PERANAN KEPOLISIAN DALAM PENANGGULANGAN

BAB III PERANAN KEPOLISIAN DALAM PENANGGULANGAN

PENYALAHGUNAAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA A. Peranan Kepolisian dalam Pencegahan Penyalahgunaan dan Peredaran Narkotika dan Psikotropika di Wilayah Hukum Polres Deli Serdang Non- penal Policy Application Penyalahgunaan narkotika merupakan jenis kejahatan yang mempunyai potensi dampak sosial yang sangat luas dan kompleks, yang menimbulkan kerusakan baik fisik maupun mental yang sangat panjang. Di dalam konsideran Undang-undang narkotika pada huruf c, disebutkan bahwa narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan, dan di sisi lain dapat pula menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila dipergunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat dan seksama. Maka dengan demikian narkotika memang diperlukan dibidang kesehatan, tetapi harus diupayakan agar tidak disalahgunakan, karena dapat menimbulkan ketergantungan menjadi pecandu dan menimbulkan kerugian yang berdampak sangat luas, oleh karena itu penyalahgunaan narkotika merupakan suatu kejahatan yang cukup berbahaya. 60 60 Kusno Adi 2009 Kebijakan Kriminal Dalam Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika Oleh Anak, UMM Press, Malang, hal 17-18 Sebagaimana yang diamanatkan dalam konsideran Undang-undang narkotika, bahwa ketersediaan narkotika jenis tertentu yang Universitas sumatera utara sangat dibutuhkan sebagai obat dimaksudkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Namun di sisis lain mengingat dampak yang dapat ditimbulkan dan tingkat bahaya yang ada apabila digunakan tanpa pengawasan dokter secara tepat dan ketat maka harus dilakukan tindakan pencegahan dan pemberantasan terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Oleh karena itu, dilakukan pengaturan narkotika dalam bentuk undang-undang narkotika secara tegas menyebutkan tujuannya, dan dituangkan dalam pasal 3 undang-undang narkotika, sebagai berikut : a. Menjamin ketersediaan narkotika untuk kepentingan pelayanan kesehatan danatau pengembangan ilmu pengetahuan; b. Mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika; dan c. Memberantas peredaran gelap narkotika. Memahami pengertian penyalahgunaan yang diatur dalam pasal 1 ayat angka 14 undang-undang narkotika, maka secara sistematis dapat diketahui tentang pengertian penyalahgunaan narkotika, yaitu penggunaan narkotika tanpa sepengetahuan dan pengawasan dokter. Pengertian tersebut, juga tersirat dari pendapat Dadang Hawari, yang menyatakan bahwa ancaman dan dan bahaya pemakaian narkotika secara terus menerus dan tidak terawasi dan jika tidak segera dilakukan pengobatan serta pencegahan akan menimbulkan efek ketergantungan baik pisik maupun psikhis yang sangat kuat terhadap pemakainya. 61 secara sederhana dapat disebutkan bahwa penyalahgunaan narkotika adalah pola penggunaan narkotika mengakibatkan hambatan dalam fungsi sosial. 61 Dadang Hawari 1991 Penyalahgunaan Narkotika dan Zat Adiktif, Balai penerbit FKUI, Jakarta, hal 15-28 Universitas sumatera utara Hambatan fungsi sosial dapat berupa kegagalan untuk memenuhi tugasnya baik keluarga atau teman-temannya akibat perilaku yang tidak wajar dan ekspresi perasaan agresif yang tidak wajar, dapat pula membawa akibat hukum karena kecelakaan lalu lintas akibat mabuk atau tindak kriminal demi mendapatkan uang untuk membeli narkotika. 62 1. Faktor internal pelaku secara keseluruhan faktor-faktor yang mempengaruhi maraknya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, yaitu: Ada berbagai macam penyebab kejiwaan yang dapat mendorong seseorang terjerumus ke dalam tindak pidana narkotika, penyebab internal itu antara lain sebagai berikut. a. Perasaan Egois Merupakan sifat yang dimiliki oleh setiap orang. Sifat ini seringkali mendominir perilaku seseorang secara tanpa sadar, demikian juga bagi orang yang berhubungan dengan narkotikapara pengguna dan pengedar narkotika. Pada suatu ketika rasa egoisnya dapat mendorong untuk memiliki dan atau menikmati secara penuh apa yang mungkin dapat dihasilkan dari narkotika. b. Kehendak Ingin Bebas Sifat ini adalah juga merupakan suatu sifat dasar yang dimiliki manusia. Sementara dalam tata pergaulan masyarakat banyak, norma-norma yang membatasi kehendak bebas tersebut. kehendak ingin bebas ini muncul dan terwujud kedalam perilaku setiap kali