Analisis Pengaruh Kredit Perbankan Terhadap Pertumbuhan Usaha Ekonomi Kreatif di Kota Medan

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH KREDIT PERBANKAN TERHADAP PERTUMBUHAN USAHA EKONOMI KREATIF DI KOTA MEDAN

OLEH

Boby Darma Putra 110501028

PROGRAM STUDI S1 EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN PENCETAKAN

Nama : ... NIM : ... Program Studi : ... Konsentrasi : ... Judul : ... ... ... Tanggal: ... Ketua Program Studi

NIP. 19710503 200312 1 003 Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, PhD

Tanggal: ... Ketua Departemen

NIP. 19730408 199802 1 001 Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN PENCETAKAN

Nama : Boby Darma Putra

NIM : 110501028

Program Studi : S-1 Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Ekonomi Perbankan

Judul : Analisis Pengaruh Kredit Perbankan

Terhadap Pertumbuhan Usaha Ekonomi Kreatif di Kota Medan

Tanggal: ... Dosen Pembimbing

19811106 200312 1 002

Haroni Doli Hamoraon, SE, M.Si

Penguji I Penguji II

Dra. Raina Linda Sari, M.Si

19630907 198803 2 002 19730325 200801 2 007 Ilyda Sudardjat, S.Si M.Si


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisi Pengaruh Kredit Perbankan Terhadap Pertumbuhan Usaha Ekonomi Kreatif di Kota Medan” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan atau plagiat dalam skripsi ini, saya menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Maret 2015

110501028


(5)

ABSTRAK

Penelititan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kredit perbankan terhadap pertumbuhan usaha ekonomi kreatif di kota Medan

Penelitian ini bersifat deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada para pelaku usaha ekonomi kreatif di kota Medan yang menggunakan kredit perbankan untuk meningkatkan usaha, sedangkan data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Bank Indonesia Sumatera Utara, serta bahan bacaan lainnya. Setelah data-data dikumpulkan, penulis menganalisis menggunakan metode Analisis Linear Berganda dengan SPSS 21.

Dari Hasil penelitian terhadap 40 responden dapat diambil kesimpulan bahwa Modal Kredit Perbankan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan usaha ekonomi kreatif di kota Medan, pertumbuhan ini dilihat dari peningkatan jumlah pendapatan usaha ekonomi kreatif di kota Medan setelah menggunakan Kredit Perbankan.


(6)

ABSTRACT

This research is aimed at figuring out the effect of banking credit toward the growth of creative economic businesses in Medan city.

This is a descriptive research. The data employed in this research are primary and secondary data. The data are collected through questionnaire spread to the creative economic businessmen who uses banking credit to enhance their business, while the secondary data are obtained from the Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Bank Indonesia Sumatera Utara, and other sources. After the data are collected, they are analyzed by the method of Multiple Linear Regression Analysis and SPSS 21

From based on the research toward 40 respondents, it can be concluded that capital bank of credit gives a positif effect for the growth of creative economy businesses in Medan city. This can be seen from the increasing income of creative economy businesses in Medan city after employing the banking credit.

Key words: banking credit, the business development, creative economic businesses in Medan


(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin penulis panjatkan kehadiran ALLAH SWT yang maha kuasa, dimana atas segala nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang diberi judul “Analisis Pengaruh Kredit Perbankan Terhadap Pertumbuhan Usaha Ekonomi Kreatif di Kota Medan”, tidak lupa pula penulis sampaikan selawat beriringkan salam atas junjungan dan suritauladan Nabi Muhammad SAW. Semoga kita mendapatkan syafa’atnya.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan dalam penyajiannya karena kemampuan yang masih terbatas. Untuk itu peneliti dengan rendah hati akan menerima saran – saran dan petunjuk yang berifat membangun yang ditujukan untuk lebih menyempurnakan skripsi ini. Harapan peneliti semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti sendiri dan bagi yang memerlukan di kemudian hari untuk melakukan peelitian yang sama serta para pembaca pada umumnya.

Penelitian skripsi ini dilakukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara tahun akademik 2014/2015. Dalam kesempatan ini, penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini dan juga penyelesaian studi penulis, yaitu kepada :

1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Zulhairi. R dan Ibunda Darmayanti atas semangat dan dukungan baik berupa dukungan moril maupun materil serta Abang – abang dan kakak – kakak penulis yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dalam setiap proses penyusunan skripsi.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE., M.Ec.,Ac.,Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(8)

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE., M.Ec., selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si., selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnsi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Irsyad Lubis, SE., M.Soc.Sc., Ph.D., selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan dan Bapak Paidi Hidayat, SE., M.Si., selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Haroni Doli Hamoraon, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya dan memberi masukan dari awal sehingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Ibu Dra. Raina Linda Sari, M.Si. dan Ibu Ilyda Sudardjat, S.Si M.Si., selaku dosen pembaca dan penilai yang telah meluangkan waktunya dan memberi masukan terhadap skripsi ini.

7. Seluruh staf pengajar dan staf pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, terutama Departemen Ekonomi Pembangunan.

8. Seluruh responden pemgusaha ekonomi kreatif di Kota Medan memberikan waktu dan informasi kepada penulis, serta semua pihak yang terlibat dalam setiap penulisan skripsi ini.

9. Kepada teman – teman terdekat saya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu serta teman-teman stambuk 2011 Ekonomi Pembangunan yang juga memberikan semangat, doa dan dukungannya kepada penulis.

Akhir kata, penulis berharap semoga hasil penelitian dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, Maret 2015 Penulis,

110501027


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekonomi Industri ... 11

2.2 Perbankan ... 12

2.2.1 Fungsi bank di Indonesia ... 12

2.2.2 Jenis Bank di Indonesia ... 13

2.2.3 Tugas Suatu Bank atau Tanggung Jawab Banker... 14

2.3 Pengertian Kredit ... 15

2.3.1 Fungsi Kredit ... 16

2.3.2 Peraturan Bank Indonesia Tentang Kredit Perbankan ... 17

2.4 Ekonomi Kreatif ... 19

2.5 Penelitian Terdahulu ... 28

2.6 Kerangka Konseptual... 30

2.7 Hipotesis ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

3.3 Definisi Operasional ... 31

3.4 Populasi dan Sampel ... 33

3.4.1 Populasi ... 33

3.4.2 Sampel ... 33

3.5 Jenis dan Metode Pengumpulan Data ... 33

3.5.1 Jenis Data ... 33

3.5.2 Metode Pengumpulan Data ... 34

3.6 Teknik Analisa Data ... 34

3.6.1 Alat Analisis Data ... 34


(10)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Umum Kota Medan ... 37

4.1.1 Luas Wilayah Kota Medan ... 37

4.1.2 Jumlah Penduduk Kota Medan ... 38

4.1.3 Tenaga Kerja Kota Medan ... 40

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 42

4.2.1 Deskripsi Karakteristik Responden ... 42

4.2.1.1 Komposisi Pengusaha Menurut Jenis Usaha ... 42

4.2.1.2 Umur Responden ... 43

4.2.1.3 Jenis Kelamin ... 44

4.2.1.4 Pendidikan Responden ... 45

4.2.1.5 Lamanya Perusahaan ... 46

4.2.1.6 Jumlah Tanggungan ... 46

4.2.2 Gambaran Penggunaan Kredit Perbankan ... 47

4.2.3 Analisis Data ... 49

4.2.3.1 Koefisien Determinasi (R-Squared) ... 52

4.2.3.2 Uji T Statistik ... 52

4.2.3.3 Uji F Statistik ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 56

5.2 Saran ... 57 DAFTAR PUSTAKA


(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Tabel Posisi Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

yang diberikan Bank Umum di Kota Medan ... 2

Tabel 1.2 Tabel Posisi Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang diberikan Bank Umum di Kota Medan Berdasarkan Jenis Penggunaan Kota Medan Tahun 2008-2010 ... 3

Tabel 1.3 Tabel Posisi Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang diberikan Bank Umum di Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Kelompok Bank ... 4

Tabel 1.4 Tabel Posisi Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang diberikan Bank Umum di Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Sektor Ekonomi atau jenis usaha ... 5

Tabel 4.1 Luas Wilayah Kota Medan ... 37

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kota Medan Tahun 2009 – 2013 ... 39

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Kota Medan 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama Tahun 2013 ... 41

Tabel 4.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Usaha ... 43

Tabel 4.5 Distribusi Sampel Berdasarkan Umur ... 44

Tabel 4.6 Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44

Tabel 4.7 Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 45

Tabel 4.8 Distribusi Sampel Berdasrkan Lamanya Perusahaan ... 46

Tabel 4.9 Distribusi Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan ... 46

Tabel 4.10 Koefisien Determinasi (R-Square) ... 52

Tabel 4.11 Uji Signifikan Parsial (Uji T) ... 53


(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar belakang

Keterbatasan modal dapat disebut sebagai masalah umum dalam industri bisnis kreatif. Modal finansial ibarat bahan bakar sebuah bisnis, anpanya tidak ada operasi yang dapat dilakukan. Sebaik apapun ide bisnis kita jika tidak mendapat suntikan investasi atau pinjaman akhirnya berakhir diangan-angan. Kebanyakan dari kita akhirnya terpaksa bekerja menjadi karyawan perusahaan orang lain dengan pembenaran mengumpulkan modal. (Bonnie, 2014: 97)

Pinjaman modal dapat diperoleh dari berbagai pihak, baik lembaga keuangan yang bersifat komersial maupun lembaga nonkeuangan yang bersifat sosial. Lembaga keuangan secara umum dibagi menjadi dua kategori, yaitu lembaga perbankan dan lembaga keuangan non perbankan. (Amir, 2014: 6)

Jumlah kredit UMKM khusus wilayah Sumatera Utara pada triwulan I-2013 mengalami peningkatan sebesar 0,7% (qtq) dengan nominal mencapai Rp32,98 triliun. Secara tahunan, kredit UMKM masih tumbuh sebesar 19,84% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 11,78% (yoy). Pangsa kredit UMKM pada triwulan laporan tercatat sebesar 24,64% dari keseluruhan total kredit perbankan di Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan kriteria skala usahanya, kredit UMKM pada triwulan I-2013


