28
2.6.7.3 Aerophone : sumber bunyi udara;
2.6.7.4 Chordophone : sumber bunyi dawai senar; 2.6.7.5 Electrophone : sumber bunyi penguat bunyi listrik.
2.6.8 Aransemen Suatu bentuk seni pertunjukan musik yang sudah dikenal masyarakat,
kadangkala sudah dalam bentuk digubah atau diaransir dan sudah sedikit berubah dari bentuk aslinya, ada juga yang masih asli sebagai seni kerakyatan fockloor.
Aransemen adalah pembuatan iringan orkes atau nyanyian dengan mengatur atau mengubah tinggi nada pada bagian-bagiannya atau motif-motifnya Basuki, 1980:
89. Pembuatan aransemen tersebut bagi seorang komponis dengan komponis yang lain akan mengalami perbedaaan, hal ini disebabkan oleh rasa seni mereka
berlainan. Meskipun demikian pembuatan aransemen itu harus berpedoman pada dasar-dasar harmoni. Pembuatan aransemen itu ada 3 macam, yaitu:
2.6.8.1 Aransemen untuk vokal, 2.6.8.2 Aransemen untuk instrumental, dan
2.6.8.3 Aransemen untuk vokal instrumental.
2.7 Musik Islami
2.7.1 Asal Mula Musik Rebana
Musik dapat digolongkan menjadi bermacam-macam jenis. Musik duniawi terdiri dari musik pop, musik dangdut, musik keroncong, musik campursari.
Musik Rohani dapat diketahui contohnya dalam musik rebana dan juga musik
29
yang disajikan dalam ritual keagamaan. Berbicara mengenai musik rohani tidak lepas dari musik Islami, yaitu musik rebana. Penciptaan musik Islami adalah
sebagai alat, media atau wahana komunikasi dengan manusia agar manusia bisa mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa. Proses penciptaannya didasari
oleh motif pengembangan wawasan kemanusiaan dan harga diri untuk semakin mendekatkan diri pada Tuhan.
Dilihat dari sudut pandang Islam musik yang dapat diterima ke dalam kategori musik Islam adalah musik yang mengajak kepada kebaikan dan syairnya
mengajarkan tentang ketaqwaan kepada Allah SWT. Menurut Abdullah dalam Raharjo 1966 : 35 bahwa munculnya kesenian rebana dimulai semenjak jaman
Islam berkembang di wilayah Demak yang dipelopori oleh wali songo sekitar tahun 1478 Masehi. Pada awal perkembangannya digunakan untuk melakukan
syiar agama Islam oleh para Wali pada zaman kerajaan Demak. Pada saat itu Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa yang sebagian penduduknya
masih beragama Hindhu dan Budha. Untuk menarik minat penduduk terhadap ajaran agama Islam para wali melakukan pendekatan-pendekatan salah satunya
adalah lewat seni rebana. Seiring dengan perkembangan agama Islam di Jawa pada khususnya dan Indonesia pada umumnya maka musik rebanapun
berkembang. Selain digunakan untuk syiar agama Islam, juga digunakan untuk hiburan rakyat. Kemudian masyarakat mulai membentuk kelompok kesenian yang
mengembangkan misi keagamaan diantaranya musik rebana atau sering disebut terbangan, dan khasidah. Menurut asal usul kata, Sidi dalam Nugroho,2012:34
berpendapat bahwa rebana bersumber dari kata rabbana bahasa arab yang
30
berarti Ya Tuhan. Karena kenyataannya alat musik rebana tersebut pada mulanya digunakan sebagai alat pemujaan terhadap Tuhan. Jika demikian, maka rebana
diambil dari fungsi alat tersebut, yaitu sebagai alat untuk menyampaikan pujaan terhadap Tuhan.
