Pengaruh Foreign Direct Investment dan Debt to Equity Ratio Terhadap Market Capitalization pada Bank di Indonesia , Malaysia , Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam dengan IAS 28 Sebagai Variabel Moderating

(1)

SKRIPSI

PENGARUH FOREIGN DIRECT INVESTMENT DAN DEBT TO EQUITYRATIO TERHADAP MARKET CAPITALIZATION PADA BANK

DIINDONESIA, MALAYSIA , SINGAPURA, THAILAND,FILIPINA, DAN VIETNAM DENGAN IAS 28

SEBAGAI VARIABEL MODERATING

DISUSUN OLEH : ENDHA CPS

110503206

DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : “Pengaruh Foreign Direct Investment dan Debt to Equity Ratio Terhadap Market Capitalization pada Bank di Indonesia , Malaysia , Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam dengan IAS 28 Sebagai Variabel Moderating” adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dipublikasikan dan diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penelitian Skripsi Program Strata I Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 6 Juli 2015

Endha C.P.S


(3)

ABSTRAK

PENGARUH FOREIGN DIRECT INVESTMENT DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAPMARKET CAPITALIZATION PADA BANK DI

INDONESIA, MALAYSIA, SINGAPURA, THAILAND, FILIPINA, DAN VIETNAM DENGAN IAS28

SEBAGAI VARIABEL MODERATING

Dalam menentukan nilai perusahaan, Kapitalisasi Pasar jelas salah satu indikator besar yang umum digunakan di antara investor. Banyak penelitian telah dilakukan untuk menentukan faktor-faktor yang meningkatkan harga saham antara perusahaan yang bersaing di pasar saham sehingga begitu banyak temuan, tapi masih belum bisa sepenuhnya menjelaskan semuanya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara Foreign Direct Investment dan Debt to Equity Ratio terhadap Market Capitalization menggunakan 21 bank yang beroperasi di Asia Tenggara sebagai besar sampel yang telah dipilih dengan menggunakan purposive sampling di periode 2012 - 2014. Data penelitian ini telah dianalisis menggunakan Kolmogorov-Smirnov sebagai uji normalitas, Durbin watson sebagai uji normalitas, scatterplots grafik dan uji glejser sebagai Hederoskedastisitas dan uji multikolinearitas.

Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan yang signifikan positif antara Investasi Asing Langsung dan Kapitalisasi Pasar, hubungan dan hubungan moderat positif antara IAS 28, Foreign Direct Investment, Debt to Equity Ratio


(4)

dan Kapitalisasi Pasar. Tapi tidak membuktikan apapun hubungan antara Debt to Equity Ratio dengan Market Capitalization.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2014, diharapkan agar bermanfaat untuk investor ketika mereka mencoba untuk menentukan nilai suatu perusahaan dalam berinvestasi internasional.

Kata kunci: Komunitas Asean Economic, Asia Tenggara, rata Resmi Tukar, IAS, Debt to Equity, investasi Internasional


(5)

ABSTRACT

PENGARUH FOREIGN DIRECT INVESTMENT DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAPMARKET CAPITALIZATION PADA BANK DI

INDONESIA, MALAYSIA, SINGAPURA, THAILAND, FILIPINA, DAN VIETNAM DENGAN IAS28

SEBAGAI VARIABEL MODERATING

In determining the value of a company, Market Capitalization is clearly one of the big indicator that commonly used among the investors. A lot of researches have been done to determine the factors that increase the share price among the companies that compete in the stock market resulting in so many findings but still couldnt fully explain it all.

This research aims to determine whether there is a connection between companies’ market capitalization , companies’ financial ratio , and external financial factors such as Foreign Invetment and Exchange Rate using 21 banks that operate in South East Asia as sampels that have been chosen using purposive sampling in 2012 – 2014 periods. This Research’s data have been analyzed using Kolmogorov-Smirnov as normality test, Durbin- watson as normality test, scatterplots graph and glejser test as Hederoskedastisity, and multicolinearity test. Research’s results indicate a positive significant relation between Foreign Direct Investment and Market Capitalization, and a positive moderating relationship between IAS 28, Foreign Direct Investment, Debt to Equity Ratio,


(6)

and Market Capitalization. But not proving any relation between Debt to Equity Ratio and Market Capitalization

This Research happened in June 2014, hoping to create a helpful tools for the investors when they’re trying to determine a company’s value in international investing.

Keywords : Asean Economic Community, Foreign Direct Investment , South East Asia , Average Official Exchange Rate, IAS, Debt to Equity , International investment


(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan YME atas segala rahmat dan karunia-Nya yang tiada henti dirasakan penulis hingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Foreign Direct Investment dan Debt to Equity Ratio Terhadap Market Capitalization pada Bank di Indonesia , Malaysia , Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam dengan IAS 28 Sebagai Variabel Moderating “.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak secara langsung dan tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak., CPA selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., CA selaku Dosen Penguji dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Drs. Firman Syarief, M.Si., Ak. dan Selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Mutia Ismail, M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu dan Bapak Drs. Syahrul Rambe., Ak., CA selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini.

5. Teman-teman seperjuangan di HMA FEB USU yang selalu memberikan semangat dan keceriaan untuk penulis.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyajian skripsi ini, sehingga kritik dan saran sangat diharapkan. Akhir kata, penulis mengharapkan skripsi ini bermanfaat bagi pembacanya.


(8)

Medan, 6 Juli 2015 Penulis,

Endha C.P.S NIM:110503206


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoritis ... 10

2.1.1. Pengertian Market Capitalization ... 10

2.1.1.1. Pengertian Saham ... 12

2.1.1.1. Pengertian Market Value ... 13

2.1.2. Teori The Wave Principle ... 13

2.1.3. Teori Monopolistic Advantage ... 14

2.1.4. International Fischer Effect ... 15

2.1.5. Foreign Direct Investment ... 15

2.1.6. Debt to Equity Ratio ... 20

2.1.7. International Financial Reporting Standard... 20

2.2. Review Penelitian Terdahulu ... 23

2.3. Kerangka Konseptual Penelitian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian ... 30

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 33

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 33

3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 34

3.5.1. Variabel Dependen (Y) ... 34

3.5.2. Variabel Independen (X) ... 34

3.5.2.1. Foreign Direct Investment (X1) ... 35

3.5.2.2. Debt to Equity Ratio (X2) ... 35

3.5.3. Variabel Moderating (Z) ... 35


(10)

3.7. Metode Analisis Data ... 38

3.7.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 38

3.7.2. Uji Asumsi Klasik... 39

3.8 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif... 43

4.2. Uji Asumsi Klasik ... 44

4.2.1. Uji Normalitas ... 44

4.2.2. Uji Autokorelasi ... 49

4.2.3. Uji Heterokedastisitas ... 50

4.2.4. Uji Multikolinearitas ... 51

4.3. Pengujian Hipotesis ... 52

4.3.1. Uji Koefisien Determinasi ... 52

4.3.2. Pengujian Hipotesis Persamaan 1 ... 54

4.3.3. Pengujian Hipotesis Persamaan 2 ... 57

4.4. Pembahasan Penelitian ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 61

5.2. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Review Peneletian Terdahulu ... 25

Tabel 3.1 Daftar Nama Sampel Penelitian Tahun 2012 - 2014... 32

Tabel 3.2 Definisi Operasional & Skala Pengukuran Variabel ... 36

Tabel 3.3 Tabel Durbin Watson ... 41

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 46

Tabel 4.2. Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ... 49

Tabel 4.3 Hasil Uji Durbin Watson ... 50

Tabel 4.4. Uji Multikolinearitas ... 53

Tabel 4.5.Goodness of Fit ... 54

Tabel 4.6. Hasil Uji F ... 55

Tabel 4.7. Hasil Uji t ... 57

Tabel 4.8 Moderasi FDI Dengan Market Capitalization ... 58


(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 27 Gambar 4.1 Uji Normalitas P-Plot ... 48 Gambar 4.2 Uji Heterokeadstisitas Scatterplot ... 52


(13)

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Sampel Penelitian ... 66

Lampiran 2 Data Variabel Penelitian ... 67

Lampiran 3 Statistik Deskriptif ... 68

Lampiran 4 Tabel F ... 68


(14)

ABSTRAK

PENGARUH FOREIGN DIRECT INVESTMENT DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAPMARKET CAPITALIZATION PADA BANK DI

INDONESIA, MALAYSIA, SINGAPURA, THAILAND, FILIPINA, DAN VIETNAM DENGAN IAS28

SEBAGAI VARIABEL MODERATING

Dalam menentukan nilai perusahaan, Kapitalisasi Pasar jelas salah satu indikator besar yang umum digunakan di antara investor. Banyak penelitian telah dilakukan untuk menentukan faktor-faktor yang meningkatkan harga saham antara perusahaan yang bersaing di pasar saham sehingga begitu banyak temuan, tapi masih belum bisa sepenuhnya menjelaskan semuanya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara Foreign Direct Investment dan Debt to Equity Ratio terhadap Market Capitalization menggunakan 21 bank yang beroperasi di Asia Tenggara sebagai besar sampel yang telah dipilih dengan menggunakan purposive sampling di periode 2012 - 2014. Data penelitian ini telah dianalisis menggunakan Kolmogorov-Smirnov sebagai uji normalitas, Durbin watson sebagai uji normalitas, scatterplots grafik dan uji glejser sebagai Hederoskedastisitas dan uji multikolinearitas.

Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan yang signifikan positif antara Investasi Asing Langsung dan Kapitalisasi Pasar, hubungan dan hubungan moderat positif antara IAS 28, Foreign Direct Investment, Debt to Equity Ratio


(15)

dan Kapitalisasi Pasar. Tapi tidak membuktikan apapun hubungan antara Debt to Equity Ratio dengan Market Capitalization.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2014, diharapkan agar bermanfaat untuk investor ketika mereka mencoba untuk menentukan nilai suatu perusahaan dalam berinvestasi internasional.

Kata kunci: Komunitas Asean Economic, Asia Tenggara, rata Resmi Tukar, IAS, Debt to Equity, investasi Internasional


(16)

ABSTRACT

PENGARUH FOREIGN DIRECT INVESTMENT DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAPMARKET CAPITALIZATION PADA BANK DI

INDONESIA, MALAYSIA, SINGAPURA, THAILAND, FILIPINA, DAN VIETNAM DENGAN IAS28

SEBAGAI VARIABEL MODERATING

In determining the value of a company, Market Capitalization is clearly one of the big indicator that commonly used among the investors. A lot of researches have been done to determine the factors that increase the share price among the companies that compete in the stock market resulting in so many findings but still couldnt fully explain it all.

This research aims to determine whether there is a connection between companies’ market capitalization , companies’ financial ratio , and external financial factors such as Foreign Invetment and Exchange Rate using 21 banks that operate in South East Asia as sampels that have been chosen using purposive sampling in 2012 – 2014 periods. This Research’s data have been analyzed using Kolmogorov-Smirnov as normality test, Durbin- watson as normality test, scatterplots graph and glejser test as Hederoskedastisity, and multicolinearity test. Research’s results indicate a positive significant relation between Foreign Direct Investment and Market Capitalization, and a positive moderating relationship between IAS 28, Foreign Direct Investment, Debt to Equity Ratio,


(17)

and Market Capitalization. But not proving any relation between Debt to Equity Ratio and Market Capitalization

This Research happened in June 2014, hoping to create a helpful tools for the investors when they’re trying to determine a company’s value in international investing.

Keywords : Asean Economic Community, Foreign Direct Investment , South East Asia , Average Official Exchange Rate, IAS, Debt to Equity , International investment


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketika ilmu pengetahuan dan teknologi belum berkembang seperti sekarang, mayoritas masyarakat menghidupi dirinya melalui satu mata pencaharian tunggal. Jika dari aktivitas mata pencaharian tunggal itu ia mendapat penghasilan yang melebihi kebutuhannya, ia akan menyimpannya untuk keadaaan yang tidak terduga.

Namun, di era globalisasi sekarang, di mana manusia bisa melakukan transaksi antar negara dari dalam kamar tidur masing – masing, kemungkinan untuk menambah penghasilan di samping dari mata pencaharian lain semakin terbuka lebar. Dengan munculnya kesempatan ini, sebagian besar masyarakat mulai memilih untuk menanamkan kelebihan penghasilan mereka ke dalam berbagai jenis investasi untuk menambah penghasilan mereka di masa yang akan datang.

Investasi adalah pengaitan sumber – sumber dalam jangka panjang untuk mengahsilkan laba di masa yang akan datang ( Mulyadi, 2001 : 284). Jenis investasi bisa dibagi menjadi menjadi beberapa jenis, ada yang dinamakan dengan investasi tabungan, investasi yang dilakukan menanamkan sejumlah uang ke dalam bentuk tabungan di bank yang akan menghasilkan pendapatan berupa bungandalam kurun waktu tertentu. Jenis investasi selanjutnya adalah


(19)

investasi aset fisik, yang biasa dilkakuan dengan pembelian tanah, bangunan, atau berbagai jenis perhiasan. Keuntungan dari investasi jenis fisik biasanya didapatkan dari penambahan nilaia aset fiisk yang terjadi seiring dengan berjalannya waktu.

Jenis investasi lain yang paling sering dilakukan adalah investasi saham, Investasi saham adalah pemilikan atau pembelian saham-saham perusahaan oleh suatu perusahaan lain atau perorangan dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan tambahan diluar pendapatan dari usaha pokoknya. Jadi saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang diperbandingkan di lantai bursa efek, yang digunakan bagi perusahaan untuk kelangsungan hidup perusahaan dalam membutuhkan dana dari masyarakat (Subroto, 1986).Ada beberapa keuntungan, menurut Buletin BES (1990), yang diperoleh seorang investor dengan memiliki saham perusahaan lain, yaitu :

1. Kemungkinan memperoleh dividen yaitu sebagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham.

2. Kemungkinan memperoleh capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh pemegang saham dari hasil jual beli saham, berupa selisih nilai jual yang lebih tinggi dari nilai beli yang lebih rendah.

3. Memiliki hak prioritas untuk membeli bukti right yang dikeluarkan oleh perusahaan.


(20)

5. Waktu kepemilikan tidak terbatas dan berakhir pada saat investor menjual kembali saham tersebut di bursa efek.

6. Memiliki hak suara dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).

Namun masalah yang paling umum muncul dalam investasi saham adalah memilih perusahaan yang tepat untuk menanamkan investasi. Dalam periode awal, laporan keuangan perusahaan sangat sukar untuk didapat dikarenakan belum berkembangnya teknologi dan sistem informasi seperti sekarang ini. Pada era tersebut, keputusan investasi saham dilakukan hanya berdasarkan nama baik perusahaan karena hanya segelintir orang yang memiliki akses ke laporan keuangan perusahaan.

Setelah berdirinya pasar saham, informasi mengenai perusahaan – perusahana yang memperjual belikan sahamnya kepada publik semakin mudah didapatkan, hal ini memudahkan para calon investor untuk menentukan di mana mereka akan menanamkan investasi mereka. Bahkan, dengan teknologi dan sistem informasi yang tersedia pada zaman ini, kita dimungkinkan untuk membeli saham dari perusahaan d iluar negara tempat kita tinggal.

Setelah masayarakat bisa dengan mudah memperoleh informasi keuangan dari semua perusahaan yang terdaftar di pasar modal, pertanyaan selanjutnnya yang muncul adalah bagaimana cara menggunakan informasi mengenai kondisi keungan perusahana tersebut untuk menentukan kelayakan perusahaan tersebut. Banyak informasi – informasi dari laporan keuangan yang dapat didjadikan sebagai sebuah indikator apakah sebuah perusahaan layak


(21)

untuk mendapatkan suntikan investasi seperti Payback Period, Internal Rate of Return, Profitability Index, Return on Investment, dan lain sebagainya. Namun, penulis akan memfokuskan penelitian pada kriteria keuangan yang disebut Market Capitalization.

Market Capitalization adalah nilai sebuah perusahaan berdasarkan perhitungan harga pasar saham dikalikan dengan jumlah saham yang beredar. Jadi, semakin mahal harga saham suatu perusahaan di pasar dan semakin banyak jumlah sahamnya yang beredar di pasar akan membuat kapitalisasi pasar perusahaan itu semakin besar. Market Capitalization seringkali digunakan untuk menilai besarnya sebuah perusahaan. Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya nilai Market Capitalization adalah banyaknya permintaan dan penawarn dari saham yang bersangkutan, besarnya tingkat pengembalian saham, kebijakan perusahaan yang diambil, dan faktor- faktor yang mempengaruhi fluktuasi nilai saham dari kebijakan finansial internasional.

Kebijakan finansial internasional mengakibatkatkan beberapa dampak kepada aktivitas investasi, anatara lain :

1. Transaction Cost

Merupakan biaya tambahan yang harus dikeluarkan investor untuk melakaukan sebuah investasi internasional.

2. Currency Risk

Merupakan resiko yang diakibatkan perubahan nilai investasi akbat pergerakan nilai mata uang asing.


(22)

3. Liquidity Risk

Merupakan resiko yang diakibatkan oleh ketidak mampuan investor dalam menjual sahamnya.

Jika melihat aktivitas investasi internasional di kawasan Asia Tenggara sendiri, diprediksikan akan mengalami peningkatan dikarenakan berlangsungnya Asean Economic Community (AEC). Hal ini dikarenakan, dengan berjalannya AEC, maka seluruh negara yang menjadi anggota ASEAN secara otomatis tergabung menjadi single market and production base. Jika dilihat dari sudut pandang investor, menjadikan beberapa negara sebagai sebuah single market berarti menggaandakan pangsa pasar dari negara tujuan investasi. Dalam konteks ini, menjadi 600 juta penduduk dengan berinvestasi ke salah satu negara anggota ASEAN.

Menurut situs resmi ASEAN (www.Asean.org), single production base dalam kesepakatan yang terjalin dalam AEC adalah sebagai berikut:

1. Kebebasan Pergerakan Barang

2. Kebebasan Pergerakan Jasa

3. Kebebasan Pergerakan Investasi

4. Kebebasan Pergerakan Modal dan Tenaga Kerja

Dari sudut pandang investor, kebebasan pergerakan keempat sumber daya di atas akan menyediakan berbagai opsi yang luar biasa menarik dalam aktivitas produksi mereka. Namun, investasi internasional tentu memiliki


(23)

barbagai macam aspek yang perlu dipertimbangkan yang tidak dimiliki oleh investasi dalam negeri. Aspek yang mungkin mempengaruhi harga saham dalam aktivitas investasi internasional menurut sudut pandang peneliti antara lain :

1. Penerapan IAS 28

2. Foreign Direct Investment

3. Debt To Equity Ratio

Berdasarkan penjabaran di atas, maka peneliti memutuskan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dengan judul “Foreign Direct Investment, Average Offical Exchange Rate, dan Debt Equity Ratio Terhadap Market Capitalization dari Bank di ,Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam Dengan Penerapan IAS 28 Sebagai Variabel Moderating”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1: Apakah besarnya Foreign Direct Investment suatu negara memiliki pengaruh terhadap Market Capitalization pada Bank di Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam?