(14)

didominasi oleh kredit menengah (Rp500 juta – Rp5 miliar) dengan proporsi sebesar 51,49% dari total kredit UMKM atau mencapai Rp16,98 triliun. Disusul dengan kredit skala kecil (Rp50 juta – Rp500 juta) senilai Rp10,25 triliun (31,08%), dan kredit skala mikro (dibawah Rp 50 juta) dengan baki debet sebesar Rp5,75 triliun (17,43%). (www.bankindonesia.com)

Pada triwulan I-2013 Provinsi Sumatera Utara telah menyalurkan Kredit Untuk Rakyat (KUR) dengan total baki debet sebesar Rp2,37 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 333.102 debitur. Total baki debet penyaluran KUR Provinsi Sumatera Utara mengalami pertumbuhan sebesar 2,90% (qtq), melambat dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,52% (qtq). Pertumbuhan jumlah debitur KUR di Provinsi Sumatera Utara tercatat tumbuh sebesar 4,65% (qtq), juga lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya

yang tumbuh sebesar 7,34% (qtq

1.1Tabel Posisi Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang diberikan Bank Umum di Kota Medan (Juta Rp)

2011 2012 2013 May-14

Kota Medan Rp 12.462.605 Rp 14.172.521 Rp 15.214.499 Rp 16.250.301 Usaha Mikro Rp 976.060 Rp 698.434 Rp 1.097.975 Rp 1.130.066 Usaha Kecil Rp 2.468.925 Rp 2.538.672 Rp 2.966.288 Rp 3.053.311

Usaha

Menengah Rp 9.017.620 Rp 10.938.414 Rp 11.150.237 Rp 12.066.924 Sumber : Bank Indonesia, Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Provinsi Sumatera Utara.


(15)

Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa kredit yang dikeluarkan oleh bank umum untuk UMKM mengalami kenaikan tiap tahunnya (statistik ekonomi keuangan daerah Provinsi Sumatera Utara, Juni 2014)

1.2Tabel Posisi Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang diberikan Bank Umum di Kota Medan Berdasarkan Jenis Penggunaan (Juta Rp)

Keterangan 2011 2012 2013 May2014

Kota Medan Rp 12.462.605 Rp 14.172.521 Rp 15.214.499 Rp 16.250.301 Modal Kerja Rp 10.152.984 Rp 11.387.673 Rp 11.441.723 Rp 12.078.897 Investasi Rp 2.309.620 Rp 2.784.848 Rp 3.772.776 Rp 4.171.404 Sumber : Bank Indonesia, Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Dari penjelasan diatas disimpulkan bahwa kredit yang dikeluarkan bank umum kepada UMKM lebih dominan digunakan untuk keperluan modal kerja dibanding untuk investasi. (statistik ekonomi keuangan daerah Provinsi Sumatera Utara, Juni 2014)

Lembaga keuangan khususnya bank yang mengeluarkan kredit untuk UMKM antara lain (1) Bank Pemerintah dan Bank Pembangunan Daerah, (2) Bank Swasta Nasional, serta (3) Bank Asing dan Bank Campuran. Dimana bank pemerintah dan Bank pembangunan daerah yang mendominasi saluran kredit kepada UMKM diikuti oleh Bank swasta nasional dan kemudian Bank asing dan Bank campuran yang juga ikut serta dalam pemberian kredit kepada UMKM di Sumatera Utara, khususnya kota medan.


(16)

1.3Tabel Posisi Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang diberikan Bank Umum di Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Kelompok Bank

(Juta Rp)

Keterangan 2011 2012 2013 May-14

Bank Pemerintah

dan Bank Pembangunan

Daerah

Rp 14.996.965 Rp 17.952.181 Rp 22.690.752 Rp 23.717.380

Bank Swasta

Nasional Rp 10.528.829 Rp 12.708.857 Rp 13.964.332 Rp 14.947.189 Bank Asing

dan Campuran

Rp 1.180.816 Rp 809.347 Rp 292.177 Rp 293.912 Sumber : Bank Indonesia, Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Dari data diatas dapat diambil disimpulan yaitu Bank Pemerintah dan Bank Pembangunan Daerah menduduki jumlah terbanyak yang menyalurkan kredit. Diikuti Bank Swasta Nasional dan kemudian Bank Asing dan Campuran

Dalam memenuhi kebutuhan permodalan bagi sektor Ekonomi Kreatif, perbankan jelas memainkan peranan yang sangat penting. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu, bank juga dikenal sebagai tempat menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah, dan pembayaran lainnya (Kashmir, 2008:25).


(17)

Kredit yang dikeluarkan oleh bank kepada para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan ekonomi kreatif kebanyakan untuk bidang perdagangan, hotel dan restoran. Sedangkan, untuk kredit yang disalurkan oleh bank paling sedikit pada bidang listrik, gas dan air bersih. Dapat dilihat dalam data dibawah ini.

1.4Tabel Posisi Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang diberikan Bank Umum di Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Sektor Ekonomi

atau jenis usaha (Juta Rp)

2011 2012 2013 May-14

Pertanian, peternakan,

kehutanan dan perikanan

Rp 2.934.345 Rp 4.736.544 Rp 6.346.872 Rp 6.787.028

Pertambangan dan penggalian

Rp 51.215 Rp 80.182 Rp 71.183 Rp 54.461 Indutri

pengolahan Rp 3.314.146 Rp 3.232.230 Rp 2.919.017 Rp 3.203.186 Listrik, gas

dan air bersih Rp 30.761 Rp 51.777 Rp 49.083 Rp 45.001 Konstruksi Rp 1.524.417 Rp 1.875.602 Rp 2.488.127 Rp 2.336.615 Perdagangan,

hotel dan restoran

Rp 13.347.712 Rp 16.297.004 Rp 20.659.302 Rp 21.724.984 Pengangkutan

dan komunikasi

Rp 1.068.756 Rp 1.070.334 Rp 1.252.626 Rp 1.474.620 Keuangan,

real estate dan jasa perusahaan

Rp 851.450 Rp 1.143.652 Rp 1.616.382 Rp 1.687.563

Jasa Rp 3.583.807 Rp 2.983.060 Rp 1.544.671 Rp 1.645.023 Sumber : : Bank Indonesia, Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Provinsi Sumatera Utara.


(18)

Industrialisasi telah menciptakan pola kerja, pola produksi dan pola distribusi yang lebih murah dan lebih efisien. Selain itu Globalisasi di bidang media dan hiburan juga telah mengubah karakter, gaya hidup dan perilaku masyarakat menjadi lebih kritis dan lebih peka atas rasa serta pasar pun menjadi semakin luas dan semakin global. Sisi lain yang muncul dari fenomena tersebut adalah kompetisi yang semakin keras. Kondisi ini mengharuskan perusahaan mencari cara agar bisa menekan biaya semurah mungkin dan se-efisien mungkin. Serta menciptakan barang produksi yang baru dan kreatif (Kementrian Perdagangan Republik Indonesia 2008 : 1)

Guna untuk meningkatkan jumlah wirausahawan pemerintah membentuk Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN). GKN dilaksanakan pada tanggal 2 Februari 2011. GKN menunjukan komitmen pemerintah dalam menekan angka pengangguran dan kemiskinan. Ini juga sebagai upayah pemerintah untuk mencapai sasaran kinerja kabinet Indonesia bersatu kedua yang mentargetkan turunnya tingkat pengangguran dari 7 persen pada tahun 2011 menjadi 5–6 persen pada tahun 2014, kemudian pertumbuhan ekonomi dari 6,5 persen pada tahun 2011 menjadi 7,7 persen pada tahun 2014 dan kemiskinan turun dari 12,5 persen menjadi 8–10 persen pada tahun 2014. (ti.ft.uika-bogor.ac.id)

GKN perlu diimplementasikan secara bertahap dengan sasaran akhir tumbuhnya wirausaha-wirausaha baru yang mampu menggerakan ekonomi masyarakat. Penumbuhan wirausaha baru perlu dilakukan melalui tahapan-tahapan,


(19)

khususnya peningkatan motivasi, minat dan semangat berwirausaha serta cara berwirausaha. Untuk itu sebagai tindak lanjut Gerakan Kewirausahaan Nasional serta menumbuhkan semangat dan jiwa kewirausahaan di kalangan pemuda akan diselenggarakan Gerakan Kewirausahaan Nasional ke Tiga pada tanggal 18 Maret 2013. (Ibid)

Berdasarkan data dari World Economy Forum yang dirilis Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui portal Indonesia Kreatif, dari survei yang dilakukan di 148 negara, Indonesia berada di urutan ke 38 dari segi Global Competitiveness (daya saing global) dan urutan ke 76 dari sisi Network Readiness (Kesiapan Jaringan) dari 144 negara. (www.medanbisnisdaily.com)

Sementara dari sisi Global Innovation (inovasi global), berdasarkan data WIPO (World Intelectual Property Organization), Indonesia masih berada di urutan ke 85. Sedangkan dari sisi Industrial Competitiveness (daya saing industri global), berdasarkan survei yang dilakukan UNIDO (United Nation Industrial Development Organization), Indonesia masih berada di peringkat ke 38 dari 133 negara (Ibid)

Berdasarkan pengamatan MedanBisnis, bidang ekonomi kreatif telah menjadi daya tarik bisnis yang menyebar seolah menjadi virus di kalangan pekerja muda. Memang belum ada survei khusus yang dilakukan terhadap data usia yang berkecimpung di bidang ini, khususnya di Kota Medan (Ibid)


(20)

Menurut Fathararia Damanik, Pelaku Ekonomi Kreatif Kota Medan (www.medanbisnis.com) mengatakan “hal yang menjadi penghambat mengapa ekonomi kreatif di kota Medan belum seperti di kota lainnya adalah, dikarenakan komunitas kreatif di kota ini belum dapat bersinergi sehingga sulit membangun jaringan yang saling membutuhkan. Yang terjadi, ketika trend ekonomi kreatif muncul, muncul pula komunitas kreatif yang sayangnya tidak dapat berbuat banyak untuk menghasilkan kreatifitas bernilai ekonomi.

