Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Donor Darah Dengan Tindakan Berdonor Darah Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG DONOR DARAH DENGAN TINDAKAN BERDONOR DARAH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Oleh :

JANICE

060100015

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(2)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG DONOR DARAH DENGAN TINDAKAN BERDONOR DARAH PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

JANICE

060100015

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia, rahmat kesehatan, dan keselamatan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan Karya tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Judul yang dipilih adalah Hubungan Pengetahuan dan Sikap Tentang Donor Darah dengan Tindakan Berdonor Darah pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2009. Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada dr. Zulfikar Lubis, SpPK(K) yang telah membimbing dan memberi masukan-masukan kepada penulis dalam menyempurkan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis juga tidak lupa berterima kasih kepada orangtua penulis, dr. Tity Rosnita Hrp, dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes, dr. Rina Amalia, MARS, dan teman-teman yang telah membantu dalam melakukan penelitian di lahan penelitian dan penulisan Karya Tulis ini.

Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pembelajaran semester VII di FK USU dengan beban kredit sebesar 2 SKS.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis ini masih memiliki kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan Karya Tulis ini. Akhir kata, penulis berharap agar Karya Tulis Ilmiah ini memberi manfaat kepada semua orang.

Medan, 10 Desember 2009


(4)

ABSTRACT

Blood and blood components are important in many situations. To meet the demand of blood in Indonesia, there is on going need to recruit new and retain current donors. Because only a small proportion of eligible donors donate and an even smaller percentage return to give blood a second time, a better understanding of what motivates donors to give blood is needed. Hence, this study was to investigate respondents’ characteristics, motivations of donors to give blood, reasons of not donating blood, knowledge and attitude towards the act of donating blood among the medical students in medical faculty of Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia.

This study has been designed as a cross-sectional descriptive analytical manner analyzed by using Chi-Square test. Sampling technique chosen was stratified random sampling. A total of 274 respondents were selected in this study. A self-administered questionnaire was used for data collection. The questionnaire was produced after review of the literature on the blood donation.

As a result, we found the knowledge and attitude of the respondents were not significantly correlated with the act of donating blood (p > 0.05). Significance between the respondents’ characteristic and the act of donating blood (p <0.05) pleaded act of donating blood depend on one’s socio-demographic background. We suggest that knowledge on blood donation should be repeatedly taught at any education level or block. This study can provided preliminary result for other studies.

Key Word: blood donation, knowledge and attitude towards blood donation, socio-demographic characteristic


(5)

ABSTRAK

Darah dan komponen darah yang penting dalam banyak situasi. Untuk memenuhi kebutuhan darah di Indonesia, diperlukan usaha yang berkesinambungan untuk merekrut donor baru dan mempertahankan donor yang telah ada. Karena hanya sebagian kecil masyarakat yang memenuhi kriteria donor dan mendonorkan darahnya dan lebih sedikit lagi masyarakat yang kembali untuk memberikan darah untuk kedua kalinya, maka diperlukan pemahaman yang lebih baik yang memotivasi para donor untuk memberi darah diperlukan. Oleh karena itu, penelitian ini adalah untuk menyelidiki karakteristik responden, motivasi untuk memberikan donor darah, alasan-alasan tidak menyumbangkan darah, serta pengetahuan dan sikap terhadap tindakan menyumbangkan darah di kalangan mahasiswa kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan

cross-sectional. Teknik sampling yang dipilih adalah stratified random sampling.

Sebanyak 274 responden terpilih pada studi ini. Angket disebarkan untuk memperoleh data. Angket ini dibuat setelah melakukan tinjauan pustaka tentang donor darah. Dan penelitian dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square.

Sebagai hasilnya, kami menemukan pengetahuan dan sikap responden tidak secara signifikan berkorelasi dengan tindakan menyumbangkan darah (p> 0.05). Signifikansi antara responden karakteristik dan tindakan menyumbangkan darah (p <0,05) memohon tindakan menyumbangkan darah tergantung pada seseorang latar belakang sosio-demografis. Kami menyarankan bahwa pengetahuan tentang donor darah harus berulang kali diajarkan pada setiap tingkat pendidikan atau blok. Studi ini diharapkan dapat digunakan sebagai hasil awal untuk studi lain.

Kata kunci: donor darah, pengetahuan dan sikap tentang donor darah, karakteristik responden


(6)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN….………..…… KATA PENGANTAR………... ABSTRAK………..…… ABSTRACT……….……….. DAFTAR ISI……….…. DAFTAR TABEL……….……. DAFTAR GAMBAR……….…...…. DAFTAR SINGKATAN………... DAFTAR LAMPIRAN……….. i ii iii iv v vii viii ix x

BAB 1 PENDAHULUAN……….….. 1

1.1. 1.2. 1.3. 1.4. Latar Belakang………... Rumusan Masalah………... Tujuan Penelitian………... 1.3.1. Tujuan Umum……….. 1.3.2. Tujuan Khusus………. Manfaat Penelitian………. 1 3 3 3 3 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………. 5

5 5 5 5 5 6 6 6 6 7 7 8 9 9 10 13 15 15 15 16 16 16 2.1. 2.2. 2.3. Pengetahuan……….. 2.1.1. Pengertian Pengetahuan……….. 2.1.2. Pengukuran Pengetahuan………….…………... Sikap……….. 2.2.1. Pengertian……… 2.2.2. Komponen Pokok Sikap………... 2.2.3. Pengukuran Sikap……….………... Tranfusi Darah………... 2.3.1. Pendahuluan……… 2.3.2. Pengertian……… 2.3.3. Pengolahan Darah………...……… 2.3.4. Syarat Teknis Menjadi Donor Darah…………... 2.3.5. Pengambilan Darah Donor……….. 2.3.6. Skrining atau Pemeriksaan Uji Saring……...…. 2.3.7. Indikasi Pemberian Darah dan Komponennya… 2.3.8. Pemeriksaan Golongan Darah Donor………….. 2.3.9. Resiko Penularan Infeksi………. 2.3.9.1. Pendahuluan……….. 2.3.9.2. Transmisi HIV………... 2.3.9.3. Penularan Hepatitis B dan C…………. 2.3.9.4. Penularan Virus Lainnya………... 2.3.10. Kontaminasi Darah Donor………...….


(7)

2.3.10.1. Kontaminasi Bakteri………... 2.3.10.2. Kontaminasi Parasit………

16 17 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN

DEFINISI OPERASIONAL………. 18

3.1. 3.2. 3.3. Kerangka Konsep………... Definisi Operasional……….. Hipotesis……… 18 18 21

BAB 4 METODE PENELITIAN……….. 22

4.1. 4.2. 4.3.

Jenis Penelitian……….. Lokasi dan Waktu Penelitian………. Populasi dan Sampel Penelitian……….

22 22 22 4.3.1. 4.3.2. Populasi Penelitian………... Perhitungan dan Besar Sampel……….

22 22 4.4. Metode Pengumpulan Data……… 23 23 23 23 4.4.1. 4.4.2. 4.4.3.

Pengumpulan Data Primer………... Pengumpulan Data Sekunder………... Uji Validitas……….

4.5. Metode Analisis Data………. 24

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 25

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian……….……….. 25 5.2.

5.3. 5.4.

Karakteristik Individu……… Hasil Analisis Data……… Pembahasan………...

25 32 33

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………. 34

6.1. Kesimpulan……… 34

6.2. Saran……….. 34

DAFTAR PUSTAKA……….………... 35


(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1. Macam-macam Bentuk Darah, Indikasi Pemberian

Darah dan Masa Simpan Darah………. 14 Tabel 2.2. Pembagian Golongan Darah Sistem AB0………… ..…

18 Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Usia………... 30

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Status Kewarganegaraan………... 30 Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Agama………... 30

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Suku atau Etnis………. 31 Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Status Donor Darah Responden………… 31 Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada

Variabel Pengetahuan……… 32

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan…

33 Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada

Variabel Sikap……… 34

Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Sikap……….

34 Tabel 5.10. Distribusi Frekuensi Motivasi Responden

Mendonorkan Darah……….. 35

Tabel 5.11. Distribusi Frekuensi Alasan Responden Menolak

Mendonorkan Darah……….. 35

Tabel 5.12. Analisis Karakteristik Responden Terhadap Status

Donor Darah………..……… 36

Tabel 5.13. Perbandingan Tingkat Pengetahuan dan Sikap


(9)

DAFTAR SINGKATAN WHO UTD PMI SDKI DDS PDDI FPDDS FK USU HIV AIDS G6PD CPC ACD ELISA CDC HCV CMV HTLV-1 SPSS

World Health Organization Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia

Sensus Demografi Kesehatan Indonesia Donor Darah Sukarela

Perhimpunan Donor Darah Indonesia

Federasi Perhimpunan Donor Darah Sedunia Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara Human Immunodeficiency Virus

Acquired Immune Deficiency Syndrome

Glucose-6-phosphate Dehydrogenase Deficiency Citrate Phosphate Dextrose

Acid Citrate Dextrose

Enzyme Linked Immunosorbent Assay Central Of Disease Control and Prevention Hepatitis C Virus

Cytomegalovirus

Human T Cell Leukaemia/Lymphoma Virus-1 Statistic Package Social Science


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2. Lembar Validity of content Lampiran 3. Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 4. Lembar Angket Pengetahuan dan Sikap Lampiran 5. Master data dan Output


(11)

ABSTRACT

Blood and blood components are important in many situations. To meet the demand of blood in Indonesia, there is on going need to recruit new and retain current donors. Because only a small proportion of eligible donors donate and an even smaller percentage return to give blood a second time, a better understanding of what motivates donors to give blood is needed. Hence, this study was to investigate respondents’ characteristics, motivations of donors to give blood, reasons of not donating blood, knowledge and attitude towards the act of donating blood among the medical students in medical faculty of Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia.

This study has been designed as a cross-sectional descriptive analytical manner analyzed by using Chi-Square test. Sampling technique chosen was stratified random sampling. A total of 274 respondents were selected in this study. A self-administered questionnaire was used for data collection. The questionnaire was produced after review of the literature on the blood donation.

As a result, we found the knowledge and attitude of the respondents were not significantly correlated with the act of donating blood (p > 0.05). Significance between the respondents’ characteristic and the act of donating blood (p <0.05) pleaded act of donating blood depend on one’s socio-demographic background. We suggest that knowledge on blood donation should be repeatedly taught at any education level or block. This study can provided preliminary result for other studies.

