Landsarchief1947-1949 Sejarah Lembaga

Sekretaris Negara Sudharmono, SH, cita-cita dalam memajukan Arsip Nasional tercapai dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1971, yang kemudian dikenal dengan Undang-undang tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan. Tiga tahun kemudian, berdasarkan Keputusan Presiden No.26 Tahun 1974 secara tegas menyatakan, bahwa Arsip Nasional diubah menjadi Arsip Nasional Republik Indonesia yang berkedudukan di Ibukota RI dan langsung bertanggungjawab kepada Presiden. Dengan keputusan tersebut, maka secara yuridis Arsip Nasional RI sah sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen. Kebijakan ke arah pemikiran untuk penyempurnaan tugas dan fungsi Arsip Nasional RI diwujudkan pada masa kepemimpinan Dr. Noerhadi Magetsari, yang menggantikan Dra.Soemartini sebagai kepala Arsip Nasional tahun 1991 hingga tahun 1998. Pada masa kepemimpinan beliau terjadi perubahan struktur organisasi yang baru dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden RI nomor 92 tahun 1993 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Arsip Nasional RI. Berdasarkan Keppres tersebut Arsip Nasional RI disingkat dengan ANRI.Perubahan yang cukup mencolok adalah pengembangan struktur organisasi dengan adanya Deputi Pembinaan dan Deputi Konservasi, Pembentukan Unit Pelaksana Teknis dan penggunaan istilah untuk Perwakilan Arsip Nasional RI di Daerah TK I menjadi Arsip Nasional Wilayah.Seiring dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pengembangan struktur organisasi tersebut, beliau juga mengembangkan SDM di bidang kearsipan; yakni merekrut pegawai baru sebagai arsiparis.Oleh karena itu, pada masa tersebut jumlah arsiparis di ANRI meningkat drastis.Puncaknya adalah tahun 1995- 1996, yaitu ketika jumlah arsiparis di ANRI Pusat mencapai 137 orang.Kepemimpinan Dr. Noerhadi Magetsarisebagai kepala Arsip NasionalRI berlangsung hingga tahun 1998.Penggantinya adalah Dr. Moekhlis Paeni mantan Deputi Konservasi ANRI dan mantan Kepala ANRI Wilayah Ujung Pandang. Pada masa kepemimpinan Dr. Moekhlis Paeni, beliau melanjutkan kebijakan kepemimpinan sebelumnya.Dalam rangka meningkatkan wujud sistem kearsipan nasional yang handal, beliau mencanangkan visi ANRI, yakni menjadikan arsip sebagai simpul pemersatu bangsa. Seiring dengan perkembangan politik dan pemerintahan di era reformasi, serta dalam rangka efektivitas dan efisiens, maka Presiden melalui Keputusan Presiden nomor 17 Tahun 2001 mengatur kedudukan, tugas dan fungsi, susunan organisasi dan tatakerja Lembaga Pemerintah Non Departeman. Sehubungan dengan hal tersebut, struktur organisasi ANRI pun disesuaikan dengan Keputusan Presiden tersebut. MelaluiKeputusan Presiden Nomor 74M2003 sejak dilantiknya Drs. Oman Syahroni, M.Si. Tanggal 3 Juni 2003, menggantikan Dr. Mukhlis Paeni, Arsip Nasional Republik Indonesia mengembangkan Program Sistem Pengelolaan Arsip Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi SiPATI Program tersebut adalah aplikasi pengelolaan arsip dinamis secara elektronik sesuai dengan trend perkembangan globalisasi informasi dimana hampir seluruh unit di kantor Pemerintah maupun Swasta telah menggunakan perangkat komputer. SiPATI ini telah diaplikasikan dibeberapa instansi Pemerintah Pusat. Pada tanggal 6 Juli 2004, Drs. Djoko Utomo, MA dilantik menjadi Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia berdasarkan Keputusan PresidenNomor87M2004, tanggal 21 Juni 2004. Dalam masa kepemimpinannya Djoko Utomo, sebagai Kepala ANRI yang dibesarkan di lingkungan ANRI berusaha mewujudkan Visi dan Misi ANRI dengan berbagai program yang benar-benar disesuaikan dengan perkembangan globalisasi dan kebutuhan yang ada di lingkungan ANRI. Gedung layanan Publik yang berada paling depan yang merupakan ujung tombak layanan masyarakat direnovasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan kenyamanan bagi pengunjung yang datang. Kerjasama Nasional dan Internasional digiatkan dalam rangka memajukan dunia kearsipan termasuk kerjasama dalam rangka pengiriman pegawai ANRI untuk belajar di luar negeri. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia SDM tidak hanya dilakukan di luar negeri saja, tetapi dilakukan juga di ANRI yaitu dengan memberikan kursus-kursus yang dapat meningkatkan pengetahuan pegawai sehinggabisa memberikan pengabdian terbaik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kepada masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsi ANRI. Pengolahan dan pemeliharaan arsip-arsip statis tetap dilaksanakan dan ditingkatkan sambil terus mendorong dilaksanakannya program- program lain seperti program Citra Daerah, Citra Nusantara maupun program lainnya seperti program Sistem Informasi Jaringan Kearsipan Nasional. Syiar lembaga ANRI dan kearsipan pun terus dilakukan terutama melalui media, baik cetak maupun elektronik. Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat mengetahui tugas dan fungsi ANRI yang pada akhirnya nanti akan menimbulkan kesadaran masyarakat untuk memelihara arsipnya.