2: Apakah besarnya Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh terhadap Market Capitalization pada Bank di Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam?


(24)

3: Apakah besarnya Foreign Direct Investment dan Debt to Equity Ratio secara simultan memiliki pengaruh terhadap Market Capitalization pada Bank di Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam?

4: Apakah Penerapan IAS 28 akan mempengaruhi hubungan antara Foreign Direct Investment dan Market Capitalization pada Bank di kawasan Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam?

5. Apakah Penerapan IAS 28 akan mempengaruhi hubungan antara Debt to Equity Ratio dan Market Capitalization pada Bank di kawasan Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam?

1.3 Tujuan Penelitian

1: Untuk mengetahui apakah besarnya Foreign Direct Investment suatu

negara memiliki pengaruh terhadap Market Capitalization pada Bank di Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam

2: Untuk mengetahui apakah besarnya besarnya Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh terhadap Market Capitalization pada Bank di Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam

3: Untuk mengetahui apakah besarnya Foreign Direct Investment dan Debt to Equity Ratio secara simultan memiliki pengaruh terhadap Market Capitalization pada Bank di Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam


(25)

4: Untuk mengetahui apakah Penerapan Penerapan IAS 28 akan mempengaruhi hubungan antara Foreign Direct Investment dan Market Capitalization pada Bank di kawasan Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam

5. Untuk mengetahui apakah Penerapan Penerapan IAS 28 akan mempengaruhi hubungan antara Debt to Equity Ratio dan Market Capitalization pada Bank di kawasan Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam

1.4 Manfaat Penelitian

1. Peneliti

Menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai faktor – faktor apa sajakah yang mempengaruhi pergerakan nilai market capitalization perusahaan dalam aktivitas investasi internasional

2. Akademisi dan peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi value added untuk perkembangan ilmu akuntansi, memperluas wawasan tentang investasi dan menjadi referensi tentang kegiatan di pasar modal.

3 Investor


(26)

pengambilan keputusan dalam berinvestasi, terutama dalam menyambut berlangsungnya Asean Economic Community 2015


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis

2.1.1 Pengertian Market Capitalization

Kapitalisasi pasar adalah nilai dari saham perusahaan yang beredar di pasar. Dalam konteks ini, nilai perusahaan berbeda dengan nilai aset perusahaan, sehingga kapitalisasi pasar sebuah perusahaan tidak menggambarkan nilai aset perusahaan. Kapitalisasi pasar sangat mungkin nilainya lebih besar atau lebih kecil dari nilai aset perusahaan.

Bagi perusahaan publik, kapitalisasi pasar ini sangat penting karena ia juga mencerminkan ukuran suatu perusahaan. Kapitalisasi pasar dihitung dengan cara dengan mengalikan jumlah saham beredar dengan harga saham di pasar. Gambarannya begini, perusahaan XYZ memiliki jumlah saham beredar sebesar 1 miliar lembar dengan harga saham di pasar Rp2.000. Itu berarti kapitalisasi pasar perusahaan XYZ adalah Rp2 triliun.

Perhatikan, bahwa nilai kapitalisasi pasar ditentukan oleh dua hal, yakni jumlah saham beredar dan harga di pasar. Dari sini dapat disimpulkan bahwa nilai kapitalisasi pasar perusahaan dapat dan selalu berubah dari waktu ke waktu, baik naik ataupun turun. Jika harga saham naik, berarti nilai perusahaan itu naik dan sebaliknya jika harga turun berarti nilai perusahaan itu turun.


(28)

Dalam dunia investasi, kita mengenal banyak sekali jenis saham. Di Bursa Efek Indonesia (BEI) saja misalnya, tercatat 419 perusahaan yang listing dan sahamnya diperjualbelikan di pasar. Nilai kapitalisasi pasar 419 perusahaan tadi tentu tidak sama. Ada yang kecil (small cap), sedang (midle cap) dan juga besar (big cap atau large cap). Perbedaan semacam itu merupakan sebuah upaya klasifikasi untuk memudahkan dalam analisa.

Meski begitu, tidak ada ketentuan atau ukuran kapitalisasi pasar sehingga dapat disebut kecil, menengah atau besar. Namun, di bursa luar negeri yang pasar modalnya sudah maju, perusahan disebut memiliki kapitalisasi pasar besar jika nilainya di atas USD10 miliar dollar AS. Kapitalisasi pasar sedang berada di kisaran USD2 miliar hingga USD10 miliar dan kapitalisasi pasar kecil di bawah USD2 miliar. Bayangkan jika batasan seperti itu diterapkan di BEI, maka sebagian besar emiten di BEI tergolong perusahaan dengan kapitalisasi pasar kecil.

Dalam investasi portofolio, nilai kapitalisasi pasar memiliki makna yang penting bagi investor. Ia juga memiliki kekuatan yang mampu mempengaruhi minat investor untuk menjadikannya sebagai instrumen portofolio atau tidak. Pada umumnya, semakin besar nilai kapitalisasi pasar suatu saham, maka semakin besar juga daya pikat saham tersebut bagi investor. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil nilai kapitalisasi semakin kurang menarik bagi investor.


(29)

Para perusahaan pengelola dana atau fund manager, biasanya selalu mempertimbangkan besar kecilnya nilai kapitalisasi pasar untuk setiap saham yang akan masuk dalam daftar portofolio investasi. Kecenderungan seperti ini tidak hanya tertuju pada instrumen saham semata, tetapi juga tertuju pada pasar secara keseluruhan. Pasar yang memiliki kapitalisasi pasar besar biasanya selalu diramaikan oleh fund manager. Saat ini, kapitalisasi pasar BEI sudah lebih dari Rp3.000 triliun. Fund manager akan semakin deras menanamkan dana di BEI, jika nilai kapitalisasi pasar BEI semakin meningkat. Ini bukan janji kosong, karena memang begitulah karakter investasi portofolio.

2.1.1.1 Pengertian Saham

Saham adalah tanda penyertaan modal pada suatu perusahaan perseroan terbatas dengan manfaat yang dapat diperoleh berupa dividen, capital gain dan manfaat non finansial antara lain berupa konsekuensi atas kepemilikan saham berupa kekuasaan, kebanggaan dan khususnya hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan. Abdullah (2010:27) mendefinisikan saham sebagai surat berharga yang dapat dibeli atau dijual serta dapat dijadikan tanda penyertaan modal dan bukti kepemlikan oleh perorangan atau lembaga atas perusahaan penjual saham tersebut dalam bentuk selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah perusahaan penerbit kertas tersebut.

Secara umum, saham dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). Harga saham menurut Jogiyanto (2000:8) adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada


(30)

saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang berangkutan di pasar modal. Harga saham dapat tercipta akibat demand and supply yang terjadi di bursa Jika bursa efek tutup, maka closing price (harga penutup) akan menjadi harga pasar suatu saham.

2.1.1.2 Market Value

Nilai Pasar adalah market value yaitu harga barang atau surat berharga yang diindikasikan oleh penawaran pasar, yaitu harga yang tambahan barangnya dapat dijual atau dibeli; pada suatu saat, nilai pasar suatu surat berharga ditentukan oleh nilai penjualan terakhir; untuk surat-surat berharga yang tidak aktif, saat tidak ada penawaran, yang digunakan ialah harga penawaran terakhir; untuk surat berharga yang tidak terdaftar di bursa (baca : bursa efek), nilai pasar ditentukan oleh penjualan terakhir atau ditentukan oleh lembaga penilai; nilai pasar secara terus-menerus berfluktuasi ketika ada berita-berita hangat dan akan sering berubah sepanjang hari.

2.1.2 Teori The Wave Principle

The Wave Principle merupakan penelitian tentang perilaku tren yang mengikuti pola-pola tertentu. Penelitian ini menemukan bahwa perubahan harga di bursa saham mempunyai suatu struktur tertentu. Elliott, sang pencipta, mengemukakan bahwa pergerakan harga saham mempunyai pola atau gelombang yang bersifat repetitif. Elliot percaya bahwa jika investor bisa mengindentifikasi pattern yang berulang ini, investor akan tahu arah pergerakan


(31)

harga saham (http://www.nusaforex.com/belajar-analisa/teori-elliott-wave. Diakses 20 November 2014).

Dalam Teori Wave Principle, pasar adalah fractals. Kondisi berarti bahwa pasar diidentifikasi oleh perubahan perilaku. Perubahan perilaku ini akan menciptakan Pola Gelombang namun tetap bisa ditebak.

Menurut Elliot (http://www.nusaforex.com/belajar-analisa/teori-elliott-wave. Diakses 20 November 2014) pergerakan pasar yang sedang trending mengikuti pola:

a. Gelombang ke 1 : Harga mulai bergerak naik, hal ini terjadi karena beberapa

trader merasa sudah waktunya membeli, atau sudah waktunya harga balik arah. b. Gelombang ke 2 : Pasar mulai jenuh dan beberapa trader melakukan aksi profit

taking sehingga harga sempat turun,namun tidak sampai pada ttitik terendah. c. Gelombang ke 3 : Harga bergerak panjang, karena trader yang lain mulai

menyadari sedang terjadi tren,sehingga investor ikut menunggangi tren tersebut. d. Gelombang ke 4 : Harga kembali turun karena beberapa investor melakukan

aksi profit taking karena menilai harga sudah terlalu tinggi dan akan balik arah. e. Gelombang ke 5 : Harga kembali naik karena sebagian trader melihat telah

terjadi tren dengan jelas,sehingga mereka berpikir untuk mengikuti tren,walaupun sebenarnya sudah sangat overbought.

