Ciri-Ciri Remaja Perkembangan Remaja

15 keluarga, dan pacar. Kebutuhan ini perlu dilandasi oleh rasa cinta dan kasih sayang. d. Kebutuhan akan harga diri yaitu kebutuhan penilaian atas pengakuan dari orang lain sebagai bentuk penghargaan bagi dirinya. Kebutuhan ini seperti kekuatan, prestasi, kemampuan, kepercayaan diri sendiri dalam menghadapi dunia, kemerdekaan serta kebebasan, hasrat nama baik seperti prestise penghormatan dan penghargaan dari orang lain, status, ketenaran dan kemuliaan, pengakuan, perhatian, martabat, dan apresiasi. e. Kebutuhan akan perwujudan diri yaitu kebutuhan manusia untuk mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan bakat atau potensinya. Kebutuhan ini dapat dikatakan sebagai penggunaan potensi yang dimiliki. Misalnya seorang musisi menciptakan musik, seorang artis melukis, seorang penyair bersyair, sehingga perasaan puas dapat dirasakan oleh yang bersangkutan.

B. Perceraian

1. Pengertian Keluarga

Menurut Nisfiannoor Eka Yulianti 2005 keluarga adalah unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi perkembangan remaja. Keluarga sangat penting bagi perkembangan remaja, karena dalam keluargalah remaja dapat memenuhi berbagai kebutuhannya seperti kebutuhan akan cinta kasih dan kehangatan, kepercayaan diri dan rasa aman untuk dapat bergaul dengan orang lain, dan keluargalah yang memersiapkan 16 anggotanya untuk mengambil keputusan sendiri dan bertindak secara mandiri.

2. Fungsi Keluarga

Keluarga adalah sumber kasih sayang, perlindungan, dan identitas bagi anggotanya. Menurut Berns Lestari, 2012 keluarga menjalankan lima fungsi yang penting, yaitu: a. Reproduksi: keluarga yang memiliki tugas untuk mempertahankan populasi yang ada di dalam masyarakat. b. Sosialisasi edukasi: keluarga menjadi sarana untuk transmisi nilai, keyakinan, sikap, pengetahuan, keterampilan, dan teknik dari generasi sebelumnya ke generasi yang lebih muda. c. Penugasan peran sosial: keluarga memberikan identitas pada para anggotanya seperti ras, etnik, religi, sosial ekonomi, dan peran gender. d. Dukungan ekonomi: keluarga menyediakan tempat berlindung, makanan, dan jaminan kehidupan. e. Dukungan emosi pemeliharaan: keluarga memberikan pengalaman interaksi sosial yang pertama bagi anak. Interaksi yang terjadi bersifat mendalam, mengasuh, dan berdaya tahan sehingga memberikan rasa aman pada anak.

3. Relasi Orangtua dan Anak

Menurut Lestari 2012 relasi orangtua dan anak yang berkualitas memiliki peran penting dalam mencapai keberhasilan proses sosialisasi anak 17 dengan lingkungannya. Adanya relasi-relasi yang baik antara relasi orang tua dan anak ditandai oleh beberapa hal, yakni: a. Kredibilitas orangtua: orangtua dapat dipercaya oleh anak karena perkataannya sesuai dengan tindakannya dan memberikan keteladanan dalam berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena keteladanan orangtua, anak memaknai nasihat-nasihat dari orangtua secara positif dan mendorong anak untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. b. Keterbukaan dalam berkomunikasi: orangtua dan anak membangun pola komunikasi dua arah. Baik orangtua maupun anak sama-sama memiliki kesempatan untuk menjelaskan harapan-harapannya yang ingin dicapai. c. Berorientasi pada kebutuhan pribadi anak daripada kebutuhan orangtua: orangtua berupaya memahami keinginan anak dan memberikan kesempatan pada anak untuk dapat mengambil keputusan sendiri, sehingga di kemudian hari anak semakin mandiri dan dapat menemukan jati dirinya. d. Kepercayaan pada anak: orangtua memberikan kesempatan pada anak untuk mengambil keputusan yang merupakan salah satu wujud dari kepercayaan orangtua pada anak.

4. Perceraian Orangtua

Kata cerai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Tim Redaksi, 2001 berarti pisah atau putus hubungan sebagai suami istri. Menurut Hoffman Nisfiannoor Eka Yulianti, 2005 perceraian divorce merupakan berakhirnya suatu perkawinan yang tidak bahagia dan masing- 18 masing pasangan memutuskan untuk berpisah secara fisik. Menurut Hadiwardoyo Nisfiannoor Eka Yulianti, 2005 perceraian adalah kegagalan dalam mengembangkan dan menyempurnakan cinta antara suami dan istri. Menurut Adrian Ningrum, 2013 perceraian bagi anak membuat dirinya merasakan kesedihan yang mendalam karena anak kehilangan sosok orangtuanya. Anak membutuhkan dukungan dan kasih sayang untuk membantu dia selama masa sulit perceraian orangtuanya. Anak menunjukkan kesulitan penyesuaian diri seperti masalah perilaku, kesulitan belajar, atau penarikan diri dari lingkungan sosial. Dari uraian Hoffman Nisfiannoor Eka Yulianti, 2005, Hardiwardoyo, Nisfiannoor Eka Yulianti, 2005 dan Adrian Ningrum, 2013 dapat dirumuskan batasan orangtua bercerai dalam penelitian ini adalah orangtua yang mengalami perpisahan karena kegagalan perkawinan yang tidak bahagia dan masing-masing orangtua memutuskan untuk tidak hidup sebagai suami istri karena alasan tertentu, serta memberikan dampak negatif bagi anak.

5. Jenis-jenis Perceraian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Tim Redaksi, 2001 jenis perceraian ada dua, yaitu cerai hidup berarti perpisahan antara suami istri yang mana kedua-duanya masih hidup, dan cerai mati berarti perpisahan antara suami istri karena salah satu meninggal. Menurut Undang-Undang Perkawinan No 1 Tahun 1974 Marheni, 2009 putusnya perkawinan disebabkan oleh tiga hal, yaitu perceraian, pengadilan, dan kematian.