Key Word: blood donation, knowledge and attitude towards blood donation, socio-demographic characteristic


(12)

ABSTRAK

Darah dan komponen darah yang penting dalam banyak situasi. Untuk memenuhi kebutuhan darah di Indonesia, diperlukan usaha yang berkesinambungan untuk merekrut donor baru dan mempertahankan donor yang telah ada. Karena hanya sebagian kecil masyarakat yang memenuhi kriteria donor dan mendonorkan darahnya dan lebih sedikit lagi masyarakat yang kembali untuk memberikan darah untuk kedua kalinya, maka diperlukan pemahaman yang lebih baik yang memotivasi para donor untuk memberi darah diperlukan. Oleh karena itu, penelitian ini adalah untuk menyelidiki karakteristik responden, motivasi untuk memberikan donor darah, alasan-alasan tidak menyumbangkan darah, serta pengetahuan dan sikap terhadap tindakan menyumbangkan darah di kalangan mahasiswa kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan

cross-sectional. Teknik sampling yang dipilih adalah stratified random sampling.

Sebanyak 274 responden terpilih pada studi ini. Angket disebarkan untuk memperoleh data. Angket ini dibuat setelah melakukan tinjauan pustaka tentang donor darah. Dan penelitian dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square.

Sebagai hasilnya, kami menemukan pengetahuan dan sikap responden tidak secara signifikan berkorelasi dengan tindakan menyumbangkan darah (p> 0.05). Signifikansi antara responden karakteristik dan tindakan menyumbangkan darah (p <0,05) memohon tindakan menyumbangkan darah tergantung pada seseorang latar belakang sosio-demografis. Kami menyarankan bahwa pengetahuan tentang donor darah harus berulang kali diajarkan pada setiap tingkat pendidikan atau blok. Studi ini diharapkan dapat digunakan sebagai hasil awal untuk studi lain.

Kata kunci: donor darah, pengetahuan dan sikap tentang donor darah, karakteristik responden


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Transfusi darah secara universal dibutuhkan untuk menangani pasien anemia berat, pasien dengan kelaian darah bawaan, pasien yang mengalami kecederaan parah, pasien yang hendak menjalankan tindakan bedah operatif dan pasien yang mengalami penyakit liver ataupun penyakit lainnya yang mengakibatkan tubuh pasien tidak dapat memproduksi darah atau komponen darah sebagaimana mestinya. Pada negara berkembang, transfusi darah juga diperlukan untuk menangani kegawatdaruratan melahirkan dan anak-anak malnutrisi yang berujung pada anemia berat (WHO, 2007). Tanpa darah yang cukup, seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan bahkan kematian. Oleh karena itu, tranfusi darah yang diberikan kepada pasien yang membutuhkannya sangat diperlukan untuk menyelamatkan jiwa. Angka kematian akibat dari tidak tersedianya cadangan tranfusi darah pada negara berkembang relatif tinggi. Hal tersebut dikarenakan ketidakseimbangan perbandingan ketersediaan darah dengan kebutuhan rasional. Di negara berkembang seperti Indonesia, persentase donasi darah lebih minim dibandingkan dengan negara maju padahal tingkat kebutuhan darah setiap negara secara relatif adalah sama. Indonesia memiliki tingkat penyumbang enam hingga sepuluh orang per 1.000 penduduk. Hal ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan sejumlah negara maju di Asia, misalnya di Singapura tercatat sebanyak 24 orang yang melakukan donor darah per 1.000 penduduk, berikut juga di Jepang tercatat sebanyak 68 orang yang melakukan donor darah per 1.000 penduduk (Daradjatun, 2008).

Indonesia membutuhkan sedikitnya satu juta pendonor darah guna memenuhi kebutuhan 4,5 juta kantong darah per tahunnya. Sedangkan unit transfusi darah Palang Merah Indonesia (UTD PMI) menyatakan bahwa pada tahun 2008 darah yang terkumpul sejumlah 1.283.582 kantong. Hal tersebut menggambarkan bahwa kebutuhan akan darah di Indonesia yang tinggi tetapi darah yang terkumpul dari donor darah masih rendah dikarenakan tingkat


(14)

kesadaran masyarakat Indonesia untuk menjadi pendonor darah sukarela masih rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa kendala misalnya karena masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang masalah transfusi darah, persepsi akan bahaya bila seseorang memberikan darah secara rutin. Selain itu, kegiatan donor darah juga terhambat oleh keterbatasan jumlah UTD PMI di berbagai daerah, PMI hanya mempunyai 188 unit tranfusi darah (UTD). Mengingat jumlah kota/kabupaten di Indonesia mencapai sekitar 440.

Di Kota Medan, rata-rata kebutuhan darah di rumah sakit setiap harinya mencapai 100 kantong darah dengan ukuran setiap kantongnya sekitar 350 cc. Golongan darah yang dibutuhkan bervariasi baik golongan darah 0, A, B maupun AB. Sedangkan pasokan darah yang mampu disediakan oleh PMI Cabang Medan masih antara 50 hingga 80 kantong darah dengan jumlah ketersediaan golongan darah AB 6%, golongan darah 0 40% dan 54% golongan darah A dan B. Hal ini membuktikan bahwa realisasi dari aksi donor darah di Kota Medan masih kurang. Jumlah Donor Darah Sukarela (DDS) di Kota Medan juga rendah bila dibandingkan dengan DDS di Pulau Jawa seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Di Pulau Jawa DDS mencapai 90% sedangkan di Medan DDS hanya 15-20% (Lidya, 2006). Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan dr. H. Umar Zein, DTM&H, Sp.PD, KPTI menilai, kebutuhan darah Kota Medan dapat terpenuhi jika 5% dari dua juta penduduk Kota Medan melakukan donor darah secara berkala dua kali setahun. Donor darah tersebut harus dilakukan secara berkala karena darah hanya bisa disimpan dalam waktu tertentu sebelum ditransfusikan kepada resipien darah.

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) sebagai masyarakat muda yang berkecimpung di dalam bidang kesehatan dinilai sesuai untuk berperan dalam meningkatkan jumlah donor darah sukarela dan dalam meningkatkan ketersediaan darah. Mahasiwa FK USU dapat berperan secara langsung dengan menjadi donor darah sukarela secara berkala, bisa juga secara tidak langsung dengan mengajak atau mempromosikan aksi donor darah sukarela kepada masyarakat luas. Sebagai calon praktisi kesehatan Mahasiswa FK USU dinilai telah memiliki pengetahuan tentang pentingnya terapi transfusi darah dan diharapkan memiliki sikap yang positif terhadap aksi donor darah. Namun,


(15)

penerapan donor darah oleh mahasiswa kedokteran di lingkungan FK USU dalam kehidupan sehari-hari masih belum terbukti. Oleh sebab itu, penelitian ini penting dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai pengetahuan dan sikap mahasiswa FK USU tentang donor darah.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap tentang donor darah dengan tindakan berdonor darah pada Mahasiswa FK USU?

2. Apakah tindakan berdonor darah berhubungan dengan karakteristik sosiodemografik seperti jenis kelamin, agama, dan suku/etnis?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap tentang donor darah dengan tindakan berdonor darah pada mahasiswa FK USU.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang donor darah dengan tindakan berdonor darah pada mahasiswa FK USU.

b. Untuk mengetahui hubungan tingkatan sikap tentang donor darah dengan tindakan berdonor darah pada mahasiswa FK USU.

c. Untuk mengetahui hubungan karakteristik sosiodemografik seperti jenis kelamin, agama, dan suku/etnis, dengan tindakan berdonor darah pada mahasiswa FK USU.


(16)

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat tentang gambaran pengetahuan dan sikap mahasiswa FK USU tentang donor darah. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai penilaian terhadap kesiapan dari mahasiswa FK USU untuk ikut berperan dalam menyukseskan peningkatan donor darah sukarela guna memenuhi kebutuhan darah Kota Medan.

1.4.2. Manfaat Bagi Peneliti Sendiri

Merupakan pengalaman berharga dan wadah latihan untuk memperoleh wawasan dan pengetahuan dalam rangka penerapan ilmu pengetahuan yang telah diterima selama kuliah.

1.4.3. Manfaat Bagi Organisasi Kemahasiswaan di FK USU

Sebagai bahan masukan dalam perencanaan upaya peningkatan promosi donor darah dan juga memperbanyak kegiatan donor darah di lingkungan kampus.

1.4.4. Manfaat Bagi Akademisi

Hasil penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan dan sikap tentang donor darah dengan tindakan berdonor darah pada Mahasiswa FK USU dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut yang berhubungan tentang donor darah.


(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007).

2.1.2. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan (Notoatmodjo, 2007).

2.2. Sikap

2.2.1. Pengertian Sikap

Sikap (attitude) merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Dari batasan-batasan di atas dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap


(18)

merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

2.2.2. Komponen Pokok Sikap

Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu:

a. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting (Notoatmodjo, 2007).

2.2.3. Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek. Secara langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat reponden (Notoatmodjo, 2007).

2.3. Transfusi Darah 2.3.1. Pendahuluan

Kemajuan dalam ilmu bedah dan pengobatan mengakibatkan bertambah seringnya dilakukan transfusi darah. Pemberian darah ataupun komponennya dimaksudkan antara lain untuk menjamin kemampuan penyediaan oksigen dalam batas curah jantung yang dapat dihasilkan oleh tubuh, menjamin cukup tersedia trombosit dan faktor-faktor pembekuan, dan untuk mencukupi isi ruang intravaskular (Miller, 1981).

Transfusi darah sering merupakan penyelamat jiwa, akan tetapi morbiditas dan motalitas setelah transfusi darah juga cukup tinggi. Karena itu transfusi darah seyogiyanya hanya diberikan apabila ada indikasi yang jelas. Biasanya seorang


(19)

dewasa normal masih dapat dengan baik mengatasi gangguan fungsional yang ditimbulkan oleh kehilangan 10% isi darah, 20% kemampuan membawa oksigen atau kehilangan 40% faktor pembekuan. Kehilangan sebanyak dua kali jumlah tersebut di atas masih belum mengakibatkan kematian walaupun menimbulkan gejala yang cukup berat (Rodman, 1988).