B. Tugas Pokok Fungsi

1. TUGAS

Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kearsipan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. FUNGSI a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang kearsipan b. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas lembaga c. Fasilitas dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kearsipan d. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, kehumasan, hukum, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga, persandian, dan kearsipan

C. Kewenangan

a. Penyusunan rencana nasional secara makro dikearsipan b. Penetapan dan penyelenggaraan kearsipan nasional untuk mendukung pembangunan secara makro; c. Penetapan sistem informasi di bidang kearsipan d. Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu: Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu dibidang kearsipan, serta Penyelamatan dan pelestarian arsip serta pemanfaatan naskah sumber arsip.

D. Struktur Organisasi

Gambar4.1Bagan Struktur Organisasi ANRI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Macam-macam Dokumen yang diarsipkan

1. Dokumen Kenegaraan: Surat perjanjian kerjasama antar Negara, Undang-undang, dokumen administrasi kenegaraan keuangan, korespondensi, Film, Video, Foto. 2. Dokumen Pemerintah Daerah: Surat perjanjian kerjasama antar daerah, administrasi daerah. 3. Dokumen BUMNBUMS: Surat perjanjian kerjasama, administrasi BUMNBUMS Laporan Keuangan, dokumentasi setiap BUMNBUMS Foto, Film, Video, Rekaman suara. 4. Perseorangan: Surat kepemilikan harta, Surat Perjanjian Usaha, Surat Kerjasama. 41