Hal senada diungkapkan pelaku industri pariwisata Maruli Damanik (www.medanbisnis.com) mengatakan “disatukannya elemen ekonomi kreatif ke divisi pariwisata belum bersinergi dengan maksimal. Upaya pemerintah, khususnya dalam cakupan daerah untuk melakukan stimulus perkembangan ekonomi kreatif masih sangat kurang. Jika memang pemerintah ingin menghidupkan ekonomi kreatif ini, hendaknya ekonomi kreatif yang disatukan ke elemen pariwisata tidak hanya pelengkap saja. Namun, harus ada bukti keseriusan.

Di Indonesia selalu mengalami peningkatan jumlah Usaha Mikro Kecil dan juga terdapat beberapa Usaha Ekonomi Kreatif di dalamnya. Pada tahun 2010 jumlah Usaha Mikro Kecil (UMK) di Indonesia adalah 2.732.724 usaha. Pada Tahun 2011 mengalami kenaikan yaitu 2.979.071 usaha. Pada tahun 2012 juga bertambah menjadi 3.218.043. Terakhir pada tahun 2013 usaha mikro kecil


(21)

(UMK) berjumlah 3.418.366. Di Kota Medan jumlah UMKM pada tahun 2010 sebanyak 242.890 didominasi oleh usaha mikro. (bps.go.id)

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka timbul keinginan penulis untuk mempelajari dan mencoba menganalisa kedalam bentuk skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Kredit Perbankan Terhadap Pertumbuhan Usaha Ekonomi Kreatif Di Kota Medan

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah peran kredit perbankan terhadap pertumbuhan usaha ekonomi kreatif di kota Medan?

2. Faktor apa yang mendorong pelaku usaha ekonomi kreatif di kota Medan dalam mengambil kredit perbankan?

1.3Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana peran kredit perbankan dalam pertumbuhan usaha ekonomi kreatif di kota Medan

2. Untuk mengetahui apa saja faktor yang paling mempengaruhi pelaku usaha ekonomi kreatif di kota Medan dalam menggunakan kredit perbankan

1.4Manfaat Penelitian


(22)

1. Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan informasi khususnya mengenai peranan kredit perbankan terhadap pertumbuhan usaha ekonomi kreatif di kota Medan.

2. Sebagai pelengkap atau pembanding penelitian sebelumnya, dan sebagai bahan acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

3. Bagi penulis sendiri, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan proses pembelajaran dan menambah wawasan ilmiah penulis dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni.

4. Sebagai masukan bagi pemerintah dan pelaku perbankan yang menjadi objek penelitian.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Ekonomi Industri

Ekonomi Industri merupakan suatu keahlian khusus dalam ilmu ekonomi. Ilmu Ekonomi yang satu ini membantu menjelaskan mengapa pasar perlu diorganisir dan bagaimana pengorganisaiannya mempengaruhi cara kerja pasar industri. Ekonomi industri menelaah struktur pasar dan perusahaan yang secara relatif lebih menekankan pada studi empiris dari faktor – faktor yang mempengaruhi struktur pasar, perilaku dan kinerja pasar. (Jaya, 2001 : 3)

Pengaruh faktor Internasional terhadap pembangunan industri suatu Negara sebagai berikut:

a. Tingkat seluruh aktivitas ekonomi, yang terkait dengan dunia Internasional, turut mempengaruhi tingkat pertumbuhan industri di Negara sedang berkembang

b. Keadaan modal untuk investasi, baik berupa investasi langsung maupun pinjaman, dipengaruhi pula oleh faktor internasional.

c. Perubahan teknologi akan mempengaruhi kemampuan kompetisi suatu Negara


(24)

d. Perubahan organisasi pada perusahaan industri manufaktur, baik perluasan usaha maupun peningkatan kapasitas produksi, dapat mempengaruhi tingkat pembangunan industri di suatu Negara. (Kuncoro, 2007:2)

2.2Perbankan

Undang-undang nomor 14 tahun 1967 tentang pokok-pokok perbankan memberikan pengertian bank sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas peredaran dan pembayaran uang. Lembaga keuangan adalah semua badan yang melalui kegiatan-kegiatan di bidang keuangan, menarik uang dari dan menyalurkannya ke dalam masyarakat (Untung, 2000:13)

Undang-undang nomor 7 tahun 1992 (pasal 1 ayat 1) tentang bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Usaha perbankan haruslah didirikan dalam bentuk badan hukum atau tidk boleh berbentuk usaha perseorangan. Penegasan seperti itu dapat dilihat pada ketentuan pasal 21 Undang-undang nomor 7 tahun 1992 yang menentukan bentuk hukum bank, yaitu perusahaan perseroan, perusahaan daerah, koperasi dan Perseroan Terbatas (PT) (Ibid:14)

2.2.1 Fungsi bank di Indonesia

Di Indonesia lembaga keuangan bank memiliki misi dan fungsi khusus. Bank diarahkan untuk berperan sebagai agen pembangunan


(25)

yaitu lembaga yang bertujuan mendukung pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Fungsi tersebut merupakan penjabaran dari pasal 4 Undang-undang tahun 1992 yaitu bahwa perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. (Ibid)

Dengan demikian bank di Indonesia ditugaskan oleh pemerintah untuk turut melaksanakan program pemerintah guna mengembangkan sector-sektor perekonomian tertentu, atau memberikan perhatian yang lebih besar pada koperasi tertentu atau memberikan perhatian yang lebih besar pada koperasi dan pengusaha golongan ekonomi lemah/pengusaha kecil dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak (Ibid)

2.2.2 Jenis Bank di Indonesia

Dalam undang-undang perbankan No. 7 Tahun 1992, hanya ada dua jenis bank, yaitu :

a. Bank Umum


(26)

Pengertian dari kedua jenis bank tersebut tercantum pada pasal 1 (1 dan 2), yaitu: Bank Umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan Bank Perkreditan Rakayat adalah bank yang memberikan simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang diperamakan dengan itu. (Ibid:15)

Melihat dari fungsinya, bank umum mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Mengumpulkan dana yang sementara menggangguruntuk dipinjamkan pada pihak lain, atau membeli surat berharga (financial investment)

b. Mempermudah lalu lintas pembayaran uang

c. Menjamin keamanan uang masyarakat yang sementara belum digunakan, misalnya menghindari risiko hilang, kebakaran, dan lain-lain

d. Menciptakan kredit (created money deposit), yaitu dengan cara menciptakan money deposit (deposito yang sewaktu-waktu dapat diuangkan) daari kelebihan cadangannya (excess reserves) (Ibid:16)


(27)

Kasus United Dominations Trust LTD v. Kirwood (1996), Lord Denning menyebutkan bahwa tugas suatu bank atau seorang banker adalah sebagai berikut:

a. Menyediakan safe custody terhadap dana pihak ketiga b. Menyediakan rekening-rekening untuk pihak nasabah c. Bertindak sebagai agen untuk pungutan-pungutan tertentu d. Untuk membayar cek yang ditarik oleh nasabah.

Tugas dan tanggung jawab suatu bank dapat juga diperinci sebagai berikut:

a. Menerima cash dan membayar dokumentasi yang mesti dibayar oleh nasabah seperti terhadap cek, pengiriman uang, bills of change dan lain-lain instrumen perbankan

b. Membayar kembali uang nasabah yang ditempatkan di bank tersebut apabila diminta oleh pihak nasabah

c. Meminjamkan uang kepada nasabah

d. Menjaga kerahasia an account nasabah dalam hubungan dengan kerahaiaan bank, kecuali apabila ditentukan lain oleh undang-undang

e. Jika pihak nasabah mempunyai dua rekening, maka ada kewajiban moral bagi bank untuk membuat rekening tersebut terpisah satu sama lain.


(28)

f. Jika rekening ditutup, maka bank harus mempunyai alasan yang reasonable untuk menutup rekening tersebut. (Ibid:17)

2.3Pengertian Kredit

Menurut undang-undang No.7 Tahun 1992 pasal 1 ayat 12, kredit yaitu penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Kredit berasal dari bahasa Yunani, credere, yang berarti kepercayaan (Untung, 2000 : 1)

Menurut Drs. OP. Simorangkir, kredit adalah pemberian prestasi (misalnya uang, barang) dengan balas prestasi (kontraprestasi) yang akan terjadi pada kehidupan yang akan dating (Ibid)

2.3.1 Fungsi kredit

Kredit pada awal perkembangannya mengarahkan fungsinya untuk merangsang kedua belah pihak untuk tujuan pencapaian kebutuhan baik dalam bidang usaha maupun kebutuhan sehari-hari. Pihak yang mendapatkan kredit harus dapat menunjukan prestasi yang lebih tinggi pada kemajuan usahanya itu, atau mendapatkan pemenuhan atas kebutuhannya. Adapun bagi pihak yang memberi kredit, secara material dia harus mendapatkan rentabilitas berdasarkan perhitungan


(29)

yang wajar dari modal yang dijadikan objek kredit, dan secara spiritual mendapatkan kepuaan karena dapat membantu pihak lain untuk mencapai kemajuan. (Ibid:4)

Kredit dalam kehidupan perekonomian sekarang, dan juga dalam perdgangan, mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Meningkatkan daya guna uang

b. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang c. Meningkatkan daya guna dan peredaran barang d. Sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi e. Meningkatkan kegairahan berusaha f. Meningkatkan pemerataan pendapatan g. Meningkatkan hubungan international

2.3.2 Peraturan Bank Indonesia Tentang Kredit Perbankan

a. Peraturan Bank Indonesia No: 8/13/PBI/2006 tentang perubahan atas peraturan Bank Indonesia nomor 7/3/PBI/2005 tentang batas maksimum pemberian kredit Bank Umum :

• Batas Maksimum Pemberian Kredit yang selanjutnya disebut dengan BMPK adalah persentase maksimum penyediaan dana yang diperkenankan terhadap modal Bank.

