Pengertian Narkotika Tinjauan Kepustakaan

D. Keaslian Penulisan

P enulisan skripsi ini dapat dipertanggung jawabkan, adapun judul yang di peroleh merupakan gagasan ide penulis yang di peroleh berdasarkan penglihatan dari pemberitaan-pemberitaan media masa tentang peredaran dan penyalahgunan narkotika. Maka dengan itu penulis mengangkat judul dari penulisan skripsi ini, dengan tujuan menambah ilmu pengetahuan tentang peredaran dan penyalahgunaan narkotika dan psikotropika.

E. Tinjauan Kepustakaan

1. Pengertian Narkotika

Istilah narkotika berasal dari bahasa yunani, yaitu”narkotikos”. Pada mulanya narkotikos berarti keadaan seorang yang kaku seperti patung atau tidur. Keadaan kaku yang seperti patung atau tidur narkotikositu terjadi, apabila seseorang menggunakan bahan-bahan tertentu. Oleh karena sudah terbiasa menggunakan kata narkotika, maka lama kelamaan kata narkotika dipakai dalam pengertian bahan-bahan yang juga dapat menimbulkan keadaan narkotikos. Istilah narkotika berkembang terus, akhirnya pengertian narkotika tidak lagi terbatas pada bahan-bahan yang mengakibatkan kaku seperti patung atau tidur saja, tetapi juga dipergunak an untuk bahan-bahan yang menimbulkan keadaan yang sebaliknya, yaitu bahan-bahan yang merangsang memacu susunan saraf Universitas sumatera utara pusat. Akibat ransangan itu menyebabkan seseorang merasa bergiat dan tak dapat tidur. 14 1. Narkotika Golongan I : Narkotika yang paling berbahaya, daya adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini tidak boleh digunakan untuk kepentingan apa pun, kecuali untuk penelitian atau ilmu pengetahuan. Contohnya adalah tanaman papaver, somniferum, opium mentah, Opium masak seperti candu, jicing dan jicingko, tanaman koka, daun koka, kokain mentah,kokaina dan tanaman ganja. Yang termasuk Narkotika golongan I ada 65 Macam. Pengertian narkotika secara farmakologis medis, menurut Ensiklopedia Indonesia IV 1980 : 2336 adalah obat yang dapat menghilangkan terutama rasa nyeri yang berasal dari daerah Viseral dan yang dapat menimbulkan efek stupor bengong masih sadar tapi harus digertak serta adiksi.Narkoba Narkotika, Psikotropika adalah merupakan Bahan Adiktif, yaitu nama segolongan zat alamiah, semi sintetik maupun sintetik. Narkoba pada prinsipnya adalah zat atau bahan yang dapat mempengaruhi kesadaran, fikiran dan prilaku yang dapat menimbulkan ketergantungan kepada pemakainya. Bila hal ini terjadi pada seseorang, maka dapat berakhir semua masa depannya. Adapun jenis narkotika di bagi dalam 3 golongan, yaitu : 2. Narkotika Golongan II : narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya: Alfasetilmetadol, Alfametadol, Benzetidin, Dekstromoramida, Furetidina,Hidromorfinol, isometadena, Fenazosina, Klonitazena, Levorfanol, morfina, oksikodona, 14 DJ. Siregar 1977, Pengetahuan Tentang Narkotikaobat , Pengawas Bidang Pendidikan Menengah Umum Universitas sumatera utara Petidina, intermediate A,B,C, Resemetorfan, sufetanil, trimeperidina dan lainnya. Yang termasuk Golongan Narkotika Golongan II ada 86 Macam. 3. Narkotika Golongan III : Narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian-penelitian. Contohnya yaitu : Asetildihidrokodeina,Dekstroppropoksifena,Etilmorfina,kodeina,Nikokodina, Polkodina, Propiram, dan yang lainnya. 