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Sumber data diambil dari Laporan Pencapaian Kinerja tahun 2010 s.d 2014 serta Laporan Realisasi Anggaran tahun 2010 s.d 2014 Arsip Nasional Republik Indonesia. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara dengan kepala subbagian evaluasi dan pelaporan serta observasi secara langsung di Arsip Nasional Republik Indonesia. Berikut ini data mengenai mengenai LaporanPencapaian Kinerja tahun 2010 s.d 2014 yang diambil dari Arsip Nasional Republik Indonesia: Tabel 5.1 Laporan Pencapaian Kinerja tahun 2010 No. Program Indikator Kinerja Kegiatan Keterangan Target Rupiah Realisasi Rupiah 1. Program Penyeleng garaan Kearsipan Nasional Presentase rekomendasi hasil pengkajian dan pengembangan sistem kearsipan dinamis dan statis yang akan menjadi NSPK Input:dana Output:lapora n 1.514.372.000 8 Laporan Hasil kajian 1.398.250.880 8 Laporan Hasil Kajian 2. Jumlah Basis Data Penyelenggaraan JIKN Input: dana Output: LKD 181.874.000 33 LKD 178.295.950 33 LKD 3. Jumlah lembaga kearsipan daerah provinsi. Input : dana Output: LKD 905.400.000,- 12 LKD 857.158.400 12 LKD Tabel 5.1 Laporan Pencapaian Kinerja tahun 2010 lanjutan No. Program Indikator Kinerja Kegiatan Keterangan Target Rupiah Realisasi Rupiah 4. Jumlah instansi pusat yang sudah menerapkan SIKD- Input : dana Output:LKD 750.000.000 10LKD 722.347.950 10LKD 5. Mewujudkan usaha-usaha pembinaan kearsipan secara nasional di lingkungan lembaga aparatur negara jumlah lembagaunit kearsipan dan arsiparis yang terakreditasi dan disertifikasi Input : dana Output: Lembaga Orang 195.000.000 7 lembaga 40 orang 185.258.400 7lembaga 40 orang 6. Jumlah pedoman mekanisme kerja arsiparis Input : dana Output: Pedoman 49.516.000 1 pedoman 46.551.650 1 pedoman 7. Jumlah peserta bimbingan arsiparis dan tim penilai Input : dana Output: Lemb. Pemerintah Daerah 1.138.646.000 4 pusat 5 daerah 1.100.070.250 4 pusat 5 daerah 8. Jumlah provinsi yang mendapatkan kendaraan layanan masyarakat sadar arsip Input : dana Output: provkab kota 1.332.600.000 14 prov 2 kabkota 1.319.576.562 14 prov 2 kabkota 9. Jumlah instansi pusat dan daerah yang mendapatkan bimbingan dan konsultasi kearsipan Input : dana Output: Lembaga pemerintah daerah 497.760.000 11 pusat 18 daerah 489.937.925 11 pusat 18 daerah 10. Jumlah instansi pusat dan daerah yang mendapatkan supervisi kearsipan Input : dana Output: instansi 372.080.000 8 pusat 8 daerah 356.169.700 8 pusat 8 daerah 11. Jumlah instansi yang mendapat persetujuan Jadwal Retensi Arsip Input : dana Output:pusat daerah 109.455.000 25 pusatdaerah 97.290.000 11 pusatdaerah Tabel 5.1 Laporan Pencapaian Kinerja tahun 2010 lanjutan Sumber: data diolah No. Program Indikator Kinerja Kegiatan Keterangan Target Rupiah Realisasi Rupiah 12. Jumlah Penyelenggaraan Arsip Masuk Desa Input : dana Output:kab kota 905.400.000 22 kabkota 875.158.400 22 kabkota 13. Pengembangan Pegawai Input : dana Output:orang 1.530.000.000 100 pegawai 1.349.555.000 117 pegawai 14. Program Penyelengga- raan Kearsipan Nasional Jumlah rekomendasi penilaian yang ditindaklanjuti pengakuisisian dan pemusnahan arsip Input : dana Output: instansi 349.309.000 25 instansi 348.714.000 25 instansi 15. Jumlah daerah bencana arsip yang diselamatkan Input : dana Output: daerah 500.400.000 6 daerah 499.068.700 6 daerah 16. Jumlah daftar arsip pengolahan arsip konvensional Input : dana Output: daftar 828.263.000 13 daftar 827.503.850 22 daftar 17. Jumlah Arsip Rusak yang direstorasi Input : dana Output: lembar 1.159.451.000 3.300 lembar 1.158.831.100 3.300 lembar 18. Jumlah Penerbitan Naskah Sumber Arsip yang terbitkan Input : dana Output: Naskah 1.579.499.000 9 naskah 1.526.117.550 9 naskah