Agregat Halus Jenis Agregat

2.2.2.2.1 Agregat Halus

Agregat halus pasir adalah bahan yang berbahan mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran beton yang memiliki ukuran butiran kurang dari 5 mm atau lolos saringan No.4 dan tertahan pada saringan No.200. Agregat halus pasir berasal dari hasil disintegrasi alami dari batuan alam atau pasir buatan yang dihasilkan dari alat pemecah batu stone crusher. Agregat halus yang akan digunakan harus memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan oleh ASTM American Society for Testing and Material . Jika seluruh spesifikasi yang ada telah terpenuhi maka barulah dapat dikatakan agregat tersebut bermutu baik. Adapun spesifikasi tersebut adalah :

a. Susunan Butiran Gradasi

Modulus kehalusan Fineness Modulus , menurut hasil penelitian menunjukan bahwa agregat halus pasir dengan modulus kehalusan 2,5 s d 3,0 pada umumnya akan menghasilkan beton mutu tinggi dengan f.a.s yang rendah yang mempunyai kuat tekan dan workability yang relatif tinggi. Agregat halus yang digunakan harus mempunyai gradasi yang baik, karena akan berfungsi untuk mengisi ruang-ruang kosong yang tidak dapat diisi oleh material lain sehingga menghasilkan beton yang padat disamping untuk mengurangi penyusutan. Analisa saringan akan menunjukkan kategori jenis dari agregat halus tersebut. Melalui analisa saringan maka akan diperoleh angka Fineness Modulus. Melalui Fineness Modulus ini dapat digolongkan 3 jenis pasir yaitu : Universitas sumatera utara  Pasir Kasar : 2.9 FM 3.2  Pasir Sedang : 2.6 FM 2.9  Pasir Halus : 2.2 FM 2.6 Selain itu ada juga batasan gradasi untuk agregat halus, sesuai dengan ASTM C 33 – 74a. Batasan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Ukuran Saringan ASTM Persentase berat yang lolos pada tiap saringan 9.5 mm saringan 38 in 100 4.76 mm saringan No. 4 95 – 100 2.36 mm saringan No.8 80 – 100 1.19 mm saringan No.16 50 – 85 0.595 mm saringan No.30 25 – 60 0.300 mm saringan No.50 10 – 30 0.150 mm saringan No.100 2 - 10 Tabel 2.2. Batasan Gradasi untuk Agregat Halus b. Kadar Lumpur atau bagian yang lebih kecil dari 75 mikron ayakan No.200 , tidak boleh melebihi 5 terhadap berat kering . Apabila kadar lumpur melampaui 5 maka agragat harus dicuci. c. Kadar liat tidak boleh melebihi 1 terhadap berat kering d. Agregat halus harus bebas dari pengotoran zat organik yang akan merugikan beton, atau kadar organik jika diuji di laboratorium tidak menghasilkan warna yang lebih tua dari standar percobaan Abrams – Harder dengan batas standarnya pada acuan No 3. e. Agregat halus yang digunakan untuk pembuatan beton dan akan mengalami basah dan lembab terus menerus atau yang berhubungan dengan Universitas sumatera utara tanah basah, tidak boleh mengandung bahan yang bersifat reaktif terhadap alkali dalam semen, yang jumlahnya cukup dapat menimbulkan pemuaian yang berlebihan di dalam mortar atau beton dengan semen kadar alkalinyatidak lebih dari 0,60 atau dengan penambahan yang bahannya dapat mencegah pemuaian. f. Sifat kekal keawetan diuji dengan larutan garam sulfat :  Jika dipakai Natrium – Sulfat, bagian yang hancur maksimum 10 .  