2.1.3Monopolistic Advantage Theory

Stefan Hymer (1966) bahwa Foreign Direct Investment yang ditanamkan oleh investor asing di negara berkembang memliki semacam keuntungan atau kelebihan mutlak yang tidak dimiliki oleh persahaan – perusahaan lokal.


(32)

Keuntungan ini dikarenakan oleh superioritas teknologi, skala ekonomi, dan superioritas pengetahuan keuangan dan marketing yang dimiliki oleh investor asing. Hymer mengimplikasikan bahwa pada dasarnya Foreign Direct Investment terjadi akibat adanya ketidaksempurnaan di produk atau pasar tujuan investasi.

2.1.4 International Fisher Effect

Pendapat ini didasari Fisher Effect seperti disebutkan diatas, pendapat ini menyatakan bahwa pergerakan kurs di suatu negara disebabkan oleh perbedaan suku bunga nominal yang ada di kedua negara tersebut. Implikasinya adalah bahwa orang tidak bisa menikmati keuntungan hanya dengan menanamkan dananya ke negara yang mempunyai suku bunga nominal tinggi karena nilai mata uang negara yang suku bunga nominalnya tinggi tersebut akan terdepresiasi (turun nilai) sebesar selisih bunga nominal negara yang tinggi dikurangi suku bunga nominal negara yang rendah.

2.1.5 Foreign Direct Investment

Keputusan investasi keluar negri merupakan hasil dari proses yang kompleks yang berbeda dari investasi di dalam negri. Investasi di luar negri biasanya di dasari oleh pertimbangan strategic, pertimbangan perilaku dan pertimbangan ekonomis yang kompleks. Menurut krugman (1994) yang dimaksud dengan FDI adalah arus modal internasional dimana perusahaan dari suatu Negara mendirikan atau memperluas perusahaannya di negara lain. Oleh karena itu tidak hanya terjadi pemindahan sumber daya, tetapi juga terjadi


(33)

pemberlakuan control terhadap perusahaan di luar negri. UU Penanaman Modal Asing (UU No. 1/1967) dikeluarkan untuk menarik investasi asing guna membangun ekonomi nasional. Di Indonesia adalah wewenang Badankoordinasi Penanaman Modal (BPKM) untuk memberikan persetujuan dan ijin atas investasi langsung luar negeri.

(FDI) dianggap lebih berguna bagi negara dibandingkan investasi pada ekuitas perusahaan karena investasi ekuitas berpotensi terjadinya capital outflow sebab investasi ekuitas ini lebih bersifat jangka pendek dan sewaktu-waktu dapat ditarik secara tiba-tiba dan menimbulkan kerentanan ekonomi.

Menurut Krugman dalam Sarwedi (2002) yang dimaksud dengan Foreign Direct Investment (FDI) adalah arus modal internasional dimana perusahaan dari suatu negara mendirikan atau memperluas perusahaannya di negara lain. Oleh karena itu tidak hanya terjadi pemindahan sumber daya, tetapi juga terjadi pemberlakukan kontrol terhadap perusahaan di luar negeri. Penanaman modal langsung untuk membantu pertumbuhan ekonomi dan membina sektor non – migas yang berdaya saing di tingkat internasional. Foreign direct investment tidak hanya mencakup transfer kepemilikan dari dalam negeri menjadi kepemilikan asing, melainkan juga mekanisme yang memungkinkan investor asing untuk mempelajari manajemen dan kontrol dari perusahaan dalam negeri, khususnya dalam corporate governance mechanism.

Menurut Feldstein (2000) aliran Foreign Direct Investment (FDI) memiliki beberapa keuntungan, yaitu :


(34)

(1) Aliran modal tersebut mengurangi resiko dari kepemilikan modal dengan melakukan deversifikasi melalui investasi;

(2) Integrasi global pasar modal dapat memberikan spread terbaik dalam pembentukan corporate governance, accounting rules, dan legalitas

(3) Mobilitas modal secara global membatasi kemampuan pemerintah dalam menciptakan kebijakan yang salah. Foreign direct investment (FDI) terdiri dari inward dan outward.

Inward foreign direct investment adalah investasi dari mancanegara ke dalam negeri, sedangkan outward foreign direct investment merupakan investasi ke negara lain. Foreign direct investment (FDI) bermula saat sebuah perusahaan dari suatu negara menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di negara lain. Dengan cara ini perusahaan yang ada di negara asal (home country) bisa mempengaruhi perusahaan yang ada di negara tujuan investasi (host country) baik sebagian atau seluruhnya. Negara penerima (host country) foreign direct investment akan menerima keuntungan antara lain adanya dalih teknologi dalam bentuk varietas baru dari capital inputs yang tidak dapat dicapai melalui investasi keuangan (financial investment) atau perdagangan barang dan jasa.

Foreign direct investment juga dapat mempromosikan kompetisi pada pasar domestik (domestic output market). Penerima Foreign Direct Investment (FDI) memberikan pelatihan bagi karyawan yang memberikan kontribusi terhadap pembangunan sumberdaya manusia di host country. Laba yang


(35)

dihasilkan oleh Foreign Direct Investment (FDI) juga memberikan kontribusi terhadap pajak pendapatan (Razin dan Sakda, 2002). Indonesia dapat juga menjadi kedua-duanya yaitu sebagai home dan host country. Sebagai host country atau negara tujuan, investasi di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.

Foreign direct investment (FDI) dapat dilakukan dengan membeli perusahaan di luar negeri yang sudah ada atau menyediakan modal untuk membangun perusahaan di negara tujuan.

Menurut Sarwedi (2002), tiga kondisi perusahaan ingin melakukan Foreign Direct Investment (FDI) antara lain :

a) Perusahaan harus memiliki keunggulan kepemilikan dibanding perusahaan lain

b)Keputusan Foreign Direct Investment (FDI) tersebut harus lebih menguntungkan daripada menjual atau menyewakan

c) Keputusan Foreign Direct Investment (FDI) harus lebih menguntungkan dengan menggunakan keunggulan tersebut dalam kombinasi dengan paling tidak beberapa input yang beralokasi di luar negeri.

Feldein (2002) memaparkan keuntungan dari Foreign Direct Investment (FDI), yaitu :

a) Aliran modal tersebut mengurangi risiko dari kepemilikan modal dengan melakukan deversifikasi melalui investasi.


(36)

b) Integrasi global pasar dapat memberikan spread terbaik dalam pembentukan corporate governance, accounting rules, dan legalitas.

c) Mobilitas modal secara global membatasi kemampuan pemerintah dalam menciptakan kebijakan yang salah.

Dibukanya pintu bagi modal asing melalui Undang-Undang Penanaman Modal Asing (PMA) Nomor 1 Tahun 1967 meningkatkan arus modal asing meningkat pesat dan dapat meningkatkan pembangunan dalam negeri. Peraturan UU tersebut sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang tentang Penanaman Modal No 25 Tahun 2007. Adanya UU PM No.25/2007 ini harus diakui merupakan suatu kemajuan besar dalam upaya selama ini menyederhanakan proses perizinan penanaman modal untuk meningkatkan investasi di dalam negeri. Keberhasilan pembangunan dicerminkan dari tingginya

Gross Domestic Product (GDP) tidak dapat dipisahkan dari peran investasi asing.Foreign Direct Investment (FDI) mempunyai pengaruh positif terhadap upah tenaga kerja pada industri-industri penerima (receipt industry). Foreign Direct Investment (FDI) dapat berbentuk penyertaan modal secara langsung, teknologi dan keterampilan manajerial atau secara tidak langsung melalui efek spillover (penyebaran) pengetahuan pada perusahaan lokal. Menurut David K Eitman (Yeung, 1994) menyatakan bahwa motif yang mendasari kegiatan penanaman modal asing adalah motif strategis, motif perilaku dan motif ekonomi. Beberapa hal uang termasuk ke dalam motif


(37)

strategis adalah usaha mencari pasar, mencari pengetahuan dan mencari keamanan politik. Beberapa hal yang termasuk ke dalam motif perilaku adalah rangsangan bagi lingkungan eksternal yang berdasarkan pada kebutuhan dan komitmen individu, sedangkan yang termasuk ke dalam motif ekonomi adalah usaha mencari keuntungan dengan cara memaksimalkan keuntungan jangka oanjang dan harga saham perusahaan. Motif-motif lain untuk menggunakan Foreign Direct Investment (FDI) biasanya terkait dengan efisiensi biaya, seperti menggunakan faktor-faktor produksi asing, bahan baku atau teknologi. Selain terlibat dalam perusahaan multinasional, Foreign Direct Investment (FDI) dipakai untuk melindungi market share luar negeri, untuk bereaksi terhadap pergerakan nilai tukar, atau untuk menghindari hambatan perdagangan.