Musik Rebana adalah musik yang mengutamakan vokal bersama disertai beberapa sajian terbang dalam berbagai ukuran, dengan menggunakan teks yang
berisi tentang ajaran moral dan puji-pujian yang bersumber dari ajaran Islam Khisbiyah. Y 2003 : 36. Menurut bahasa Arab, musik rebana atau musik
sholawatan berasal dari kata asholawat yang merupakan bentuk jamak dari kata ‘asholat’ yang berarti do’a atau sembahyang. Sholawat adalah salah satu
ungkapan yang penuh dengan nuansa-nuansa sastra yang berisi pujian-pujian terhadap Nabi Muhammad SAW, Yunus dalam Syahrul, 2001 : 74.
Musik rebana merupakan suatu karya seni yang dapat dikategorikan sebagai seni yang mempunyai nilai tinggi, dimana dilandasi oleh Wahyu Ilahi
yang senantiasa mengingatkan seseorang kepada Sang Pencipta. Seni rebana telah berkembang dan banyak diminati oleh masyarakat luas khususnya yang beragama
Islam. Musik tidak diperuntukkan bagi mereka yang masih berada pada tingkat dasar, apabila hatinya telah beku maka akan menyebabkan mereka hancur. Oleh
karena itu Islam membedakan musik mana yang bertentangan dengan agama dan musik mana yang tidak bertentangan dengan agama. Musik yang tidak
bertentangan dengan agama adalah musik yang dapat membangkitkan semangat untuk berjuang dalam syair agama dan mengingatkan untuk selalu bertaqwa
kepada Allah SWT.
31
Firman Allah yang artinya : “….. dan diantara manusia ada yang menggunakan
perkataan yang tidak berguna lahualhadits untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan Allah
itu olok-olokan, mereka itu akan memperoleh adzab yang menghinakan” QS. Luqman : 6.
Sebagai sahabat seperti Ibnu Mas’ud Abbas, Mujahidin bin Jabr dan yang lainnya menafsirkan kata lahualhadits adalah sama dengan nyanyian. Dari hadits
di atas Islam tidak mengharamkan hakikat musik. Hukum Allah di dalam salah satu surat Al-Qur’an tersebut karena permainan musiknya semata tetapi berkaitan
dengan waktu, tujuan, dan perbuatan haram yang menyertainya, misalnya minum khamer, merusak agama, jiwa, kehormatan, harta benda, dan keturunan. Tetapi
musik dapat pula menimbulkan ketenangan, kedamaian, kerukunan, dan kenikmatan. Musik melahirkan kesan seperti itu selaras dengan kesan yang
dikehendaki Islam. Islam sendiri membolehkan kaumnya untuk menghibur diri pada waktu tertentu. Islam menilai musik menurut tempat, waktu, fungsi, dan
kondisi yang menyertainya, sedangkan hakikat musik itu sendiri hukumnya mubah boleh.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa musik adalah karya seni yang merupakan hasil kreasi atau ciptaan manusia yang
memiliki cita rasa keindahan yang mengungkapkan ide dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur irama, melodi, bentuk lagu yang dapat dinikmati oleh
32
masyarakat, diantaranya adalah musik Islami yaitu musik rebana yang sering diajarkan dalam dunia pendidikan.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini, musik di Indonesia berkembang pesat. Hal ini bisa dilihat semakin
bertambahnya jenis-jenis musik yang disertai dengan alat-alat musik modern. Musik rebana modern menggunkan alat musik tambahan, yaitu keybord, bass
electric, gitar electric, maupun biola yang dipadupadankan dengan alat musik tabuh dalam rebana, baik terbang, kempling, tamborin, dan bass tabuh.
Dampak dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi, musik rebana ini berkembang dengan pesat terutama di dunia
pendidikan. Baik sebagai mata pelajaran tambahan ekstrakurikuler. Disamping untuk melestarikan kesenian serta mengenalkan budaya daerah, kesenian rebana
juga mempunyai nilai karya seni yang luhur berdasarkan nilai agama dan nilai budaya.
2.7.2 Fungsi Rebana