15 Dari kedua definisi tersebut M.Ridha MA’ROEF menyimpulkan : a. Bahwa narkotika ada dua macam, yaitu narkotika alam dan narkotika sintesis. Yang termasuk narkotika alam ialah berbagai jenis candu, morphin, heroin, ganja, hashish, codein dan cocaine. Narkotika alam ini termasuk dalam pengertian narkotika yang sempit. Sedangkan narkotika sintetis adalah termasuk dalam pengertian narkotika secara luas. b. Bahwa narkotika itu bekerja mempengaruhi susunan saraf pusat yang akan menimbulkan ketidaksadaran. Berbahaya apabila disalahgunakan; c. Bahwa narkotika dalam pengertiannya disini adalah obat-obat berbahaya atau narcotic and dangerous drugs. 16 Dari uraian diatas, jelaslah bahwa narkotika adalah obat yang dibutuhkan. Memang benar narkotika mengakibatkan hal yang kurang baik menjadi perusak dan pembunuh apabila di salahgunakan. Jadi bukan pemakaian narkotika yang membahayakan , tetapi penyalahgunaannya. Harus di sadari bahwa narkotika 15 http:bnnkgarut.wordpress.com diakses pada tanggal 29 September 2014 16 Ibid hal. 34 Universitas sumatera utara tidak salah, tetapi yang salah adalah orang yang menyalahgunakannya untuk hal yang tidak seharusnya dilakukan. 17 Istilah psikotropik mulai banyak dipergunakan pada tahun 1971, sejak dikeluarkan Convention on psycotropic Substanceoleh General Assembly PBB yang menempatkan zat-zat tersebut dibawah kontrol Internasional. Istilah tersebut muncul karena Single Convention on Narcotic Drug 1961, ternyata tidak memadai untuk menghadapi bermacam-macam drug baru yang muncul dalam peredaran. Psychotropic Substance mempunyai arti mind altering yaitu merubah jiwa dan mental manusia yang menggunakannyaSOEDJONO D, 1982 ;78-79 2 . Pengertian Psikotropika Psikotropika adalah obat yang bekerja pada atau mempengaruhi fungsi psikis, kelakuan atau pengalaman WHO, 1966. Sebenarnya psikotropika baru diperkenalkan sejak lahirnya suatu cabang ilmu farmakologi yakni psikofarmakologi yang khusus mempelajari psikofarmaka atau psikotropik. Psikofarmakologi berkembang dengan pesat sejak ditemukan alkoloid Rauwalfia dan chloropromazin yang ternyata efektif untuk mengobati kelainan psikiatrik Sardjono O Santoso dan Metta Sinta Sari Wiria , 1995: 148 psikotropika adalah obat yang bekerja pada susunan syarat pusat S.S.Pyang memperlihatkan efek yang sangat luas. 18 Dalam kepustakaan hukum pidana, istilah tindak pidana merupakan . 3 . Pengertian Tindak Pidana 17 Ibid., hal . 4 18 Hari sasangka., ibid., hal 63 Universitas sumatera utara istilah yang dipakai sebagai terjemahan dari istilah bahasa Belanda strafbaarfeit Hermien Hadiati Koeswadji, 1983:1. Sebenarnya, masih banyak istilah yang digunakan yang menunjuk pada pengertian tindak pidana. Berbicara tentang hukum pidana tidak akan terlepas dari masalah pokok yang menjadi titik perhatiannya, masalah pokok dalam hukum pidana tersebut meliputi masalah tindak pidana perbuatan jahat, kesalahan dan pidana serta korban Iswanto:1995. Adapun berbagai istilah dan pengertian tindak pidana dapat kita lihat menurut para ahli antara lain sebagai berikut : 1. Menurut Sudarto, penggunaan istilah tindak pidana didasarkan atas pertimbangan yang bersifat sosiologis, sebab istilah tersebut sudah dapat di terima oleh masyarakat Sudarto, 1989:30. 2. J. Bauman, menurut Bauman perbuatan pidana adalah perbuatan yang memenuhi rumusan delik, bersifat melawan hukum dan dilakukan dengan kesalahan. 