2.1.6 Debt to Equity Ratio

Pengertian Debt to Equity Ratio (DER) menurut Agnes Sawir (2003:13) adalah Rasio yang menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur nilai DER, antara lain perbandingan antara komposisi hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang dibandingkan dengan ekuitas, dengan persamaaan sbb:

- Short Term Debt to Equity Ratio = Short Term Debt (hutang kepada supplier, hutang bank dengan durasi maksimal satu tahun) / Equity


(38)

Long Term Debt to Equity Ratio = Long Term Debt (hutang kepada pemegang saham/pihak terafiliasi, hutang bank dengan durasi lebih dari satu tahun) / Equity

2.1.7 International Financial Reporting Standard

IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisa si Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasional (IFAC).

Natawidyana (2008) dan Situmorang (2011), menyatakan bahwa sebagian besar standar yang menjadi bagian dari IFRS sebelumnya merupakan International Accounting Standard (IAS). IAS diterbitkan antara tahun 1973 sampai dengan 2001 oleh IASC. Pada bulan April 2001, IASB mengadopsi seluruh IAS dan melanjutkan pengembangan standar yang dilakukan. International Financial Reporting Standard mencakup:

1) International Financial Reporting Standard (IFRS) – standar yang diterbitkan setelah tahun 2001,

2) International Accounting Standard (IAS) – standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001,

3) Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC) – setelah tahun 2001,


(39)

4) Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committe (SIC) – sebelum tahun 2001

Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi. Pertama, berkaitan dengan definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang berkaitan. Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah transaksi tertentu harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya, yang kedua adalah pengukuran dan penilaian. Pedoman ini digunakan untuk menentukan nilai dari suatu elemen laporan keuangan baik pada saat terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat penyajian laporan keuangan (pada tanggal neraca). Poin ketiga yang dimuat dalam standar adalah pengakuan, yaitu kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen laporan keuangan sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan keuangan, yang terakhir adalah penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Komponen keempat ini digunakan untuk menentukan jenis informasi dan bagaimana informasi tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Suatu informasi dapat disajikan dalam badan laporan (Neraca, Laporan Laba/Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang menyertai laporan keuangan (Chariri, 2009 dalam Anjasmoro, 2010).

Menurut Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang diakses dalam http://www.academia.edu/5637369/Megatrend_Akuntansi_Konvergensi_IFRS, tingkat pengadopsian IFRS dapat dibedakan menjadi 5 tingkat:


(40)

a. Full Adoption, Suatu negara mengadopsi seluruh produk IFRS dan menerjemahkan IFRS word by word ke dalam bahasa yang negara tersebut gunakan

b. Adopted, Mengadopsi seluruh IFRS namun disesuaikan dengan kondisi di negara tersebut.

c. Piecemeal, Suatu negara hanya mengadopsi sebagian besar nomor IFRS yaitu nomor standar tertentu dan memilih paragraf tertentu saja.

d. Referenced Sebagai referensi, standar yang diterapkan hanya mengacu pada IFRS tertentu dengan bahasa dan paragraf yang disusun sendiri oleh badan pembuat standar.

e. Not adopted at all, Suatu negara sama sekali tidak mengadopsi IFRS.

Pada tahun 2009, Indonesia belum mewajibkan perusahaan-perusahaan listed di BEI menggunakan IFRS, melainkan masih mengacu kepada standar akuntansi keuangan nasional atau PSAK. Namun pada tahun 2010 bagi perusahaan yang memenuhi syarat, adopsi IFRS sangat dianjurkan. Setelah memasuki tahun 2012, Dewan Pengurus Nasional IAI bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK dan DSAK merencanakan akan menerapkan standar akuntansi yang mendekati konvergensi penuh kepada IFRS.

Dari data-data di atas kebutuhan Indonesia untuk turut serta melakukan program konvergensi tampaknya sudah menjadi keharusan jika kita tidak ingin tertinggal. Sehingga, dalam perkembangan penyusunan standar akuntansi di Indonesia oleh PSAK tidak dapat terlepas dari perkembangan penyusunan standar akuntansi internasional yang dilakukan oleh IASB.

2.2 Penelitian Terdahulu


(41)

fenomena berdasarkan hasil penelitian yang memiliki perbedaan. Penelitian yang dilakukan oleh Rukhsana Khalim (2009) dalam” Impact of Foreign Direct

Investment on the Stock Market Develeopment : Case of Pakistan” menunjukkan hubungan yang positif antara Foreign Direct Investment dengan market Capitalization, dan jumlahnya sangat signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Adam Anokye dan George Tweneboah (2009) dalam “Foreign Direct

Investment and Stock Market Development : Ghana’s Evidence” juga menunjukan korelasi yang positif antara besarnya Foreign Direct Investment dan Market Capitalization, namun juumlahnya tidak signifikan dan berlaku setelah jangka waktu yang panjang.

Sedangkan penelitian dari Chris Foley (2005) dalam peneletiannya “Foreign Direct Investment and Domestic Capital Stock” tidak menunjukan hubungan langsung antara peningkatan Foreign Direct Investment dengan harga saham dalam negeri, namun kenaikan Foreign Direct Investment beriringan dengan kenaikan tingkat produksi yang membuat perusahaan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.

Jika dilihat secara garis besar dari ketiga penelitian di atas, terdapat pengaruh yang posirif antara Foreign Direct Investment dengan harga saham Review penelitian terdahulu dapat dilihat di tabel berikut :


(42)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti

Judul Penelitian

Variable Penelitian Hasil penelitian

Husaini, Sa Rukhsana, Kalim (Pakistan, 2009) IMPACT OF FOREIGN DIRECT INVESTMENT ON STOCK MARKET DEVELOPMENT. Variable Dependen: Stock Market Development Variabel Independen:

1. Market Capitalization 2. Foreign Direct

Investment 3. GNP per capita

Regression results indicated a positive statistically strong relationship between FDI and market capitalization thus reflecting the complementary role of FDI in the stock market development of Pakistan. Adam, Anokye, M. and Tweneboah, George (Ghana, 2009) Foreign Direct Investment a nd Stock Market Development: Ghana’s Evidence Variabel Dependen: Stock Market Development Variabel Independen:

1. Nominal Exchange Rate 2. Foreign Direct

Investment

The cointegration analysis reveals the existence of

long-run relationship between FDI, nominal exchange rate and stock market

development. Contrary to previous researchers who find FDI to negatively affect growthin Ghana, we find significant positive impact on stock market development in Ghana.


(43)

Fritz Foley C.,, Mihir A. Desai and James R. Hines Jr (USA, 2005) Foreign Direct Investment and the Domestic Capital Stock Variabel Dependen:

Domestic Capital Stock

Variabel Independen:

1. Foreign Domestic Investment 2. Domestic

Investment

It has been natural to assume that foreign investment comes at the expense of

Domestic investment. New evidence from analyses of American multinational firms Suggests instead that greater foreign investment is associated with higher levels ofdomestic investment. This estimated

complementarity implies that firms combine home

production with foreign production to generate final output at lower cost than would be

possible with production in just one country, making each stage of the production processmore profitable

Perbedaan yang peneliti lakukan bila dibandingkan dengan penelitian terdahulu antara lain :

- Penulis mengambil sampel dari populasi yang berbeda, yaitu perusahaan perbankan yang beroperasi di Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam

- Penulis memasukkan variabel tambahan dari rasio keuangan (Debt to Equity Ratio


(44)

2.3Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dibangun untuk memperlihatkan hubungan pengaruh setiap variabel dalam satu penelitian. Berdasarkan rumusan masalah, landasan teoritis dan review penelitian terdahulu, kerangka konseptual penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

H1

H4

H3

H5

H2

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Market Capitalization

(Y) Foreign

Direct Investment (X1)

DebtTo Equity Ratio

(X2)

Penerapan IAS 28


(45)

Keterangan :

- H1 menggambarkan hubungan antara FDI dengan Market Capitalization - H2 menggambarkan Hubungan antara DER dengan Market Capitalization

- H3 menggambarkan hubungan antara FDI dan DER dengan Market Capitalization secara simultan

- H4 menggambarkan pengaruh IAS 28 terhadap hipotesis 1 - H5 menggambarkan pengaruh IAS 28 terhadap hipotesis 2

2.3.1 Hubungan antara Foreign Direct Investment dengan Market Capitalization Bank

Jika terdapat aliran dana investasi dari luar negeri ke dalam negeri, secara otomatis tingkat produktivitas dalam negeri akan meningkat. Tingkat produktivitas yang meningkat akan meningkatkan tingkat pendapatan perusahaan, yang akan berujung pada bertambahnya kecenderungan menabung dari masyarakat di negara itu yang akan meningkatkan aliran dana yang masuk ke bank.

2.3.2 Hubungan antara Debt to Equity Ratio dengan Market Capitalization Bank

Formula untuk menghitung Market Capitalization adalah nilai saham x jumlah saham yang beredar di pasar. Debt to Equity Ratio menggambarkan seberapa besar aktivitas pendanaan perusahaan diterima dari hutang. Semakin besar rasio Debt to Equity Ratio berarti semakin tinggi kecenderungan perusahaan untuk


(46)

meleaksanakan aktivitas pendanaan dari hutang yang akan berujung pada penurunan nilai saham perusahaan.

2.3.3 Pengaruh IAS 28

Di era di mana investasi internasional adalah hal yang umum dilakukan, para investor cenderung menginginkan suatu guidelines yang berlaku secara universal terhadap laporan keuangan. Hal ini dikarenakan jika investor harus menanamkan modal di suatu perusahaan, akan menjadi masalah bila ia tidak mengerti tata cara pelaporan kondisi keuangan di negara tersebut. Sehingga, negara yang menerapkan suatu standard internasional yang sama akan berpotensi untuk menarik investasi asing yang lebih besar.


