Penegasan Istilah Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Pengembangan Sektor Potensial di Kabupaten Semarang” (Pendekatan Model Basis Ekonomi dan SWOT)

5 3. Kawasan Subosukowonosraten Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten; 4. Kawasan Banglor Rembang dan Blora; 5. Kawasan Wanarakuti Juwana, Jepara, Kudus dan Pati; 6. Kawasan Kedungsepur Kendal, Demak, Ungaran Baca Kabupaten Semarang, Salatiga, Semarang dan Purwadadi; 7. Kawasan Tangkallangka Batang, Pekalongan, Pemalang dan Kajen; 8. Kawasan Bregas Brebes, Tegal dan Slawi. Adapun pertumbuhan ekonomi untuk daerah-daerah yang satu kawasan dengan Kabupaten Semarang dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Semarang Kawasan Kedungsepur KabupatenKota 1999 2000 2001 2002 2003 Rata-rata Kendal 1.97 2.21 2.71 2.33 2.15 2.27 Demak 2.33 2.89 3.32 2.66 2.87 2.81 Ungaran Kab. Semarang 1.46 4.47 3.34 3.90 3.79 3.39 Salatiga 1.79 3.57 3.65 3.81 3.94 3.35 Kota Semarang 3.40 4.97 5.11 4.10 4.63 4.44 Purwadadi Grobogan -3.28 5.55 4.22 3.19 4.27 2.79 Sumber BPS, PDRB Jawa Tengah Tahun 2003 diolah

B. Penegasan Istilah

Untuk memudahkan dan menghindari salah pengertian dalam penelitian ini, peneliti memberi batasan definisi operasional terhadap istilah- istilah judul dalam penelitian ini sebagai berikut: 6 1. Pertumbuhan ekonomi, yaitu dengan melihat Produk Domestik Regional Bruto PDRB daerah yang diteliti yang dalam penyajiannya dikelompokkan menjadi sembilan kelompok lapangan usaha sektor. Dalam penyajian ini PDRB di hitung berdasarkan harga tetap harga konstan, yaitu harga-harga yang berlaku pada tahun dasar yang dipilih yakni tahun dasar 1993, perhitungan dari harga konstan dipilih karena dalam hal ini sudah dibersihkan dari unsur inflasi. 2. Sektor-sektor ekonomi, yaitu sektor pembentuk angka PDRB yang berperan dalam menentukan laju pertumbuhan ekonomi. 3. Pengembangan sektor ekonomi potensial, dalam penelitian ini diartikan sebagai upaya untuk mengubahmenaikkan keadaan yang ada mengganti keseimbangan yang telah ada pada sektor-sektor ekonomi potensial, guna meningkatkan PDRB Kabupaten Semarang secara umum. 4. Pendekatan Model Basis Ekonomi, merupakan suatu pendekatan yang membagi perekonomian menjadi dua sektor yaitu kegiatan-kegiatan basis dan kegiatan bukan basis. Kegiatan basis basic activities adalah kegiatan-kegiatan yang mengekspor barang-barang dan jasa-jasa ke tempat-tempat di luar batas perekonomian masyarakat bersangkutan, atau yang memasarkan barang-barang dan jasa-jasa mereka kepada orang- orang yang datang dari luar perbatasan perekonomian masyarakat. Kegiatan-kegiatan bukan basis non Basic Activities adalah kegiatan kegiatan yang menyediakan barang-barang yang dibutuhkan oleh orang- orang yang bertempat tinggal di dalam batas-batas perekonomian masyarakat bersangkutan. Kegiatan-kegiatan ini tidak mengekspor 7 barang-barang, jadi luas lingkup produksi mereka dan daerah pasar mereka yang terutama adalah bersifat lokal Glasson 1990:63-64. 5. SWOT. Istilah ini merupaan kependekatan dari variabel-variabel penilaian, yaitu: a. S, merupakan kependekan dari Strenght atau kekuatan, yang berarti potensi yang dimiliki dalam suatu sektor, termasuk di sini adalah potensi dasar sektor. b. W, merupakan kependekan dari Weakness atau kelemahan, yang berarti masalah yang terdapat dalam sektor yang diteliti. c. O, merupakan kependekan dari Opportunity atau peluang, yang berarti peluang pengembangan dalam sektor yang diteliti. d. T, merupakan Treatment atau ancaman, yang berarti perlakuan yang harus diberikan kepada sektor yang diteliti untuk mengembangkanya.

C. Rumusan Masalah