2.3.2. Pengertian

Menurut Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1980, definisi transfusi darah adalah tindakan medis memberikan darah kepada seorang penderita yang darahnya telah tersedia dalam botol kantong plastik. Usaha transfusi darah adalah segala tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memungkinkan penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan yang mencakup masalah-masalah pengadaan, pengolahan, dan penyampaian darah kepada orang sakit. Darah yang digunakan adalah darah manusia atau bagian-bagiannya yang diambil dan diolah secara khusus untuk tujuan pengobatan dan pemulihan kesehatan. Penyumbang darah adalah semua orang yang memberikan darah untuk maksud dan tujuan transfusi darah (PMI, 2002).

2.3.3. Pengelolaan Darah

Yang dimaksud dengan pengelolaan darah adalah tahapan kegiatan untuk mendapatkan darah sampai dengan kondisi siap pakai, yang mencakup antara lain (PMI, 2002):

a. Rekruitmen donor.

b. Pemeriksaan golongan darah. c. Pemeriksaan uji saring. d. Pengambilan darah donor.

e. Pemisahan darah menjadi komponen darah.

f. Pemeriksaan kococokan darah donor dengan pasien. g. Penyimpanan darah di suhu tertentu.


(20)

2.3.4. Syarat-syarat Teknis Menjadi Donor Darah

Untuk menjadi donor darah, seorang calon donor harus berusia antara 17 - 60 tahun. Pada usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat izin tertulis dari orangtua; berat badan minimum 50 kg; temperatur tubuh secara oral antara 36,6 - 37,5°C; tekanan darah baik, yaitu sistole 110 - 160 mm Hg dan diastole 70 - 100 mm Hg; denyut nadi teratur 50 - 100 kali/ menit; kadar hemoglobin untuk wanita minimal 12 gr % dan pria minimal 12,5 gr %. Jumlah penyumbangan pertahun sebanyak 3-4 kali, dengan jarak penyumbangan sekurang-kurangnya tiga bulan. Keadaan ini harus sesuai dengan keadaan umum kesehatan donor.

Seseorang tidak dibolehkan menjadi donor darah pada keadaan pernah menderita hepatitis B atau hepatitis C dan berhubungan kontrak erat dengan penderita hepatitis dalam enam bulan terakhir, menindik atau menato badan dalam kurun waktu enam bulan terakhir, pasca operasi gigi dalam kurun waktu 72 jam terakhir, pasca operasi kecil dalam enam bulan terakhir, pasca operasi besar dalam 12 bulan terakhir, menerima vaksinasi polio, influenza kolera, tetanus dipteria atau profilaksis dalam 24 jam terakhir, menerima vaksinasi virus hidup parotitis epidemica, measles dan tetanus toxin dalam dua minggu terakhir, menerima injeksi imunisasi rabies terapetik dalam satu tahun terakhir, memiliki reaksi alergi dalam satu minggu terakhir, melakukan transplantasi kulit dalam satu tahun terakhir, sedang hamil dan sesudah persalinan dalam enam bulan terakhir, sedang menyusui, ketergantungan obat, ketergantungan alkohol akut dan kronik, menderita sifilis, menderita tuberkolosa, menderita epilepsi dan sering kejang, menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik) yang akan ditusuk, mempunyai kecenderungan perdarahan atau penyakit darah, misalnya, defisiensi G6PD, thalasemia, polisitemiavera, termasuk kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi untuk mendapatkan HIV/AIDS (homoseks, morfinis, berganti-ganti pasangan seks, pemakai jarum suntik tidak steril) dan yang terakhir adalah pengidap HIV/ AIDS menurut hasil pemeriksaan pada saat donor darah (PMI, 2002).


(21)

2.3.5. Pengambilan Darah Donor

Seorang calon donor yang datang ke UTD akan diminta untuk menbaca dan menjawab sendiri persyaratan-persyaratan menjadi donor, mengisi formulir pendaftaran donor dan diperbolehkan untuk menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti kepada petugas. Riwayat medis calon donor akan ditanyakan. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan hemoglobin dengan mengambil darah dari ujung jari anda untuk diperiksa. Dokter akan melalukan pemeriksaan fisik sederhana dan tekanan darah dan akan memberikan pertanyaan sehubungan dengan isian formulir pendaftaran. Pengambilan darah akan mengambil waktu kurang lebih 15 menit (PMI, 2002).

Seorang asisten atau laboran akan bersama calon pendonor dan calon pendonor diminta untuk beristirahat selama 5-10 menit dalam posisi berbaring. Lama penyumbangan bervariasi terbantung dari banyak tidaknya penyumbang darah. Pengambilan donor darah dilakukan secara bergantian. Darah yang diambil sekitar 250cc atau 350 cc, kira-kira 7-9% dari volume rata-rata orang dewasa. Darah dikumpulkan ke dalam kantung plastik 250 ml yang mengandung 65 – 75 mL CPC (Citrate Phosphate Dextrose) atau ACD (Acid Citrate Dextrose). Volume tersebut akan digantikan oleh tubuh dalam waktu 24-48 jam dengan minum yang cukup (PMI, 2002).

Setelah menyumbangkan darah, pendonor dipersilahkan menuju ruang istirahat sambil duduk untuk memberikan kesempatan tubuh menyesuaikan diri sambil menikmati hidangan. Kartu donor akan diberikan sebelum meninggalkan ruangan (PMI, 2002).

2.3.6. Skrining atau Pemeriksaan Uji Saring

Transfusi darah merupakan jalur ideal bagi penularan penyebab infeksi tertentu dari donor kepada resipien. Untuk mengurangi potensi transmisi penyakit melalui transfusi darah, diperlukan serangkaian skrining terhadap faktor-faktor risiko yang dimulai dari riwayat medis sampai beberapa tes spesifik. Tujuan utama skrining adalah untuk memastikan agar persediaan darah yang ada sedapat mungkin bebas dari penyebab infeksi dengan cara melacaknya sebelum darah


(22)

tersebut ditransfusikan.Untuk skrining donor darah yang aman maka pemeriksaan harus dilakukan secara individual (tiap individual bag atau satu unit darah). Jenis pemeriksaan yang digunakan sesuai dengan standard WHO, dalam hal ini meliputi pemeriksaan atas sifilis, hepatitis B, hepatitis C dan HIV. Metode tes dapat menggunakan uji cepat khusus (rapid test), automated test maupun ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay). Laboratorium yang menguji 1-35 donasi per minggu sebaiknya menggunakan rapid test. Laboratorium yang menguji 35-60 donasi per minggu sebaiknya menggunakan metoda uji aglutinasi partikel dan yang menguji lebih dari 60 donasi per minggu sebaiknya menggunakan EIA. Metode yang umum digunakan di UTD cabang adalah rapid test (Depkes RI, 2001).

Dalam mempertimbangkan berbagai pengujian, perlu disadari data yang berkaitan dengan sensitivitas dan spesifitas masing-masing pengujian. Sensitivitas adalah suatu kemungkinan adanya hasil tes yang akan menjadi reaktif pada seorang individu yang terinfeksi, oleh karena itu sensitivitas pada suatu pengujian adalah kemampuannya untuk melacak sampel positif yang selemah mungkin. Spesifisitas adalah suatu kemungkinan adanya suatu hasil tes yang akan menjadi non-reaktif pada seorang individu yang tidak terinfeksi, oleh karena itu spesifitas suatu pengujian adalah kemampuannya untuk melacak hasil positif non-spesifik atau palsu (Depkes RI, 2001).

Dalam mempertimbangkan masalah penularan penyakit melalui transfusi darah, perlu diingat bahwa seorang donor yang sehat akan memberikan darah yang aman. Donor yang paling aman adalah donor yang teratur, sukarela, dan tidak dibayar. Jelasnya bahwa para donor yang berisiko terhadap penyakit infeksi harus didorong agar tidak menyumbangkan darahnya (Depkes RI, 2001).

2.3.7. Indikasi Pemberian Darah dan Komponen Darah

Faktor keamanan dan keefektifan transfusi darah bergantung pada indikasi transfusi darah dan pemberian komponen darah yang tepat. Transfusi darah atas indikasi yang tidak tepat tidak akan memberi keuntungan bagi pasien, bahkan malah menambah resiko yang tidak perlu (WHO, 2002). Keputusan untuk


(23)

melakukan transfusi darah harus selalu berdasarkan penilaian yang tepat dari segi klinis penyakit dan hasil pemeriksaan laboratorium. Pada tabel 2.1 tersedia macam-macam daftar bentuk darah yang dipisahkan, indikasi pemberian komponen darah dan masa simpannya.

Tabel 2.1. Bentuk Darah, Indikasi Pemberian dan Masa Simpan Darah

No. Bentuk Darah Indikasi Masa

Simpan Keterangan

1. Darah lengkap

1. Pendarahan 2. Anemia

3. Renjetan Oligonemik 4. Kelainan darah seperti anemia aplastik

21 hari

2. Eritrosit terkonsentrasi

Anemia kronis dimana volume sirkulasi tidak bertambah 21 hari Khususnya untuk pasien jantung, anemia berat, sepsis, pasien sangat muda ataupun sangat tua

3. Darah lengkap segar

Pendarahan dengan trombositopenia

(trombosit <40.000/mL

12 jam

4. Darah baru

Transfusi tukar pada

neonatus 2 hari

Bila kadar kalim pasien masih


(24)

No. Bentuk Darah Indikasi Masa

Simpan Keterangan 5. Eritrosit cucian 1. Hemoglobinuria

noktrunal paroksimal 2. Resipien yang memiliki antibody terhadap

leukosit/trombosit 3. Reaksi transfusi terhadap antigen plasma 4. Pasca transplantasi organ

5. Pasien dengan defisiensi imunitas

6 jam Leuko sit belum dapat hilang

seluruhnya

6. Eritrosit beku Sama seperti indikasi untuk eritrosit cucian

6 jam setelah dicairkan

Pembuatan mahal

7. Plasma kering 1. Untuk meningkatkan volume sirkulasi 2. Luka bakar

8 tahun Umur 3 jam setelah dicairkan

8. Plasma beku segar

Defisiensi faktor pembekuan seperti hemofilia, pasca transfuse masif,

kelebihan dosis coumarin dan antikoagulan

indandione

Harus segera dipakai setelah

dicairkan

9. Konsentrasi Fraksi Protein plasma

Sama dengan indikasi plasma kering

2 tahun Tidak mengandung


(25)

No. Bentuk Darah Indikasi Masa

Simpan Keterangan

10. Albumin Hipoalbuminemia 3 jam

setelah preparasi 11. Fibrinogen Afibrinogenemia 3 jam

setelah preparasi 12. Kripresipitat Defisiensi faktor VII

13. Faktor VIII kering

Hemofilia 3 jam

setelah preparasi 14. Konsentrat

Trombosit

Trombositopenia karena berbagai macam sebab

2-3 hari

Sumber: James, D.C., 1981. Blood Transfusion and Notes on Realted Aspects of Blood Clotting and Heamoglobinopathies. In: James, D.C., Scientific Foundation

of Anesthesia. London :WB Saunders, 375-91.

