e. Memberikan surat ijin mengemudi kendaraan bermotor;
f. Memberikan petunjuk, mendidik, dan petugas pengamanan swakarsa
dalam bidang tehnis kepolisian; g.
Melakukan kerjasama dengan kepolisian negara lain dalam menyidik dan memberantas kejahatan internasional;
h. Melaksanakan kewenangan lain yang termasuk dalam lingkup tugas
kepolisian.
30
B. Kepolisian Sebagai Penyelidik dan Penyidik Tindak Pidana Narkotika dan Psikotropika
1. Fungsi Kepolisian Sebagai Penyelidik
Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan
dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini Pasal 1 ayat 5 KUHAP. Penyelidik dalam melakukan
penyelidikan wajib menunjukkan tanda pengenalnya. Penyelidik yang mengetahui, menerima laporan atau pengaduan tentang terjadinya suatu peristiwa
yang patut diduga merupakan tindak pidana wajib segera melakukan tindakan penyelidikan yang diperlukan.
Dalam hal tertangkap tangan tanpa menunggu perintah penyidik, penyelidik wajib segera melakukan tindakan yang diperlukan dalam rangka
penyelidikan. terhadap tindak yang dilakukan tersebut diatas, penyelidik wajib membuat berita acara dan melaporkannya kepada penyidik sedaerah hukum Pasal
30
Pasal 15 ayat 1, 2 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002
Universitas sumatera utara
102 ayat 1,2,3 KUHAP. Laporan atau pengaduan yang diajukan secara tertulis harus ditandatangani oleh pelapor atau pengadu. Laporan atau pengaduan
yang diajukan secara lisan dicatat oleh penyelidik dan ditandatangani oleh pelapor atau pengadu penyelidik. Dalam hal pelapor atau pengadu tidak dapat menulis, hal
itu harus disebutkan sebagai catatan pelapor atau pengaduan tersebut PAsal 103 ayat 1,2,3 KUHAP. Dalam melaksanakan tugas penyelidikan, penyelidik
dikoordinasi, diawasi, dan diberi petunjuk oleh penyidik pejabat polisi negara Republik Indonesia Pasal 106 KUHAP.
31
penggeledahan, penyitaan, pemeriksaan surat, pemanggilan, tindakan pemeriksaan, penyelesaian dan penyerahan berkas perkara ke penuntut umum.
Pasal 1 KUHAP, pada ayat 1 dan 4 menyatakan bahwa kedudukan Polri dalam sistem peradilan pidana adalah sebagai penyelidik dan penyidik. Pada pasal
1 ayat 4 KUHAP dinyatakan bahwa penyelidik adalah pejabat polisi Negara Republik Indonesia yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk melakukan
penyelidikan. yang dimaksud dengan penyelidikan dalam pasal ini adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa
pidana yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam KUHAP.
Penyelidikan bukanlah fungsi tersendiri yang terpisah dari penyidikan, tetapi hanya merupakan salah satu cara atau metode dari fungsi penyidikan yang
mendahului tindakan lain yaitu penindakan yang berupa penangkapan, penahanan,
32
31
Mohammad Taufik Makarao., Suhasril., 2002, Hukum Acara Pidana Dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Ghalia Indonesia., hal. 24
32
Andi Hamzah 1993, Hukum Acara Pidana Indonesia, Jakarta: Arikha Media Cipta, hal 141
Latar belakang dibuatnya fungsi penyelidikan antara lain adanya suatu
Universitas sumatera utara
perlindungan dan jaminan terhadap hak asasi manusia, adanya persyaratan dan pembatasan yang ketat dalam penggunaan upaya paksa, ketatnya pengawasan dan
adanya lembaga ganti kerugian dan rehabilitasi.Tidak semua peristiwa yang terjadi dapat diduga adalah tindak pidana, maka sebelum melangkah lebih lanjut
dengan melakukan penyidikan dengan konsekuensi digunakannya upaya paksa, dengan berdasarkan data atau keterangan yang didapat dari hasil penyelidikan
ditentukan lebih dahulu bahwa peristiwa yang terjadi dan diduga sebagai tindak pidana itu benar-benar merupakan tindak pidana sehingga dapat dilanjutkan
dengan penyidikan.
33
Undang-undang No.8 Tahun 1981 KUHAP memberikan peran utama kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk melaksanakan tugas
penyelidikan dan penyidikan tindak pidana secara umum tanpa batasan lingkungan kuasa soal-soal sepanjang masih termasuk dalam lingkup hukum
publik, sehingga pada dasarnya Polri oleh KUHAP diberika kewenangan untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana.
Dalam hal penyelidikan, maka tugas Polri ditegaskan dalam pasal 14 ayat 1 huruf g Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang kepolisian Negara
Republik Indonesia yaitu melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-
undangan lainnya. Rumusan dari pasal ini memuat rincian tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia di bidang penyelidikan dan penyidikan tindak pidana
sesuai dengan hukum acara pidana.
