TUJUAN PENELITIAN MANFAAT PENELITIAN

12 efektif. Selain itu ia juga merasa puas dengan menjadi dirinya sendiri, tanpa ada keinginan untuk menjadi orang lain. Sartain dalam Handayani, 2000 mengatakan bahwa penerimaan diri adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya sebagaimana adanya dan untuk mengakui keberadaan dirinya secara obyektif. Individu yang menerima dirinya adalah individu yang menerima dan mengakui keadaan diri sebagaimana adanya. Hal ini tidak berarti bahwa seseorang menerima begitu saja kondisi dirinya tanpa usaha untuk mengembangkan lebih lanjut. Seseorang yang telah menerima dirinya, berarti orang tersebut mengenal dimana dan bagaimana dirinya “saat ini”, serta mempunyai keinginan untuk terus mengembangkan diri Handayani, 2000. Sulaeman 1995 mengemukakan bahwa seseorang yang menerima dirinya memiliki penghargaan yang tinggi tentang sumber-sumber yang ada pada dirinya digabung dengan penghargaan tentang kebergunaan dirinya, percaya akan norma-norma serta keyakinan-keyakinan sendiri dan juga mempunyai pandangan realistik tentang keterbatasan-keterbatasannya tanpa menimbulkan tindakan penolakan diri. Hal ini berarti bahwa penerimaan diri adalah individu yang menerima kehadiran dirinya mengenal dan menghargai potensi-potensi dirinya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerimaan diri adalah perwujudan dari rasa puas dan senang seseorang terhadap diri dan kemampuannya, serta dapat menerima diri apa adanya dengan segala 13 keterbatasan namun tetap menghargai potensi yang dimiliki dan ada usaha untuk mengembangkan potensi tersebut demi kelangsungan hidupnya.

2. Aspek-aspek penerimaan diri

Penerimaan diri memiliki beberapa aspek. Sheerer dalam Cronbach, 1963 menyebutkan bahwa aspek-aspek penerimaan diri meliputi: a. Kepercayaan atas kemampuannya untuk dapat menghadapi hidupnya. b. Menganggap dirinya sederajat dengan orang lain. c. Tidak menganggap dirinya sebagai orang hebat atau abnormal dan tidak mengharapkan bahwa orang lain mengucilkannya. d. Tidak malu atau serba takut dicela orang lain. e. Mempertanggung jawabkan perbuatannya. f. Mengikuti standar pola hidupnya dan tidak ikut-ikutan. g. Menerima pujian atau celaan secara objektif. h. Tidak menganiyaya diri sendiri mempermasalahkan keterbatasan atau mengingkari kelebihanya. i. Tidak menyangkal impuls atau emosinya atau merasa bersalah atas hal- hal tersebut. Selain itu menurut Jersild 1963 aspek-aspek penerimaan diri meliputi: a. Memiliki penghargaan yang realistis terhadap kelebihan-kelebihan dirinya. 14 b. Memiliki keyakinan akan standar-standar dan prinsip-prinsip dirinya tanpa harus diperbudak oleh opini-opini individu lain. c. Memiliki kemampuan untuk memandang dirinya secara realistis tanpa harus malu akan keadaanya. d. Mengenali kelebihan-kelebihan dirinya dan bebas memanfaatkanya. e. Mengenali kelemahan-kelemahanya tanpa harus menyalahkan diri. f. Memiliki spontanitas dan rasa tanggung jawab yang tinggi. g. Menerima potensi dirinya tanpa harus menyalahkan diri atas kondisi- kondisi yang berada di luar kontrol dirinya. h. Tidak melihat diri sebagai individu yang harus dikuasai rasa marah atau takut atau menjadi tidak berarti karena keinginan-keinginanya. i. Merasa berhak untuk memiliki ide-ide dan keinginan serta harapan tertentu serta tidak merasa iri akan kepuasan yang belum diraih. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek penerimaan diri meliputi: a. Individu mampu menerima kondisi diri, yaitu memiliki kemampuan untuk memandang dirinya dengan realistis tanpa harus menjadi malu dengan keadaanya, mampu menerima kelebihan serta kekurangan dirinya. b. Penghargaan terhadap diri sendiri, yaitu mempunyai penilaian realistis akan potensinya, mengenali kelebihan-kelebihan dirinya serta dapat memanfaatkannya. c. Kontrol diri yang baik, yaitu dapat menerima segala kondisi dirinya tanpa menyalahkan dirinya atas kondisi-kondisi yang berada di luar jangkauan