60
BAB III PROSES DONOR DARAH
3.1 Proses Donor Darah secara Teknis
Donor darah dalam pelaksanaannya memiliki beberapa tahapan proses yang harus dipenuhi untuk menjaga keselamatan si pendonor darah dan untuk menjaga
keselamatan penerima darah resipien. Prinsipnya dari donor yang sehat akan didapatkan darah yang aman. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut:
3.1.1 Syarat Donor Darah Untuk lolos seleksi, calon pendonor harus memenuhi segala persyaratan sesuai
dengan ketentuan yang ada, dengan beberapa kriteria kondisi fisik berikut ini: a.
Keadaan umum Calon pendonor tidak tampak sakit, tidak dalam pengaruh obat-obatan seperti
misalnya golongan narkotik dan alkohol serta tidak menderita suatu penyakit tertentu seperti penyakit jantung, paru-paru, hati, ginjal, kencing manis, dan lain-
lain. b.
Umur pendonor Berkisar antara 17-60 tahun, kecuali atas pertimbangan dokter
c. Berat badan
Berat badan minimal calon pendonor adalah 45 kg d.
Suhu tubuh Suhu tubuh calon pendonor tidak lebih dari 37° C
e. Nadi
Denyut nadi berkisar antara 60-100x per menit,
Universitas Sumatera Utara
61
f. Tekanan darah
Tekanan sistolik antara 100-160 mmHg dan diastolik antara 60-100 mmHg g.
Kadar Hemoglobin Kadar Hemoglobin calon pendonor harus 12,5 g dl
h. Haid, kehamilan dan menyusui
Wanita yang sedang haid, hamil dan menyusui tidak diperbolehkan untuk mendonorkan darah.Ada jedah waktu setelah haid, hamil dan menyusui untuk
dapat mendonorkan darah.Dibutuhkan waktu 3 hari setelah selesai haid, 6 bulan setelah melahirkan dan 3 bulan setelah berhenti menyusui barulah diperkenankan
menyumbangkan darahnya. i.
Jarak penyumbangan donor Jarak penyumbangan darah lengkap
27
minimal 10 minggu 2,5 bulan. Penyumbangan darah tidak lengkap
28
j. Untuk menjaga kesehatan dan keselamatan penerima darah, calon pendonor juga
harus memenuhipersyaratan berikut ini : komponen darah dapatdilakukan minimal
48 jam setelah menjalani plasma trombopheresis.
• Kulit Pendonor Kulit lengan di daerah tempat penyuntikan jarum donor harus sehat tanpa
kelainan, tidak ada bekas tusukan jarum • Riwayat transfusi darah
27
Dalam mendonorkan darah, jenis ini yang paling umum dari donor darah , dimana semua komponen darah diambil semua, biasanya dilakukan di event donor PMI dan merupakan proses yang tercepat,
sekitar 10-15 min utk 350cc.
28
Dengan menggunakan teknologi medis dimana darah donor dilewatkan melalui suatu alat yang memisahkan komponen darah plasma,trombosit,dll dan mengeluarkan salah satu komponen serta
mengembalikan komponen yang tidak diperlukan dalam tubuh pendonor, biasa cara mendonorkan darah seperti ini disebut dengan donor aphresis.
Universitas Sumatera Utara
62
Calon pendonor tidak boleh menyumbangkan darahnya dalam waktu 12 bulan setelah mendapatkantransfusi darah
• Penyakit infeksi Calon pendonor dengan pemeriksaan lab terhadap syphilis, Hepatitis B,
Hepatitis C dan HIV yang menunjukkan hasil positif tidak boleh menyumbangkan darahnya.
• Riwayat imunisasi dan vaksinasi Calon pendonor dapat menyumbangkan darahnya 8 minggu setelah
mendapat vaksinasi • Riwayat operasi
Calon pendonor dapat menyumbangkan darahnya : a.
5 hari setelah pencabutan gigi b.
6 bulan setelah menjalani operasi kecil c.
bulan setelah manjalani operasi besar • Riwayat pengobatan
Calon pendonor dapat menyumbangkan darahnya : a.