• Pihak Terkait adalah perseorangan atau perusahaan/badan yang mempunyai hubungan pengendalian dengan Bank, baik secara


(30)

langsung maupun tidak langsung, melalui hubungan kepemilikan, kepengurusan, dan atau keuangan.

• Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjammeminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga

b. Peraturan Bank Indonesia No: 14/22/PBI/2012 tentang pemberian kredit atau pembiayaan oleh bank umum dan bantuan teknis dalam rangka pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah:

• Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan, yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

• Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah


(31)

atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

• Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

• Kredit atau Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang selanjutnya disebut dengan Kredit atau Pembiayaan UMKM adalah Kredit atau Pembiayaan yang diberikan kepada pelaku usaha yang memenuhi kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. (www.bankindonesia.com)

2.4Ekonomi Kreatif

Pergeseran dari Era Pertanian lalu Era Industrialisasi, disusul oleh era informasi yang disertai dengan banyaknya penemuan baru di bidang teknologi infokom serta globalisasi ekonomi, telah menggiring peradaban manusia kedalam suatu


(32)

arena interaksi sosial baru yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. (Kementrian perdagangan Republik Indonesia, 2014:1)

Industrialisasi telah menciptakan pola kerja, pola produksi dan pola distribusi yang lebih murah dan lebih efisien. Penemuan baru di bidang teknologi infokom seperti internet, email, SMS, Global System for Mobile communications (GSM) telah menciptakan interkoneksi antar manusia yang membuat manusia menjadi semakin produktif. Globalisasi di bidang media dan hiburan juga telah mengubah karakter, gaya hidup dan perilaku masyarakat menjadi lebih kritis dan lebih peka atas rasa serta pasar pun menjadi semakin luas dan semakin global. (Ibid)

Sisi lain yang muncul dari fenomena tersebut adalah kompetisi yang semakin keras. Kondisi ini mengharuskan perusahaan mencari cara agar bisa menekan biaya semurah mungkin dan se-efisien mungkin. Konsentrasi industri berpindah dari negara barat ke negara-negara berkembang di Asia karena tidak bisa lagi menyaingi biaya murah di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan efisiensi industri negara Jepang. Negara-negara maju mulai menyadari bahwa saat ini mereka tidak bisa mengandalkan supremasi dibidang industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif, sehingga kemudian pada tahun 1990-an dimulailah era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas, yang populer disebut Ekonomi Kreatif yang digerakkan oleh sektor industri yang disebut Industri Kreatif. (Ibid)


(33)

Ekonomi Kreatif sebenarnya adalah wujud dari upaya mencari pembangunan yang berkelanjutan melalui kreativitas, yang mana pembangunan berkelanjutan adalah suatu iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan. Dengan kata lain, ekonomi kreatif adalah manifestasi dari semangat bertahan hidup yang sangat penting bagi negara-negara maju dan juga menawarkan peluang yang sama untuk negara-negara berkembang. Pesan besar yang ditawarkan ekonomi kreatif adalah pemanfaatan cadangan sumber daya yang bukan hanya terbarukan, bahkan tak terbatas, yaitu ide, talenta dan kreativitas. (Ibid)

Industri kreatif adalah industri yang dihasilkan dari pemanfaatan kreativitas, keahlian dan bakat individu untuk menciptakan nilai tambah, lapangan kerja dan peningkatan kualitas hidup. Beberapa contoh pendekatan definisi ekonomi kreatif di dunia:

1. Department for Culture, Media and Sport (DCMS) Inggris,

mengklasifikasikan industri kreatif kedalam industri yang berbasis budaya dan hak cipta.

2. Symbolic Text Model, mengklasifikasikan industri kreatif menjadi industri berbasis budaya inti, industri kultural periferal dan industri budaya perbatasan.

3. World Intellectual Property Organization (WIPO), menggunakan pendekatan hak kekayaan intelektual meliputi jenis industri yang memiliki hak cipta


(34)

seperti periklanan, piranti lunak, dan lain-lain. Metode ini banyak diaplikasikan di Negara Uni Eropa dan Amerika Serikat

4. United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), mendefinisikan industri kreatif sebagai aktivitas yang berpusat pada pengetahuan, berfokus namun tidak terbatas pada seni, memiliki potensi untuk menghasilkan pendapatan dari hasil penjualan atau hak kekayaan intelektual.

5. United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), membedakan ekonomi kreatif menjadi core cultural domains meliputi museum, galeri, seni pertunjukan, festival, desain, penerbitan, televisi dan radio, film and fotografi dan media interaktif; dan expanded cultural domains meliputi alat musik, peralatan sound system, arsitektur, periklanan dan peralatan cetak, piranti lunak, dan perangkat keras audio visual.

6. Americans for the Arts Model, memasukkan periklanan, arsitektur, sekolah dan jasa seni, desain, film, museum, kebun binatang, musik, seni pertunjukan, penerbitan, tv dan radio serta seni rupa sebagai bagian dari industri kreatif. (Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2014:17)

Ekonomi kreatif erat kaitannya dengan industri kreatif, namun ekonomi kreatif memiliki cakupan yang lebih luas dari industri kreatif. Ekonomi kreatif merupakan ekosistem yang memiliki hubungan saling ketergantungan antara


(35)

rantai nilai kreatif (creative value chain); lingkungan pengembangan (nurturance environment); pasar (market) dan pengarsipan (archiving). Ekonomi kreatif tidak hanya terkait dengan penciptaan nilai tambah secara ekonomi, tetapi juga penciptaan nilai tambah secara sosial, budaya dan lingkungan. Oleh karena itu, ekonomi kreatif selain dapat meningkatkan daya saing, juga dapat meningkatkan kualitas hidup Bangsa Indonesia.

Industri kreatif merupakan bagian atau subsistem dari Ekonomi Kreatif, yang terdiri dari core creative industri, forward dan backward linkage creative industri. Core creative industri adalah industri kreatif yang penciptaan nilai tambah utamanya adalah pemanfaatan kreativitas orang kreatif. Dalam proses penciptaan nilai tambah tersebut, core creative industri membutuhkan output dari industri lainnya sebagai input. Industri yang menjadi input bagi core creative industri disebut sebagai backward linkage creative industri. Output dari core creative industri juga dapat menjadi input bagi industri lainnya, yang disebut sebagai forward linkage creative industry. (Ibid : 18)

Pentingnya pola pikir kreatif di masa depan dikemukakan oleh Daniel H. Pink (2005). Pink

menjelaskan bahwa secara umum telah terjadi pergeseran kebutuhan dalam masyarakat. Pada abad

ke-18 hingga abad ke-20, individu dihadapkan pada keterbatasan sehingga tenaga kerja yang dibutuhkan

adalah tenaga kerja dengan pekerjaan yang bersifat sekuensial, literal, fungsional, tekstual dan analitik.

Namun saat ini dan di masa mendatang kemampuan yang berkaitan dengan estetika, kontekstual,


(36)

perekonomian maupun menciptakan kualitas hidup bagi masyarakat. (Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2014 : 6)

Beberapa faktor yang mendorong pentingnya pola pikir kreatif di masa mendatang:

1. Abundance. Teknologi yang semakin maju dan globalisasi yang memudahkan masyarakat untuk berinteraksi telah memberikan masayarakat kemudahan untuk mendapatkan kebutuhannya. Masyarakat mengalami kecukupan sumber daya pemuas kebutuhan yang dapat diproduksi oleh beberapa Negara. Hal ini mengakibatkan setiap industri yang bergerak di produksi yang sama harus berusaha untuk membuat seuatu yang unik sehingga tidak mudah disubstitusi oleh produk lain.

2. Asia. Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat khususnya di Asia telah mengakibatkan biaya produksi lebih murah di Asia. Tenaga kerja yang berlimpah menjadikan para pemilik modal banyak memindahkan usahanya ke Asia karena dengan kualitas yang sama, upah tenaga kerja lebih murah di Asia.

3. Automation. Tenaga kerja di setiap negara tidak hanya bersaing dengan tenaga kerja di negara lain, tetapi juga bersaing dengan teknologi. Revolusi industri merupakan salah satu contoh kasus yang menuntut individu harus rela kehilangan pekerjaannya dan digantikan dengan mesin. Tantangan saat ini adalah apabila pekerjaan kita dapat digantikan oleh komputer, mesin,


(37)

robot, atau teknologi lain, maka kita tidak akan bisa berkompetisi di masa yang akan datang. (Ibid)

Sejalan dengan perkembangannya, maka pendekatan definisi ekonomi kreatif di setiap negara berbeda, namun semua mengaitkan ekonomi kreatif dengan industri kreatif. (Ibid)

Studi pemetaan industri kreatif yang telah dilakukan oleh Departemen Perdagangan Republik Indonesia tahun 2007-pun menggunakan acuan definisi industri kreatif yang sama, sehingga industri kreatif di Indonesia dapat didefinisikan sebagai berikut: Industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut‚

Subsektor yang merupakan industri berbasis kreativitas adalah:

1. Periklanan: kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan (komunikasi satu arah dengan menggunakan medium tertentu), yang meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya: riset pasar, perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak (surat kabar, majalah) dan elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamphlet, edaran, brosur, dan reklame sejenis,


(38)

distribusi dan delivery advertising materials atau samples, serta penyewaan kolom untuk iklan.

2. Arsitektur: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa desain bangunan, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan konstruksi baik secara menyeluruh dari level makro (Town planning, urban design, landscape architecture) sampai dengan level mikro (detail konstruksi, misalnya: arsitektur taman, desain interior).

3. Pasar Barang Seni: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan -barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet, misalnya: alat musik, percetakan, kerajinan, automobile, film, seni rupa dan lukisan.

4. Kerajinan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian produknya, antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari: batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga, perunggu, besi) kayu, kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat, dan kapur. Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil (bukan produksi masal).

5. Desain: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.


(39)

6. Fesyen: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen. 7. Video, Film dan Fotografi: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi

produksi video, film dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron dan eksibisi film.

8. Permainan Interaktif: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Subsektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi.