34
33
Djoko Prakoso 1987, Polri Sebagai Penyidik Dalam Penegakan Hukum, Jakarta: PT. Bina Aksara, hal 44
34
Momo Kelana 2002, Memahami undang-undang Kepolisian , Jakarta: PTIK Press, hal 81
Universitas sumatera utara
Pada bagian penjelasan dari undang-undang No 2 Tahun 2002 dijelaskan bahwa ketentuan undang-undang Hukum Acara Pidana memberikan peranan
utama kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam hal penyelidikan dan penyidikan, sehingga secara umum diberi kewenangan untuk melakukan
penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana. Namun demikian, hal tersebut tetap memperhatikan dan tidak mengurangi kewenangan yang dimiliki
oleh penyidik lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar hukumnya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penyelidikan memegang peranan penting. Penyelidikan merupakan tindakan awal dari keseluruhan
tindakan-tindakan dalam rangka proses penyelesaian perkara. Untuk menentukan suatu peristiwa adalah suatu tindak pidana atau bukan memerlukan pengetahuan
dan pengalaman yang memadai. Meskipun dalam KUHAP dinyatakan bahwa setiap anggota kepolisian adalah penyelidik, namun penyelidikan ditangani oleh
petugas-petugas kepolisian yang memenuhi syarat ditinjau dari pengalamannya.
35
a. Pengolahan TKP ;
Penyelidikan sebagaimana dimaksud dilaksanakan melalui kegiatan :
1. Mencari dan mengumpulkan keterangan, petunjuk, barang bukti,
identitas tersangka, dan saksikorban untuk kepentingan penyelidikan selanjutnya.
2. Mencari hubungan antara saksikorban, tersangka, dan barang bukti;
35
Harun M.Husein,1991,Penyidikan dan Penuntun dalam Proses Pidana, Rineka Cipta, Jakarta., hal.58
Universitas sumatera utara
3. Memperoleh gambaran modus operandi tindak pidana yang terjadi
b. Pengamatan observasi
1. Melakukan pengawasan terhadap objek, tempat, dan lingkungan
tertentu untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan; dan 2.
Mendapatkan kejelasan atau melengkapi informasi yang sudah ada berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang diketahui sebelumnya;
c. Wawancara interview
1. Mendapatkan keterangan dari pihak-pihak tertentu melalui teknik
wawancara secara tertutup maupun terbuka; dan 2.
Mendapat kejelasan tindak pidana yang terjadi dengan cara mencari jawaban atas pertanyaan siapa, apa, dimana, dengan apa, mengapa,
bagaimana, dan bilamana; d.
Pembuntalan surveillance 1.
Mengikuti seseorang yang diduga sebagai pelaku tindak pidana atau orang lain yang dapat mengarahkan kepada pelaku tindak pidana;
2. Mencari tahu aktivitas, kebiasaan, lingkungan, atau jaringan pelaku
tindak pidana; dan 3.
Mengikuti distribusi barang atau tempat penyimpanan barang hasil kejahatan;
e. Pelacakan tracking
Universitas sumatera utara
1. Mencari dan mengikuti keberadaan pelaku tindak pidana dengan
menggunakan teknologi informasi; 2.
Melakukan pelacakan melalui kerja sama dengan Interpol, kementrian lembagabadankomisiinstansi terkait; dan
3. Melakukan pelacakan aliran dana yang diduga dari hasil kejahatan;
f. Penyamaran undercover
1. Menyusup kedalam lingkungan tertentu tanpa diketahui identitasnya
untuk memperoleh bahan keterangan atau informasi; 2.
Menyatu dengan kelompok tertentu untuk memperoleh peran dari kelompok tersebut, guna mengetahui aktivitas para pelaku tindak
pidana; dan 3.
Khusus kasus peredaran narkoba, dapat digunakan teknik penyamaran sebagai calon pembeli undercover buy, penyamaran untuk dapat
melibatkan diri dalam distribusi narkoba sampai tempat tertentu controlled delivery, penyamaran disertai penindakanpemberantasan
raid planning execution; g.
Penelitian dan analisis dokumen, yang dilakukan terhadap kasus-kasus tertentu dengan cara :
1. Mengkompulir dokumen yang diduga ada kaitannya dengan tindak
pidana; dan
Universitas sumatera utara
2. Meneliti dan menganalisis dokumen yang diperoleh guna menyusun
anatomi perkara tindak pidana serta modus operandinya.
36
Secara singkat dapat dikatakan bahwa pada tahap penyelidikan segala data dan fakta yang diperlukan bagi penyidikan tindak pidana tersebut harus dapat
dikumpulkan. Sehingga dari hasil penyelidikan itu didapat kepastian tentang bahwa suatu peristiwa yang semula diduga sebagai tindak pidana, adalah benar-
benar merupakan suatu tindak pidana dan terhadap tindak pidana tersebut dapat dilakukan penyidikan, karena segala data dan fakta yang dibutuhkan bagi
penyidikan tindak pidana tersebut telah terkumpul.
37
2. Kepolisian Sebagai Penyidik