3 hari setelah meminum obat-obatan yang mengandung aspirin dan piroxicam
b. 12 bulan setelah dinyatakan sembuh terhadap penyakit syphilis.
• Obat-obat narkotik dan alkohol a.
Pecandu narkotik tidak boleh menyumbangkan darah selamanya b.
Pecandu alkohol tidak boleh menyumbangkan darahnya • Tato, tindik dan tusuk jarum
Universitas Sumatera Utara
63
Calon pendonor dapat menyumbangkan darahnya 12 bulan setelah tato, tindik dan tusuk jarum.
3.1.2 Pemeriksaan Pendahuluan a.
Pemeriksaan Berat Badan Alat untuk mengukur berat badan dengan menggunakan timbangan.Pemeriksaan
berat badan seorang pendonor minimal 45 kg baru dapat mendonorkan darahnya. b.
Pemeriksaan Hemoglobin Alat untuk pemeriksaan kadarHb yang terdiri dari gelas kimia 50 ml, tabung
hematokrit, lancetsteril dan autoclick Gambar 3.1: calon
pendonor melakukan pemeriksaan Hb oleh
petugas
c. Pemeriksaan Golongan Darah
Alat untuk pemeriksaan golongan darah yang terdiri dari kartu golongan darah, lancet steril, autoclick dan batang pengaduk; serta
Universitas Sumatera Utara
64
Gambar 3.2: alat yang digunakan untuk memeriksa golongan darah d.
Pemeriksaan Tekanan Darah Alat untuk pemeriksaan tekanan darah yang meliputi tensimeter dan stetoskop.
Gambar 3.3: peralatan yang digunakan untuk memeriksa tekanan darah
Universitas Sumatera Utara
65
3.1.3 Melakukan Pengisian Formulir Calon Pendonor Darah Setelah calon pendonor memenuhi persyaratan, maka dipersilahkan untuk
mengisi informed concent yang disediakan. Formulir tersebut berisikan identitas si pendonor, nama, tempat tanggal lahir, alamat, kode pos, kelurahan, kecamatan, nomor
telepon, lalu riwayat kesehatan pendonor, tanda vital, dan lain-lain.
Gambar 3.4: Contoh formulir donor darah
3.1.4 Pengambilan Darah Donor Aftaf 1.
Teknik pengambilan Darah Pengambilan darah dan sampel darah dilakukan pada pendonor yang telah lolos
seleksi. Pada saat akan dilakukan pengambilan darah dan sampel darah perlu diperhatikan teknik pengambilan darah dan sampel agar mendapatkan darah yang
aman. Teknik pengambilan darah dan sampel darah dilakukan dengan ketentuan sbb :
Universitas Sumatera Utara
66
• Semua prosedur dilakukan secara benar, alat-alat yang digunakan harus steril, petugas pengambilan darah adalah teknisi yang mempunyai
kompetensi dan terlatih • Kantong darah yang dipilih harus memiliki izin edar
• Aliran darah harus lancar • Pengambilan darah harus kurang dari 6 menit
• Volume darah yang diambil harus sesuai dengan volume antikoagulan • Pencampuran darah dan antikoagulan harus baik
• Selesai aftap segera simpan darah pada suhu 20c - 60c • Petugas bagian pengambilan darah harus mengenali reaksi yang mungkin
terjadi pada saat aftaf • Label harus melekat pada kantong darah dan mudah dibaca
• Semua data kegiatan pengambilan darah harus didokumentasikan dan diarsipkan dengan baik.
2. Peralatan dan bahan yang digunakan dalam pengambilan darah :
Tempat tidur, tensi meter, timbangan darah, pean, hand sealer, gunting, spidol, rak tabung, pinset, tempat kapas, tempatpinset, gunting, kassa, kantong darah,
alkohol, tabung sampel darah dan penutup, kassa steril, tensoplast. 3.
persiapan petugas sebelum mulai bekerja : Pakai jas lab, cuci tangan dengan sabun, pakai sarung tangan, persiapan label
stiker label stiker memuat : nomor kantong, golongan darah, tanggal pengambilan, tanggalkadaluarsa, nama petugas, identifikasi kantong darah
setiap kantong harus ada sistem penomoran kantong yang tertera pada kantong darah, selang, tabung spesimen dan formulir pengantar ke lab.