9. Musik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi, pertunjukan, reproduksi dan distribusi dari rekaman suara.

10. Seni Pertunjukan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten, produksi pertunjukan (misal: pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera, termasuk tur musik etnik), desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan.

11. Penerbitan dan Percetakan: kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita dan pencari berita. Subsector ini juga


(40)

mencakup penerbitan perangko, materai, uang kertas, blanka cek giro, surat andil, obligasi surat saham, surat berharga lainnya, passport, tiket pesawat terbang, dan terbitan khusus lainnya

12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak: kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengolahan data, pengembangan database, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem.

13. Televisi dan Radio: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan acara telivisi (seperti games, kuis, reality show, infotainment, dan lainnya), penyiaran, dan transmisi konten acara televise dan radio, termasuk kegiatan station relay (pemancar kembali) siaran radio dan televisi.

14. Riset dan Pengembangan: kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar; termasuk yang berkaitan dengan humaniora (Kementrian perdagangan Republik Indonesia, 2014:6)

2.5Penelitian Terdahulu

Syofwan, (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Peranan Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pengembangan UMK di Kecamatan Gebang Kabupaten


(41)

Langkat: Studi kasus Bank BRI Kecamatan Gebang”. Semakin tinggi modal Kredit Usaha Rakyat (KUR) maka akan semakin tinggi pula perubahan tingkat pendapatan yang akan didapatkan pengusaha Usaha Mikro dan Kecil (UMK), dimana setiap kenaikan modal Kredit Usaha Rakyat (KUR) pendapatan pengusaha Usaha Mikro dan Kecil di Kecamatan Gebang juga akan meningkat.

Selanjutnya, Meydianawathi, (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Analasis Perilaku Penawaran Kredit Perbankan Kepada Sektor UMKM di Indonesia”. Selain dana yang tersedia (DPK), perilaku penawaran kredit perbankan juga dipengaruhi oleh persepsi bank terhadap prospek usaha debitor dan kondisi perbankan itu sendiri seperti permodalan (CAR), jumlah kredit macet (NPLs), serta perbandingan laba terhadap total asset (ROA).

Kemudian, Kajian Leemhannas RI (2012) dalam penelitian yang berjudul “Pengembangan Ekonomi Kreatif guna Menciptakan Lapangan Kerja dan Mengentaskan Kemiskinan dalam Rangka Ketahanan Nasional”. Dalam pengembangan ekonomi kreatif masih dihadapkan beberapa permasalahan, antara lain masih lemahnya koordinasi dan integrasi antara kementrian dan lembaga terkait, perubahan mindset dan visi para kepala daerah dalam mengembangkan potensi sumberdaya, aksebilitas, perlindungan, pendidikan dan latihan.

Terakhir penelitian oleh Prameswari, (2010) dalam penelitian yang berjudul “Strategi Pengembangan Industri Kreatif untuk Meningkatkan Daya Saing


(42)

Pelaku Ekonomi Lokal”. Industri kreatif semestinya mendapatkan perhatian dan dukungan dari pemerintah dan lembaga lain sehingga pengembangan industri kreatif tersebut sampai saat ini belum dapat dimaksimalkan untuk peningkatan perekonomian lokal masyarakat. Hal ini tidak sejalan dengan teori Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) yang menyatakan bahwa perlunya peran pemerintah, pelaku usaha dan stakeholder dalam pengembangan suatu industri kecil.


(43)

2.6Kerangka Konseptual

Adapun kerangka pemikiran peneliti yang menjadi dasar dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual (Dibuat oleh peneliti)

2.7Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian dimana kebenarannya masih perlu untuk diuji. Penulis mengemukakan hipotesis yaitu, Kredit perbankan memiliki peran yang sangat penting dalam pertumbuhan usaha ekonomi kreatif di kota Medan.

Bank

Kredit Perbankan

Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif di Kota Medan

Pertumbuhan Usaha Ekonomi Kreatif Modal

Usaha

Pendapatan Usaha


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini yaitu untuk membuat deskripsi, gambara atau lukisan secara sitematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. (Nazir, 2003:54). Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana hubungan antara kredit perbankan terhadap pertumbuhan ekonomi kreatif di kota Medan

3.2Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Medan. Waktu penelitian adalah pada November 2014 sampai dengan selesai.

3.3Definisi Operasional

Definisi operasional variabel yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini adalah :

1. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi


(45)

hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan

2. Ekonomi Kreatif adalah

Ekonomi Kreatif sebenarnya adalah wujud dari upaya mencari pembangunan yang berkelanjutan melalui kreativitas, yang mana pembangunan berkelanjutan adalah suatu iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan. Dengan kata lain, ekonomi kreatif adalah manifestasi dari semangat bertahan hidup yang sangat penting bagi negara-negara maju dan juga menawarkan peluang yang sama untuk negara-negara berkembang. Pesan besar yang ditawarkan ekonomi kreatif adalah pemanfaatan cadangan sumber daya yang bukan hanya terbarukan, bahkan tak terbatas, yaitu ide, talenta dan kreativitas. (Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, 2014:1)

3. Pertumbuhan Usaha Ekonomi Kreatif adalah

Pertumbuhan Usaha Ekonomi Kreatif merupakan perkembangan kegiatan Usaha Ekonomi Kreatif di Kota Medan. Dimana penulis mengambil variable pendapatan sebagai patokan dalam mengukur pertumbuhan Usaha Ekonomi Kreatif tersebut.

3.4Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi


(46)

Populasi merupakan kumpulan dari individu dengan kualitas serta cirri-ciri yang telah ditetapkan (Nazir, 2003:271). Populasi dari penelitian ini adalah pemilik usaha ekonomi kreatif di kota medan.

3.4.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1997: 117) Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik non-probability sampling atau teknik menentukan jumlah sampel dan pemilihan anggota sampel tanpa memperhitungkan nilai peluang atau kemungkinan terpilihnya setiap anggota populasi (Soleh, 2005: 274). Penulis mengambil sampel sebanyak 40 pemilik usaha ekonomi kreatif.

3.5Jenis dan Metode Pengumpulan Data 3.5.1 Jenis Data

1. Data Primer merupakan data yang dikumpulkan dan diolah langsung sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari objeknya (Muhamad, 2008: 101), yaitu melalui kuesioner yang diberikan kepada pemilik usaha ekonomi kreatif di kota Medan.

2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi (Muhamad, 2008: 102), yaitu data dari Bank Indonesia Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik, Dinas perindustrian


(47)

dan perdagangan kota Medan, serta bahan bacaan lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.5.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut : 1. Studi kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi

melalui literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti, yang dapat diperoleh dari buku-buku, jurnal, internet dan lain-lain. 2. Observasi, meliputi melakukan pencatatan terhadap data yang

diperlukan seperti data-data Kredit perbankan yang disalurkan kepada UMKM ataupun usaha ekonomi kreatif di kota Medan

3. Kuesioner, peneliti membuat daftar pertanyaan kepada pemilik usaha ekonomi kreatif di kota Medan dimana pertanyaan yang dibuat relevan dengan penelitian yang dilakukan ditujukan.

3.6Teknik Analisis Data 3.6.1 Alat Analisis Data

Alat analisis data yang digunakan dalam menganalisis data penelitian yaitu:

1. Dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) 21.

2. Analisis Regresi Linier Berganda, regresi linier mengestimasi besarnya koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang bersifat linier yang


(48)

melibatkan variabel bebas untuk digunakan sebagai alat prediksi besarnya nilai variabel terikat (Sarwono, 2006: 66)

Adapun model analisisnya adalah :

Y = α + β1X1 + β2X2 + ε

Y = Pendapatan pengusaha Ekonomi Kreatif (Patokan terjadinya pertumbuhan ekonomi)

X1 = Modal sendiri (modal awal)

X2 = Modal setelah menggunakan Kredit Perbankan

α = Konstanta

β1,2 = Koefisien atau parameter yang hendak dihitung

ε = Kesalahan penduga (Eror term) 3.6.2 Metode Analisis Data

1. Koefisien Determinasi (R-Square)

Koefisien determinasi (R-Square) adalah suatu besaran yang menyatakan kualitas dari model regresi yang terbentuk. Yang dimaksud dengan kualitas dalam kontek koefisien determinasi adalah besarnya kontribusi dari variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat (Soleh, 2005:167)


(49)

2. Uji T-Statistik

Uji T digunakan untuk membandingkan nilai rata-rata satu populasi atau lebih dengan menggunakan sampel kecil dan data bersakala interval/rasio yang dalam terminologi SPSS dikenal dengan scale value. (Sarwono, 2006:95)

3. Uji F-Statistik

Uji F dikenal dengan Uji serentak atau uji Model/Uji untuk melihat bagaimanakah pengaruh semua bersama-sama terhadap variabel terikatnya. Atau untuk menguji apakah model regresi yang kita buat baik/signifikan atau tidak baik/non signifikan. (www.statistikian.com)


(50)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Deskripsi Umum Kota Medan 4.2.1 Luas Wilayah Kota Medan

Kota Medan berpenduduk 2 juta orang memiliki areal seluas 26.510 hektar yang secara administratif dibagi atas 21 kecamatan yang mencakup 151 kelurahan

Table 4.1

Luas Wilayah Kota Medan No Kecamatan Luas (KM²)

1 Medan Tuntungan 20,68

2 Medan Selayang 12,81

3 Medan Johor 14,58

4 Medan Amplas 11,19

5 Medan Denai 9,05

6 Medan Tembung 7,99

7 Medan Kota 5,27

8 Medan Area 5,52

9 Medan Baru 5,84

10 Medan Polonia 9,01

11 Medan Maimun 2,98

12 Medan Sunggal 15,44

13 Medan Helvetia 13,16

14 Medan Barat 6,82

15 Medan Petisah 5,33

16 Medan Timur 7,76

17 Medan Perjuangan 4,09

18 Medan Deli 20,84

19 Medan Labuhan 36,67

20 Medan Marelan 23,82

21 Medan Belawan 26,25

TOTAL 265,1


(51)

Dari luas wilayah Kota Medan dapat dipersentasekan sebagai berikut:

− Pemukiman 36% − Perkebunan 3,1% − Lahan Jasa 1,9% − Sawah 6,1% − Perusahaan 4,2%

− Kebun Campuran 45,4% − Industri 1,5%

− Hutan Rawa 1,8%

4.1.2 Jumlah Penduduk Kota Medan

Berdasarkan data kependudukan tahun 2009 penduduk Medan diperkirakan telah mencapai 2.121.053 jiwa. Jumlah penduduk tersebut dikatakan merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter.dengan demikian dapat dekatakan Medan merupakan kota dengan jumlah penduduk yang besar.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, pada tahun 2013 penduduk Medan berjumlah 2.135.516 jiwa. Penduduk Medan terdiri dari 1.053.393 jiwa laki-laki dan 1.082.123 perempuan.


