2.3. Kerangka Berfikir
Proses pembelajaran IPA di SDN Wonosari 03 Semarang belum optimal. Hal ini disabkan oleh beberapa faktor yang meliputi masih rendahnya keterampilan
guru, aktivitas siswa dan hasil belajar. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPA masih rendah dikarenakan beberapa faktor yaitu, dalam proses pembelajaran
guru belum melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, guru belum mengajak siswa melakukan praktikum mengenai materi yang dipelajari, guru
belum mengajak siswa untuk belajar melalui melihat dan mengamati. Serta guru belum menggunakan multimedia dalam pembelajaran. Sehingga hal ini
berpengaruh pada masih rendahnya minat dan motivasi siswa dalam belajar, serta masih kurangnya kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran
yang berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa kelas IVA SDN Wonosari 03 Semarang yaitu sebanyak 60 siswa atau 19 dari 32 siswa masih mendapatkan
nilai di bawah KKM. Melalui penerapan model SAVI dengan multimedia di kelas IVA SDN
Wonosari 03 Semarang, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar.
Adapun kerangka berfikir ini digambarkan dalam skema dibawah ini:
Bagan 2.1. Kerangka Berfikir
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Pelaksanaan Tindakan
Kualitas Pembelajaran masih rendah terlihat dari:
1. Keterampilan guru masih rendah: guru belum melibatkan siswa secara aktif dalam
pembelajaran, guru belum mengajak siswa melakukan praktikum mengenai materi yang dipelajari, guru belum mengajak siswa untuk belajar melalui melihat
dan mengamati serta guru belum menggunakan multimedia dalam pembelajaran
2. Aktivitas siswa masih rendah: yaitu minat belajar siswa masih kurang dan siswa
belum termotivasi untuk belajar, serta masih kurangnya kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran
3. Hasil belajar siswa masih rendah, 60 dari 32 siswa atau sebanyak 19 siswa
belum mencapai KKM
Penggunaan Model SAVI dengan multimedia: Tahap Persiapan Kegiatan Pendahuluan
1. Guru mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan praktikum.
2. Guru mengorganisasi siswa menjadi 6 kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 siswa
Tahap Penyampaian Kegiatan Inti 3. Guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok.
4. Siswa memperhatikan langkah praktikum yang ditampilkan guru dalam multimedia
visual Tahap Pelatihan Kegiatan Inti
5. Siswa melakukan praktikum sesuai langkah yang telah dijelaskan guru. Somatic. 6. Siswa mendiskusikan hasil praktikum dan menuliskan hasil praktikum serta
menjawab pertanyaan dalam Lembar Kerja secara berkelompok. intellectualy Tahap Penyampaian Hasil Kegiatan Penutup
7. Siswa secara berkelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan
kelas.Auditory 8. Siswa bersama guru menyimpulkan garis besar hasil presentasi.
9. Guru memperkuat hasil diskusi dengan menampilkan multimedia. 10. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai materi yang belum dimengerti.
1. Keterampilan guru meningkat dengan kriteria minimal baik dengan skor 9
skor≤27 2.
Aktivitas siswa meningkat dengan kriteria minimal baik dengan skor 14 skor≤21
3. Hasil belajar siswa meningkat, yaitu sebanyak minimal 80 siswa mengalami
ketuntasan belajar klasikal dan ketuntasan belajar individual dengan KKM ≥ 64.
Kualitas pembelajaran meningkat: 1
Keterampilan guru :guru sudah melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, dalam pembelajaran guru sudah melibatkan siswa untuk melakukan praktikum
dalam belajar, guru juga telah melakukan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk melihat dan melakukan pengamatan secara langsung serta guru telah
menggunakan multimedia dalam pembelajaran.
2 Aktivitas siswa: minat dan motivasi siswa untuk belajar meningkat, serta siswa
menjadi lebih mudah untuk memahami materi. 3
Hasil belajar siswa meningkat yaitu sebanyak minimal 80 siswa mengalami ketuntasan belajar klasikal dan ketuntasan belajar individual dengan KKM
≥ 64.
2.4. Hipotesis Tindakan