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan adalah hubungan sebab akibat (kausal) yaitu jika variabel dependen dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen tertentu, maka dapat dinyatakan bahwa variabel X menyebabkan variabel Y (Erlina, 2007:66). Jenis penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan sebab-akibat dengan cara pengamatan terhadap akibat yang ada dan menelusuri faktor-faktor penyebabnya.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi diartikan sebagai sekelompok orang, kejadian, sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Erlina, 2007:73). Dalam penelitian ini, populasinya Bank - bank yang terdaftar dalam Bursa Efek setiap Negara di ,Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam.Penyajian laporan keuangan untuk bank - bank yang terdaftar dalam Bursa Efek setiap Negara di ,Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam dilakukan semi-annualy atau setiap semester tetapi periode pelaporan yang digunakan dalam penelitian adalah laporan keuangan periodik dalam tahun 2012 - 2014.

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap sampel, maka


(48)

kesimpulannya akan diberlakukan secara general terhadap populasi (Erlina, 2007:74) sampel harus representatif atau mewakili kriteria dari populasi karena sampel yang tidak representatif akan menyebabkan ketidaktepatan pengujian dan berdampak pada kesimpulan hasil penelitian sehingga penelitian dianggap tidak valid.

Teknik penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Purposive sampling adalah penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Santoso, 2011:68). Seleksi sampel menggunakan kriteria tertentu yang ditentukan peneliti pada awal penelitian. Dalam penelitian ini, sampel yang diambil harus memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Mempublikasikan Annual Report periodik dari tahun 2012 - 2014 di Bursa Efek setiap negara representatif

2. Merupakan Bank-bank yang menempati posisi 4 besar dalam nilai Asset per tahun 2014 di setiap negara representatif

3. Merupakan bank yang berasal dari negara representatif itu sendiri 4. Memiliki data yang lengkap

Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh 21 perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini tercantum pada Tabel 3.1 dan observasi penelitian menjadi 60 unit analisis (30 x 2).


(49)

Tabel 3.1 Daftar Nama Sampel Penelitian Tahun 2012 - 2014

NO. NEGARA PERUSAHAAN

1 Indonesia Bank Mandiri

2 Indonesia Bank Rakyat Indonesia

3 Indonesia Bank Central Asia

4 Indonesia Bank Negara Indonesia

5 Malaysia Malaysian Banking Berhad

6 Malaysia CIMB Bank Berhad

7 Malaysia Public Bank Berhad

8 Malaysia Alliance Bank Berhad

9 Singapura OCBC Bank

10 Singapura Development Bank of Singapore

11 Singapura United Overseas Bank

12 Thailand Bangkok Bank

13 Thailand Siam Commercial Bank

14 Thailand Krung Thai Bank

15 Thailand Kasikorn Bank

16 Filipina Philiphine National Bank

17 Filipina BDO Unibank

18 Filipina Metrobank Philiphines

19 Filipina Bank of the Philiphine Island

20 Vietnam Vietcom Bank


(50)

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan peneliti adalah data sekunder

dalam bentuk kuantitatif yaitu data yang diukur berdasarkan skala numerik seperti nilai rasio. Data penelitian merupakan kombinasi one-shot atau cross sectional data dan time series data (pooling data ). Cross sectional data dimaksudkan bahwa data diambil dengan melibatkan satu kali pengumpulan yaitu menggunakan periode tahunan. Time series data adalah data yang dikoleksi berdasarkan urutan waktu.

Skala pengukuran yang diterapkan pada penelitian ini adalah skala rasio. Skala rasio menurut Sekaran (2009:243) adalah skala yang memiliki permulaan nol absolute dan karena itu menunjukkan tidak hanya besaran, tetapi juga proporsi perbedaan.

Data yang dipergunakan adalah data sekunder yaitu data berupa dokumentasi laporan keuangan yang diterbitkan secara rutin. Data diperoleh dengan mengunduh laporan keuangan Bank - bank yang terdaftar dalam Bursa Efek setiap Negara di ,Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi berupa laporan keuangan periodik Bank - bank yang terdaftar dalam Bursa Efek setiap Negara di ,Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam


(51)

3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:2). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen, variabel dependen dan variabel moderating.

3.5.1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen disebut juga variabel terikat, variabel konsekuen, atau variabel output. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011:4). Dalam penelitian ini variabel dependen adalah Market Capitalization (Y). Market Capitalization adalah nilai total saham perusahaan yang beredar di pasar.. Rumus untuk menghitung market capitalization adalah sebagi berikut :

Rata-rata market capitalization tahunan = harga pasar saham x total saham beredar

3.5.2. Variabel Independen (X)

Variabel independen sering disebut sebagai variabel bebas atau variabel prediktor. Variabel independen merupakan variabel yang memengaruhi atau menjadi sebeb perubahannya atau timbulnya variabel bebas (Sugiyono, 2011:4).Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan variabel independen terdiri


(52)

dari Foreign Direct Investment, Debt to Equity Ratio, dan Average Official Exchange Rate

3.5.2.1. Foreign Direct Investment (X1)

Merupakan investasi yang dilakukan untuk memperoleh lasting management pada perusahaan diluar negara perekonomian investor.

Foreign Direct Investment dapat diukur dengan formula :

Equity Capital + Other Long Term Capital + Short Term Capital

Pada Balance Of Payment di bank sentral di setiap negara.

3.5.2.2. Debt to Equity Ratio (X2)

Debt to Equity Ratiodigunakan untuk mengukur kemampuan pemegang kepentingan untuk menanggung hutang perusahaan jika perusahaan tersebut harus mengalami pembubaran.

Debt to Equity Ratio diformulasikan sebagai berikut: Debt-to-equity ratio = total liabilities / total shareholders' equity

3.5.3. Variabel Moderating (Z)

Variabel moderating adalah variabel yang mempunyai dampak kontijensi yang kuat pada hubungan variabel independen dan dependen. (Erlina, 2007:33). Variabel moderating dapat berperan sebagai factor yang memperlemah atau memperkuat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen suatu


(53)

penelitian. Di dalam penelitian ini, variabel moderating yang digunakan adalah Penerapan IAS 28. Menurut situs resmi International Accounting Standard, isi dari IAS 28 adalah sebagai berikut :

“IAS 28 Investments in Associates outlines the accounting for investments in associates. An associate is an entity over which an investor has significant influence, being the power to participate in the financial and operating policy decisions of the investee (but not control or joint control), and investments in associates are, with limited exceptions, required to be accounted for using the

equity method “ (http://www.iasplus.com/en/standards/ias/ias28) Tabel 3.2 Definisi Operasional & Skala Pengukuran

Nama & Jenis Variabel

Pengertian Rumus Skala

Market Capitalization

Nilai total saham perusahaan yang beredar di pasar

Total saham

beredar x harga pasar saham

Rasio

X1 Foreign Direct Investment

Investasi untuk memperoleh la sting management pada perushaan di luar negara perekonomian investor

Equity Ca pital + Other Long Term Capita l+ shortterm capita l from foreign investment

Rasio

X2 Debt to

Equity Ratio

Kekuatan perusahaan untuk menanggung hutang jika

Total liabilitas / total ekuitas


(54)

3.6 Hipotesis Penelitian Hipotesis 1

Foreign Direct investment berpengaruh significant terhadap Market Capitalization Bank di Indonesia , Malaysia , Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam

Hipotesis 2

Debt Equity Ratio berpengaruh significant terhadap Market Capitalization Bank di Indonesia , Malaysia , Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam

Hipotesis 3

Foeign Direct Investment dan Debt Equity Ratio secara simultan berpengaruh significant terhadap Market Capitalization Bank di Indonesia, Malaysia , Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam

Hipotesis 4

Penerapan IAS 28 mempengaruhi hubungan antara Foeign Direct Investment

perusahaan harus

mengalami pembubaran Penerapan

IAS 28

International accounting standard yang mengatur tentang Investment associate

Menerapkan=1 Tidak

menerapkan=0


(55)

dan Market Capitalization Bank di Indonesia , Malaysia , Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam

Hipotesis 5

Penerapan IAS 28 mempengaruhi hubungan antara Debt to Equity Ratio dan Market Capitalization Bank di Indonesia , Malaysia , Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam

3.7Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Analisis regresi digunakan untuk memprediksi seberapa jauh perubahan variabel dependen jika variabel independennya dimanipulasi. Sebelum melakukan analisis regresi linear berganda, peneliti terlebih dahulu melakukan analisis statistik deskriptif dan uji asumsi klasik.

3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku secara umum (Sugiyono, 2011:29).

Gambaran data ditunjukkan dengan nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, kurtosis hingga skewness (kecondongan distribusi) dan disajikan dalam tabel-tabel tertentu.


(56)

3.7.2 Uji Asumsi Klasik

Asumsi klasik adalah asumsi yang mendasari analisis regresi dengan tujuan mengukur asosiasi atau keterikatan antarvariabel bebas. Terdapat 4 (empat) pengujian terkait uji asumsi klasih yaitu uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokolerasi.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui keberadaan variabel pengganggu atau residual di dalam model regresi. Jika data normal, maka staistik yang dipergunakan adalah statistik parametrik. Jika sebaliknya, maka statistic non parametriklah yang digunakan atau peneliti dapat melakukan treatment agar data normal.