(52)

Dilihat dari struktur umur, penduduk kota Medan dihuni lebih kurang 1.004.899 jiwa berusia produktif (15 – 59 tahun) dengan jumlah penduduk laki-laki usia produktif berjumlah 631.144 jiwa dan penduduk perempuan usia produktif berjumlah 373.755 jiwa. Dengan demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik juga perdagangan maupun industri manufaktur.

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Kota Medan Tahun 2009 – 2013

Tahun Penduduk

2009 2.121.053 2010 2.097.610 2011 2.117.224 2012 2.122.804 2013 2.135.516 Sumber :BPS kota Medan 2013

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa jumlah penduduk di kota Medan setiap tahunnya mengalami naik dan turun. Di lihat dari tahun 2009 jumlah penduduk kota medan sebanyak 2.121.053 jiwa, mengalami penurunan pada tahun 2010 dengan jumlah penduduk sebanyak 2.097.610 jiwa atau penurunan sebesar 1,105%. Pada tahun 2011 mengalami kenaikan jumlah penduduk yaitu sebanayak 2.117.224 jiwa atau kenaikan sebesar 0,93%. Pada tahun 2012 juga mengalami kenaikan yaitu menjadi 2.122.804 jiwa atau sebesar 0,22%. Terakhir, pada tahun 2013 juga mengalami kenaikan jumlah penduduk yaitu sebanyak 2.135.516 jiwa atau sebesar 0,59%.


(53)

4.1.3 Tenaga Kerja Kota Medan

Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumberdaya manusia yang dibutuhkan dalam proses pembangunan menuju era globalisasi. Menurut Bada Pusat Statistik (BPS) penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berumur 15 tahun keatas, dan dibedakan sebagai angkata kerja dan bukan angkatan kerja. Pertumbuhan penduduk setiap tahun akan berpengaruh terhadap pertumbuhan angkatan kerja.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, angkatan kerja di kota Medan pada tahun 2013 mencapai 1.004.899. dengan angka ini tingkat partisipasi angkatan kerja penduduk kota Medan tercatat sebesar 61,94%. Sedangkan angka pengangguran terbuka di kota Medan relatif kecil, yaitu sebesar 13,11%.

Bila dibedakan menurut status pekrjaan utamanya, buruh atau karyawan sebesar 51,26%. Status pekerjaan ini lebih besar dibandingkan status pekerjaan lain. Sedangkan berusaha sendiri tanpa dibantu orang lain sebesar 26,18%, berusaha dengan dibantu buruh tidak tetap sebesar 8,87%, berusaha sendiri dibantu buruh tetap sebesar 4,84% dan pekerja lainnya sebesar8,84%. Sektor tersirer dimasuki sekitar76,37% pekerja dan merupakan sektor terbanyak


(54)

menyerap pekerja. Hal ini dikarenakan sektor tersebut tidak memerlukan pendidikan khusus. Sektor lainnya yaitu sektor primer menyerap tenaga kerja sebesar 3,22% dan sektor sekunder menyerap sebesar 20,41%.

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk Kota Medan 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama Tahun 2013

No Lapangan Pekerjaan Jumlah

1 Pertanian 36.716

2 Pertambangan 1.720

3 Industri 117.888

4 Listrik, gas dan air 7.740

5 Bangunan 57.127

6 Perdagangan 334.514 7 Pengangkutan 77.314

8 Keuangan 71.032

9 Jasa 200.280

Jumlah 904.331

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, Medan Tabel 4.3 dapat memberi gambaran mengenai ketenagakerjaan kota Medan, jumlah tenaga kerja per sektor di kota Medan mampu memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian daerah tersebut. Sektor-sektor tersebut masing-masing memberikan kontribusi dengan proporsi berbeda-beda terhadap penyerapan jumlah tenaga kerja di kota Medan.


(55)

Sektor Industri di kota Medan cukup banyak. Hal ini dapat kita lihat pada jumlah penyerapan tenaga kerja bidang Industri pada tahun 2013 yaitu sebesar 117.888 jiwa. Dan hal ini tentu mengalami naik turunnya jumlah penyerapan tenaga kerja di bidang industri pada tahun sebelumnya.

Naik turunnya penyerapan tenaga kerja di sektor industri ini disebabkan oleh banyaknya perusahaan yang baru dan juga tidak dipungkiri juga terdapat beberapa peruahaan yang tidak bertahan lama atau bisa dikatakan mengalami bangkrut.

Dari data diatas dapat dilihat bahwa penyerapan tenaga kerja di bidang jasa menduduki posisi puncak yaitu sebanyak 200.280 jiwa, kemudian diikuti oleh bidang perdagangan, rumah makan dan perhotelan yaitu sebanyak 334.514 jiwa, dan selanjutnya diikuti bidang industri sebanyak 117.888, dan kemudian diikuti oleh jenis-jenis lapangan usaha yang memiliki penyerapan tenaga kerja yang berbeda – beda.

4.2Hasil Penelitian Dan Pembahasan

4.2.1 Deskriptif Karakteristik Responden

Penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada 40 orang pengusaha Ekonomi Kreatif di Kota Medan menghasilkan data mengenai karakteristik pengusaha Ekonomi Kreatif sebagai berikut.


(56)

4.2.1.1 Komposisi Pengusaha Menurut Jenis Usaha

Berdasarkan data yang diperoleh dari 40 orang responden yang diteliti terdapat 5 jenis usaha yang menjadi bidang usaha yang dijalankan oleh pengusaha ekonomi kreatif

Tabel 4.4

Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Usaha Jenis Usaha Jumlah

Kerajinan 28

Percetakan 1

Fashion 8

Makanan 2

Fotografi 1

Jumlah 40

Sumber : Data primer yang diolah

Dari tabel diatas dapat kita lihat posisi jenis usaha yang paling banyak dipilih oleh pengusaha ekonomi kreatif dijadikan sebagai lapangan usaha untuk mencukupi kebutuhan hidup yaitu di bidang kerajinan sebanyak 28 usaha, kemudian diikuti bidang fashion sebanyak 8 usaha, selanjutnya bidang makanan dan minuman sebanyak 2 usaha, dan bidang percetakan serta fotografi masing – masing 1 usaha.


(57)

4.2.1.2 Umur Responden

Umur respondenyang menjadi sample dalam penelitian ini adalah berkisar antara 28 tahun – 68 tahun. Berikut adalah distribusi sampel umur responden.

Tabel 4.5

Distribusi Sample Berdasarkan Umur

Umur Jumlah

<30 2

30-40 11

40-50 23

>50 4

Jumlah 40

Sumber : Data primer yang diolah

Dilihat dari segi umur responden, penelitian ini dominan berada pada usia 40 – 50 tahun yaitu berjumlah 23 pengusaha ekonomi kreatif, kemudian diikuti oleh usia 30 – 40 tahun yaitu berjumlah 11 penguaha, dan pada umur 50 tahun keatas berjumlah 4 orang pengusah, kemudian yang paling sedikit pada umr 30 tahun kebawah berjumlah 2 orang pengusaha.

4.2.1.3 Jenis Kelamin

Dari 40 orang responden yang diteliti, terdapat 26 responden laki – laki dan 14 responden wanita.


(58)

Tabel 4.6

Distribusi Sample Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persen

Laki-Laki 26 65%

Perempuan 14 35%

Jumlah 40 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa, pelaku usaha ekonomi kreatif lebih didominasi oleh kaum laki-laki yaitu sebanyak 65% sedangkan kaum perempuan sebanyak 35% dari 40 responden.

4.2.1.4 Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan responden yang diteliti yaitu dimulai dari SMP hingga Perguruan tinggi. Berikut adalah tingkat pendidikan responden.

Tabel 4.7

Distribusi Sample Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan Jumlah

SD 0

SMP 5

SMA 19

Sarjana 16

Jumlah 40


(59)

Dari tabel diatas dijelaskan bahwa, 19 orang pengusaha ekonomi kreatif atau sebesar 47,5% memiliki pendidikan tingkat SMA, diikuti oleh responden yang memiliki tingkat pendidikan sarjana sebanyak 16 orang atau 40%, dan tingkat pendidikan SMP sebanyak 2 orang atau 12,5 % dari 40 responden.

4.2.1.5 Lamanya Perusahaan

Tabel 4.8

Distribusi Sampel Berdasarkan Lamanya Perusahaan

Tahun Jumlah

<5thn 2

6-10thn 16

11-20thn 18

21-30thn 2

>30thn 2

Jumlah 40

Sumber : Data primer yang diolah

Selanjutnya dapat kita lihat dari tabel diatas bahwa umumnya responden telah lama menggeluti usaha ekonomi kreatif yang sekarang dikelolahnya dengan kisaran pengalaman berusaha 11 – 20 tahun sebanyak 18 pengusaha dan 6 – 10 tahun sebanyak 16 pengusaha, sedangkan pengalaman berusaha


(60)

dibawah 5 tahun, 21 – 30 tahun dan lebih dari 30 tahun masing – masing sebanyak 2 pengusaha.

