Pengadilan Agama Hasil Penelitian

67 2 Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Kota Semarang pada tahun 2009 sebanyak 1.273.550 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki 624.884 jiwa dan penduduk perempuan 648.666 jiwa. Jumlah permohonan pembatalan perkawinan di Pengadilan Agama Semarang pada tahun 2005-2010 yaitu sebanyak 8 delapan kasus, dimana hanya ada 1 satu kasus saja yang tidak diterima. Wawancara dengan bapak Zainal selaku Panitera Muda Hukum, 22 Desember 2010. Tabel 1 Permohonan Pembatalan Perkawinan di Pengadilan Agama Semarang NO TAHUN KASUS 1 2005 ‐ 2 2006 1 3 2007 3 4 2008 3 5 2009 1 6 2010 ‐

2. Pengadilan Agama

Menurut pasal 2 Undang-Undang No 7 tahun 1989 peradilan agama merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara perdata tertentu yang diatur dalam undang-undang. Rachmadi Usman, 2006:432. 68 Sebagaimana disebutkan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-undang No 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama UUPA, peradilan agama adalah peradilan bagi orang-orang yang beragama Islam. Perkara-perkara yang diputus oleh peradilan agama antara lain perceraian, perwalian, pewarisan, wakaf dll. Pengadilan agama berkedudukan di Kotamadya atau ibukota kabupaten dan daerah hukumnya meliputi wilayah kotamadya atau kabupaten. Sedangkan pengadilan tinggi agama berkedudukan di ibukota provinsi dan daerah hukumnya meliputi wilayah provinsi pasal 4 UUPA. Pembinaan teknis peradilan agama dilakukan oleh Mahkamah Agung, sedangkan pembinaan organisasi administrasi dan keuangan pengadilan dilakukan oleh Menteri Agama pasal 5 ayat 1 dan 2 UUPA. Susunan pengadilan agama dan pengadilan tinggi agama terdiri dari pimpinan, Hakim anggota, Panitera, Sekretaris. Untuk pengadilan agama ditambah dengan Juru sita Pasal 9 UUPA. Pimpinan pengadilan agama dan Pengadilan tinggi agama terdiri dari seorang ketua dan seorang wakil ketua Pasal 10 UUPA. Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara-perkara perdata di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang perkawinan, kewarisan, wasiat dan hibah yang dilakukan berdasarkan hukum Islam, wakaf dan shadaqah Pasal 49 UUPA. 69 Mengenai kekuasaan dan kewenangan Pengadilan agama, ketentuan dalam pasal 49 Undang-Undang No 49 tahun 1989 menetapkan sebagai berikut: 1. Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama islam di bidang; 2. Perkawinan yang diatur dalam atau berdasarkan UUP; Secara limitative hal yang termasuk dalam bidang perkawinan yang menjadi kekuasaan atau kewenangan Pengadilan Agama, yaitu : 1 Izin beristri lebih dari seorang; 2 Izin melangsungkan perkawinan bagi yang belum mencapai 21 tahun; 3 Dispensasi kawin; 4 Pencegahan perkawinan; 5 Penolakan perkawinan oleh PPN; 6 Pembatalan perkawinan; 7 Gugatan kelalaian atas kewajiban suami istri; 8 Perceraian karena talak; 9 Gugatan perceraian; 10 Penyelesaian harta bersama; 11 Penguasaan anak; 12 Putusan tentang sah atau tidaknya seorang anak; 13 Putusan tentang pencabutan kekuasaan orang tua; 14 Pencabutan kekuasaan wali 15 Penetapan asal usul seorang anak. Rachmadi Usman 2006:433 3. Kewarisan, wasiat, dan hibah yang dilakukan berdasarkan hukum islam; 4. Wakaf dan shadaqah. 70

3. Pelaksanaan Pembatalan Perkawinan 1 Faktor yang menyebabkan terjadinya pembatalan perkawinan

Dokumen yang terkait

Akibat Hukum Pembatalan Perkawinan Poligami Tanpa Izin Dan Kaitannya dengan Status Anak Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 (Studi di Pengadilan Agama Klas I-A Medan)

2 35 156

Fungsi Pencatatan Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 (Studi Kasus di Pengadilan Agama Medan)

0 31 131

Pembatalan Perkawinan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974...

0 27 5

Perkawinan Dibawah Umur Menurut Undang Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan (studi di Pengadilan Agama Klaten)

0 9 183

Akibat Pembatalan Perkawinan Karena Adanya Pemalsuan Identitas dan Kaitannya Dengan Kedudukan Anak Menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan (Studi Pada Pengadilan Agama Medan Kelas-IA)

3 26 124

PEMBATALAN PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN 1974 DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM FAKTOR PENYEBAB SERTA AKIBAT HUKUMNYA (Studi Kasus di Pengadilan Agama Klaten ).

0 0 18

AKIBAT HUKUM DAN SOSIAL TERHADAP PEMBATALAN PERKAWINAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 ( Studi Kasus Di Pengadilan Agama Surakarta ).

0 0 16

PERBANDINGAN HUKUM TENTANG AKIBAT PEMBATALAN PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM.

0 0 12

PEMBATALAN PERKAWINAN “FASAKH” DAN AKIBAT-KIBATNYA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 (Studi Kasus Di Pengadilan Agama Makassar Tahun 2011-2014)

0 1 88

PEMBATALAN PERKAWINAN “FASAKH” DAN AKIBAT-KIBATNYA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 (Studi Kasus Di Pengadilan Agama Makassar Tahun 2011-2014)

0 0 88