2.3.8. Pemeriksaan Golongan Darah Donor

Karl Landsteiner, seorang ilmuwan asal Austria yang menemukan 3 dari 4 golongan darah dalam sistem AB0 pada tahun 1900 dengan cara memeriksa golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan sederhana ini pun dilakukan dengan mereaksikan sel darah merah dengan serum dari para donor.

Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal dengan golongan darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal dengan golongan darah 0). Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di sel darah merah yang disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan 0.

Kemudian Alfred Von Decastello dan Adriano Sturli yang masih kolega dari Landsteiner menemukan golongan darah AB pada tahun 1901. Pada golongan darah AB, kedua antigen A dan B ditemukan secara bersamaan pada sel darah


(26)

merah sedangkan pada serum tidak ditemukan antibodi (PMI, 2002). Menurut sistem AB0, golongan darah dibagi menjadi 4 golongan seperti yang tertera pada Tabel 2.2.

Untuk menentukan golongan darah seseorang tidak diperlukan biaya yang besar dan relatif mudah karena hanya memerlukan beberapa tetes dari sampel darah. Sebuah serum anti-A dicampur dengan satu atau dua tetes sampel darah. Serum lainnya dengan anti-B dicampurkan pada sisa sampel. Penilaian dilakukan dengan memperhatikan apakan ada penggumpalan pada salah satu sampel darah tersebut. Sebagai contoh, apabila sampel darah yang dicampur serum anti-A tersebut menggumpal namun tidak menggumpal pada sampel darah yang dicampur serum anti-B maka antigen A ada pada sampel darah tersebut. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sampel darah tersebut diambil dari orang dengan golongan darah A (Palomar College Behavioral Sciences Department, 2009).

Tabel 2.2. Pembagian Golongan Darah Sistem ABO Golongan

Darah

Antigen A Antigen B Antibodi Anti-A

Antibodi Anti-B

A + - - +

B - + + -

0 - - + +

AB + + - -

Berdasarkan ada tidaknya antigen-Rh, maka golongan darah manusia dibedakan atas dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok orang dengan Rh-positif (Rh+), berarti darahnya memiliki antigen-Rh yang ditunjukkan dengan reaksi positif atau terjadi penggumpalan eritrosit pada waktu dilakukan tes dengan anti-Rh (antibodi Rh). Kelompok satunya lagi adalah kelompok orang dengan Rh-negatif (Rh-), berarti darahnya tidak memiliki antigen-Rh yang ditunjukkan dengan reaksi negatif atau tidak terjadi penggumpalan saat dilakukan tes dengan anti-Rh (antibodi Rh).

Menurut Landsteiner golongan darah Rh ini termasuk keturunan (herediter) yang diatur oleh satu gen yang terdiri dari 2 alel, yaitu R dan r. R dominan


(27)

terhadap r sehingga terbentuknya antigen-Rh ditentukan oleh gen dominan R. Orang Rh+ mempunyai genotip RR atau Rr, sedangkan orang Rh- mempunyai genotip rr (Beutler, 2006).

2.3.9. Resiko Penularan Infeksi 2.3.9.1. Pendahuluan

Resiko penularan penyakit infeksi melalui transfusi darah bergantung pada berbagai hal, antara lain prevalensi penyakit di masyarakat, keefektifan skrining yang digunakan, status imun resipien dan jumlah donor tiap unit darah (National Blood Users Group, 2001). Penularan penyakit terutama timbul pada saat window

period yaitu periode segera setelah infeksi dimana darah donor sudah infeksius

tetapi hasil skrining masih negatif (Goodnough, 1999).

2.3.9.2. Transmisi HIV

Penularan HIV melalui transfusi darah pertama kali diketahui pada akhir tahun 1982 dan awal 1983. Pada tahun 1983 Public Health Service (Amerika Serikat) merekomendasikan orang yang berisiko tinggi terinfeksi HIV untuk tidak menyumbangkan darah. Bank darah juga mulai menanyakan kepada donor mengenai berbagai perilaku berisiko tinggi, bahkan sebelum skrining antibodi HIV dilaksanakan, hal tersebut ternyata telah mampu mengurangi jumlah infeksi HIV yang ditularkan melalui transfusi. Berdasarkan laporan dari Centers for

Disease Control and Prevention (CDC) selama 5 tahun pengamatan, hanya

mendapatkan 5 kasus HIV/tahun yang menular melalui transfusi setelah dilakukannya skrining antibodi HIV pada pertengahan maret 1985 dibandingkan dengan 714 kasus pada 1984.

Untuk mengurangi risiko penularan HIV melalui transfusi, bank darah mulai menggunakan tes antigen p24 pada tahun 1995. Setelah kurang lebih 1 tahun skrining, dari 6 juta donor hanya 2 yang positif (Goodnough, 1999).


(28)

2.3.9.3. Penularan Hepatitis B dan C

Penggunaan skrining antigen permukaan hepatitis B pada tahun 1975 menyebabkan penurunan infeksi hepatitis B yang ditularkan melalui transfusi, sehingga saat ini hanya terdapat 10% yang menderita hepatitis pasca transfusi. Makin meluasnya vaksinasi hepatitis B diharapkan mampu lebih menurunkan angka penularan virus hepatitis B. Meskipun penyakit akut timbul pada 35% orang yang terinfeksi, tetapi hanya 1-10% yang menjadi kronis (Goodnough, 1999).

Transmisi infeksi virus hepatitis non-A non-B sangat berkurang setelah penemuan virus hepatitis C dan dilakukannya skrining anti-HCV. Risiko penularan hepatitis C melalui transfusi darah adalah 1:103.000 transfusi. Infeksi virus hepatitis C penting karena adanya fakta bahwa 85% yang terinfeksi akan menjadi kronik, 20% menjadi sirosis dan 1-5% menjadi karsinoma hepatoselular. Mortalitas akibat sirosis dan karsinoma hepatoselular adalah 14,5% dalam kurun waktu 21-28 tahun (Moore, 1997). Prevalensi hepatitis B di Indonesia adalah 3-17% dan hepatitis C 3,4% sehingga perlu dilakukan skrining hepatitis B dan C yang cukup adekuat (Soetomo, 2001).

2.3.9.4. Penularan Syphilis

Syphilis dapat menular kepada orang lain selain melalui hubungan seks yaitu melalui transfusi darah. Penularan sifilis di Kanada telah berhasil dihilangkan dengan penyeleksian donor yang cukup hati-hati dan penggunaan tes serologis terhadap penanda sifilis (Canadian Medical Association, 1997). Di Indonesia syphilis dikenal dengan nama penyakit raja singa.

2.3.10. Kontaminasi Darah Donor 2.3.10.1. Kontaminasi Bakteri

Kontaminasi bakteri mempengaruhi 0,4% konsentrat sel darah merah dan 1-2% konsentrat trombosit (WHO, 2002). Kontaminasi bakteri pada darah donor dapat timbul sebagai hasil paparan terhadap bakteri kulit pada saat pengambilan darah, kontaminasi alat dan manipulasi darah oleh staf bank darah atau staf rumah


(29)

sakit pada saat pelaksanaan transfusi atau bakteremia pada donor saat pengambilan darah yang tidak diketahui (Canadian Medical Association, 1997).

Jumlah kontaminasi bakteri meningkat seiring dengan lamanya penyimpanan sel darah merah atau plasma sebelum transfusi. Penyimpanan pada suhu kamar meningkatkan pertumbuhan hampir semua bakteri. Beberapa organisme, seperti Pseudomonas tumbuh pada suhu 2-6°C dan dapat bertahan hidup atau berproliferasi dalam sel darah merah yang disimpan, sedangkan Yersinia dapat berproliferasi bila disimpan pada suhu 4°C. Stafilokokus tumbuh dalam kondisi yang lebih hangat dan berproliferasi dalam konsentrat trombosit pada suhu 20-40°C. Oleh karena itu, risiko meningkat sesuai dengan lamanya penyimpanan (Moore, 1997). Gejala klinis akibat kontaminasi bakteri pada sel darah merah timbul pada 1 : 1 juta unit transfusi. Risiko kematian akibat sepsis bakteri timbul pada 1 : 9 juta unit transfusi sel darah merah. Di Amerika Serikat selama tahun 1986-1991, kontaminasi bakteri pada komponen darah sebanyak 16%; 28% di antaranya berhubungan dengan transfusi sel darah merah. Risiko kontaminasi bakteri tidak berkurang dengan penggunaan transfusi darah autolog.

2.3.10.2. Kontaminasi parasit

Kontaminasi parasit dapat timbul hanya jika donor menderita parasitemia pada saat pengumpulan darah. Kriteria seleksi donor berdasarkan riwayat bepergian terakhir, tempat tinggal terdahulu, dan daerah endemik, sangat mengurangi kemungkinan pengumpulan darah dari orang yang mungkin menularkan malaria, penyakit Chagas atau Leismaniasis. Di Kanada dan Amerika Serikat penularan penyakit Chagas melalui transfusi sangat jarang (Zallen, 1999). Menurut National Blood Users Group (2001), resiko penularan malaria di Kanada diperkirakan 1 : 400.000 unit konsentrat sel darah merah, di Amerika Serikat 1 : 4 juta unit darah, sedangkan di Irlandia saat ini tidak ada laporan mengenai penularan malaria melalui transfusi darah.


(30)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Pada penelitian ini, kerangka konsep mengenai hubungan pengetahuan dan sikap tentang donor darah dengan riwayat mendonor darah akan diuraikan. Variabel bebas pada penelitian ini adalah mahasiswa FK USU angkatan 2006 dan 2007 dan variabel tergantung pada penelitian ini adalah pernah mendonorkan darah.

Variabel Bebas Variabel Tergantung

3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Defenisi Operasional Mahasiswa FK USU angkatan 2006 dan 2007 Mahasiswa FK USU angkatan 2006 dan 2007 adalah seluruh mahasiswa yang aktif mengikuti kegiatan perkuliahan pada tahun 2009 di Fakultas Kedokteran Sumatera Utara.