seseorang diimpit beban pemikiran maupun perasaan. Dalam hal ini, seseorang yang sedang dalam himpitan tersebut 62 Romli Atmasasmita, Problem Kenakalan Anak-anak Remaja, Armico, Bandung, 1983, hal 6 Universitas sumatera utara melakukan interaksi dengan orang lain sehubungan dengan narkotika, maka dengan sangat mudah orang tersebut akan terjerumus pada tindak pidana narkotika. c. Kegoncangan Jiwa Hal ini pada umumnya terjadi karena salah satu sebab yang secara kejiwaan hal tersebut tidak mampu dihadapidiatasinya. Dalam keadaan jiwa yang labil, apabila ada pihak-pihak yang berkomunikasi dengannya mengenai narkotika maka ia akan dengan mudah terlibat tindak pidana narkotika. d. Rasa Keingintahuan Perasaan ini pada umumnya lebih dominan pada manusia yang usianya masih muda, perasaan ingin ini tidak hanya terbatas pada hal-hal yang positif, tetapi juga kepada hal-hal yang negatif. 2. Faktor eksternal pelaku Faktor-faktor yang dating dari luar ini banyak sekali, diantaranya yang paling penting adalah berikut ini : a. Keadaan Ekonomi Keadaan ekonomi pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 2 dua yaitu keadaan ekonomi yang baik dan keadaan ekonomi yang kurang atau miskin. Pada keadaan ekonomi yang baik maka orang-orang dapat mencapai atau memenuhi kebutuhannya dengan mudah. Demikian pula sebaliknya, apabila keadaan ekonomi kurang baik maka pemenuhan kebutuhan sangat sulit adanya, karena itu orang-orang akan berusaha untuk dapat keluar dari himpitan ekonomi tersebut. Dalam hubungannya dengan narkotika, bagi orang-orang yang tergolong dalam kelompok ekonomi yang baik dapat mempercepat keinginan-keinginan Universitas sumatera utara untuk mengetahui, menikmati, dan sebagainya tentang narkotika. Sedangkan bagi yang keadaan ekonominya sulit dapat juga melakukan hal tersebut, tetapi kemungkinannya lebih kecil dari pada mereka yang ekonominya cukup. b. PergaulanLingkungan Pergaulan ini pada pokoknya terdiri dari pergaulanlingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah atau tempat kerja dan lingkungan pergaulan lainnya. Ketiga lingkungan tersebut dapat memberikan pengaruh yang negative terhadap seseorang, artinya akibat yang ditimbulkan oleh interaksi dengan lingkungan tersebut seseorang dapat melakukan perbuatan yang baik dan dapat pula sebaliknya. c. Kemudahan Kemudahan disini dimaksudkan dengan semakin banyak nya beredar jenis-jenis narkotika di pasar gelap maka akan semakin besarlah peluang terjadinya tindak pidana narkotika. d. Kurangnya Pengawasan Pengawasan disini dimaksudkan adalah pengendalian terhadap persediaan narkotika, penggunaan, dan peredarannya. Jadi tidak hanya mencakup pengawasan yang dilakukan pemerintah, tetapi juga pengawasan oleh masyarakat. Pemerintah memegang peranan penting membatasi mata rantai peredaran, produksi, dan pemakaian narkotika. Di sisi lain, keluarga merupakan inti dari masyarakat seyogyanya dapat melakukan pengawasan intensif terhadap anggota keluarganya. e. Ketidaksenangan dengan Keadaan Sosial Universitas sumatera utara Bagi seseorang yang terhimpit oleh keadaan social maka narkotika dapat menjadikan sarana untuk melepaskan diri dari himpitan tersebut, meskipun sifatnya hanya sementara. Tapi bagi orang-orang tertentu yang memiliki wawasan, uang, dan sebagainya, tidak saja dapat menggunakan narkotika sebagai alat melepaskan diri himpitan keadaan sosial, tetapi lebih jauh dapat dijadikan alat bagi pencapaian tujuan-tujuan tertentu. Kedua faktor tersebut diatas tidak selalu berjalan sendiri-sendiri dalam suatu peristiwa pidana narkotika, tetapi dapat juga merupakan kejadian yang disebabkan karena kedua faktor tersebut saling mempengaruhi secara bersama. 63 A. Terhadap Diri Pemakai peredaran dan penyalahgunaan tersebut dapat menimbulkan suatu bahaya dari pemakai narkoba itu sendiri, bahaya yang dapat di timbulkan dari pemakaian dan penggunaan narkoba yaitu : 1. Mampu merubah kepribadian si korban. 2. Menimbulkan sifat masa bodoh sekalipun terhadap dirinya sendiri. 3. Semangat bekerja menjadi demikian menurun dan suatu ketika bisa saja si korban bersikap seperti orang gila. 4. Tidak lagi ragu untuk melanggar norma-norma masyarakat, hukum, agama. 5. Tidak segan-segan menyiksa diri. B. Terhadap Keluarga 1. Tidak lagi menjaga sopan santun dirumah, melawan kepada orangtau dan 63 Moh. Taufik Makarao, Ibid., hal. 53-56 Universitas sumatera utara tidak segan-segan untuk melakukan Kekerasan bilamana maksud keinginannya tidak terpenuhi. 