25
Interaksi antar kelompok masyarakat satu dengan kelompok masyarakat lain sebagai produsen dan konsumen serta barang-barang yang
diperlukan menunjukkan adanya gerakan. Produsen suatu barang pada umumnya terletak pada tempat tertentu dalam ruang geografis, sedangkan
para langganannya tersebar dengan berbagai jarak di sekitar produsen.
E. Kebijakan Optimal Prioritas Sektoral.
Arsyad 1999:108, berpendapat bahwa masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan kebijakan-kebijakan
pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan endogenous development dengan menggunakan potensi sumberdaya
manusia, kelembagaan dan sumber-sumber daya fisik secara lokal daerah. Orientasi ini mengarahkan kita kepada pengambilan inisiatif-inisiatif yang
berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang peningkatan kegiatan ekonomi.
Oleh karena itu pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya dengan menggunakan seluruh sumber daya yang ada harus mampu menaksir
potensi sumberdaya-sumberdaya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah dengan mengembangkan basis ekonomi
sektoral dan kesempatan kerja yang beragam. Untuk tujuan tersebut diperlukan adanya kebijakan prioritas sektoral dalam menentukan sektor-
sektor yang menjadi prioritas utama untuk dikembangkan.
26
F. Pengembangan Sektor Potensial
Kegiatan pertama yang dilakukan dalam perencanaan pembangunan daerah adalah mengadakan tinjauan keadaan, permasalahan dan potensi-
potensi pembangunan Tjokroaminoto 1995:74. Berdasarkan potensi sumber daya alam yang kita miliki, maka adanya sektor potensial di suatu daerah
harus dikembangkan dengan seoptimal mungkin. Lincolin Arsyad 1999:165 mengatakan bahwa sampai dengan akhir dekade 1980-an, di Indonesia
terdapat tiga kelompok pemikiran dalam kaitannya dengan langkah-langkah yang perlu diambil untuk memantapkan keberadaan sektor industri. Ketiga
kelompok pemikiran tersebut adalah:
1. Pengembangan sektor industri hendaknya diarahkan kepada sektor yang memiliki keunggulan komparatif comparative adventage. Pemikiran
seperti ini boleh dikatakan diwakili oleh kalangan ekonom-akademis. 2. Konsep Delapan Wahana Transformasi Teknologi dan Industri yang di
kemukakan oleh Menteri Riset dan Teknologi Habiebie, yang pada dasarnya memprioritaskan pembangunan industi-industri hulu secara
serentak simultan. 3. Konsep keterkaitan antar industri, khususnya keterkaitan hulu-hilir.
Konsep ini merupakan konsep menteri perindustrian Tungki Ariwibowo. Sebagai indikator analisis evaluasi, metode klarifikasi dan validasi dari
perencanaan yang telah disusun sesuai dengan tuntutan kerangka acuan kerja digunakan analisis SWOT. Analisis ini merupakan suatu metode untuk
menggali aspek-aspek kondisi sektoral yang terdapat di suatu kawasan yang
27
direncanakan untuk menguraikan berbagai potensi dan tantangan yang akan dihadapi dalam pengembangan sektoral tersebut. Istilah SWOT itu sendiri
merupakan pendekatan dari variabel-variabel penilaian sebagaimana telah diuraikan di atas dalam penegasan istilah halaman 7.
F. Kerangka Pemikiran