Modifikasi Pembelajaran Penjasorkes Modifikasi Kondisi Lingkungan Pembelajaran

2.5 Modifikasi

2.5.1 Modifikasi Pembelajaran Penjasorkes

Menurut Yoyo Bahagia dan Adang Suherman 2000:1 penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya mencerminkan kareteristik program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu “Develomentally Appropriate Pratice” DAP. Artinya tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Dengan tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik yang sedang belajar. Menurut Samsudin 2008:58 modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para guru agar proses pembelajaran dapat tercermin Develomentally Appropriate Pratice DAP. Artinya bahwa tugas ajar yang disampaikan harus memperhatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak, dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan tingkat kematangan anak didik yang diajarnya. Perkembangan atau kematangan dimaksud mencakup fisik, psikis maupun keterampilannya Lutan 1988 dalam Samsudin 2008:59 menyatakan modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan dengan tujuan : 1. Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran. 2. Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi. 3. Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar. Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan modifikasi dapat disgunakan sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran pendidikan jasmani, karena pendekatan mempertimbangkan tahap-tahap perkembangan dan karateristik anak. Sehingga anak akan merasa senang dan gembira.

2.5.2 Modifikasi Kondisi Lingkungan Pembelajaran

Menurut Yoyo Bahagia dan Adang Suherman 2007:8 modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan pembelajaran. Modifikasi pembelajaran ini dapat diklasifikasikan menjadi : 1. Peralatan Peralatan adalah sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh siswa untuk melakukan kegiatanaktivitas di atasnya, di bawahnya, di dalamdi antaranya. Misal : gawang, start block, mistar, bola, alat pemukul, dan lain sebagainya. Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksifitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk aktivitas pendidikan jasmani. Misalnya : memodifikasi berat-ringannya, besar- kecilnya, tinggi-rendahnya, panjang-pendeknya, maupun menggantinya dengan peralatan lain sehingga dapat di gunakan untuk berbagai bentuk kegiatan pendidikan jasmani Samsudin, 2008:64. 2. Penata Ruang Gerak Dalam Berlatih Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksifitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara menata tugas ruang gerak siswa dalam kegiatannya. Misalnya : dribbling, passing, lempar tangkap ditempat, bermain di ruang kecil atau besar. 3. Jumlah Siswa Yang Terlibat Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksifitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara mengurangi atau menambah jumlah siswa yang terlibat dalam melakukan tugas ajar. Misalnya : belajar menggiring bola sendiri atau berpasangan. 4. Organisasi atau Formasi Belajar Formasi belajar juga dapat dimodifikasi agar lebih berorientasi pada curahan waktu aktif belajar. Usahakan agar informasi tidak banyak menyita waktu, namun masih tetap memperhatikan produktivitas belajar dan tingkat perkembangan belajar siswa. Formasi formal, jika belum dikenal siswa biasanya benyak menyita waktu sehingga waktu aktif belajar berkurang. Formasi berlatih ini sangat banyak ragamnya tergantung kreatifitas guru.

2.6 Karateristik Permainan Bola Basket

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN KARAKTER MELALUI PERMAINAN BOLA TEMBAK DALAM PELAJARAN PENJASORKES SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 UNGARAN TAHUN AJARAN 2012 2013

0 5 155

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN “TEMBAK KALENG” SEBAGAI ALTERNATIF VARIASI PERMAINAN BOLA KECIL DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PATEBON KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012

2 26 123

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PENJASORKES MELALUI PERMAINAN BOLA BASKET “RING GANTUNG” TERHADAP HASIL BELAJAR BOLA BASKET SISWA KELAS V SDN BAWANG 03 KECAMATAN BAWANG KABUPATEN BATANG TAHUN 2012

0 11 160

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN BOLA INJAK DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PLADEN KECAMATAN JEKULO KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012

0 6 130

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN BOLA BASKET DALAM PENJASORKES PADA SISWA SMP NEGERI 1 PATEAN KABUPATEN KENDAL TAHUN AJARAN 2010 2011

0 4 152

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN BOLA BASKET LAPANGAN RUMPUT DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES SISWA KELAS VI DI SD N JATIBARANG KIDUL 01 KABUPATEN BREBESTAHUN 2012 2013

0 26 162

MODEL PENGEMBANGAN PERMAINAN BASKET SODOR DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 2 MUNENG KECAMATAN CANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015

0 7 125

MODEL PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA BASKET MODIFIKASI DALAM PENJASORKES MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN LUAR SEKOLAH PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 4

0 164 138

Pengembangan Model Pembelajaran Penjasorkes Melalui Modifikasi Permainan Bola Basket Dengan Ring Bergerak Pada Siswa SMP N 1 Ambarawa Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 1

Model Pembelajaran Penjasorkes Melalui Modifikasi Permaian Bola Basket Pada Siswa Kelas V Di SD Negeri 1 Kutawuluh Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara.

0 1 1