Dalam menguji normalitas data, peneliti menggunakan Kolgomorov Smirnov untuk menemukan distribusi residual. Jika sig atau p-value > 0,05 maka data berdistribusi normal (Ghozali, 2005:27)

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel dependen antara yang satu dengan yang lainnya. (Erlina, 2007:107). Model regresi yang baik seharusnya tidak mengandung multikolinearitas di dalamnya. Pengujian ini menggunakan nilai VIF (Variance Inflation Factors) sebagai acuan adanya multikolinearitas. Jika nilai VIF lebih besar dari 2, maka telah terjadi multikolinearitas antara variabel independen. Di samping itu, sebuah model regresi dikatakan mengandung multikolinearitas apabila korelasi antara variabel independennya lebih besar dari 0,9.


(57)

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat ketidaksamaan varians dari residual dalam model regrei dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik tidak diperbolehkan mengandung heteroskedastisitas.

Terdapat beberapa cara dalam mengidentifikasi keterjadian heteroskedastisitas. Wulandari (2012:47) mengungkapkan salah satu cara mengidentifikasi heteroskedastisitas dalam model regresi adalah metode chart (Diagram Scatterplot) yaitu :

1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola beraturan (gelombang, melebar kemudian menyempit), maka model regresi mengalami heteroskedastisitas.

2) Jika ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar ke atas dan bawah 0 pada sumbu Y, maka model tidak mengalami heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Menurut Algifari (2000:88) dalam Wulandari (2012:46) autokorelasi adalah korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Penyimpangan asumsi ini biasanya muncul pada observasi yang eenggunakan data time series. Pengujian autokorelasi digunakan untuk mengetahui keberadaan korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diurutkan menurut waktu. Pengujian autokorelasi dapat menggunakan Uji Durbin-Watson (Durbin-Watson Test) dengan keterangan pada Table 3.3.


(58)

Tabel 3.3 Tabel Durbin Watson

Kondisi Nilai

Ada autokorelasi D-W di bawah -2

Tidak ada autokorelasi D-W di antara -2 s.d. +2 Ada Autokorelasi Negatif D-W di atas 2+

3.8. Pengujian Hipotesis Penelitian

Dalam peneltiian ini, hipotesis diuji dengan analisis regresi linear berganda dengan model sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e Keterangan :

Y = Harga Saham

a = Konstanta

b1...b3 = Koefisien Regresi

X1 = Diproksikan Foreign Direct Investment X2 = Diproksikan Debt to Equity Ratio

e = Error

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat statistic Statistical Package For The Social Science (SPSS). SPSS adalah salah satu program computer yang khusus dibuat untuk mengolah data dengan metode statistik tertentu (Santoso, 2010:11). Pengujian hasil analisis regresi linear berganda dilakukan dengan Uji Koefisien Determinasi, Uji F dan Uji t.


(59)

a. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi. Dimisalkan bahwa nilai adjusted R2 adalah sebesar 0.768, maka variabilitas variabel dependen dapan dijelaskan oleh variabilitas variabel independen adalah sebesar 76.8%. Sedangkan sisanya 23.2% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model regresi (Ghozali, 2013:177).

b. Uji F (Uji Pengaruh Simultan)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusannya adalah :

1) Jika F hitung > F tabel atau nilai signifikansi < α = 5%, maka Ha yang diajukan

diterima

2) Jika F hitung < F tabel atau nilai signifikansi > α = 5% maka Ha tidak dapat

diterima.

c. Uji t (Uji Pengaruh Parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing (parsial) variabel independen terhadap variabel dependen atau untuk melihat variabel yang memberikan pengaruh paling dominan di antara variabel independen yang ada.


(60)

Ha = masing-masing variabel independen

berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen. Hasil uji t ini memiliki kriteria sebagai berikut:

1) Jika t-hitung > t-tabel atau sig < 5%, maka Ha diterima. Hal ini berarti bahwa masing-masing variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap Kapitalisasi Pasar bank – bank yang terdaftar dalam bursa efek di masing – masing negara di ,Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam tahun 2012 - 2014.

2) Jika t-hitung < t-tabel atau sig > 5%, maka Ha tidak dapat diterima.

Pengujian selanjutnya berkaitan dengan interaksi penerapan IFRS dalam mempengaruhi variabel independen terhadap kapitalisasi pasar. Seluruh variabel independen harus diregresikan dengan variabel moderating melalui uji residual.

Uji residual menjadi pilihan dalam pengujian ini karena memiliki kecenderungan multikolinearitasnya rendah, sedangkan apabila menggunakan uji interaksi maupun uji selisih mutlak, multikolinearitas akan bernilai tinggi antar variabel independennya. Tingginya multikolinearitas secara otomatis menyalahi asumsi klasik dalam regresi ordinary least square (OLS) (Ghozali, 2013:239).

Analisis residual menguji pengaruh deviasi dari suatu model dengan fokus ketidakcocokan (lack of fit) yang dihasilkan dari deviasi hubungan linear antar variabel independen. Lack of fit ditunjukkan oleh nilai residual dalam regresi (Ghozali, 2013:240). Apabila antara variabel independen memiliki nilai residual


(61)

yang kecil atau nol dengan Penerapan IFRS, maka terjadi kecocokan antara keduanya sehingga Penerapn IFRS dapat dikategorikan sebagai variabel moderating yang menaikkan harga saham (Y). Dapat juga diartikan jika X naik dan Z juga naik, maka harga saham (Y) naik. Sebaliknya, jika terjadi lack of fit (nilai residual besar) yaitu X naik dan Z turun, maka Y akan turun atau terjadi penurunan harga saham.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji residual ini adalah dengan melakukan regresi persamaan:

Z = a + b1X1 + b2X2 + b3X3X1+b4X3X2 + e……… (1)

Dilanjutkan dengan persamaan regresi:

| e | = a + b1Y………..(2)

Persamaan regresi (2) menggambarkan Dividend Payout Ratio sebagai variabel moderati4ng jika nilai koefisien parameternya negatif dan signifikan (Ghozali, 2013:244)


(62)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Deskriptif

Tabel 4.1 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

FDI 60 2007150725.00 63772316791.00 18280943123.8333 18345248392.94593

DER 60 4.94 26.65 9.7435 3.50301

MC 60 147558607.60 70414214758.00 7528960113.0733 11771631937.33585

Valid N (listwise) 60

Dari pengujian deskriptif statistik yang tersaji pada tabel 4.1 menunjukkan Nilai perusahaan yang diukur dengan Market Capitalization. Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena Market Capitalization menggambarkan ukuran perusahaan.Dari analisis statistik deskriptif diketahui nilai rata-rata Market Capitalization sebesar $ 7,528,960,113.0733 .Market

Capitalization berkisar dari nilai terendah sebesar $147,558,607.60 yaitu perusahaan Philiphine National Bank sampai dengan nilai tertinggi sebesar $ 70,414,214,758.00

yaitu perusahaan PT Bank Nasional Indonesia Tbk. Nilai rata-rata Market Capitalization sebesar $ 7,528,960,113.0733

Dari analisis statistik deskriptif diketahui nilai rata-rata nilai Foreign Direct Investment sampel sebesar $ 18,280,943,123.8333 dengan nilai standar deviasi


(63)

Nilai Foreign Direct Investment sebesar $ 2,007,150,725.00 yaitu negara Filipina

sampai dengan nilai tertinggi sebesar $ 63,772,316,791.00 , dimiliki oleh negara

singapura.

Dari analisis statistik deskriptif diketahui nilai rata-rata Debt to Equity perusahaan sampel sebesar 9.7435 dengan nilai standar deviasi sebesar 3.50301,

yang berarti variasi data sangat besar sekitar (64% dari mean). Debtto Equity Ratio berkisar dari nilai terendah sebesar 4.94 perusahaan PT. Bank Central Asia

Tbk (tahun 2012) sampai dengan nilai tertinggi sebesar 26.65 yaitu perusahaan

Vietcom Bank LLC (tahun 2014). Nilai rata-rata Debt to Equity Ratio sebesar

9.7435.

4.2 Uji Asumsi Klasik

4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan pada tiap-tiap variabel penelitian untuk mengetahui variabel mana yang memenuhi dan tidak memenuhi asumsi normalitas (variabel tersebut terdistribusi secara normal).Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Normal Probability Plot dan uji Kolmogorov-Smirnov.


(64)

Gambar 4.1 Uji Normalitas P-Plot

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa grafik memberikan pola distribusi normal dikarenakan terlihat grafik titik-titik menyebar mendekati dari garis


(65)

diagonal. Sehingga model regresi layak untuk dipakai dalam penelitian ini. Hasil ini diperkuat dengan menggunakan uji normalitas Kolmogorov- Smirnov.

Dalam analisis uji statistik Kolmogorov Smirnov. Apabila nilai signifikansi > 0,05, berarti variabel terdistribusi secara normal. Hasil output SPSSnya disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.2

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 60

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.20421026

Most Extreme Differences

Absolute .110

Positive .110

Negative -.091

Kolmogorov-Smirnov Z .850

Asymp. Sig. (2-tailed) .465

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Hasil yang diperoleh dari Tabel 4.2 menunjukkan besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0,850 dan nilai Asymp.Sig. (2-tailed) 0,822 dengan nilai signifikan yang ditetapkan 0,05 yang berarti data residual persamaan (2) terdistribusi secara normal. Hasil uji statistik non-parametric Kolmogorov-Smirnov ini konsisten dengan hasil yang ditunjukkan melalui kurva histogram dan normal probability plot, sehingga dapat disimpulkan model regresi persamaan (2) memenuhi asumsi normalitas.