4.2.1.6 Jumlah Tanggungan

Tabel 4.9

Distribusi Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan Jumlah

Tanggungan Jumlah Sampel

<2 3

2 hingga 4 29

5 hingga 7 8

Sumber : Data primer yang diolah

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata – rata para pelaku usaha ekonomi kreatif sudah memiliki keluarga, mereka memilih menjadi pengusaha ekonomi kreatif guna untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Dari data responden dapat dilihat bahwa jumlah tanggungan yang paling banyak yaitu antara 2 – 4 sebanyak 29 pengusaha ekonomi kreatif, selanjutnya dengan jumlah tanggungan diatas 5 orang sebanyak 8 pengusaha ekonomi kreatif, dan terakhir jumlah tanggungan dibawah 2 orang sebanyak 3 pengusaha ekonomi kreatif.


(61)

4.2.2 Gambaran Penggunaan Kredit Perbankan

Para pelaku usaha tentu menginginkan terjadinya pertumbuhan pada usaha yang dimilikinya. Oleh karena itu bank umum menawarkan kredit untuk pertumbuhan usaha tersebut. Penggunaan kredit itu sendiri bermacam – macam namun untuk tujuan yang sama yaitu terciptanya petumbuhan pada usaha yang dimiliki.

Dalam menjalankan usaha ekonomi kreatif tentunya para pelaku usaha mendirikan usaha tersebut dengan menggunakan modal sendiri. Modal disini maksudnya berupa uang yang dipakai pengusaha ekonomi kreatif untuk menjalankan usahanya.

Dari hasil wawancara penulis dengan responden dapat diketahui bahwa kredit modal usaha yang diberikan kepada para pelaku usaha ekonomi kreatif, sebanyak 4 orang atau 10% dari 40 responden menggunakan <50% kredit perbankan untuk modal usaha. Para pelaku usaha mengatakan mereka tidak menggunakan kredit perbankan seutuhnya untuk modal usaha namun juga untuk investasi. Sebanyak 28 orang atau 70% dari 40 responden mengatakan bahwa mereka menggunakan 50% – 75% kredit perbankan untuk modal usaha. Selanjutnya sebanyak 8 orang atau 20% dari 40 responden


(62)

mengatakan bahwa mereka menggunakan 75% - 100% kredit perbankan untuk modal usaha.

Para responden pun berpendapat bahwa dalam memperoleh kredit perbankan tidak lah sulit. Sebanyak 21 orang atau 52,5% dari 40 responden mengatakan mudah untuk memperoleh kredit perbankan yaitu dengan cara kunjungan oleh karyawan bank untuk menawarkan kredit perbankan. Disisi lain, 19 orang atau 47,5% dari 40 responden mengatakan bahwa memperoleh kredit perbankan biasa saja atau tidak terlalu rumit.

Adapun masalah-masalah dalam menciptakan pertumbuhan usaha yang dirasakan oleh para pelaku usaha ekonomi kreatif yaitu sebagai berikut :

− Tingginya harga bahan – bahan produksi − Kurangnya modal usaha ekonomi kreatif

− Kurangnya pengetahuan tentang bagaimana cara pemasaran yang baik dan benar

− Kurangnya sarana dan prasarana dalam menunjang usaha ekonomi kreatif.


(63)

4.2.3 Analisis Data

Peranan modal sangat diperlukan dalam meningkatkan hasil produksi serta menciptakan pertumbuhan usaha ekonomi kreatif. Modal disini terdiri dari modal sendiri dan juga modal yang di dapat dari kredit kepada bank.

Pada dasarnya dalam menjalankan usaha ekonomi kreatif maupun usaha lainnya modal yang digunakan adalah modal sendiri, tetapi karena kebutuhan yang semakin meningkat maka diperlukan pendapatan yang lebih tinggi. Salah satu solusi yang baik adalah menambahkan modal usaha dari luar yang ditawarkan oleh bank dengan penggunaan yang efisien sehingga pendapatan dapat lebih ditingkatkan.

Dari hasil analisis regresi linear berganda tersebut, dapat disusun dalam bentuk persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 418608,605 + 0,170 X1 + 0,460 X2

t-Stat = (1,083) (0,015) (0,000)

Standard Error = (386377,819) (0,067) (0,033)

R² = 0,981

Adjusted R² = 0,980 Durbin-Watson = 1,745


(64)

F-Stat = 946,718

Dari hasil estimasi diatas dapat dijelaskan bahwa pengaruh variabel independen (Variabel Bebas) yaitu modal sendiri dan modal kredit perbankan terhadap variabel dependen (Variabel Terikat) yaitu pendapatan usaha ekonomi kreatif, sebagai berikut :

1. Konstanta (a) sebesar 418608,605 artinya bahwa variabel Modal Sendiri dan Modal Kredit Perbankan dianggap konstan maka tingkat pertumbuhan usaha ekonomi kreatif sebesar 418608,605.

2. Koefisien regresi Modal Sendiri sebesar 0,170 adalah pengaruh variabel bebas X1 (Modal Sendiri) terhadap perubahan tingkat

pendapatan usaha ekonomi kreatif, pengaruh ini bernilai positif artinya semakin besar modal sendiri yang dimiliki pengusaha ekonomi kreatif maka semakin tinggi pula pendapatan usaha ekonomi kreatif tersebut.

3. Koefisien regresi modal kredit perbankan sebesar 0,460 adalah pengaruh variabel bebas X2 (Modal Kredit Perbankan) terhadap

perubahan tingkat pendapatan usaha ekonomi kreatif, pengaruh ini bernilai positif artinya semakin besar Modal Kredit Perbankan yang dimiliki pengusaha ekonomi kreatif maka semakin tinggi pula pendapatan usaha ekonomi kreatif tersebut.


(65)

Dari kedua variabel bebas (X1 X2) yang digunakan dalam penelitian

ini variabel X2 (Modal Kredit Perbankan) adalah variabel bebas yang

memiliki pengaruh yang lebih dominan dibandingkan dengan variabel bebas X1 (Modal Sendiri) hal ini dapat dilihat dari besarnya koefisien

regresi variabel bebas X2 (0,460) lebih besar dari koefisien regresi

variabel bebas X1 (0,170)

4.2.3.1 Koefisien Determinasi (R-Square)

Tabel 4.10

Koefisien Determinasi (R-Square)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics R Square

Change

F Change

1 ,990a ,981 ,980 1116187,01702 ,981 946,718

a. R = 0,990 berarti hubungan antara pendapatan , modal sendiri dan modal kredit perbankan terhadap pertumbuhan usaha ekonomi kreatif sangat erat.


(66)

b. R Square sebesar 0,981 yang artinya pengaruh kredit perbankan terhadap pertumbuhan usaha ekonomi kreatif sebesar 98,1% dan sisanya 1,9% dapat diteliti oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini

4.2.3.2 Uji T-Statistik

Uji T dilakukan untuk menguji secara parsial apakah variabel Pendapatan (Y), Modal sendiri (X1), Modal kredit perbankan

(X2) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan usaha ekonomi kreatif di kota Medan. Kriteria pengambilan keputusan :

Ho akan diterima bila thitung < ttabel, pada α = 5%

Ha akan diterima bila thitung > ttabel, pada α = 5%

Tabel 4.11

Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.


(67)

1

(Constant) 418608,605 386377,819 1,083 ,286

X1 ,170 ,067 ,154 2,549 ,015

X2 ,460 ,033 ,846 14,026 ,000

Keterangan Tabel 4.3 :

a. Dari hasil estimasi diatas dapat diketahui bahwa nilai thitung (2,549) > ttabel (2,022). Dengan demikian Ha

diterima, artinya Modal Sendiri (X1) berpengaruh

(signifikan) terhadap pendapatan usaha ekonomi kreatif di kota Medan

b. Dari hasil estimasi diatas dapat diketahui bahwa nilai thitung (14,026) > ttabel (2,022). Dengan demikian Ha

diterima, artinya Modal Kredit Perbankan (X2)

berpengaruh nyata (signifikan) terhadap pendapatan usaha ekonomi kreatif di kota Medan.

4.2.3.3 Uji F-Statistik

Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel Pendapatan (Y), Modal Sendiri (X1), Modal Kredit Perbankan (X2) secara


(68)

positif dan signifikan terhadap pertumbuhan usaha ekonomi kreatif kota medan .

Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel dengan

tingkat kesalahan α = 5% dan derajat kebebasan (df) = (k-1),

(n-k), dimana k = jumlah variabel dependen dan independen sedangkan n = jumlah responden, dengan kriteria uji :

Ho akan diterima bila Fhitung < Ftabel

Ha akan diterima bila Fhitung > Ftabel

Tabel 4.4 Hasil Uji F hitung

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

1

Regression 235898043209

2058,000

2 117949021604 6029,000

946,718 ,000b

Residual 460973179079

41,920

37 124587345697 1,403

Total 240507775000

0000,000 39


(69)

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa Fhitung

(946,718) > Ftabel (4,091) , maka dapat disimpulkan bahwa

variabel Modal Sendiri (X1) dan Modal Kredit Perbankan

(X2) secara bersama-sama atau keseluruhan mempengaruhi


(70)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya tentang perbandingan modal sendiri dan modal kredit perbankan terhadap peningkatan pendapatan pengusaha ekonomi kreatif di kota Medan. Dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil perhitungan koefisien regresi Modal Sendiri (X1) mengatakan

bahwa variabel X1 (Modal Sendiri) berpengaruh terhadap perubahan

tingkat pendapatan usaha (Y1) ekonomi kreatif. Pengaruh ini bernilai

positif dengan kata lain bahwa semakin tinggi modal sendiri maka akan semakin tinggi pula pendapatan yang didapatkan oleh usaha ekonomi kreatif. Setiap kenaikan modal sendiri (X1) mempengaruhi peningkatan

pendapatan usaha ekonomi kreatif di kota Medan.

2. Dari hasil perhitungan koefisien regresi Modal Kredit Perbankan (X2)

mengatakan bahwa variabel X2 (Modal Kredit Perbankan) sangat besar

pengaruhnya terhadap perubahan tingkat pendapatan usaha (Y2) ekonomi

kreatif. Pengaruh ini bernilai positif dengan kata lain bahwa semakin tinggi modal kredit perbankan maka semakin tinggi pula pendapatan


(71)

usaha ekonomi kreatif. Setiap kenaikan modal kredit perbankan (X2)

mempengaruhi peningkatan pendapatan usaha ekonomi kreatif di kota Medan.