3. Wirjono Prodjodikoro, menurut dia tindak pidana adalah suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan pidana. 4. Moeljatno, perbuatan pidana sebagai perbuatan yang diancam dengan pidana, barang siapa melanggar larangan tersebut. Menurut Moeljatno, untuk adanya perbuatan pidana harus ada unsur-unsur : 1. Perbuatan manusia 2. Yang memenuhi rumusan dalam undang-undang merupakan syarat formil dan Universitas sumatera utara 3. Bersifat melawan hukum ini merupakan syarat materil. 19 Moeljatno merupakan ahli hukum pidana yang memiliki pandangan yang berbeda dengan penulis-penulis lain tentanng defenisi tindak pidana. Moeljatno menggunakan istilah perbuatan pidana. Perbuatan pidana hanya mencakup perbuatan saja, sebagaimana yang telah dikatakan bahwa, perbuatan pidana hanya menunjuk kepada sifatnya perbuatan saja, yaitu sifat dilarang dengan ancaman dengan pidana kalau dilanggar. 20 Sebagaimana telah disinggung, bahwa salah satu unsur tindak pidana sebagai syarat untuk pengenaan pidana adalah adanya perbuatan manusia yang memenuhi rumusan tindak pidana dalam Undang-undang. Persyaratan ini merupakan konsekuensi logis dari dianutnya asas legalitas dalam hukum pidana, rumusan tindak pidana ini sangat penting dalam rangka memberikan kepastian hukum kepada setiap orang. 21 sesuai dengan Undang-Undang No.5 Tahun 1997 adalah untuk kepentingan pelayanan kesehatan, yang artinya adalah orang yang menderita sakit dan pengobatannya dengan psikotropika. Ketentuan pengguna tercantum dalam pasal 36, 37, dan pasal 41 Undang-Undang No.5 Tahun 1997. Berikut ini adalah bunyi beberapa pasal yang dimaksud. 4 . Pengertian Pengguna Pengguna harus memiliki bukti yang sah, tujuan penggunaan psikotropika 19 A.Fuat Usfa dan Tongat 2004, Pengantar Hukum Pidana, Malang: Universitas Muhammadiyah. 20 Moeljatno , 2000 Azas-azas Hukum Pidana, Jakarta: Bina Karsa Cetakan ke-2 hal. 56 21 Ibit Universitas sumatera utara Ketentuan Pasal 36 UU No 5 Tahun 1997 berbunyi sebagai berikut: 1 Pengguna psikotropik hanya dapat memiliki, menyimpan dan membawa psikotropika untuk digunakan dalam rangka pengobatan atau perawatan. 2 Pengguna psikotropika sebagaimana dimaksud pada ayat 1 yang bersangkutan harus mempunyai bukti bahwa psikotropika yang ada padanya diperoleh secara sah sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat 2, ayat 3, ayat 4 dan ayat 5 , yaitu yang diperoleh dari apotek, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan atau dokter. 22 Ketentuan Pasal 37 Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1997 berbunyi sebagai berikut : 1 Pengguna psikotropika yang menderita sindroma ketergantungan berkewajiban untuk ikut serta dalam pengobatan danatau perawatan. 2 Pengobatan danatau perawatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan pada fasilitas rehabilitasi. 23 Ketentuan Pasal 41 UU No 5 Tahun 1997 berbunyi sebagai berikut : Pengguna psikotropika yang menderita sindroma ketergantungan yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang psikotropika dapat diperintahkan oleh hakim yang memutus perkara tersebut untuk menjalani pengobatan danatau perawatan. 24 22 Pasal 36 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika 23 Pasal 37 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika 24 Pasal 41 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika Universitas sumatera utara

F. Metode Penelitian 1 . Jenis Penelitian