Faktor yang mempengaruhi Locus Of Control

control eksternal yang tinggi. Orang yang memiliki keyakinan pada kekuatan orang lain cenderung akan memandang rendah kemampuan dirinya dan bekerja keras tidak akan memberikan hasil yang berarti. Mereka merasa tidak akan bisa melakukan segala sesuatunya tanpa ada orang lain yang memiliki kekuasaan atas dirinya. Orang yang memiliki keyakinan pada kekuatan orang lain juga tidak akan bisa menjadi mandiri dan cenderung bergantung pada orang lain. 4. Percaya pada nasib Artinya individu berkeyakinan bahwa segala hal yang terjadi dalam hidupnya ditentukan oleh adanya nasib, baik itu nasib baik atau pun nasib buruk. Nasib, keberuntungan dan kesempatan adalah suatu hal yang diyakini seseorang bahwa ketiganya akan selalu menyertainya setiap kali mereka melakukan apapun. Namun sesungguhnya keberuntungan maupun kesempatan sudah termasuk dalam nasib, khususnya nasib baik. Oleh karena itu, seseorang cenderung memaknai sesuatu sebagai nasib baik jika mereka mendapatkan keberuntungan atau kesempatan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa faktor dari luar yang menyebabkan seseorang memiliki locus of control eksternal lainnya adalah faktor nasib.

2.3.3 Faktor yang mempengaruhi Locus Of Control

Locus of control sebagai ekspektasi umum dapat pula mengalami perubahan. Dari yang semula locus of control internal menjadi locus of control eksternal atau pun sebaliknya dari locus of control eksternal menjadi locus of control internal. Phares 1976;158 menyatakan “terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan locus of control seseorang, yakni lingkungan, perubahan usia, kondisi yang mendesak, peristiwa nasional atau dunia, program pelatihan khusus, dan keragaman teknik terapeutik”. Adapun penjelasannya sebagai berikut: 2.3.3.1 Lingkungan Lingkungan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan locus of control individu. Lingkungan yang sehat akan mempengaruhi individu, individu akan cenderung memiliki locus of control internal. Lain halnya dengan lingkungan yang tidak sehat, individu akan cenderung memiliki locus of control eksternal. Lingkungan ini termasuk lingkungan keluarga, sekolah serta lingkungan di sekitar individu. 2.3.3.2 Perubahan Usia Perubahan usia juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi locus of control individu. Usia sangat berpengaruh pada pembentukan locus of control yang terdapat pada individu. Perubahan usia memiliki dampak pada perkembangan pola pikir individu dan terealisasikan pada perilaku yang terkendali. 2.3.3.3 Kondisi yang mendesak Kondisi-kondisi yang mendesak kadang berpengaruh pada pembentukan locus of control individu. Apabila individu semakin terdesak pada suatu kondisi tertentu, maka pada saat itu pula individu harus menentukan pilihan. Baik berasal dari individu itu sendiri maupun dari orang di sekitar individu. 2.3.3.4 Peristiwa nasional atau dunia Peristiwa nasional atau dunia juga ikut berpengaruh pada pembentukan locus of control individu. Dengan adanya peristiwa-peristiwa tersebut maka dapat membuka pandangan bagi seorang individu untuk memilih kecenderungan locus yang digunakan. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh cara pandang individu dalam memaknai dan membuat keyakinan akan peristiwa tersebut. 2.3.3.5 Program pelatihan khusus Program pelatihan khusus juga ikut mempengaruhi perubahan locus of control individu. Individu yang mengikuti program latihan khusus biasanya adalah individu yang cenderung memiliki locus of control eksternal. Kemudian setelah mengikuti program pelatihan khusus, kecenderungan locus of controlnya berubah dari locus of control eksternal menjadi locus of control internal. 2.3.3.6 Keragaman teknik terapeutik Keragaman teknik terapeutik ditawarkan untuk merubah kecenderungan locus of control yang dimiliki individu. Penggunaan keragaman teknik terapeutik ini dapat menghasilkan hasil yang memuaskan. Namun, perlu diperhatikan bahwa sesungguhnya tidak ada satu teknik terapeutik pun yang dapat digunakan secara global untuk meningkatkan locus of control. Penggunaan teknik terapeutik ini harus disesuaikan dengan karakteristik permasalahan yang dihadapi individu. sehingga tidak semua masalah klien dapat diselesaikan dengan satu teknik terapeutik

2.3.4 Kategori Penentuan Locus Of Control

Dokumen yang terkait

ANALISIS KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAKSANAAN LAYANAN DAN KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SMP NEGERI SE-KECAMATAN TULANG BAWANG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 12 86

TINGKAT PEMAHAMAN KONSELOR TERHADAP IMPLEMENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA SE KABUPATEN CILACAP TAHUN PELAJARAN 2013 2014

11 52 194

HAMBATAN PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SE KABUPATEN WONOGIRI TAHUN AJARAN 2012 2013

0 13 158

PERBEDAAN KINERJA KONSELOR BERSERTIFIKAT PENDIDIK DENGAN KONSELOR YANG BELUM BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI SE KOTA TEGAL TAHUN 2012 2013

0 4 274

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI SE KOTA CILACAP TAHUN PELAJARAN 2012 2013

2 44 169

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA KONSELOR DI SMP NEGERI SE KOTA SEMARANG TAHUN 2013

0 9 124

PERBEDAAN KINERJA KONSELOR DALAM MELAKSANAKAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN ANTARA KONSELOR LULUSAN PENDIDIKAN PROFESI KONSELOR DENGAN KONSELOR YANG BELUM MENEMPUH PENDIDIKAN PROFESI

3 17 223

Persepsi Siswa Terhadap Kinerja Konselor Dalam Memberikan Layanan Konseling dan Sikap Siswa Memanfaatkan Layanan Konseling Perorangan di SMA Negeri 8 Semarang Tahun Ajaran 2010 2011

1 12 156

(ABSTRAK) PERBEDAAN KINERJA KONSELOR DALAM MELAKSANAKAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN ANTARA KONSELOR LULUSAN PENDIDIKAN PROFESI KONSELOR DENGAN KONSELOR YANG BELUM MENEMPUH PENDIDIKAN PROFESI KONSELOR SE-JAWA TENGAH TAHUN 2010.

0 0 2

HUBUNGAN SIKAP ALTRUISME KONSELOR SEKOLAH DENGAN MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI LAYANAN KONSELING INDIVIDU DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2015 2016 -

0 1 72