Jika dipakai Magnesium – Sulfat, bagian yang hancur maksimum 15 . g. Kandungan silika SiO 2 berkisar antara 85 – 95 . Adapun metode untuk membersihkan agregat halus adalah dengan mencuci pasir dengan air keran PDAM di atas ayakan no. 200 hingga air yang lolos ayakan no. 200 tampak bersih secara visual. Pada penelitian kali ini, digunakan pasir biasa pasir sungai dan pasir Pantai Cermin sebagai agregat halus beton. Distribusi butiran pasir pantai lebih seragam bila dibandingkan dengan pasir biasa. Hal ini berpotensi menyebabkan rongga udara yang lebih banyak di dalam beton distribusi butiran gradasi pasir dapat dilihat di Lampiran A . Berdasarkan hasil penelitian kandungan agregat halus di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam MIPA Universitas sumatera utara Universitas Sumatera Utara, kandungan pasir biasa pasir sungai dan pasir Pantai Cermin adalah sebagai berikut : No. Parameter Metode Sampel Satuan Pasir Biasa Pasir Pantai 1 Ca Titrimetri 0,04 0,13 2 Mg Titrimetri 0,02 0,12 3 Cl - Titrimetri 1,15 0,94 4 Besi Spektrofotometri 22,02 1,50 5 SiO 2 Titrimetri 87,04 90,56 Tabel 2.3. Daftar Kandungan Zat Kimia pada Sampel Pasir Pantai dan Sampel Pasir Biasa 2.2.2.2.2 Agregat Kasar Agregat harus mempunyai gradasi yang baik, artinya harus terdiri dari butiran yang besarnya variatif, sehingga dapat mengisi rongga - rongga akibat ukuran yang besar, sehingga akan mengurangi penggunaan semen. Agregat kasar yang digunakan pada campuran beton harus memenuhi persyaratan - persyaratan sebagai berikut : 1. Gradasi butiran Agregat kasar harus mempunyai susunan butiran dalam batas - batas seperti yang terlihat pada tabel 2.4. Universitas sumatera utara Ukuran Lubang Ayakan mm Persentase Lolos Kumulatif 50,00 38,10 100 95 – 100 19,10 35 – 70 9,52 10 – 30 4,75 0 – 5 Tabel 2.4. Susunan Besar Butiran Agregat Kasar ASTM, 1991 2. Agregat kasar yang digunakan untuk pembuatan beton dan akan mengalami basah dan lembab terus menerus atau yang akan berhubungan dengan tanah basah, tidak boleh mengandung bahan yang reaktif terhadap alkali dalam semen, yang jumlahnya cukup dapat menimbulkan pemuaian yang berlebihan di dalam mortar atau beton. Agregat yang reaktif terhadap alkali dapat dipakai untuk pembuatan beton dengan semen yang kadar alkalinya tidak lebih banyak dari 0,06 atau dengan penambahan bahan yang dapat mencegah terjadinya pemuaian. 3. Agregat kasar harus terdiri dari butiran–butiran granule yang keras dan tidak berpori atau tidak akan pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca seperti terik matahari ataupun pengaruh hujan. Sifat tidak berpori, untuk menghasilkanbeton yang tidak mudah tembus oleh air. 4. Kadar lumpur atau bagian yang lebih kecil dari 75 mikron ayakan no.200, tidak boleh melebihi 1 terhadap berat kering. Apabila kadar lumpur melebihi 1 maka agregat harus dicuci. Universitas sumatera utara 5. Kekerasan butiran agregat diperiksa dengan bejana Rudelloffdengan beban penguji 20 ton dimana harus dipenuhi syarat berikut:  Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 - 19,1 mm lebih dari 24 berat.  Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19,1 - 30 mm lebih dari 22 berat. 6. Tingkat kekerasan butiran agregat kasar jika diperiksa dengan mesin Los Angeles dimana tingkat kehilangan berat lebih kecil dari 50. 7. Agregat mempunyai bentuk yang tajam. Dengan bentuk yang tajam makatimbul gesekan yang lebih besar pula yang menyebabkan ikatan yang lebihbaik, selain itu dengan bentuk tajam akan memerlukan pasta semen maka akan mengikat agregat dengan lebih baik. Agregat kasar batu kerikil yang dipakai untuk campuran beton dalam pengujian ini diperoleh dari quarryPatumbak, Deli Serdang. Pemeriksaan yang dilakukan pada agregat kasar meliputi :  Analisa ayakan batu kerikil agregat kasar ,  Pemeriksaan berat isi batu kerikil agregat kasar ,  Pemeriksaan kadar lumpur pencucian lewat ayakan no.200,  Pemeriksaan berat jenis dan absorbsi batu kerikil.

2.2.3 Air