2. Kurang menghargai harta milik yg ada dirumah. 3. Mencemarkan nama keluarga karena ulah perbuatannya. 4. Menghabiskan biaya yang cukup besar untuk perawatan dan pemulihannya. C. Terhadap Lingkungan Masyarakat 1. Tidak segan-segan melakukan tindak pidana. 2. Menganggu ketertiban umum 3. Menimbulkan bahaya bagi ketentraman dan keselamatan umum dan tidak merasa menyesal apabila melakukan kesalahan. D. Terhadap Bangsa dan Negara 1. Rusaknya generasi muda pewaris bangsa yang seyogyanya siap untuk menerima tongkat estapet sebagai generasi penerus. 2. Hilangnya rasa patriotisme cinta dan bangga terhadap bangsa dan negara Indonesia, yang pada gilirannya akan memudahkan pihak-pihak lain mempengaruhinya untuk menghancurkan bangsa dan negara 64 Deli Serdang merupakan daerah strategis dan rawan tindak kriminal, serta kejahatan peredaran bahkan produksi narkoba. Keberadaan polres Deli Serdang sebagai peyangga Poldasu Khususnya Polresta Medan menuntut kinerja jajaran personel untuk giat meningkatkan kinerja, guna menghempang tindak kriminalitas beraksi di wilayah hukum polres itu. 64 Bahan Penyuluhan Narkoba Sat.Narkoba Polres Deli Serdang Universitas sumatera utara Demikian halnya yang disampaikan Kepala Kepolisian Resor Kapolres Deli Serdang AKBP M.Edi Faryadi SH, SIK, MH saat melantik dan serah terima jabatan empat perwira di lingkungan kerja polres. Strategis dan rawannya keberadaan Deli Serdang dari tindak kriminalitas menuntut kesungguhan personel di jajaran wilayah hukum polres deli serdang. Sebab tatkala Polresta Medan yang berbatasan langsung dengan wilayah hukum polres deli serdang, giat menekan tindak kejahatan di wilayahnya, tentu akan berimbas ke daerah itu. Seperti teori balon, apabila di semua titik tertentu ditekan, maka akan berpindah ke titik lain. Artinya apabila Polresta Medan bekerja dengan giat, imbasnya akan berdampak terhadap Polres Deliserdang, kejahatan akan berpindah ke polres Deliserdang. Guna mengantisipasi itu, kesungguhan kinerja personel jajaran polisi di Polres Deliserdang harus digiatkan dan tingkatkan agar semua pelaku tindak kriminalitas terkepung, dan tidak dapat melancarkan aksi kejahatan mereka. Kepada seluruh personel, Kapolres menginstruksikan agar menjalankan tugas dan fungsi sebagai anggota polri, dan menjalankan amanah Undang-Undang selaku penegak hukum 65 Peran dan fungsi polri dalam pencegahan narkoba tidak hanya dititik beratkan kepada penegakan hukum tetapi juga kepada pencegahan penyalahgunaan narkoba. Pencegahan penyalahgunaan narkoba adalah seluruh usaha yang ditujukan untuk mengurangi permintaan dan kebutuhan gelap narkoba. Berdasarkan prinsip dasar ekonomi tentang permintaan demand dan persediaan supply, selama permintaan itu masih ada, maka persediaan akan selalu ada, dan 65 Koran Analisa, Deliserdang Rawan Kriminalitas dan Narkoba., terbitan tanggal 7 november 2014 Universitas sumatera utara apabila permintaan itu berhenti atau berkurang, persediaan akan berkurang, dan termasuk juga pasarnya. Dalam konsep penegakan hukum oleh polri tentunya tidak terlepas dari terwujudnya keamanan dan ketertiban masyarakat. Dalam hal penegakan hukum tidak terlepas dari kegiatan penyelidikan dan penyidikan kasus narkoba. Seperti diketahui kasus narkoba merupakan kasus yang khas dimana kasus narkoba merupakan kasus yang tidak ada laporan polisi, hanya berdasarkan informasi maupun laporan masyarakat yang ditindak lanjuti oleh polri. Beratnya tanggung jawab polri dalam menegakkan hukum, hal ini dikarenakan di satu sisi polri harus menjungjung asas legalitas sebagai aktualisasi paradigm penegakan supremasi hukum sesuai yang diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan. Namun tindakan pencegahan terhadap penyalahgunaan narkotika harus tetap dilaksanakan melalui pola-pola demi terwujudnya keamanan dan ketertiban masyarakat. Dengan demikian sangatlah jelas bahwa penegakan hukum merupakan salah satu bagian dari tugas tersebut. penjelasan tersebut juga menegaskan kembali apa yang sebenarnya yang menjadi tugas kepolisian, yaitu tugas preventif atau melakukan pencegahan terhadap pelanggaran dan kejahatan atau juga memelihara ketertiban order maintenance dan tugas represif yaitu melakukan penegakan hukum law enforcement. 66

1. Preventif