Faktor Air – Semen Pengaruh Porositas Faktor – Faktor Intrinsik

2.4.2.Kuat Lentur Kekuatan lentur merupakan kuat tarik beton tak langsung dalam keadaan lentur akibat momen flexure . Dari pengujian kuat lentur dapat diketahui pola retak dan lendutan yang terjadi pada balok yang memikul beban lentur. Kuat lentur beton juga dapat menunjukkan tingkat daktilitas beton. Menurut pasal 11.5 SNI-03-2847 2002 nilai kuat lentur beton bila dihubungkan dengan kuat tekannya adalah fr = 0,7 f c Mpa. Faktor – faktor yang mempengaruhi kekuatan beton dari material penyusunnya ditentukan antara lain : 1. Faktor air – semen, 2. Porositas, 3. Faktor intrinsik lainnya.

2.4.3. Faktor Air – Semen

Air yang terlalu banyak akan menempati ruang dimana pada waktu beton sudah mengeras dan terjadi penguapan, ruang itu akan menjadi pori. Faktor air – semen dinyatakan dengan rumus : f’c = � � � � ⁄ .................................................................................................. 2.1 dimana : f’c = Kuat tekan beton pada umur tertentu, A = Konstanta empiris, Universitas sumatera utara B = Konstanta tergantung sifat semen, dan W c = Faktor air – semen.

2.4.4. Pengaruh Porositas

Kekuatan beton ditentukan oleh faktor ruang kosong semen. Ide ini adalah pada kasus di mana faktor air – semen tidak bisa diterapkan seperti : 1. Beton yang kurang pasta semen, 2. Beton yang kaku stiff dengan pemadatan yang tidak memadai, 3. Beton air – entrain yang kandungan udaranya tidak dapat ditentukan. Rasio ruang kosong semen = ��� +����� ������������������ .......................................... 2.2

2.4.5. Faktor – Faktor Intrinsik

Kekuatan beton bergantung pada : 1. Kekuatan agregat, khususnya agregat kasar, 2. Kekuatan pasta semen, 3. Kekuatan ikatan lekatan antara semen dengan agregat. Beton adalah material komposit : kekuatannya adalah fungsi dari kekuatan semen. Kekuatan agregat dan interaksi antara komponen – komponennya. Hubungan antara tegangan dan regangan dari 2 dua komponen utama cukup lurus, kecuali mungkin pada tingkat tegangan tinggi, namun modulus elastisitasnya berbeda. Akibatnya, respon yang berbeda terhadap beban Universitas sumatera utara mengakibatkan sifat inelastis sehingga kurva tegangan – regangan stress – strain tidak linier. Agregat Pasta semen Beton Strain Gambar 2.6. Kurva Stress - Strain Tipikal untuk Agregat, Pasta Semen Keras dan Beton Paul Nugraha, 2007 2.4.6. Modulus Elastisitas Ada 2 model kasus ekstrem pengaturan material komposit yang bermanfaat untuk menambah pengertian kita tentang parameter elastisitas beton, yaitu Model Paralel dan Model Seri. Model paralel adalah akibat tegangan dan regangan yang seragam uniform strain , memberikan penyelesaian batas atas upper bound . Ec = Ep . Vp + Ea . Va ................................................................................... 2.3 Model Seri yaitu material di bawah tegangan seragam uniform stress memberikan penyelesaian batas bawah lower bound . S tr es s Universitas sumatera utara 1 �� = �� �� + �� �� .................................................................................................... 2.4 di mana : Ec = Modulus elastisitas beton, Ep dan Ea = Modulus elastisitas pasta matriks dan agregat, Vp dan Va = Fraksi volume pasta dan agregat. Nilai Ec didapat dalam bentuk MPa, E = 4700 √�′�

2.4.7. Rasio Poisson