Pengetahuan dan sikap tentang donor darah

Mahasiswa FK USU angkatan 2006 dan 2007 - Jenis kelamin - Agama - Suku / Etnis

Tindakan berdonor darah - Pernah

mendonorkan darah - Tidak pernah mendonorkan darah


(31)

a. Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah jenis kelamin yang diakui oleh responden yaitu Mahasiswa aktif FK USU angkatan 2006 dan 2007 dalam mengisi angket. Dibedakan atas: pria dan wanita

b. Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh responden yaitu Mahasiswa aktif FK USU angkatan 2006 dan 2007 dibedakan atas: Islam, Kristen Protestan, Katolik, Budha, Hindu, dll.

c. Suku atau Etnis adalah suku bangsa responden atau etnis responden yaitu Mahasiswa aktif FK USU angkatan 2006 dan 2007 dibedakan atas: Melayu, Jawa, Batak, India, Tiong Hoa, dll.

3.2.2. Tindakan Berdonor Darah

Tindakan mendonorkan darah adalah status aksi donor darah responden yaitu Mahasiswa aktif FK USU angkatan 2006 dan 2007 dibedakan atas:

- Pernah artinya responden pernah mendonorkan darahnya

- Tidak pernah artinya responden tidak pernah mendonorkan darahnya

3.2.3. Pengetahuan dan Sikap tentang Donor Darah a. Pengetahuan tentang Donor Darah

Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh Mahasiswa FK USU tentang kriteria menjadi donor darah, lokasi UTD PMI Cabang medan, gambaran ketersediaan darah di UTD PMI Cabang Medan, golongan darah mayoritas penduduk Indonesia, frekuensi donor darah, terapi transfusi dalam menangani kegawatdaruratan, skrining darah donor, masa simpan darah, pemberian terapi transfusi darah, dan kegunaan berdonor darah. Alat ukur yang digunakan berupa angket berisikan 10 pertanyaan tertutup dengan 3 alternatif jawaban. Tiga alternatif jawaban tersebut terdiri dari dua jawaban yang salah dan satu jawaban benar.

Pengukuran tingkat pengetahuan mahasiswa mengenai transfusi darah dinilai berdasarkan pilihan jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh


(32)

responden. Apabila jawaban responden benar, akan diberi nilai 1, bila jawaban responden salah diberi nilai 0. Dengan demikian, skor tertinggi adalah 10.

Pengukuran tingkat pengetahuan responden dilakukan dengan menggunakan sistem skoring (Arikunto, 2007), yakni dengan skala ordinal sebagai berikut: 1) Tingkat pengetahuan baik, apabila jawaban responden benar > 75% dari nilai

tertinggi, yaitu skor > 7

2) Tingkat pengetahuan cukup, apabila jawaban responden benar antara 56-75% dari nilai tertinggi, yaitu skor antara 5-7

3) Tingkat pengetahuan kurang, apabila jawaban responden benar antara 40-55% dari nilai tertinggi, yaitu skor antara 4-5

4) Tingkat pengetahuan buruk, apabila jawaban responden benar < 40% dari nilai tertinggi, yaitu skor < 4

b. Sikap tentang Donor Darah

Sikap adalah tanggapan ataupun respon Mahasiswa FK USU terhadap pernyataan hipotesis yang berhubungan dengan donor darah. Alat ukur yang digunakan berupa angket dengan memaparkan responden terhadap 14 pernyataan hipotesis, 7 pernyataan hipotesis untuk mahasiswa yang pernah mendonorkan darah dan 7 pernyataan hipotesis untuk mahasiswa yang tidak pernah mendonorkan darah. Tidak dilakukan skoring pada pernyataan 1 dan 2. Untuk pernyataan 3-7, apabila responden menjawab “YA” akan diberi nilai 1, bila jawaban “TIDAK” diberi nilai 0. Dengan demikian, jumlah skor tertinggi adalah 5.

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan sistem skoring dengan skala ordinal sebagai berikut:

1) Sikap baik, bila jawaban responden benar > 75% dari nilai tertinggi, yaitu skor antara 4-5.

2) Sikap sedang, bila jawaban responden benar antara 40-75% dari nilai tertinggi, yaitu skor antara 2-3.


(33)

3) Sikap kurang, bila jawaban responden benar <40% dari nilai tertinggi, yaitu skor < 2.

3.3. Hipotesis

Pengetahuan dan sikap tentang donor darah berhubungan dengan tindakan mendonorkan darah mahasiswa yang pernah mendonorkan darah dan tidak pernah mendonorkan darah.

Ada hubungan antara karakteristik responden seperti jenis kelamin, agama, suku/etnis, dan keterlibatan dalam organisasi dengan tindakan mendonorkan darah.


(34)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan

cross-sectional dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

pengetahuan dan sikap tentang donor darah antara mahasiswa yang pernah mendonorkan darah dan tidak pernah mendonorkan darah dan hubungan antara karakteristik responden seperti jenis kelamin, agama, suku/etnis, dan keterlibatan dalam organisasi dengan riwayat mendonorkan darah.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian telah dilakukan di FK USU Medan, Provinsi Sumatera Utara. Lokasi ini dipilih berdasarkan evaluasi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 10 bulan, sejak penentuan judul, penulisan proposal hingga seminar hasil yang berlangsung sejak bulan Februari 2009 hingga Desember 2009.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif angkatan 2006 dan 2007 di FK USU. Populasi pada penelitian ini berjumlah 883orang.

4.3.2. Perhitungan dan Besar Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah sebagian dari mahasiswa FK USU angkatan 2006 dan 2007.


(35)

Menurut Notoadmojo (2004) perhitungan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus:

Dengan tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% dan tingkat ketepatan relatif adalah sebesar 5%.

Berdasarkan rumus diatas,

275

maka diperoleh jumlah sampel sebesar 275 orang.

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik stratified random

sampling. Sampel tersebut didistribusikan merata pada Mahasiswa FK USU:

a. Mahasiswa/i stambuk 2007 : 1/2 x 275 137 orang b. Mahasiswa/i stambuk 2006 : 1/2 x 275 137 orang

4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa angket.

4.4.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan pihak fakultas yang berhubungan dengan jumlah mahasiswa di FK USU.

n = jumlah sampel N = besar populasi


(36)

4.4.3. Uji Validitas

Validator adalah dr. Zulfikar Lubis, SpPK(k) . Beliau mengajarkan materi transfusi darah pada perkuliahan di semester 2, memahami model dan proses donor darah serta telah menempuh pendidikan S1dokter serta spesialisasi di bidang patologi klinik.

Item-item penilaian dalam angket validasi menggambarkan penilaian yang komprehensif. Adapun keterbatasan maupun ruang lingkup pada pengembangan kuestioner pengetahuan dan sikap tentang berdonor darah ini adalah sebagai berikut.

Uji validasi hanya dilakukan validasi isi dan tidak dilakukan validasi dan reliabilitasnya dengan menggunakan teknik korelasi “product moment” dan uji Cronbach (Cronbach Alpha) dengan menggunakan program SPSS 15.0.

4.5. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dari setiap sampel akan dimasukkan ke dalam komputer oleh peneliti. Data yang diperoleh berupa karakteristik responden, riwayat mendonorkan darah, pengetahuan dan sikap tentang donor darah akan dianalisis dengan menggunakan program SPSS ( Statistic Package Social Science)16.0 for

mac. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan uji statistik Chi Square, dikatakan bermakna apabila p < 0.05.


(37)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara berdiri pada tahun 1952. Universitas ini berada di jl. Dokter Masur no. 5 Medan. Fakultas ini merupakan salah satu fakultas bergengsi di kota medan. Fakultas ini memiliki perpustakaan, ruangg kelas besar, ruang kelas tutorial, 2 ruang laboratorium fisiologi, 1 ruang laboratorium anatomi. 15 ruang skills lab, 2 ruang aula serba guna (ruang seminar dan ruang ildrem), kantin, departemen pendidikan dan ruang MEU (Medical

Essessment Unit). Jumlah mahasiswa aktif Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara pada semester genap 2008/2009 berjumlah 1594 orang yang terdiri dari mahasiswa tahun angkatan 2002 sebanyak 1 orang, mahasiswa tahun angkatan 2001 sebanyak 3 orang, mahasiswa tahun angkatan 2004 sebanyak 37 orang, mahasiswa tahun angkatan 2005 sebanyak 247 orang, mahasiswa tahun angkatan 2006 sebanyak 427, mahasiswa tahun angkatan 2007 sebanyak 456 orang dan mahasiswa tahun angkatan 2008 sebanyak 423 orang.

5.2. Karakteristik Individu

Dalam penelitian ini responden yang terpilih sebanyak 274 mahasiswa yang terdiri dari 137 mahasiswa tahun angkatan 2006 dan 137 mahasiswa tahun angkatan 2007.

Dari keseluruhan responden gambaran karakteristik responden yang diamati meliputi: jenis kelamin, status kewarganegaraan, agama dan suku atau etnis. Data lengkap bila didistribusikan berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.1.


(38)

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia

Jenis Kelamin f %

Laki-laki 116 42,3%

Perempuan 158 57,7%

Jumlah 274 100%

Dari tabel di atas terlihat bahwa kelompok terbesar adalah pada kelompok perempuan yaitu sebesar 57,7% dan terendah pada kelompok laki-laki yaitu sebesar 42,3%. Data lengkap didistribusikan beradasarkan status kewarganegaraan dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2.

