Pengaruh expressed emotion keluarga terhadap pasien skizofrenik

Hoenig dan Hamilton mendefinisikan beban objektif sebagai suatu peristiwa atau kegiatan yang berhubungan dengan pengalaman negatif caregiver, sedangkan beban subjektif merupakan perasaan yang muncul pada caregiver yang disebabkan oleh pemenuhan pengasuhan dari fungsi caregiver. 8,16,17 Zarit, Reever Bach-Peterson mendefinisikan beban caregiver sejauh mana caregiver merasakan emosional, kesehatan fisik, kehidupan sosial, dan status keuangan mereka sebagai akibat dari merawat kerabat mereka yang sakit. Mereka melihat suatu beban sebagai suatu hasil persepsi subjektif caregiver ketika merawat orang yang mengalami gangguan. 16,18,19

II.3 Pengaruh expressed emotion keluarga terhadap pasien skizofrenik

Banyak faktor yang terlibat dalam kekambuhan skizofrenia. Salah satu faktor kontribusi yang secara konsisten ditemukan berhubungan dengan kekambuhan adalah emosional di dalam lingkungan rumah yang ditunjukkan oleh anggota keluarga pasien skizofrenik yang disebut sebagai expressed emotion. Secara umum, expressed emotion mengukur suasana emosional di dalam lingkungan rumah berdasarkan indeks adanya sikap kritis critical comments CC, perilaku bermusuhan, dan keterlibatan emosional yang berlebihan emotional over involved {EOI} sikap yang mengganggu ketika keluarga berbicara tentang pasien dalam sebuah wawancara yang dilakukan selama pasien di rawat di rumah sakit jiwa. 20 Expressed emotion merupakan pengukuran dari sikap keluarga terhadap pasien psikotik dan juga terhadap emosional lingkungan dari keseluruhan pasien. Konsep expressed emotion diperkenalkan pada studi yang dilakukan oleh Brown dan kawan-kawan, dimana expressed emotion terbukti memiliki pengaruh pada kekambuhan pasien skizofrenik. Nilai prediktif expressed emotion dikonfirmasikan dalam studi replikasi dilakukan oleh Vaughn dan Leff. Beberapa respons emosi negatif Universitas Sumatera Utara diungkapkan oleh keluarga, seperti permusuhan, kritikan dan keterlibatan emosional yang berlebihan, yang mendalam pada kasus penyakit mental yang disebabkan stigma sosial dan prilaku psikotik yang tidak terduga, secara signifikan berhubungan dengan kekambuhan pada pasien psikotik. Sejumlah penelitian telah dilakukan yang melibatkan tidak hanya pasien skizofrenik tetapi juga pasien dengan bentuk-bentuk psikosis, seperti gangguan afektif dan gangguan makan. Expressed emotion yang tinggi merupakan faktor risiko untuk kekambuhan dalam berbagai kondisi psikopatologis. 21 Expressed emotion ditetapkan sebagai pengukuran empiris yang dapat dipercaya sebagai beberapa aspek emosional kehidupan keluarga. Konsep ekspresi emosi didasarkan pada bagaimana keluarga pasien psikiatri secara spontan berbicara tentang pasien. Keluarga diklasifikasikan memiliki expressed emotion yang tinggi jika mereka memberikan komentar kritis lebih dari jumlah ambang yang ditentukan atau menunjukkan adanya tanda-tanda permusuhan atau ditandai keterlibatan emosional yang berlebihan. 4-5 Dalam dekade terakhir, studi tentang expressed emotion telah dilakukan pada berbagai sampel pasien, dan status expressed emotion pada umumnya telah terbukti menjadi prediktor yang baik bagi kekambuhan gangguan psikiatri. Misalnya, risiko terjadinya kekambuhan pada pasien skizofrenia setelah dirawat pada keluarga yang memiliki expressed emotion yang tinggi dua kali lebih besar dibandingkan pada pasien dengan expressed emotion keluarga yang rendah. 5,22 Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Solomon dan kawan- kawan pada tahun 2010 menunjukkan bahwa expressed emotion yang tinggi berhubungan dengan sikap pasien terhadap kepatuhan pengobatan dan kontak sosial. 4 Penelitian yang luas terhadap expressed emotion telah mampu menunjukkan dengan baik bahwa fenomena ini sebagai prediktor yang handal dan kuat terhadap berbagai kekambuhan gangguan yang bervariasi selain skizofrenia, termasuk gangguan mood, gangguan makan, alkohol, depresi, serta penyakit fisik. Bagaimanapun juga, sedikitnya Universitas Sumatera Utara pemahaman tentang mekanisme dan proses ini mempunyai hubungan yang konsisten antara expressed emotion dan kekambuhan. Penelitian telah memberikan beberapa bukti dimana expressed emotion merupakan cerminan dari pola perilaku transaksional antara pasien dan gaya koping keluarga, dan menunjukkan hubungan dua arah. 4 Sebuah tinjauan pada 13 studi baru-baru ini yang meneliti hubungan antara expressed emotion dan atribusi dari pengasuh tentang perilaku pasien mendukung kesimpulan bahwa keyakinan pengasuh memainkan peran penting dalam proses kekambuhan dalam cara yang bervariasi. Oleh karena itu, informasi yang valid dari pendapat tersebut tampaknya penting untuk mengembangkan intervensi terapi pada keluarga yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka secara spesifik. 22

II.4 Hubungan antara beban perawatan dengan expressed emotion