19
atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah • Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
• Kredit atau Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang selanjutnya disebut dengan Kredit atau Pembiayaan
UMKM adalah Kredit atau Pembiayaan yang diberikan kepada pelaku usaha yang memenuhi kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah. www.bankindonesia.com
2.4 Ekonomi Kreatif
Pergeseran dari Era Pertanian lalu Era Industrialisasi, disusul oleh era informasi yang disertai dengan banyaknya penemuan baru di bidang teknologi infokom
serta globalisasi ekonomi, telah menggiring peradaban manusia kedalam suatu
Universitas Sumatera Utara
20
arena interaksi sosial baru yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Kementrian perdagangan Republik Indonesia, 2014:1
Industrialisasi telah menciptakan pola kerja, pola produksi dan pola distribusi
yang lebih murah dan lebih efisien. Penemuan baru di bidang teknologi infokom seperti internet, email, SMS, Global System for Mobile communications GSM
telah menciptakan interkoneksi antar manusia yang membuat manusia menjadi semakin produktif. Globalisasi di bidang media dan hiburan juga telah mengubah
karakter, gaya hidup dan perilaku masyarakat menjadi lebih kritis dan lebih peka atas rasa serta pasar pun menjadi semakin luas dan semakin global. Ibid
Sisi lain yang muncul dari fenomena tersebut adalah kompetisi yang semakin keras. Kondisi ini mengharuskan perusahaan mencari cara agar bisa menekan
biaya semurah mungkin dan se-efisien mungkin. Konsentrasi industri berpindah dari negara barat ke negara-negara berkembang di Asia karena tidak bisa lagi
menyaingi biaya murah di Republik Rakyat Tiongkok RRT dan efisiensi industri negara Jepang. Negara-negara maju mulai menyadari bahwa saat ini
mereka tidak bisa mengandalkan supremasi dibidang industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif, sehingga kemudian pada tahun
1990-an dimulailah era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas, yang populer disebut Ekonomi Kreatif yang digerakkan oleh sektor
industri yang disebut Industri Kreatif. Ibid
Universitas Sumatera Utara
21
Ekonomi Kreatif sebenarnya adalah wujud dari upaya mencari pembangunan yang berkelanjutan melalui kreativitas, yang mana pembangunan berkelanjutan
adalah suatu iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan. Dengan kata lain, ekonomi kreatif adalah
manifestasi dari semangat bertahan hidup yang sangat penting bagi negara-negara maju dan juga menawarkan peluang yang sama untuk negara-negara
berkembang. Pesan besar yang ditawarkan ekonomi kreatif adalah pemanfaatan cadangan sumber daya yang bukan hanya terbarukan, bahkan tak terbatas, yaitu
ide, talenta dan kreativitas. Ibid
Industri kreatif adalah industri yang dihasilkan dari pemanfaatan kreativitas, keahlian dan bakat individu untuk menciptakan nilai tambah, lapangan kerja dan
peningkatan kualitas hidup. Beberapa contoh pendekatan definisi ekonomi kreatif di dunia:
1. Department for Culture, Media and Sport DCMS Inggris,
mengklasifikasikan industri kreatif kedalam industri yang berbasis budaya dan hak cipta.
2. Symbolic Text Model, mengklasifikasikan industri kreatif menjadi industri berbasis budaya inti, industri kultural periferal dan industri budaya
perbatasan. 3. World Intellectual Property Organization WIPO, menggunakan pendekatan
hak kekayaan intelektual meliputi jenis industri yang memiliki hak cipta
Universitas Sumatera Utara
22
seperti periklanan, piranti lunak, dan lain-lain. Metode ini banyak diaplikasikan di Negara Uni Eropa dan Amerika Serikat
4. United Nations Conference on Trade and Development UNCTAD, mendefinisikan industri kreatif sebagai aktivitas yang berpusat pada
pengetahuan, berfokus namun tidak terbatas pada seni, memiliki potensi untuk menghasilkan pendapatan dari hasil penjualan atau hak kekayaan
intelektual. 5. United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization
UNESCO, membedakan ekonomi kreatif menjadi core cultural domains meliputi museum, galeri, seni pertunjukan, festival, desain, penerbitan,
televisi dan radio, film and fotografi dan media interaktif; dan expanded cultural domains meliputi alat musik, peralatan sound system, arsitektur,
periklanan dan peralatan cetak, piranti lunak, dan perangkat keras audio visual.
6. Americans for the Arts Model, memasukkan periklanan, arsitektur, sekolah dan jasa seni, desain, film, museum, kebun binatang, musik, seni pertunjukan,
penerbitan, tv dan radio serta seni rupa sebagai bagian dari industri kreatif. Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2014:17
Ekonomi kreatif erat kaitannya dengan industri kreatif, namun ekonomi kreatif memiliki cakupan yang lebih luas dari industri kreatif. Ekonomi kreatif
merupakan ekosistem yang memiliki hubungan saling ketergantungan antara
Universitas Sumatera Utara
23
rantai nilai kreatif creative value chain; lingkungan pengembangan nurturance environment; pasar market dan pengarsipan archiving. Ekonomi kreatif tidak
hanya terkait dengan penciptaan nilai tambah secara ekonomi, tetapi juga penciptaan nilai tambah secara sosial, budaya dan lingkungan. Oleh karena itu,
ekonomi kreatif selain dapat meningkatkan daya saing, juga dapat meningkatkan kualitas hidup Bangsa Indonesia.
Industri kreatif merupakan bagian atau subsistem dari Ekonomi Kreatif, yang terdiri dari core creative industri, forward dan backward linkage creative
industri. Core creative industri adalah industri kreatif yang penciptaan nilai tambah utamanya adalah pemanfaatan kreativitas orang kreatif. Dalam proses
penciptaan nilai tambah tersebut, core creative industri membutuhkan output dari industri lainnya sebagai input. Industri yang menjadi input bagi core creative
industri disebut sebagai backward linkage creative industri. Output dari core creative industri juga dapat menjadi input bagi industri lainnya, yang disebut
sebagai forward linkage creative industry. Ibid : 18
Pentingnya pola pikir kreatif di masa depan dikemukakan oleh Daniel H. Pink 2005. Pink menjelaskan bahwa secara umum telah terjadi pergeseran kebutuhan dalam masyarakat. Pada abad ke-
18 hingga abad ke-20, individu dihadapkan pada keterbatasan sehingga tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja dengan pekerjaan yang bersifat sekuensial, literal, fungsional, tekstual dan analitik.
Namun saat ini dan di masa mendatang kemampuan yang berkaitan dengan estetika, kontekstual, sintesis, dan visualisasi diyakini sebagai kemampuan yang penting dalam menggerakkan
Universitas Sumatera Utara
24
perekonomian maupun menciptakan kualitas hidup bagi masyarakat.
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2014 : 6
Beberapa faktor yang mendorong pentingnya pola pikir kreatif di masa mendatang:
1. Abundance. Teknologi yang semakin maju dan globalisasi yang memudahkan masyarakat untuk berinteraksi telah memberikan masayarakat kemudahan
untuk mendapatkan kebutuhannya. Masyarakat mengalami kecukupan sumber daya pemuas kebutuhan yang dapat diproduksi oleh beberapa Negara.
Hal ini mengakibatkan setiap industri yang bergerak di produksi yang sama harus berusaha untuk membuat seuatu yang unik sehingga tidak mudah
disubstitusi oleh produk lain. 2. Asia. Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat khususnya di Asia telah
mengakibatkan biaya produksi lebih murah di Asia. Tenaga kerja yang berlimpah menjadikan para pemilik modal banyak memindahkan usahanya ke
Asia karena dengan kualitas yang sama, upah tenaga kerja lebih murah di Asia.