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan Status Kewarganegaraan

Status Kewarganegaraan f %

WNI (Warga Negara Indonesia) 195 71,2%

WNA (Warga Negara Asing) 79 28,8%

Jumlah 274 100%

Dari tabel di atas terlihat bahwa kelompok terbesar adalah pada kelompok WNI (Warga Negara Indonesia) yaitu sebesar 71,2% dan terendah pada kelompok WNA (Warga Negara Asing) yaitu sebesar 28,8%. Hal ini dikarenakan penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dimana mayoritas mahasiswa adalah WNI. Data lengkap didistribusikan beradasarkan agama dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan Agama

Agama f %

Islam 147 53,6%

Kristen Protestan 68 24,8%

Katolik 9 3,3%

Budha 37 13,5%

Hindu 12 4,4%

dll 1 0,4%


(39)

Dari tabel di atas terlihat bahwa kelompok terbesar adalah kelompok mahasiswa beragama Islam yaitu sebesar 53.6% diikuti dengan Kristen Protestan (24.8%), Budha (13.5%), Hindu (4.4%), Katolik (9%) dan agama lain (0.45%). Data lengkap didistribusikan beradasarkan suku dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan suku atau etnis

Suku atau etnis f %

Melayu 57 20,8%

Jawa 16 5,8%

Batak 97 35,4%

India 19 6,9%

Tiong Hoa 53 19,3%

dll 32 11,7%

Jumlah 274 100%

Dari tabel di atas terlihat bahwa kelompok terbesar adalah kelompok mahasiswa suku/etnis Batak yaitu sebesar 35,4%. Diikuti dengan Melayu (20,8%), Tiong Hoa (19,3%), dll (11,7%), India (6,9%) dan Jawa (5,8%). Data lengkap status donor darah dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Status Donor Darah Responden

Status donor darah f %

Tidak Pernah 170 62%

Pernah 104 38%

Jumlah 274 100%

Dari tabel di atas terlihat bahwa kelompok terbesar adalah kelompok mahasiswa yang tidak pernah mendonorkan darah yaitu 62% sedangkan yang pernah mendonorkan darah sebanyak 38%.

5.3. Hasil Uji Validitas Isi

Validator adalah dr. Zulfikar Lubis, SpPK(k) . Beliau mengajarkan materi transfusi darah pada perkuliahan di semester 2, memahami model dan proses


(40)

donor darah serta telah menempuh pendidikan S1dokter serta spesialisasi di bidang patologi klinik.

Item-item penilaian dalam angket validasi menggambarkan penilaian yang komprehensif. Adapun keterbatasan maupun ruang lingkup pada pengembangan kuestioner pengetahuan dan sikap tentang berdonor darah ini adalah sebagai berikut. Uji validasi hanya dilakukan validasi isi dan tidak dilakukan validasi dan reliabilitasnya dengan menggunakan teknik korelasi “product moment” dan uji Cronbach (Cronbach Alpha) dengan menggunakan program SPSS 15.0.

5.4. Hasil Analisis Data

Data lengkap distribusi frekuensi jawaban kuesioner responden pada variabel pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Pengetahuan

No. Pertanyaan/Pernyataan

Jawaban Responden

Benar Salah

f % f %

1. Metode skrining yang umum pada UTD 197 71,9% 77 28,1% 2. Lokasi UTD PMI cabang Medan 46 16,8% 228 83,2% 3. Ketersediaan darah di UTD cabang Medan 219 79,9% 55 20,1% 4. Golongan darah masyarakat Indoensia 210 76,6% 64 23,4% 5. Usia eritrosit dan frekuensi donor darah 219 79,9% 55 20,1% 6. Penggunaan sediaan darah 140 51,1% 134 48,9% 7. Macam-macam skrining darah yang

dilakukan pada pendonor 191 69,7% 83 30,3%

8. Masa simpan darah lengkap 129 47,1% 145 52,9% 9. Pilihan terapi transfusi darah yang sesuai 192 70,1% 82 29,9% 10. Keuntungan/efek samping menjadi donor 189 69% 85 31%

Berdasarkan tabel di atas pada pertanyaan/pernyataan yang paling banyak dijawab dengan benar adalah pada nomor 3 dan 5 yaitu sebesar 79,9%. Sedangkan yang paling menjawab salah adalah pada pertanyaan/pernyataan nomor 2 yaitu sebesar 16.8%.

Berdasarkan hasil uji tersebut maka tingkat pengetahuan seputar berdonor darah dapat dikategorikan pada tabel 5.7.


(41)

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan f %

Baik 73 26,6%

Cukup 107 39,1%

Kurang 55 20,1%

Buruk 39 14,2%

Total 93 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan dengan kategori cukup memiliki persentase paling besar yaitu 39,1% dan diikuti dengan tingkat pengetahuan yang dikategorikan baik sebesar 26,6%, tingkat pengetahuan yang dikategorikan kurang sebesar 20.1% dan tingkat pengetahuan yang dikategorikan buruk sebesar 14.2%.

Data lengkap distribusi frekuensi jawaban kuesioner responden pada variabel sikap dapat dilihat pada tabel 5.8.

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Sikap

No. Pernyataan

Jawaban Responden Sikap Positif Sikap Negatif

f % f %

1. Keinginan untuk berdonor darah secara berkala & ingin/berencana mendonorkan darah

203 74,1% 71 25,9% 2. Menolak mendonorkan darah dengan motif

mencari keuntungan & mendonorkan darah 255 93,1% 19 6,9% 3. Tetap mendonasikan darah tanpa imbalan &

kemauan untuk mendonorkan darah pada orang asing tanpa imbalan

223 81,4% 51 18,6% 4. Tidak akan menerima kompensasi material

untuk kerugian waktu ataupun

ketidaknyamanan fisik karena mendonorkan darah & peduli terhadap mesarnya angka kematian karena keterlambatan/kekurangan darah

240 87,6% 34 12,4%

5. Tidak akan mendonorkan tanpa skrining darah terlebih dahulu & bersedia

berpartisipasi menmbantu merekrut donor darah


(42)

Dari tabel di atas terlihat bahwa pernyataan yang paling banyak dijawab dengan sikap postif adalah pada pernyataan nomor 2 yaitu sebesar 93,1%. Pernyataan yang paling sedikit dijawab dengan sikap yang positif adalah pernyataan nomor 1 yaitu sebesar 74,1%.

Berdasarkan hasil uji tersebut maka sikap seputar berdonor darah dapat dikategorikan pada tabel 5.9.

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Sikap

Sikap f %

Baik 214 78,1%

Sedang 38 13,9%

Buruk 22 8%

Total 274 100%

Dari tabel 5.9. dapat dilihat bahwa sikap yang dikategorikan baik memiliki persentase yang paling besar yaitu 78,1% diikuti sikap sedang (13,9%) dan sikap buruk (8%).

Data lengkap distribusi frekuensi motivasi responden mendonorkan darah dapat dilihat pada tabel 5.10.

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Motivasi Responden Mendonorkan Darah

Motivasi f %

Karena promosi kesehatan publik 22 24,7%

Tertarik untuk mendapatkan apresiasi sosial 2 2,2%

Tertarik untuk mencoba/iseng 26 29,2%

Tertarik untuk mendapatkan hasil pemeriksaan darah/skrining darah 7 7,9% Diwajibkan sebagai anggota suatu organisasi atau instansi 7 7,9% Keluarga atau saudara membutuhkan transfusi darah 9 10,1%

Karena perasaan iba terhadap pasien 16 18%

Total 89 100%

Dari tabel 5.10. dapat dilihat bahwa frekuensi motivasi terbesar responden berdonor darah adalah karena tertarik untuk mencoba atau iseng yaitu 29,2%.

Data lengkap distribusi frekuensi alasan responden belum/menolak mendonorkan darah dapat dilihat pada tabel 5.11.


(43)

Tabel 5.11. Distribusi Frekuensi Alasan Responden Menolak Mendonorkan Darah

Motivasi f %

Tidak memiliki kriteria donor 64 34,6%

Tidak tahu bagaimana menjadi donor 19 10,3%

Tidak pernah ada anggota keluarga atau teman yang memerlukan darah 15 8,1%

Tidak peduli 11 5,9%

Takut terinfeksi 21 11,4 %

Takut terhadap jarum suntik 21 11,4%

Takut akan efek samping donor darah 16 8,6%

dll 18 9,7%

Total 185 100%

Dari tabel 5.11. dapat dilihat bahwa frekuensi alasan terbesar responden belum/tidak berdonor darah adalah karena tidak memiliki kriteria berdonor darah yaitu sebanyak 34,6%.

Analisis karakteristik responden terhadap status donor darah terdiri dari analisis jenis kelamin, status kewarganegaraan, agama dan suku/etnis. Untuk variabel agama, peneliti mengelompokkan menjadi agama Islam dan non-Islam karena analisis tidak dapat dilakukan dengan 33% cells memiliki nilai expected

cell dibawah 5. Hasil analisis menunjukkan bahwa adanya hubungan karakteristik

individu dengan status donor darah (P-value < 0,05). (Tabel 5.12.)

Tabel 5.12. Analisis Karakteristik Responden terhadap Status Donor Darah

Analisis Perbandingan P-value

Jenis Kelamin dengan Status Donor Darah <0,001 Status Kewarganegaraan dengan Status Donor

Darah

0,028

Agama dengan Status Donor Darah <0,001

Suku/etnis dengan Status Donor Darah 0,023

Analisis dilanjutkan dengan perbandingan tingkat pengetahuan dengan status donor darah. Hasil menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan terhadap perbandingan tersebut dengan p-value sebesar 0,059. Hasil Perbandingan sikap responden terhadap tindakan donor darah dengan status donor darah juga menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan (P-value = 0,287) (Tabel 5.13.).


(44)

Tabel 5.13.

Perbandingan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Terhadap Status Donor Darah

Analisis Perbandingan P-value

Tingkat Pengetahuan Dengan Status Donor Darah

0,059

Sikap dengan Status Donor Darah 0,287

5.5. Pembahasan

Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara perbandingan tingkat pengetahuan dan sikap terhadap status donor darah (p-value >0,05). Namun ditemukan adanya hubungan antara karakteristik responden yaitu jenis kelamin, jenis kelamin, status kewarganegaraan, agama, dan etnis dari responden (p-value <0,05). Keadaan ini didukung dengan pendapat Notoatmodjo (2007) bahwa perilaku adalah bentuk respon yang sangat bergantung pada karakteristik maupun faktor internal seperti tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan faktor eksternal seperti lingkungan, sosial, budaya, ekonomi, dan politik dari orang yang bersangkutan. Oleh karena itu, walaupun diberikan stimulus yang sama namum respon setiap orang berbeda.

Hasi penelitian ini menunjukkan bahwa lebih banyak responden laki-laki (59,6%) yang pernah mendonorkan darah dibanding perempuan (P <0.001), hal ini dapat terjadi karena banyak wanita yang tidak memenuhi kriteria berdonor darah baik dari segi berat badan maupun kecenderungan mengalami anemik. Menurut Mildvan (2002), wanita memiliki kecenderungan 71% mengalami anemia daripada pria.

