Sejarah dan Kondisi Geografis Desa Dieng Kulon

65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah dan Kondisi Geografis Desa Dieng Kulon

Menurut data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara, Kawasan Dataran Tinggi Dieng adalah salah satu kawasan yang sangat eksotis. Berada diketinggian 2.000 – 2.500 mdpl dengan view dan landscape yang mempesona menjadikan sebagai pilihan tempat wisata. Sejak zaman kolonial telah banyak wisatawan, baik domestik dan wisatawan asing yang berkunjung di kawasan Dieng. Kesejukan udara, lingkungan yang masih alami dan berbagai wisata alam dan budaya mampu menyihir setiap orang yang datang ke daerah dataran tinggi Dieng. Menurut Naryono 65 Informan sekaligus Kepala adat Desa Dieng Kulon, Desa Dieng berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Di yang berarti tempat yang tinggi atau gunung dan Hyang yang berarti kahyangan. Dengan menggabungkan kedua kata tersebut, maka bisa diartikan bahwa Dieng merupakan wisata daerah pegunungan tempat para dewa dan dewi bersemayam. Ada juga yang mempercayai asal mula nama Dieng berasal dari bahasa Indonesia Purba sebelum bahasa Kawi atau mungkin bahasa sansekerta “Di” dan “Hyang” yang berarti Kediaman Para Dewa The Gods Abode. Menurut sumber lain, nama Dieng berasal dari kata-kata dalam bahasa Jawa adi yang berarti indah 66 dan aeng yang berarti aneh. Jadi Dieng berarti tempat yang indah dan penuh dengan keanehan. Abad ke VIII sampai XII Masehi, telah dibangun candi-candi. Situs kompleks percandian Dieng seluas 900.000 meter persegi terdiri dari kompleks Candi Arjuna, Candi Dwarawati, Candi Gatot Kaca, dan Candi Bima. Kompleks Candi Arjuna terdiri dari Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra. Komplek Candi Dieng dibangun pada masa agama Hindu, hal ini dapat dilihat dari peninggalan Arca Dewa Siwa, Wisnu, Agastya, dan Ganesha, Agus Tjugianto,2006:16. Dieng merupakan situs kebudayaan Hindu terbesar di Jawa tengah, sehingga banyak terdapat wariasan kebudayaan Hindu yang masih terlihat baik dari adat istiadat maupun benda-banda cagar budaya yang masih terlihat dan terawat sampai sekarang. Dalam hal adat istiadat, di Desa Dieng Kulon telah terjadi akulturasi kebudayaan antara Kebudayaan Hindu dengan Islam. Desa Dieng Kulon merupakan salah satu dari delapan Desa di wilayah Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara. Mempunyai batas wilayah sebagai berikut; Sebelah Utara Desa Pranten Kabupaten Batang, Sebelah Timur Desa Dieng Wetan Kabupaten Wonosobo, Sebelah Selatan Desa Sikunang Kabupaten Wonosobo, Sebelah BaratDesa Karang Tengah Kabupaten Banjarnegara Sumber : Monografi Desa Dieng Kulon Oktober 2011 Desa Dieng Kulon mempinyai luas wilayah 352.346 Hektar dengan didomimasi oleh perbukitan yang sebelumnya merupakan kawasan konservasi, 67 yang sekarang sebagian besar sudah diubah sebagai kebun kentang. Ada seitar 163.603 hektar yang dimanfaatkan sebagai area pertanian dan masih tersedia area hutan lindung 186.9 hektar. Secara Spesifik, Desa Dieng Kulon berada di ketinggian 2093 mpdl, berjarak sekitar 55 Km menuju Kota Banjarnegara dan 28 Km dari Kota Wonosobo. Sumber : Monografi Desa Dieng Kulon Oktober 2011 Desa Dieng Kulon menurut Kepala Desa Slamet Budiyono 42 terdiri dari dua dusun, Dusun yang pertama adalah dusun Dieng kulon yang terdiri dari tiga RW dan dibagi menjadi sebelas RT, sedangkan dusun dua yaitu dusun Karangsari yang terdiri dari satu RW yang dibagi menjadi empat RT. Untuk menuju Desa Dieng Kulon sangatlah mudah, transportasinya dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat mobil, maupun kendaraan roda dua sepada motor. Dengan keadaan jalan yang menanjak dan berkelok-kelok, sehingga perlu berhati-hati dalam melewati jalannya, terlapas dari medan jalan yang dilalui cukup berat sebenarnya jalan menuju Dieng sangat baik itu dikarenakan Dieng merupakan daerah pariwisata dan pusat Agrobisnis andalan Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara, hal ini memnyebabkan pembangunan di Dieng sangatlah maju dalam jangka waktu satu dekade ini.

4.1.2 Kehidupan Budaya dan Sosial Masyarakat