5.2Saran

1. Pendapatan usaha ekonomi kreatif akan dapat lebih meningkat jika modal sendiri lebih ditingkatkan lagi dan pendapatan tersebut hendaknya digunakan untuk menambah barang - barang baku atau bahan modal dan juga disokong dengan memperoleh kredit perbankan sehingga nantinya dapat memperoleh pendapatan yang lebih baik.

2. Meningkatnya pendapatan usaha ekonomi kreatif setelah mendapatkan pinjaman yang diberikan oleh bank kepada para pelaku usaha ekonomi kreatif di kota Medan hendaknya dapat selalu dipertahankan. Karena dengan adanya pinjaman kredit perbankan maka pendapatan usaha ekonomi kreatif akan selalu meningkat.


(72)

DAFTAR PUSTAKA

Amir, Supriadi, 2014. Cara Gampang Mendapatkan Modal dan Infestasi, Dunia Cerdas, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta, Yogyakarta.

Bank Indonesia Sumatera Utara, 2014. Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Provinsi Sumatera Utara Juni 2014, Medan.

Bank Indonesia Sumatera Utara, 2013. Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Provinsi Sumatera UtaraNovember 2014, Medan.

Bank Indonesia, 2014. Peraturan Perbankan Republik Indonesia. http://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Default.aspx (19 Desember 2014)

BPS Kota Medan, 2012. Kota Medan dalam Angka 2012, Medan.

BPS Kota Medan, 2013. Kota Medan dalam Angka 2013, Medan.

BPS Kota Medan, 2014. Kota Medan Dalam Angka 2014, Medan.

Hidayat, Anwar, 2014. Uji F dan Uji T

Jaya, Wihana Kirana, 2001. Ekonomi Industri Edisi 2. PT BPFE, Yogyakarta

Kashmir, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT. Raja Gravindo Persada, Jakarta.


(73)

Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2014. Ekonomi Kreatif: Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Jakarta

Kementerian Perdagangan, 2008. Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009 -2015, Kementerian Perdagangan RI, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad, 2007. Ekonomika Industri Indonesia, Menuju Negara Industri Baru 2030. Andi Offset, Yogyakarta.

Leemhannas RI, 2012. Pengembangan Ekonomi Kreatif Guna Menciptakan Lapangan Kerja dan Mengentaskan Kemiskinan Dalam Rangka Ketahanan Nasional. Jakarta.

MedanBisnis, 2014. Melirik Denyut Ekonomi Kreatif Medan Bagian2. http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2014/07/10/105517/melirik-denyut-ekonomi-kreatif-medan-bagian-2/ (17 November 2014)

MedanBisnis, 2014. Melirik Denyut Ekonomi Kreatif Medan. http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2014/07/10/105517/melirik-denyut-ekonomi-kreatif-medan/ (17 November 2014)

Meydianawati, Luh Gede, 2010. Analisis Pengaruh Penawaran Kredit Perbankan Kepada Sektor UMKM di Indonesia. Denpasar:Udayana

Muhamad, 2008. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif, Rajawali Pers, Jakarta.

Nazir, Muhammad, 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta

Prameswari, Ayu, 2010. Strategi Pengembangan Industri Kreatif untuk Meningkatkan Daya Saing Pelaku Ekonomi Lokal. Surabaya : STIE Perbanas.

S, Bonnie, 2014. Lasting Lean Re-Innovate Your Business Model Better, Faster, and Easier, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.


(74)

Sarwono, Jonathan, 2006. Panduan Cepat dan Mudah SPSS 14. Andi Offset, Yogyakarta.

Soleh, Achmad Zanbar, 2005. Ilmu Statistika Pendekatan Teoritis dan Aplikatif disertai Contoh Penggunaan SPSS. Rekayasa Sains, Bandung.

Syofwan, Ari, 2012. Peranan Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pengembangan UMK di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat: Studi kasus Bank BRI Kecamatan Gebang. Medan:USU

Uika Bogor, 2014. Gerakan Kewirausahaan Nasional. http://ti.ft.uika-bogor.ac.id/berita-142-gerakan-kewirausahaan-nasional-gkn.html (12 Oktober 2014)


(75)

KUESIONER

Saya Boby Darma Putra selaku penulis skripsi mengucapkan terima kasih untuk waktu yang telah disediakan oleh Bapak/Ibu dalam mengisi kuesioner ini. Kuisioner ini berguna untuk membantu penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Kredit Perbankan Terhadap Pertumbuhan Usaha Ekonomi Kreatif di Kota Medan”

A. Identifikasi Responden 1. Nama :

2. Jenis Kelamin :

3. Umur :

4. Jumlah Anggota Keluarga :

5. Pendidikan terakhir :

B. Karateristik Usaha 1. Jenis usaha :

2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu menjadi pengusaha ekonomi kreatif? = __________ Tahun


(1)

KUESIONER

Saya Boby Darma Putra selaku penulis skripsi mengucapkan terima kasih

untuk waktu yang telah disediakan oleh Bapak/Ibu dalam mengisi kuesioner ini.

Kuisioner ini berguna untuk membantu penulisan skripsi yang berjudul “Analisis

Pengaruh Kredit Perbankan Terhadap Pertumbuhan Usaha Ekonomi Kreatif di Kota

Medan”

A.

Identifikasi Responden

1.

Nama :

2.

Jenis Kelamin :

3.

Umur :

4.

Jumlah Anggota Keluarga :

5.

Pendidikan terakhir :

B.

Karateristik Usaha

1.

Jenis usaha :

2.

Sudah berapa lama Bapak/Ibu menjadi pengusaha ekonomi kreatif?

= __________ Tahun


(2)

Modal Sendiri Rp………..

Modal Kredit Perbankan Rp ………...

4.

Rata-rata pendapatan perbulan

Pendapatan Sebelum Menggunakan Kredit Perbankan

= _________________________________

Pendapatan setelah menggunakan kredit perbankan

= ___________________________________

5.

Kemana digunakan kredit perbankan yang diterima :

a)

< 50% digunakan untuk modal usaha

b)

50% - 75% digunakan untuk modal usaha

c)

75% - 100% digunakan untuk modal usaha

6.

Bagaimana menurut Bapak/Ibu Persyaratan memperoleh kredit

perbankan?

a)

Mudah (Bank menawarkan kredit)


(3)

c)

Sulit (Pelaku usaha datang ke bank dengan prosedur yang

rumit)

7.

Apa saja masalah yang muncul ketika menjalankan usaha ekonomi

kreatif)

a)

Kurangnya modal usaha

b)

Tingginya harga bahan-bahan produksi

c)

Kurangnya sarana/prasarana dalam menunjang Usaha

Ekonomi Kreatif

d)

Kurangnya pengetahuan tentang bagaimana cara pemasaran


(4)

Lampiran

No Nama Jenis Usaha

Pendapatan Sebelum Kredit

Pendapatan Se Kredit

1 Jadiran Keramik 3500000 7500000

2 Asni Katama Shoes 4200000 11000000

3 Khadirudin Bersaudara Jaya 3000000 7400000

4 Syafri Ali, SE Sat Handifraf 3000000 7000000

5 Noni Noni Collection 3500000 5500000

6 Agusti Handayani Syafi Jaya Rotan 7000000 17500000

7 Nurcahaya Rumah Batik Motif Medan 6000000 22500000

8 Morris Cultur Art 8000000 12500000

9 Nisma Sirup Nisma 2500000 4300000

10 Merry Rendang Gayo 4000000 8000000

11 Syafrizal Ud Albuhary 5000000 12000000

12 Munir Ginting Oleh - oleh Medan 6000000 13000000

13 M Irwan Irji Frame 3500000 6000000

14 Hj Anna Sulmi Batik Plopor Jaya 4600000 10000000

15 Ibu Ima Davalia Sprey 3800000 6500000

16 Jumaidia Pengrajin Sepatu 4500000 9000000

17 Ir Bisma Siregar Usaha Rezeki Siregar 25000000 27000000

18 Anwar Sadad Angkasa Mable Polonia 26000000 28000000

19 Yahya Aneka Jepara 15000000 22500000

20 Doni Toko Kaca Nings 4000000 8500000

21 Sunaryo Karya Bingkai Serasi 3500000 7500000

22 Ramli Mitra Jepara 16000000 21000000

23 Jaimadi Jaima Collection 8500000 13500000

24 Husni Vatya Butik 15000000 25000000

25 Hj Rasidah Alfahmi Konfeksi 12500000 18000000

26 Yasin Batu Alam Yasin Galery 5800000 12500000

27 Susi Karya Perabot Jepara 20000000 27000000

28 Kusmawan Batu Alam Toko Galery 28000000 39000000

29 Hj Aminah Toko Perabot Jepara Sentosa 14500000 18000000

30 Mukhlisin Kalingga Jepara 8000000 12500000

31 Tiara Bello Galery 6500000 8500000

32 Jasa Sembiring Percetakan Takasima 5500000 7000000


(5)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Change

1 ,990a ,981 ,980 1116187,01702 ,981 946,718

Model Summaryb

Model Change Statistics Durbin-Watson

df1 df2 Sig. F Change

1 2a 37 ,000 1,745

a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable: Y2

35 Tauli Brutu Pasir Art 7000000 11000000

36 Mardiah Sajid Bordir 5000000 10000000

37 Darwis Pesona Bahari 3500000 8000000

38 Lindawati Ike Bana 2500000 5500000

39 Hendriando Handy Galery 3000000 6500000


(6)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 2358980432092

058,000

2 1179490216046 029,000

946,718 ,000b

Residual 4609731790794

1,920

37 1245873456971 ,403

Total 2405077750000

000,000

39

a. Dependent Variable: Y2

b. Predictors: (Constant), X2, X1

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 418608,605 386377,819 1,083 ,286

X1 ,170 ,067 ,154 2,549 ,015