Subjek Dan Objek Penelitian
serta secara aktif dalam pekerjaan ilmiah untuk penulisan sejarah Hindia Belanda, serta mengawasi dan mengamankan peninggalan-
peninggalan orang Belanda. Pada tahun 1940-1942 pemerintah Hindia Belanda menerbitkan Arschief Ordonantie yang bertujuan menjamin
keselamatan arsip-arsip pemerintah Hindia Belanda, yang isinya antara
lain :
a. Semua arsip-arsip pemerintah adalah hak milik tunggal
pemerintah; b.
Batasan arsip baru adalah 40 tahun; c.
Arsip-arsip yang melampaui masa usia 40 tahun diperlakukan secara khusus menurut peraturan peraturan
tertentu diserahkan kepada Algemeen Landarchief di Batavia Jakarta.
2.
Kobunsjokan1942-1945
Masa pendudukan Jepang merupakan masa yang sepi dalam dunia kearsipan, karena pada masa itu hampir tidak mewariskan peninggalan
arsip.Oleh karena itu, Arsip Nasional RI tidak memiliki khasanah arsip pada masa pendudukan Jepang.Lembaga Kearsipan yang pada masa
Hindia Belanda bernama Landarchief, pada masa pendudukan Jepang berganti dengan istilah Kobunsjokan yang ditempatkan dibawah
Bunkyokyoku.Sebagaimana pegawai-pegawai
Belanda lainnya,
sebagian pegawai Landarchief pun dimasukkan kamp tawanan Jepang.Meskipun demikian, pada masa tersebut posisi Landarchief
sangat penting bagi orang-orang Belanda yang ingin mendapatkan keterangan asal-usul keturunannya.Keterangan dari arsip tersebut
diperlukan untuk membebaskan diri dari tawanan Jepang, jika mereka dapat menunjukkan bukti turunan orang Indonesia meski bukan dari
hasil pernikahan. 3.
Arsip Negeri1945-1947
Secara yuridis, keberadaan lembaga kearsipan Indonesia dimulai sejak diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus
1945.Akan tetapi tidak dipungkiri, bahwa keberadaan dan perkembangan Arsip Nasional RI merupakan hasil dari pengalaman
kegiatan dan organisasi kearsipan pada masa pemerintah Kolonial Belanda landarchief dan produk-produk kearsipannya. Setelah
kemerdekaan Republik Indonesia, lembaga kearsipan landarchief diambil oleh pemerintah RI dan ditempatkan dalam lingkungan
Kementerian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan, dan diberi nama Arsip Negeri. Keberadaan Arsip Negeri ini berlangsung sampai
pertengahan tahun 1947 ketika pemerintah NICA datang ke Indonesia.