3. Automation. Tenaga kerja di setiap negara tidak hanya bersaing dengan tenaga kerja di negara lain, tetapi juga bersaing dengan teknologi. Revolusi
industri merupakan salah satu contoh kasus yang menuntut individu harus rela kehilangan pekerjaannya dan digantikan dengan mesin. Tantangan saat
ini adalah apabila pekerjaan kita dapat digantikan oleh komputer, mesin,
Universitas Sumatera Utara
25
robot, atau teknologi lain, maka kita tidak akan bisa berkompetisi di masa yang akan datang. Ibid
Sejalan dengan perkembangannya, maka pendekatan definisi ekonomi kreatif di setiap negara berbeda, namun semua mengaitkan ekonomi kreatif dengan industri
kreatif. Ibid
Studi pemetaan industri kreatif yang telah dilakukan oleh Departemen Perdagangan Republik Indonesia tahun 2007-pun menggunakan acuan definisi
industri kreatif yang sama, sehingga industri kreatif di Indonesia dapat didefinisikan sebagai berikut: Industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas,
ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta
individu tersebut‚ Subsektor yang merupakan industri berbasis kreativitas adalah:
1. Periklanan: kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan komunikasi satu arah dengan menggunakan medium tertentu, yang meliputi proses kreasi,
produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya: riset pasar, perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan,
promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak surat kabar, majalah dan elektronik televisi dan radio, pemasangan berbagai poster dan
gambar, penyebaran selebaran, pamphlet, edaran, brosur, dan reklame sejenis,
Universitas Sumatera Utara
26
distribusi dan delivery advertising materials atau samples, serta penyewaan kolom untuk iklan.
2. Arsitektur: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa desain bangunan, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan
konstruksi baik secara menyeluruh dari level makro Town planning, urban design, landscape architecture sampai dengan level mikro detail konstruksi,
misalnya: arsitektur taman, desain interior. 3. Pasar Barang Seni: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan -
barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet, misalnya: alat
musik, percetakan, kerajinan, automobile, film, seni rupa dan lukisan. 4. Kerajinan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan
distribusi produk yang dibuat dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian produknya, antara lain
meliputi barang kerajinan yang terbuat dari: batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam emas, perak, tembaga,
perunggu, besi kayu, kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat, dan kapur. Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif
kecil bukan produksi masal. 5. Desain: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain
interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.
Universitas Sumatera Utara
27
6. Fesyen: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan
aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen. 7. Video, Film dan Fotografi: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi
produksi video, film dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi,
sinetron dan eksibisi film. 8. Permainan Interaktif: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi,
dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Subsektor permainan interaktif bukan didominasi
sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi.
9. Musik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasikomposisi, pertunjukan, reproduksi dan distribusi dari rekaman suara.
10. Seni Pertunjukan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten, produksi pertunjukan misal: pertunjukan balet, tarian
tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera, termasuk tur musik etnik, desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata
panggung, dan tata pencahayaan. 11. Penerbitan dan Percetakan: kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan
konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita dan pencari berita. Subsector ini juga
Universitas Sumatera Utara
28
mencakup penerbitan perangko, materai, uang kertas, blanka cek giro, surat andil, obligasi surat saham, surat berharga lainnya, passport, tiket pesawat
terbang, dan terbitan khusus lainnya 12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak: kegiatan kreatif yang terkait dengan
pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengolahan data, pengembangan database, pengembangan piranti lunak,
integrasi sistem, desain dan analisis sistem. 13. Televisi dan Radio: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi,
produksi dan pengemasan acara telivisi seperti games, kuis, reality show, infotainment, dan lainnya, penyiaran, dan transmisi konten acara televise dan
radio, termasuk kegiatan station relay pemancar kembali siaran radio dan televisi.
14. Riset dan Pengembangan: kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan
pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat
memenuhi kebutuhan pasar; termasuk yang berkaitan dengan humaniora Kementrian perdagangan Republik Indonesia, 2014:6
2.5 Penelitian Terdahulu