Pada analisis hubungan status kewarganegaraan terhadap status berdonor darah, ditemukan bahwa WNA (Warga Negara Malaysia) memiliki kecenderungan untuk berdonor darah (41,8%) dibandingkan dengan WNI (Warga Negara Indonesia) yaitu sebesar 33,8%. Hal ini mungkin dikarenakan adanya sistem publikasi dan promosi yang lebih baik di negara lebih makmur seperti Malaysia.

Menurut Steele et al (2007), ada hubungan antara suku dan etnis terhadap kemauan mendonorkan darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suku Jawa (62,5%) dan Melayu (52,6%) lebih banyak mendonorkan darah (p=0,028). Namun


(45)

hal tersebut tidak bisa digeneralisasikan karena adanya ketidakseimbangan karakteristik suku responden. Juga ditemukan adanya signifikansi antara karakteristik agama responden dengan status donor darah dengan agama Islam yang mendomisasi kelompok dengan status pernah mendonorkan darah (53,6%). Namun sama halnya dengan analisis diatas, bahwa hasil tersebut tidak dapat digeneralisasi.


(46)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a) Tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU angkatan 2006 dan 2007 mengenai mengenai donor darah sebanyak 73 orang (26,6%) dikategorikan baik, 107 orang (39,1%) dikategorikan cukup, 55 orang (20,1%) dikategorikan kurang dan 39 orang (14,2%) dikategorikan buruk. b) Sikap mahasiswa FK USU angkatan 2006 dan 2007 mengenai mengenai

donor darah sebanyak 214 orang (78,1%) dikategorikan baik, 38 orang (13,9%) dikategorikan sedang, 22 orang (8%) dikategorikan buruk.

c) Analisis hubungan karakteristik responden yaitu jenis kelamin, status kewarganegaraan, agama, dan suku/etnis dengan status donor darah memiliki hasil yang signifikan (p-value < 0,05).

d) Analisis hubungan pengetahuan dan sikap berdonor darah dengan status donor darah didapatkan bahwa tidak signifikan (p-value > 0,05).

6.2. Saran

a. Peneliti berpendapat bahwa pengetahuan mahasiswa yang cukup tentang berdonor darah sebaiknya menjadi masukan bagi pihak pemerintah dan pihak fakultas untuk memperbanyak pemberian materi maupun promosi mengenai donor darah.

b. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih memperluas variabel-variabel lainya, seperti karakteristik responden. Ataupun memperluas cakupan sampel tidak hanya pada kalangan mahasiswa FK USU namun juga pada fakultas lain, universitas lain, hingga masyarakat luas.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Canadian Medical Association. Guidelines for red blood cell and plasma transfusion for adults and children. Can Med Assoc J 1997;156:S1-24. Departemen Kesehatan RI, 2001. Buku Pedoman Pelayanan Transfusi Darah:

Skrining Untuk Penyakit Infeksi. Direktorat Jendral Kesehatan

Masyarakat, Direktorat Promosi Kesehatan.

Betler, Ernest, 2000. Preservation and clinical use of Erythrocytes and Whole Blood. Betler, Ernest, Lichtman, Marshall A., Coller, Barry S., Kipps, Thomas J., and Seligsohn, Uri (Eds.).Williams Hematology 6th edition. McGraw-Hill Professional.

Goodnough, L.T., Brecher, M.E., Kanter, M.H., AuBuchon, J.P., 1999. Transfusion Medicine: Blood Transfusion. N Eng J Med 340: 438-47. James, D.C., 1981. Blood Transfusion and Notes on Realted Aspects of Blood

Clotting and Heamoglobinopathies. In: James, D.C., Scientific Foundation

of Anesthesia. London :WB Saunders, 375-91.

Landsteiner K, Wiener AS, 1940. An agglutinable factor in human blood recognized by immune sera for Rhesus blood. Proc Soc Exp Biol Med 43:223.

Miller, R.D., Brzica, S.M., 1981. Blood, Blood Component, Colloid and Autotransfusion Therapy. In: Miller, R.D., .Anesthesia Vol. II. New York: Churchill Livingstone, 885—922.

Moore FA, Moore EE, Sauaia A. Blood transfusion. An independent risk factor for postinjury multiple organ failure. Arch Surg 1997;132:620-4; discussion 624-5.

National Blood Users Group, 2001. A Guideline For Transfusion of Red Blood

Cells in Surgical Patients. Irlandia: National Blood Users Group.

Available from:

Notoatmodjo, S., 2007. Domain Perilaku. Dalam : Promosi Kesehatan dan Ilmu

Perilaku. Jakarta : PT RINEKA CIPTA, 139-46.


(48)

Oberman HA, 1989. The history of transfusion medicine, in Clinical Practice of

Transfusion Medicine, 2d ed. Petz LD, Swisher SN (ed.). Churchill

Livingstone, New York: 9.

Panitia Medik Transfusi RSUP Dr. Soetomo, 2001. Pedoman Pelaksanaan

Transfusi Darah dan Komponen Darah. Edisi 3. RSUP Dr.

Soetomo-Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Palang Merah Indonesia, 2002. Serba Serbi Transfusi Darah. Jakarta: Palang Merah Indonesia. [Accessed 25 Febuari 2009].

Rodman, Jr, G.H., 1983. Bleeding and Clotting Disorders: Blood Transfusions, Complications and Component Therapy. In: Rodman, G.H., Text Book of

Critical Care. Philadelphia: WB Saunders Company, 730-2.

Unit Transfusi Darah PMI Cabang Medan, 2004. Apa yang Terjadi Bila Saya

Menyumbangkan Darah. Palang Merah Indonesia.

World Health Organization, 2002. The Clinical Use of Blood: Handbook. Geneva: World Health Organization. Available from:

Zallen G, Offner PJ, Moore EE, Blackwell J, Ciesla DJ, Gabriel J, dkk. Age of transfused blood is an independent risk factor for postinjury multiple organ failure. Am J Surg 1999;178:570-2.


(49)

Lampiran 1

LEMBARAN PERSETUJUAN RESPONDEN

Mahasiswa/i Yth.,

Saya yang bernama Janice, seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang untuk selanjutnya disebut sebagai peneliti hendak melakukan penelitian mengenai pengetahuan dan sikap mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Peneliti memerlukan Mahasiswa/i, yang selanjutnya disebut sebagai responden, sebagai subjek dalam penelitian. Responden diminta untuk mengisi angket sesuai petunjuk. Angket tersebut terdiri dari 5 halaman. Halaman pertama berisikan pertanyaan mengenai karakteristik responden. Halaman kedua dan ketiga adalah penilaian pengetahuan responden tentang donor darah yang terdiri dari 10 pertanyaan dalam bentuk pilihan berganda. Halaman keempat dan kelima adalah penilaian terhadap sikap responden tentang donor darah yang terdiri dari 7 pertanyaan pada masing-masing halaman.

Nama Respoden tidak akan dicantumkan pada hasil penelitian dan jawaban dari Responden hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian. Pengisian angket kurang lebih memakan waktu 15-20 menit.

Jika responden setuju untuk mengisi angket ini, silahkan menandatangani kolom yang telah tersedia. Peneliti berterima kasih dan sangat menghargai waktu yang telah diluangkan Responden untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Tanda Tangan & Nama (Boleh inisial saja)


(50)

Lampiran 4

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA FK USU TERHADAP TINDAKAN DONOR DARAH PADA TAHUN 2009 Angket Penelitian

Karakteristik responden:

Jenis Kelamin : pria wanita Berat Badan : < 50 kg > 50 kg Status Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia (WNI)

Warga Negara Asing (WNA)

Agama : Islam

Kristen Protestan Katolik

Budha Hindu

Dll, sebutkan: ________________ Suku / Etnis : Melayu

Jawa Batak India Tiong Hoa

Dll, sebutkan: ________________ Status Donor Darah : Pernah Tidak Pernah Terlibat dalam Organisasi : Ya, sebutkan: ________________


(51)

Pengetahuan Mahasiswa Tentang Donor Darah

Pentujuk: Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Metode Skrining donor darah yang umumnya dipakai di UTD (Unit Transfusi Darah) cabang medan adalah…

a. ELISA (Enzyme-linked Immuno Sorbent Assay) b. Rapid Test

c. Automated Test

2. Unit Transfusi Darah (UTD) PMI (Palang Merah Indonesia) berada di… a. Jl. Perintis Kemerdekaan

b. Jl. Palang Merah c. Jl. H.M Said

3. Ketersediaan darah di UTD cabang Medan… a. Selalu memenuhi kebutuhan b. Tidak mencukupi

c. Melebihi kebutuhan

4. Masyarakat Indonesia umumnya ber-Rhesus… a. Positif

b. Negatif

c. Positif dan negatif

5. Frekuensi donor darah yang diperbolehkan adalah … kali per tahun karena eritrosit yang diambil dapat digantikan kembali oleh tubuh setelah … hari

a. 1-2 kali, 150 hari b. 2-3 kali, 120 hari c. 4-5 kali, 50 hari

6. Pasien Hemofilia umumnya memerlukan transfusi darah segera dalam bentuk…

a. Darah lengkap b. Eritrosit cucian c. Plasma segar beku


(52)

7. Skrining yang wajib dilakukan pada donor adalah… a. Malaria, HIV, Hepatitis A, Hepatitis D b. HIV, Syphilis, Hepatitis B, Hepatitis C c. Hanya HIV saja

8. Masa simpan dari darah lengkap yang terdiri dari sel darah merah, plasma, sel darah putih dan platelet adalah…

a. 91 hari b. 61 hari c. 21 hari

9. Pemberian terapi transfusi darah yang sesuai adalah…

a. Pemberian darah lengkap pada setiap pasien yang memerlukan transfusi darah

b. Pemberian komponen darah sesuai dengan kebutuhan c. Pemberian PRC (Packed Red Cell)

10.Dengan menjadi pendonor, Anda akan.. a. Memperoleh imbalan material

b. Merasa lemas dan pusing selama 1 minggu


(53)

Sikap Mahasiswa Terhadap Donor Darah

Bila Anda PERNAH mendonorkan darah, lanjutkan halaman 4 angket ini. Bila Anda TIDAK PERNAH medonorkan darah, lanjutkan ke halaman 5 dari angket ini.

Petunjuk: Pilihlah salah satu situasi yang paling tepat menggambarkan keadaan Anda!

1. Motivasi Anda untuk mendonorkan darah pertama kali: Karena promosi kesehatan publik

Tertarik untuk mendapatkan imbalan

Tertarik untuk mendapatkan apresiasi sosial Tertarik untuk mencoba / iseng

Tertarik untuk mendapatkan hasil pemeriksaan darah / skrining darah Diwajibkan sebagai anggota suatu organisasi atau instansi

Keluarga atau saudara anda membutuhkan transfusi darah Karena perasaan iba terhadap pasien

2. Berapa kali Anda pernah mendonorkan darah? 1 2 3 >3

Petunjuk : Pilihlah jawaban YA bila anda setuju dengan pertanyaan yang diberikan atau TIDAK bila anda tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan!

No Pernyataan Ya Tidak

1. Saya berencana / memiliki keinginan untuk menjadi donor darah secara berkala

2. Bila terjadi praktik menjual darah demi mencari

profit/keuntungan, Saya akan menolak untuk mendonorkan darah

3. Bila pemerintah Indonesia menetapkan bahwa pendonor darah berhak memperoleh imbalan material, saya tetap akan mendonasikan darah walaupun tanpa memperoleh imbalan 4. Saya tidak akan menerima kompensasi berupa materi untuk

kerugian waktu ataupun ketidaknyamanan (kesakitan fisik) yang saya rasakan ketika mendonorkan darah

5. Saya tidak akan mendonorkan darah bila tidak dilakukan skrining darah terlebih dahulu


(54)

Petunjuk: Pilihlah salah satu situasi yang paling tepat menggambarkan keadaan Anda!

1. Pernahkah Anda ditawarkan untuk menjadi pendonor darah? Pernah

Tidak pernah

2. Alasan Anda menolak / tidak pernah menjadi pendonor darah: Tidak memiliki kriteria donor

Tidak tahu bagaimana menjadi donor

Tidak pernah ada anggota keluarga atau teman yang memerlukan darah

Tidak peduli Takut terinfeksi Takut terhadap jarum

Takut akan efek samping donor darah Dll, sebutkan: ____________________

Petunjuk : Pilihlah jawaban YA bila anda setuju dengan pertanyaan yang diberikan atau TIDAK bila anda tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan!

No Pernyataan Ya Tidak

1. Saya berencana / memiliki keinginan untuk mendonorkan darah

2. Saya akan mendonorkan darah bila anggota keluarga atau teman saya membutuhkan darah

3. Saya akan mendonorkan darah kepada orang asing walaupun tanpa diberi imbalan

4. Saya peduli terhadap besarnya angka kematian karena keterlambatan / kurangnya ketersediaan darah

5. Saya bersedia berpartisipasi / bekerja sama / membantu merekrut donor darah


(55)

(56)

(57)

(58)

(59)

(60)

(61)

(62)

(63)

(64)

(65)

(66)

(67)

Karakteristik Responden

angkatan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2006 137 50.0 50.0 50.0

2007 137 50.0 50.0 100.0

Total 274 100.0 100.0

jenis kelamin responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid laki-laki 116 42.3 42.3 42.3

perempuan 158 57.7 57.7 100.0

Total 274 100.0 100.0

status kewarganegaraan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid WNI (Warna Negara Indonesia)

195 71.2 71.2 71.2

WNA (Warga Negara Malaysia)

79 28.8 28.8 100.0

Total 274 100.0 100.0

agama responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Islam 147 53.6 53.6 53.6

Kristen Protestan 68 24.8 24.8 78.5

Katolik 9 3.3 3.3 81.8


(68)

Hindu 12 4.4 4.4 99.6

dll 1 .4 .4 100.0

Total 274 100.0 100.0

Kelompok Agama

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Islam 147 53.6 53.6 53.6

Non-Islam 127 46.4 46.4 100.0

Total 274 100.0 100.0

suku atau etnis responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Melayu 57 20.8 20.8 20.8

Jawa 16 5.8 5.8 26.6

Batak 97 35.4 35.4 62.0

India 19 6.9 6.9 69.0

Tiong Hoa 53 19.3 19.3 88.3

dll 32 11.7 11.7 100.0

Total 274 100.0 100.0

status responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah donor darah

170 62.0 62.0 62.0


(69)

status responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah donor darah

170 62.0 62.0 62.0

Pernah donor darah 104 38.0 38.0 100.0

Total 274 100.0 100.0

Hasil Uji Variabel Pengetahuan

pertanyaan 1 pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 77 28.1 28.1 28.1

benar 197 71.9 71.9 100.0

Total 274 100.0 100.0

pertanyaan 2 pengetahuan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 228 83.2 83.2 83.2

benar 46 16.8 16.8 100.0

Total 274 100.0 100.0

pertanyaan 4 pengetahuan responden pertanyaan 3 pengetahuan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 55 20.1 20.1 20.1

benar 219 79.9 79.9 100.0


(70)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 64 23.4 23.4 23.4

benar 210 76.6 76.6 100.0

Total 274 100.0 100.0

pertanyaan 5 pengetahuan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 55 20.1 20.1 20.1

benar 219 79.9 79.9 100.0

Total 274 100.0 100.0

pertanyaan 6 pengetahuan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 134 48.9 48.9 48.9

benar 140 51.1 51.1 100.0

Total 274 100.0 100.0

pertanyaan 7 pengetahuan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid salah 83 30.3 30.3 30.3

benar 191 69.7 69.7 100.0

Total 274 100.0 100.0

pertanyaan 8 pengetahuan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(1)

Value df

Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 17.022a 5 .004

Likelihood Ratio 17.959 5 .003

Linear-by-Linear Association 11.410 1 .001 N of Valid Cases 274

a. 4 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .38.

Kelompok Agama * status responden

Crosstab

status responden

Total tidak pernah

donor darah

Pernah donor darah

Kelompok Agama Islam Count 77 70 147

% within Kelompok Agama 52.4% 47.6% 100.0% % within status donor darah

responden

45.3% 67.3% 53.6%

% of Total 28.1% 25.5% 53.6%

Non-Islam Count 93 34 127

% within Kelompok Agama 73.2% 26.8% 100.0% % within status donor darah

responden

54.7% 32.7% 46.4%

% of Total 33.9% 12.4% 46.4%

Total Count 170 104 274

% within Kelompok Agama 62.0% 38.0% 100.0% % within status donor darah

responden

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 62.0% 38.0% 100.0%


(2)

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 12.575a 1 .000

Continuity Correctionb 11.705 1 .001

Likelihood Ratio 12.770 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 12.529 1 .000 N of Valid Cases 274

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 48.20.

suku atau etnis responden * status responden

Crosstab

status responden

Total tidak pernah

donor darah

Pernah donor darah

suku atau etnis responden Melayu Count 27 30 57

% within suku atau etnis responden

47.4% 52.6% 100.0%

% within status donor darah responden

15.9% 28.8% 20.8%

% of Total 9.9% 10.9% 20.8%

Jawa Count 6 10 16

% within suku atau etnis responden

37.5% 62.5% 100.0%

% within status donor darah responden

3.5% 9.6% 5.8%

% of Total 2.2% 3.6% 5.8%

Batak Count 67 30 97

% within suku atau etnis responden

69.1% 30.9% 100.0%

% within status donor darah responden

39.4% 28.8% 35.4%


(3)

India Count 13 6 19 % within suku atau etnis

responden

68.4% 31.6% 100.0%

% within status donor darah responden

7.6% 5.8% 6.9%

% of Total 4.7% 2.2% 6.9%

Tiong Hoa Count 37 16 53

% within suku atau etnis responden

69.8% 30.2% 100.0%

% within status donor darah responden

21.8% 15.4% 19.3%

% of Total 13.5% 5.8% 19.3%

dll Count 20 12 32

% within suku atau etnis responden

62.5% 37.5% 100.0%

% within status donor darah responden

11.8% 11.5% 11.7%

% of Total 7.3% 4.4% 11.7%

Total Count 170 104 274

% within suku atau etnis responden

62.0% 38.0% 100.0%

% within status donor darah responden

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 62.0% 38.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 13.029a 5 .023

Likelihood Ratio 12.806 5 .025

Linear-by-Linear Association 5.385 1 .020 N of Valid Cases 274


(4)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 13.029a 5 .023

Likelihood Ratio 12.806 5 .025

Linear-by-Linear Association 5.385 1 .020 N of Valid Cases 274

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.07.

Tingkat Pengetahuan Responden dan Status Donor Darah Crosstab

status responden

Total tidak pernah donor darah Pernah donor darah

PTotKlas Buruk Count 19 20 39

% within PTotKlas 48.7% 51.3% 100.0%

% within status donor darah responden

11.2% 19.2% 14.2%

% of Total 6.9% 7.3% 14.2%

Kurang Count 31 24 55

% within PTotKlas 56.4% 43.6% 100.0%

% within status donor darah responden

18.2% 23.1% 20.1%

% of Total 11.3% 8.8% 20.1%

Cukup Count 76 31 107

% within PTotKlas 71.0% 29.0% 100.0%

% within status donor darah responden

44.7% 29.8% 39.1%

% of Total 27.7% 11.3% 39.1%

Baik Count 44 29 73


(5)

Tingkap pengetahuan responden * status responden

% within status donor darah

responden

25.9% 27.9% 26.6%

% of Total 16.1% 10.6% 26.6%

Total Count 170 104 274

% within PTotKlas 62.0% 38.0% 100.0%

% within status donor darah responden

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 62.0% 38.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 7.459a 3 .059

Likelihood Ratio 7.495 3 .058

Linear-by-Linear Association 2.335 1 .127 N of Valid Cases 274

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.80.


(6)

Tingkat Sikap Mahasiswa * status responden

Crosstab

status donor darah responden

Total tidak pernah pernah

STotKlas Buruk Count 12 10 22

% within STotKlas 54.5% 45.5% 100.0% % within status donor darah

responden

7.1% 9.6% 8.0%

% of Total 4.4% 3.6% 8.0%

Sedang Count 20 18 38

% within STotKlas 52.6% 47.4% 100.0% % within status donor darah

responden

11.8% 17.3% 13.9%

% of Total 7.3% 6.6% 13.9%

Baik Count 138 76 214

% within STotKlas 64.5% 35.5% 100.0% % within status donor darah

responden

81.2% 73.1% 78.1%

% of Total 50.4% 27.7% 78.1%

Total Count 170 104 274

% within STotKlas 62.0% 38.0% 100.0% % within status donor darah

responden

100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 62.0% 38.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 2.497a 2 .287

Likelihood Ratio 2.455 2 .293

Linear-by-Linear Association 1.972 1 .160 N of Valid Cases 274