Keterangan : k
= mean kuadrat antara subjek = mean kuadrat kesalahan
= varian total Dari hasil penghitungan reliabilitas itu kemudian dikonsultasikan dengan
nilai r
tabel
apabila r
hitung
≥ r
tabel
, maka butir soal dikatakan reliabel.
3.8 Teknik Analisis Data
Data mentah yang sudah dihimpun peneliti tidak akan berguna jika tidak dianalisis. Data yang terkumpul perlu diolah untuk diketahui kebenarannya,
sehingga diperoleh hasil yang meyakinkan. Azwar 1988;405 menegaskan “analisa data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah. Karena
dengan analisalah data dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian”. Berikut teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini:
3.8.1 Analisis Data Secara Deskriptif
Analisis ini dilakukan dengan maksud untuk memberikan gambaran mengenai hasil penelitian, bagaimana karakteristik subyek penelitian sehubungan
dengan variabel-variabel yang diteliti. Dalam hal ini variabel yang akan diteliti menggunakan analisis deskripsi yakni locus of control dan motivasi konselor
dalam memberikan layanan konseling perorangan. Teknik analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis persentase dengan penskoran model
Likert, dengan skor tertinggi 5 dan skor terendah 1. Adapun rumus persentase yang digunakan yaitu:
Keterangan: P = persentase hasil akhir
n = skor yang diperoleh N = skor ideal
3.8.1.1 Locus of Control Berdasarkan rumus persentase di atas, maka dapat diketahui bahwa dalam
menginterpretasikan tingkat locus of control konselor yang memiliki rentang 1 sampai 5, maka jumlah skor dari tiap responden ditranformasi dalam bentuk
persentase skor dengan cara membagi dengan skor idealnya dan dikalikan dengan 100. Selanjutnya persentase skor tersebut dibandingkan dengan kategori tingkat
locus of control kemudian akan diperoleh kategori sangat tinggi, tinggi, sedang,
rendah dan sangat rendah. Kategori locus of control konselor sebagai berikut: 1 Persentase maksimum
100 = 5 : 5 x 100 2 Persentase minimum
20 = 1 : 5 x 100 3 Rentang persentase
R = X
t
- X
r
Keterangan: R = rentang persentase
X
t
= persentase maksimum X
r
= persentase minimum Ali, 1987: 48
100 - 20 = 80 4 Panjang interval
Panjang kelas = Rentang : Banyak Kategori
16 = 80 : 5
Tabel 3.7 Kategori Locus of Control
Interval Kategori
84 skor ≤ 100
Sangat tinggi 69 skor
≤ 83 Tinggi
52 skor ≤ 68
Cukup tinggi 36 skor
≤ 51 Rendah
20 ≤ skor ≤ 35
Sanagt rendah
3.8.1.2 Motivasi Konselor Dalam Memberikan Layanan Konseling Perorangan Sama seperti penghitungan locus of control, untuk menghitung motivasi
konselor dalam memberikan layanan konseling perorangan juga menggunakan rumus persentase di atas. Oleh karena itu, dalam menginterpretasikan tingkat
motivasi konselor dalam memberikan layanan konseling perorangan yang memiliki rentang 1 sampai 5, maka jumlah skor dari tiap responden ditranformasi
dalam bentuk persentase skor dengan cara membagi dengan skor idealnya dan dikalikan dengan 100. Selanjutnya persentase skor tersebut dibandingkan
dengan kategori tingkat motivasi konselor dalam memberikan layanan konseling perorangan kemudian akan diperoleh kategori sangat tinggi, tinggi, sedang,
rendah dan sangat rendah. Kategori motivasi konselor dalam memberikan layanan konseling perorangan sebagai berikut:
5 Persentase maksimum
100 = 5 : 5 x 100 6 Persentase minimum
20 = 1 : 5 x 100 7 Rentang persentase
R = X
t
- X
r
Keterangan: R = rentang persentase
X
t
= persentase maksimum X
r
= persentase minimum Ali, 1987: 48
100 - 20 = 80 8 Panjang interval
Panjang kelas = Rentang : Banyak Kategori
16 = 80 : 5
Tabel 3.8 Kategori Motivasi Konselor dalam Memberikan
Layanan Konseling Perorangan Interval
Kategori
84 skor ≤ 100
Sangat tinggi 69 skor
≤ 83 Tinggi
152 skor ≤ 68
Cukup tinggi 36 skor
≤ 51 Rendah
20 ≤ skor ≤ 35
Sanagt rendah
3.8.2 Analisis Data Secara Statistik