Universitas Sumatera Utara
67
Gambar 3.5: peralatan yang digunakan untuk dalam proses pengambilan darah 4.
persiapan penusukan vena: a.
Dilakukan pada daerah yang telah dipilih untuk melakukan pembersihan lekuk lengan bagian depan dengan cara pola lingkaran konsentrik yang
membesar. Gunakan kapassteril yang diusap dengan alkohol 70 . b.
Tunggu hingga daerah lengan yang dibersihkan kering kembali dan jangan menyentuh daerahyang telah didesinfeksi
5. Tata cara pengambilan darah dan sampel darah :
Pengambilan darah harus sesuai dengan SOP yang ada pada utd dengan cara kerja sbb:
1. Pendonor dipersilahkan mencuci lengan dengan sabun antiseptik
2. Pendonor dipersilahkan bebaring pada tempat tidur yang telah disediakan
dengan posisiterlentang 3.
Tangan pendonor ditempatkan lurus di samping dengan posisi menghadap ke atas.Tensi meter dipasang pada lengan donor dengan posisi selang di atas
4. Kantong darah diidentifikasi dan tabung sampel harus sesuai dengan formulir
donor darah, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
68
Nomor kantong, golongan darah, tanggal pengambilan, tanggal kadaluarsa, nama petugas, dan jam pengambilan darah
5. Tensimeter dinaikkan hingga batas antara sistol dan diastol, raba dan
tentukan lokasi vena yang akan ditusuk; turunkan tekanan manset 6.
Bersihkan lokasi vena yang akan ditusuk dengan kapas + alkohol 70 dengan melakukan gerakan melingkar daridalam ke luar minimal 3 kali
7. Buat simpul longgar pada selang kantong darah ± 15 cm dari jarum
8. Tempatkan kantong darah di atas timbangan atau haemo scale
9. Naikkan kembali tekanan manset hingga batas antara sistol dan diastol
10. Lakukan penusukan pada vena
11. Darah masuk selang, turunkan tekanan manset hingga 40 mmhg
12. Rekatkan selang yang telah terpasang dengan plester pada lengan pendonor
13. Kocok darah perlahan agar bercampur dengan antikoagulan
14. Apabila volume darah sudah tercapai klem selang dengan pean 1 dan pean 2
dengan jarak ± 5 cm; potong selang antara klem, kencangkan simpul selang 15.
Ambil sampel darah dengan menggunakan tabung contoh ; turunkan tekanan manset hingga 0
16. Letakkan kapas steril di atas jarum, angkat plester; cabut jarum perlahan;
tangan pendonor dilipat. 17.
Sealer selang dengan hand sealer hingga darah yang tertinggal di selang tercampur dengan antikoagulan 2-3 kali
18. Cocokkan nomor sampel dengan nomor kantong dan nomor pada formulir
19. Rapikan selang dan masukkan darah ke dalam blood bank
Universitas Sumatera Utara
69
20. Periksa bekas tusukan pada vena donor, bila tidak berdarah lagi tutup dengan
tensoplast; angkat manset 21.
Mempersilahkan pendonor ke ruang istirahat bila tidak ada keluhan dari donor
Universitas Sumatera Utara
70
Gambar 3.6: Proses Pengambilan Darah Donor Aftaf 3.1.5 Pelayanan Donor
Setelah selesai donasi, para pendonor harus diberi kesempatan untuk beristirahat minimal 20 menit, sehingga tubuh bisa menyesuaikan terhadap
berkurangnya darah. Dalam waktu ini, sekedar minuman dan makanan ringan perlu diberikan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang.
Universitas Sumatera Utara
71
Gambar 3.7: makanan dan minuman yang diberikan kepada pendonor setelah selesai mendonorkan darah.
Pendonor yang merasa lemah atau pusing harus dibantu dengan tiduran, dengan posisi kaki lebih tinggi untuk membantu penyaluran darah ke kepala.
3.2 Cara Memperoleh Darah