifat keanggotaannya sukarela dan terbuka untuk setiap Warga Negara Indonesia. 2. Rapat Anggota merupakan kekuasaan tertinggi sebagai pencerminan demokrasi dalam Koperasi. 3. Pembagian sisa hasil usaha diatur menurut jasa masing-masing anggota. 4. Adanya pembatasan bunga atas modal. 5. Mengembangkan kesejahtraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. 6. Usaha dan ketatalaksanaannya bersifat terbuka. 7. Swadaya, swakerta dan swasembada sebagai pencerminan dari pada prinsip dasar percaya pada diri sendiri.

2.2.2.3. Prinsip-Prinsip Koperasi Indonesia

Menurut Raiffeisen dalam Sitio dan Tamba 2001 : 23, prinsip-prinsip Koperasi Indonesia sebagai berikut : a. Swadaya. b. Daerah kerja terbatas. c. SHU untuk cadangan. d. Tanggung jawabanggota tidak terbatas. e. Pengurus bekerja atas dasar kesukarelaan. f. Usaha hanya kepada anggota. g. Keanggotaan atas dasar watak, bukan uang. Menurut Schulze dalam Sitio dan Tamba 2001 : 23, prinsip-prinsip Koperasi Indonesia sebagai berikut : a. Swadaya. b. Daerah kerja tak terbatas. c. SHU untuk cadangan dan untuk dibagikan kepada anggota. d. Tanggung jawab anggota terbatas. e. Pengurus bekerja dengan mendapat imbalan. f. Usaha tidak terbatas tidak hanya untuk anggota. Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 prinsip-prinsip Koperasi di Indonesia adalah sebagai berikut : a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. b. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi. c. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. d. Pemberian batas jasa yang terbatas terhadap modal. e. Kemandirian. f. Pendidikan perkoperasian. g. Kerja sama antar Koperasi. Dari ketiga prinsip Koperasi Indonesia tersebut dapat dilihat bahwa essensi kerja Koperasi sebagai badan usaha tidaklah berbeda secara nyata. Hanya saja dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 ada penambahan mengenai prinsip kerja sama antara Koperasi. Ini dapat dipahami bahwa, untuk mengantisipasi tren globalisasi ekonomi, Koperasi perlu meningkatkan kekuatan tawar-menawarnya bargaining power dengan menjalin kerja sama antar Koperasi.

2.2.3. Pengertian Pembinaan