3. Hamel dan Prahalad 1995 menyatakan strategi adalah tindakan yang bersifat incremental bersifat meningkat, terus-menerus, dan dilakukan
berdasarkan sudat pandang, tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi hampir
selalu dimulai dari ‘apa yang dapat terjadi’, bukan dimulai dari ‘apa yang terjadi’.
2.3 Landasan Teori
Dalam menganalisis pengembangan gamelan jegog sebagai daya tarik wisata di Kelurahan Sangkaragung Kabupaten Jembrana terdapat beberapa teori
yang digunakan sebagai landasan dalam penentuan strategi pengembangan yang sesuai. Berikut ini akan dikemukakan teori-teori yang memiliki relevansi dalam
penelitian ini.
2.3.1 Teori Partisipasi
Keberhasilan pengembangan sebuah daya tarik wisata sangat tergantung dari berbagai faktor. Salah satunya adalah adanya dukungan atau partisipasi
masyarakat lokal dimana daya tarik wisata tersebut dikembangkan. Keterlibatan masyarakat lokal dalam konteks ini mengandung pengertian bahwa
pengembangan sebuah daya tarik wisata dari, oleh, dan untuk masyarakat. Partisipasi sebagai proses aktif mengandung arti orang atau kelompok
yang terkait, mengambil inisiatif, dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan suatu hal. Mardikanto 2003:237 menyatakan bahwa partisipasi
merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi dan komunikasi yang berkaitan dengan pembagian kewenangan. tanggung jawab, dan manfaat.
Pitana 2002:56 mendefinisikan partisipasi tidak hanya kontribusi tenaga, waktu, dan materi Lokal secara cuma-cuma, untuk mendukung berbagai program
dan proyek pembangunan, melainkan keterlibatan secara aktif dalam setiap proses. Peran aktif yang dimaksudkan mulai dari perencanaan, penentuan
rancangan, pelaksanaan sampai dengan pengawasan, dan penikmatan hasil bagi masyarakat lokal sebagai pelaku pariwisata. Partisipasi dari masyarakat lokal
digambarkan sebagai peluang masyarakat untuk berpartisipasi secara efektif dalam kegiatan pembangunan. Hal ini berarti memberi wewenang pada
masyarakat untuk memobilisasi kemampuan, mengelola sumber daya, membuat keputusan, dan melakukan kontrol terhadap kegiatan yang mempengaruhi
hidupnya. Pendekatan partisipatif adalah semua metode yang dapat mendorong
seseorang atau sekelompok orang untuk aktif dan berkontribusi dengan adil terhadap kemampuan dalam pengembangan masyarakat. Pendekatan ini
melibatkan masyarakat dalam proses pengembangan dirinya, agar masyarakat lebih memahami apa yang harus dilakukan dan kemampuan apa yang dimiliki.
Partisipasi masyarakat lokal mutlak diperlukan dalam rangka menentukan arah pengembangan sebuah daerah tujuan wisata, membantu memberdayakan
sumber daya masyarakat, dengan memberikan pekerjaan atau lapangan kerja, dan sebagai lembaga kontrol terhadap eksploitasi sumber daya alam dan budaya
masyarakat lokal secara berlebihan. Menurut Apsari 2005, konsep partisipasi dalam pengelolaan
berkelanjutan, masyarakat
dilibatkan dalam
pemenuhan kebutuhannya.
Pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan untuk pariwisata harus dapat memberikan keuntungan kepada masyarakat setempat dalam bentuk: 1.
peningkatan kesempatan kerja; 2. diversifikasi kegiatan ekonomi masyarakat setempat; 3. meningkatkan pasar untuk produk-produk mereka; dan 4.
memperbaiki infrastruktur. Pretty’s Typology of Participation Scheyvens dalam Kusuma Dewi
2012:25 secara umum mengemukakan tentang dua jenis partisipasi antara lain sebagai berikut.
1. Partisipasi Pasif passive participation. Masayarakat dilibatkan dalam tindakan yang telah dipikirkan, dirancang, dan dikontrol oleh orang lain atau
pihak lain. Apabila dikaitkan dengan masyarakat dalam aspek pariwisata, partisipasi ini ditandai dengan minimnya keterlibatan masyarakat dalam
proses kegiatan pariwisata di daerah pembangunan pariwisata, serta kurangnya kontrol masyarakat atas perkembangan pariwiwisata di daerah
tersebut. Keterlibatan masyarakat terbatas hanya sebagai pelaku kegiatan pariwisata, bukan sebagai perancang dan pengawas atau pengontrol.
2. Partisipasi aktif active participation yaitu proses pembentukan kekuatan untuk keluar dari pemasalahan yang dihadapi dengan melakukan suatu
perencanaan, pengelolaan, sampai pada tahap pengawasan. Dalam aspek pariwisata, ditunjukkan dengan mudahnya masyarakat lokal mendapat
informasi tentang pembangunan pariwisata di daerahnya, dilibatkan dalam perencanaan
dan pengelolaan
pembangunan pariwisata,
dengan memperhatikan sumber daya yang mereka miliki.
Teori partisipasi digunakan untuk membedah rumusan masalah nomor dua, mengenai partisipasi stakeholders dalam pengembangan gamelan jegog
sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Jembrana. Melalui teori partisipasi, penelitian ini dapat menjelaskan peran
Pemerintah Kabupaten Jembrana dan partisipasi masyarakat Kelurahan Sangkaragung. Fungsi manajemen yang telah dilakukan, mulai dari tahap
perencanaan sampai dengan tahap pengevaluasian. Oleh karena itu penelitian ini dapat menemukan jenis peran pemerintah dan partisipasi masyarakat dalam
pengembangan gamelan jegog sebagai daya tarik wisata.
2.3.2 Teori Perencanaan