171
l
Untuk terjadi saat bulan purnama ke bulan purnama berikutnya atau dari bulan baru
ke bulan baru berikutnya dibutuhkan waktu 29,53 hari. Waktu ini disebut juga sebagai 1
bulan sinodis.
Gaya Gravitasi Newton menyampaikan bahwa antara dua benda
yang massanya masing-masing m dan M akan terjadi gaya tarik-menarik yang disebut gaya
gravitasi. Besarnya gaya gravitasi ini dapat dicari dengan persamaan berikut.
2
mM F
G r
=
Keterangan: F = gaya tarik-menarikgaya gravitasi N,
G = tetapan gravitasi = 6.67
×
10
–11
Nm²kg², M = massa benda pertama kg,
m = massa benda kedua kg, r
= jarak antara kedua benda m.
C. HUKUM PERGERAKAN PLANET–PLANET
1. Nicolaus Copernicus
Menyatakan bahwa Matahari adalah pusat tata surya teori heliosentris. Anggota-ang-
gota tata surya yang lain beredar mengel- ilingi Matahari.
2. Hukum I Kepler
“Orbit setiap planet berbentuk elips dan Ma- tahari terletak pada salah satu fokusnya.”
matahari titik
aphelium titik
perihelium
3. Hukum II Kepler
“Dalam jangka waktu yang sama garis yang menghubungkan planet dengan Matahari se-
lama revolusi tersebut akan melewati bidang yang luasnya sama.”
matahari M A
B C
D
Jika panjang busur CD = AB, maka luas jur- ing MCD = luas juring MAB.
4. Hukum III Kepler
“Kuadrat kala revolusi planet-planet ber- banding lurus dengan pangkat tiga jarak rata-
ratanya dari Matahari.” Secara matematis dapat ditulis:
2 2
3 3
1 2
1 2
P : P a : a
=
matahari M planet 1
planet 2
R
1
R
2
Keterangan: P
1
= Kala revolusi planet pertama P
2
= Kala revolusi planet kedua a
1
= Jarak antara Matahari dengan planet pertama a
2
= Jarak antara Matahari dengan planet kedua
Di unduh dari : Bukupaket.com
172
D. MATAHARI
l
Matahari adalah bintang.
l
Jarak Bumi-Matahari, bagi ukuran jagat raya sangat dekat, yaitu sekitar 150.000.000 km
= 1 satuan astronomi = 1 SA.
l
Jarak antarbintang di jagat raya diukur den- gan satuan tahun cahaya.
l
1 tahun cahaya = 10
13
km.
Energi di Matahari Hal yang memungkinkan terbentuknya energi di
matahari yang luar biasa adalah proses reaksi nuklir fusi nuklir. Menurut Albert Einstein, be-
sarnya energi yang timbul pada reaksi nuklir di Matahari dapat dihitung dengan per-samaan:
E = mc² Keterangan:
E = energi yang timbul, m = massa yang berubah menjadi energi,
c = cepat rambat cahaya di ruang hampa 3
×
10
8
ms,
Lapisan-lapisan Matahari
korona kromosfer
permukaan yang terlihat
daerah radiatif inti
daerah konveksi lidah api
1. Inti Matahari
Inti Matahari merupakan bagian yang selalu bergerak. Pada inti Matahari terjadi reaksi
termonuklir yang
menghasilkan energi
yang besar. Suhu yang ada di inti Matahari mencapai 13.600.000° C.
2. Fotosfer lapisan cahaya
Fotosfer adalah lapisan cahaya yang sangat terang, putih dan menyilaukan mata. Tebal-
nya sekitar 320 km dengan suhu mencapai 6.000° C.
3. Kromosfer
Kromosfer disebut juga atmosfer Matahari. Tebalnya mencapai 2.400 km. Suhunya
4.000° C, namun bagian luarnya bisa menca- pai 10.000° C.
4. Korona
Korona adalah lapisan atmosfer luar Mataha- ri yang berbentuk mahkota.
E. BUMI DAN PERILAKUNYA
1. Akibat Rotasi Bumi
a. Bumi menggembung di khatulistiwa dan pepat di kedua kutubnya.
b. Terjadinya pergantian siang dan malam. c. Terjadinya perbedaan suhu.
d. Gerak semu harian Matahari dan benda- benda langit yang lain.
e. Adanya perubahan arah angin.
2. Akibat Revolusi Bumi