(66)

4.2.2 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi diantaranya adalah dengan uji Durbin- Watson.

Tabel 4.3

Hasil Uji Durbin - Watson Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .572a .328 .291 1.33181 1.544

a. Predictors: (Constant), Ln_FDI, Ln_DER, IAS28 b. Dependent Variable: LN_MC

Berdasarkan Tabel 4.3 hasil pengujian diperoleh bahwa tidak terjadi autokorelasi antar kesalahan pengganggu antar periode. Hal ini dilihat dari nilai Durbin-Watson (D-W) sebesar 1,544. Angka tersebut berada diantara -2 dan +2, artinya bahwa angka DW lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari +2 (-2 < 1,517 < +2). Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif maupun negatif.

4.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke


(67)

pengamatan yang lain. Pengujian ini dapat dilakukan dengan berbagai uji yang dilakukan. Di bawah ini merupakan hasil dar pengujian heteroskedastisitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di – studentized. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot yang dihasilkan dari pengolahan data dengan SPSS. Menurut Ghozali (2013) pengambilan keputusan adalah dengan melihat pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.


(68)

Gambar 4.2 Uji Heteroedastisitas

Berdasarkan gambar 4.2 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.2.4 Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai Variance Coefficient factors (VIF) yang ditampilkan pada Tabel 4.4.


(69)

Tabel 4.4 Uji Multiolineritas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 3.615 4.177 .865 .391

Ln_DER -.884 .592 -.171 -1.492 .141 .911 1.097

IAS28 .167 .424 .046 .394 .695 .875 1.142

Ln_FDI .858 .179 .540 4.789 .000 .944 1.059

a. Dependent Variable: LN_MC

Nilai VIF menunjukkan nilai < 2 yang berarti tidak terjadi multikolinearitas antar variabel pada model regresi penelitian ini.

4.3 Pengujian Hipotesis

4.3.1 Uji R² atau Koefisien Determinasi

Dari hasil pengujian asumsi klasik dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam peneliatian ini telah memenuhi model estimasi Best Linier Unbiased Estimased (BLUE) sehingga layak dilakukan analisis regresi. Untuk mengetahui seberapa baik model regresi yang digunakan dalam penelitian, dapat dilihat melalui tabel Goodness of Fit. Koefisien korelasi (R Square) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Nilai R Square (R2) berada di antara 0 dan 1. Semakin tinggi nilai R Square maka akan semakin baik model regresi. Nilai R Square yang kecil menunjukkan kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen sangat terbatas atau sebaliknya. Namun,


(70)

R Square memiliki kelemahan mendasar apabila setiap penambahan variabel independen ke dalam model, maka R Square pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). Sedangkan angka koefisisen korelasi (Adjusted R Square) menunjukkan seberapa besar variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi yang terjadi pada variabel independen. Tidak seperti nilai R Square, nilai Adjusted R Square dapat turun maupun naik meskipun ada penambahan variabel. Standar Error of estimate, apabila semakin kecil maka akan membuat model regresi semakin tepat dalam memerediksi variabel dependen. Berikut ini disajikan tabel Goodness of Fit:

Tabel 4.5 Goodness of Fit Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .572a .328 .291 1.33181

Tabel 4.5 memperllihatkan bahwa nilai Adjusted R2 adalah sebesar 0,291 atau sebesar 29.1 %. Hal ini berarti bahwa persentase pengaruh variabel independen terhadap harga saham sebesar 29.1 % sedangkan sisanya yaitu 70.9% adalah pengaruh lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.


(1)

Ghozali, Imam. 2013. Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Jogiyanto, H.M. 2000, Teori Portofolio dan Ana lisis Investasi. BPFE UGM. Yogyakarta.

Kasmir, 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Lako, Andreas. 2006. Relevansi Informasi Akuntansi Untuk Pasar Saham Indonesia: Teori dan Bukti Empiris. Amara Books. Yogyakarta.

Lestari, Wuryaningsih Dwi dan Devi Erlina Sari, 2013. Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010. Call For PaperSANCALL 2013. Jurusan Manajemen dan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah (Diakses Tanggal 9 September 2014) Lubis, Irsyad, 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. USU Press. Medan. Mahendra, Alfredo, 2011. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan (Kebijakan Deviden Sebagai Variabel Moderating) Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Tesis. Universitas Udayana. Denpasar. (Diakses Tanggal 7 September 2014)

Pratama, Bhagas Adhitya Ardia. 2014. Pengaruh Economic Value Added, Profitabilitas, Kebijakan Deviden dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Harga Saham. Skripsi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang (Diakses 9 September 2014)

Salim, Edwin. 2012. Pengujian Random Walk dan Risiko: PT Astra Internasional Tbk dan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. Tesis.Program Pascasarjana Universitas Atmajaya. Jogjakarta.

Santoso, Singgih. 2010. Mastering SPSS 18. Pemerbit Elex Media Computindo. Jakarta.

Sekaran, Uma. 2009. Research Methods For Business. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Penerbit Alfabeta, Bandung. Wild, John J., K.R.Subramanyam dan Robert Halsey. 2005. Financial Statement Analysis Buku Satu. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Wulandari, Bayu. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Dengan Dividen Per Share Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tesis. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan


(2)

www.myaccountingcourse.com


(3)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Sampel Penelitian

NO. NEGARA PERUSAHAAN

1 Indonesia Bank Mandiri

2 Indonesia Bank Rakyat Indonesia

3 Indonesia Bank Central Asia

4 Indonesia Bank Negara Indonesia

5 Malaysia Malaysian Banking Berhad

6 Malaysia CIMB Bank Berhad

7 Malaysia Public Bank Berhad

8 Malaysia Alliance Bank Berhad

9

Singapura

OCBC Bank

10 Singapura Development Bank of Singapore

11 Singapura United Overseas Bank

12 Thailand Bangkok Bank

13 Thailand Siam Commercial Bank

14 Thailand Krung Thai Bank

15 Thailand Kasikorn Bank

16 Filipina Philiphine National Bank

17 Filipina BDO Unibank

18 Filipina Metrobank Philiphines

19 Filipina Bank of the Philiphine Island


(4)

21 Vietnam Saigon Hanoi Bank

Lampiran 2 Daftar Variabel Penelitian

Nama & Jenis

Variabel

Pengertian Rumus Skala

Market Capitalizatio n

Nilai total saham perusahaan yang beredar di pasar

Total saham beredar x harga pasar saham R a s i o X1 Foreign

Direct Investment

Investasi untuk

memperoleh la sting

ma nagement pada

perushaan di luar negara perekonomian investor

Equity Capita l + Other Long Term Capita l+ shortter m capita l from foreign

investment

Rasio

X2 Debt to

Equity Ratio

Kekuatan perusahaan untuk menanggung hutang jika perusahaan harus mengalami pembubaran

Total liabilitas / total ekuitas

Rasio

Penerapan IAS 28

International accounting standard yang mengatur

Menerapkan=1 Tidak

D u


(5)

Lam piran 3 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation FDI 60 2007150725.00 63772316791.00 18280943123.8333 18345248392.94593 DER 60 4.94 26.65 9.7435 3.50301

MC 60 147558607.60 70414214758.00 7528960113.0733 11771631937.33585 Valid N (listwise) 60

Lampiran 4 Tabel F

Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 48.375 3 16.125 9.091 .000b Residual 99.328 56 1.774

Total 147.703 59 a. Dependent Variable: LN_MC

tentang Investment associate

menerapkan=0 m

m y


(6)

Lampiran 5 Tabel t

Hasil Uji t

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 3.615 4.177 .865 .391

Ln_FDI .858 .179 .540 4.789 .000

Ln_DER -.884 .592 -.171 -1.492 .141


Dokumen yang terkait

To Live Deli’S Wonder-Land

0 61 123

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan ( Current Ratio, Debt To Eqiuty Ratio , Total Asset Turn Over ) dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

1 50 95

PENGARUH DIVIDEND YIELD, PRICE EARNINGS RATIO DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERBADAP RETURN SAHAM DENGAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET SEBAGAI VARIABEL MODERATING

0 3 16

Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Dividend Payout Ratio terhadap Return Saham dengan Price to Book Value sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 11 98

ANALISIS PENGARUH DEBT EQUITY RATIO DAN RETURN ON Analisis Pengaruh Debt Equity Ratio Dan Return On Equity Terhadap Return Saham Dengan Nilai Perusahaan Sebagai Variabel Moderating.

0 2 14

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Debt Equity Ratio Dan Return On Equity Terhadap Return Saham Dengan Nilai Perusahaan Sebagai Variabel Moderating.

0 2 13

Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI), Harga Minyak Dunia, dan Inflasi Terhadap Ekspor Lima Negara ASEAN: Studi Kasus Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam Periode 2004-2013.

1 1 16

ANALISIS PENGARUH FOREIGN DIRECT INVESTMENT (FDI), EKSPOR, DAN UTANG LUAR NEGERI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN-4 (INDONESIA, MALAYSIA, FILIPINA, DAN THAILAND) PERIODE 1982-2011.

0 0 1

PENGARUH CURRENT RATIO DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL MODERASI

0 2 12

Pengaruh Ekspor, Foreign Direct Investment, dan Utang Luar Negeri terhadap Produk Domestik Bruto di ASEAN tahun 2006-2015 (Studi pada negara Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam) - UNS Institutional Repository

0 0 19