Obat Tradisional Jamu Pahitan Brotowali

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Obat Tradisional

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 007 tahun 2012 tentang Registrasi Obat Tradisional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian galenik atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Jamu merupakan obat tradisional yang dapat disajikan dalam bentuk serbuk, seduhan, pil atau cairan. Jamu dalam bentuk cairan terbagi menjadi 2 macam yaitu cairan obat luar dan cairan obat dalam. Cairan obat luar merupakan sediaan Obat Tradisional berupa minyak, larutan, suspensi atau emulsi, terbuat dari Simplisia danatau Ekstrak dan digunakan sebagai obat luar. Sedangkan cairan obat dalam merupakan sediaan obat tradisional berupa minyak, larutan, suspensi atau emulsi, terbuat dari serbuk simplisia danatau ekstrak dan digunakan sebagai obat dalam BPOM, 2014. Jamu merupakan salah satu produk obat tradisional yang terdaftar di Badan POM RI namun tidak diharuskan memiliki ijin edar. Khasiat dan keamanan jamu terbukti berdasarkan penggunaan empiris secara turun-temurun. Penjaminan mutu dan keamanan dapat dilakukan dalam proses pembuatan obat tradisional, dimulai dari pemilihan dan penggunaan bahan baku, proses produksi hingga produk didistribusikan kepada masyarakat Warsito,2011.

B. Jamu Pahitan Brotowali

Jamu pahitan brotowali merupakan salah satu jamu yang paling banyak diminati masyarakat. Pembuatan jamu pahitan brotowali dilakukan dengan cara merebus simplisia atau bagian tanaman brotowali yang masih segar. Jamu Pahitan brotowali mengandung senyawa aktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Masyarakat mengonsumsi jamu pahitan brotowali untuk mencegah dan menyembuhkan gejala penyakit yang dirasakan. Brotowali tidak hanya dikenal sebagai obat tradisional di Indonesia tetapi juga di Cina, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan India. Khasiat yang dimiliki tanaman brotowali yaitu sebagai penurun panas, penghilang rasa sakit, mengobati kudis, mengobati luka, penyakit kuning, rematik, anti malaria, anti diabetes, dan lain sebagainya Koay, 2013. Brotowali merupakan tumbuhan liar yang berasal dari daerah tropis dan dapat ditemui hampir di seluruh wilayah Indonesia, terutama Jawa, Bali, dan Ambon. Biasanya, brotowali tumbuh di hutan, ladang atau di halaman rumah. Brotowali merupakan tumbuhan perdu yang memanjat dengan tinggi batang mencapai 2,5 meter. Tanaman brotowali mempunyai batang berukuran sebesar jari kelingking dan berbintil-bintil rapat dengan daun tunggal, bertangkai, berbentuk seperti jantung atau agak bulat telur dan berujung lancip. Tanaman ini memiliki panjang daun 7-12 cm dan lebar 5-10 cm. bunganya berukuran kecil- kecil, berwarna hijau muda dan berbentuk tandan semu Utami, 2003. Brotowali termasuk salah satu famili Menispermaceae dengan nama latin Tinospora crispa [L.] Miers. Tanaman ini memiliki berbagai nama daerah seperti andawali, antawali, bratawali, putrawali atau daun gadel. Semua bagian tumbuhan brotowali dapat digunakan sebagai obat tradisional tetapi yang paling memiliki manfaat paling besar adalah bagian batang. Kandungan kimiawi yang terkandung dalam brotowali adalah zat pahit pikroretin pada batang, alkaloida berberina yang terdapat pada akar dan batang, kolumbina terdapat pada akar, palmatina terdapat pada batang, glikosida berupa pikroretosida yang terdapat pada batang daun, saponin yang terdapat pada batang dan daun, tanin yang terdapat pada batang dan daun serta amilum yang terdapat pada batang Santa, 1998.

C. Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik