1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Darah sangat penting bagi kehidupan manusia untuk menyelamatkan jiwa. Begitu pentingnya darah bagi kehidupan manusia sehingga darah yang berkurang dari
dalam tubuh bisa dikarenakan berbagai hal, seperti kecelakaan dengan perdarahan hebat, saat sedang menjalani operasi besar, ibu yang pendarahan hebat pada saat
melahirkan, dan dengan berbagai hal lainnya, maka organ-organ tersebut akan kekurangan nutrisi dan oksigen. Akibatnya, dalam waktu singkat terjadi kerusakan
jaringan dan kegagalan fungsi organ yang berujung pada kematian.Untuk mencegah hal itu, dibutuhkan pasokan darah yang diperoleh dari transfusi darah.Darah yang
tersedia seharusnya seimbang dengan jumlah yang dibutuhkan, tetapi yang terjadi adalah ketidakseimbangan antara stok darah yang ada dengan jumlah darah yang
dibutuhkan, sehingga kebutuhan darah tidak dapat terpenuhi seluruhnya. Data dari negara maju menunjukkan tingkat donor darah sebanyak 60-100 per
1.000 penduduk, sedangkan di Asia tingkat donor darah yang paling maju adalah jepang yaitu 68 per 1.000 penduduk, Korea 40 per 1.000 penduduk, Singapura 24 per
1000 penduduk, Thailand 13 per 1.000 penduduk, Malaysia 10 per 1.000 penduduk, dan Indonesia memiliki tingkat penyumbang 6-10 orang per 1.000 penduduk. Hal ini
jauh lebih kecil dibandingkan dengan sejumlah negara di Asia Aziz, 2000. Berdasarkan data statistik tahun 2012, Palang Merah Indonesia menerima
darah dari 1.371.638 pendonor atau sekitar 3,5 juta - 4 juta kantong darah yang dikumpulkan, dan sekitar 41 pendonor menyumbangkan darah mereka untuk
Universitas Sumatera Utara
2
pertama kalinya
1
. Jumlah ini tentu saja belum cukup untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi populasi di Indonesia.Bila menggunakan tolak ukur sesuai dengan
standard yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia, suatu negara harus memiliki stok darah minimal sebesar 2 dari jumlah populasi nasional. Jika acuan
WHO ini yang digunakan, Indonesia yang berpenduduk ±237.600.000 jiwa
2
, minimal harus mempunyai stok darah antara 4,5 juta sampai 4,8 juta kantung darah, berarti
Palang Merah Indonesia masih kurang sekitar 1,3 juta kantong darah lagi untuk mencapai target 4,8 juta kantong darah
3
“Ada kota besar yang paling sulit mendapatkan pendonor darah, maaf saja ya kota Medan merupakan daerah yang paling sulit cari
donor darahnya, sampai-sampai harus mengambil stok darah dari Jawa”
. Hal tersebut menggambarkan bahwa kebutuhan darah di Indonesia yang tinggi tetapi darah yang terkumpul dari donor
darah masih rendah. Begitu juga di Medan, kecukupan akan darah masih sangat kurang. Kebutuhan
darah bisa mencapai 3.000 kantong darah per bulan, namun rata-rata pemenuhan kebutuhan hanya sekitar 30- 40 nya saja. Seperti yang dikatakan oleh Ketua
Umum Palang Merah Indonesia M. Jusuf Kalla saat Rapat Dengar Pendapat Umum RDPU Komisi IX DPR RI,
4
Pentingnya ketersediaan darah adalah untuk memenuhi kebutuhan akan darah yang dapat terjadi kapan saja dan kepada siapa saja yang membutuhkan transfusi
darah. Namun yang terjadi ketersediaan darah belum memenuhi seluruh kebutuhan .
1
Harian Berita Sore edisi 12 April 2013, Deputi Konsul AS Medan Donor Darah di USU beritasore.com20130412deputi-konsul-as-medan-donor-darah-di-usu
2
Data BPS 2010
3
Harian Berita Sore edisi 12 April 2013, Deputi Konsul AS Medan Donor Darah di USU http:beritasore.com20130412deputi-konsul-as-medan-donor-darah-di-usu
4
http:m.jpnn.comnews.php?id=157238
Universitas Sumatera Utara
3
masyarakat akan darah. Belum terpenuhinya mungkin disebabkan karena partisipasi masyarakat untuk mendonorkan darahnya secara sukarela masih kurang atau mungkin
saja karena kurang agresifnya UDD PMI dalam mempromosikan dan menggalang kegiatan donor darah.
Untuk menjalankan fungsi sebagai penyedia darah serta sebagai pendistribusi darah ke Bank Darah Rumah Sakit BDRS di berbagai Rumah Sakit di Medan untuk
memenuhi kebutuhan akan darah bagi masyarakat, Unit Donor Darah UDD PMI Kota Medan berusaha agar kebutuhan darah terpenuhi, mulai dengan membangun
jaringan sesama PMI nasional maupun internasional, melakukan kerjasama dengan berbagai institusi, seperti BUMN, lembaga-lembaga pemerintah, Bank Indonesia,
Bank Swasta, POLDASU, Perusahaan Swasta, Perusahaan Daerah, dan Universitas- Universitas, dan bahkan menjajal pasar dan mall, tetapi keberadaannya seakan kurang
terlihat oleh masyarakat. Peranan UDD penting dalam mensosialisasikan informasi tentang betapa pentingnya mendonorkan darah demi menyelamatkan jiwa yang
membutuhkan, dan manfaatnya bagi kesehatan si pendonor sendiri. Donor darah bukan hanya memiliki nilai kemanusiaan saja karena dapat
menyelamatkan jiwa, namun juga baik bagi kesehatan si pendonor darah.Selain bisa kontrol kesehatan melalui pemeriksaan darah secara gratis, donor darah yang teratur
juga dapat meringankan kerja jantung dan terjaganya vitalitas karena lancarnya sirkulasi dan regenerasi darah yang berkesinambungan. Sejak pertengahan abad
Masehi pengobatan dengan cara mengeluarkan darah dari dalam tubuh sudak mulai dipraktikkan dan telah diketahui manfaatnya untuk kesehatan yang kita kenal dengan
bekam. Adapula pengobatan lain dengan mengeluarkan darah juga seperti totok darah dan terapi lintah. Pengobatan tersebut mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh
Universitas Sumatera Utara
4
sehingga tubuh memproduksi darah baru yang efeknya melancarkan sirkulasi darah sehingga tubuh meregenerasi darah baru dalam tubuh, menjadi lebih sehat dan
ringan.Manfaat dari pengobatan tersebut juga kita temui saat mendonorkan darah. Peran pemuka agama juga dapat diberdayakan dengan memberikan informasi
bahwa menjadi pendonor darah adalah suatu perbuatan baik karena dengan mendonorkan darah dapat menyelamatkan jiwa yang membutuhkannya, tanpa
memandang suku bangsa, agama, ras, maupun golongan manapun.Karena hal tersebut, donor darah dalam berbagai agama diperbolehkan untuk tujuan yang baik
demi menyelamatkan jiwa manusia. Namun melakukan sosialisasi dan kerjasama dengan berbagai pihak saja
tidaklah cukup jika tanpa dibarengi dengan partisipasi masyarakat untuk menjadi pendonor darah sukarela.Kurangnya partisipasi masyarakat tidak terlepas dari
bagaimana persepsi mereka tentang donor darah.Masyarakat kurang menyadari bahwa donor darah tidak hanya memiliki nilai kemanusiaan tetapi juga bermanfaaat bagi
kesehatan. Selain hal tersebut, masih ada permasalahan lain yang membuat masyarakat enggan untuk berdonor darah misalnya karena persepsi akan bahaya bila
seseorang memberikan darah secara rutin, persepsi masyarakat tentang memberi dan atau menerima darah dari yang tidak dikenal, dan tingkat kepercayaan masyarakat
minim dan beranggapan bahwa Palang Merah Indonesia memperjualbelikan darah hal ini dikarenakan bahwa pasien yang membutuhkan darah diharuskan membayar Biaya
Pengganti Pengelolaan Darah BPPD untuk setiap kantung darah. Seperti pendapatnya Chaeruddin Salim Anggota Komisi B DPRD Medan mengenai krisis
stok darah yang terjadi di Kota Medan, lebih dikarenakan ketidaktransparan pihak
Universitas Sumatera Utara
5
Unit Donor Darah UDD
5
Palang Merah Indonesia Kota Medan maupun pihak bank darah terutama mengenai jumlah perolehan kantong darah yang didapatkan sehingga
masyarakat menilai sejumlah oknum yang tidak bertanggung jawab bisa memperjualbelikan darah yang telah didonorkan secara sukarela
6
Partisipasi dalam mendonorkan darah juga dapat dilihat pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara.Sudah ada beberapa kali diadakan kegiatan donor darah
di USU tetapi partisipasi mahasiswa terlihat kurang. Salah satunya pada saat diadakannya kegiatan donor darah Blood4Nation yang diselenggarakan oleh
American Corner Universitas Sumatera Utara, bekerjasama dengan Konsulat Amerika Serikat di Medan dan Palang Merah Indonesia Pada tanggal 12- 13 April 2013 yang
lalu. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menyumbang darah, terutama di kalangan pemuda dan membantu
Indonesia mencapai target stok darah tahunannya, dan selama dua hari kegiatan tersebut menghasilkan 178 pendonor
.
7
. Pendonor tersebut tidak hanya berasal dari dalam usu, tetapi 10-20 adalah masyarakat umum, dan pendonor yang terbanyak
dari Fakultas Kesehatan Masyarakat
8
.Jika dilihat dengan jumlah mahasiswa USU yang sekitar ± 33.000 orang
9
5
Masyarakat masih mengenalnya dengan Unit Donor DarahUTD, PMI sendiri telah berganti nama tersebut mulai tahun 2011.
6
Harian INABERITA, edisi Selasa, 2 Maret 2010, Masyarakat Enggan Mendonor Darah Dipicu Kekhawatiran Terjadinya Penyalahgunaan http:www.inaberita.combetaview.php?newsid=575
7
Harian Analisa, edisi Senin, 15 April 2013, “Blood4Nation” Konsulat AS Hasilkan 178 Kantong Darah http:www.analisadaily.comnews201394991366439385
8
ujar Abdul Hafiz Harahap selaku penanggung jawab American Corner USU pada Harian Analisa, edisi 23 Agustus 2013 www.analisadaily.commobilepagesnews40929penghargaan-blood4nation-
diraih-american-corner-usu
9
http:usu.ac.ididarticle10profil
, maka masih sedikit sekali mahasiswa yang berminat untuk ikut berpartisipasi mendonorkan darahnya. Sama halnya seperti kegiatan donor
Universitas Sumatera Utara
6
darah di Fisip USU yang diadakan oleh IMAJINASI pada bulan Mei 2013 bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia ini menyumbangkan 46 kantung darah
10
1.2 Tinjauan Pustaka