Beban perawatan pada pasien skizofrenik

laki. Ketika awitan terjadi setelah usia 45 tahun, gangguan ini disebut sebagai awitan lambat. 1 Prevalensi penderita skizofrenia di Indonesia adalah 0.3-1 dan biasanya timbul pada usia sekitar 18-45 tahun, namun ada juga yang baru berusia 11-12 tahun sudah mengalami skizofrenia. 12

II.2 Beban perawatan pada pasien skizofrenik

Penyakit mental yang berat, seperti skizofrenia, memiliki konsekuensi yang luas bagi pasien dan keluarga mereka. Bagi pasien sendiri, perawatan diri mungkin akan terhambat, kapasitas untuk hubungan sosial berkurang, dan berkurangnya peluang pekerjaan. Penyakit mental menciptakan hambatan untuk hidup mandiri dan dapat mengurangi kepuasan hidup. Keluarga pasien mengalami perasaan kehilangan dan kesedihan. Mereka dihadapkan dengan ketidakpastian dan perasaan malu, bersalah, dan kemarahan. Seperti pasien skizofrenik sendiri, mereka merasa tersingkir dan terisolasi secara sosial. Hidup mereka dapat terganggu dengan memberikan perawatan lebih dari biasanya yang sesuai untuk usia pasien. Dalam kasus-kasus di mana timbal balik antara anggota keluarga tidak seimbang, perubahan perawatan normal berubah menjadi pengasuhan. Penambahan peran asuhan pada peran keluarga yang sudah ada dapat menjadi stres, baik secara psikologis maupun ekonomis. 13 Penderitaan dan beban dalam merawat anggota keluarga yang sakit mental dirasakan sangatlah tinggi. 14 Beban didefinisikan sebagai dampak negatif dari merawat orang yang mengalami gangguan yang dialami oleh pengasuh pada aktivitas mereka beban objektif atau perasaan beban subjektif yang melibatkan emosional, kesehatan fisik, kehidupan sosial, dan status keuangan. 7,10 Beban telah didefinisikan sejak tahun 1966. Grad dan Sainsbury pada tahun 1966 menyatakan bahwa beban adalah dampak negatif terhadap keluarga oleh karena merawat anggota keluarga yang sakit. Selanjutnya, beban itu dibagi ke beban objektif dan beban subjektif . 7,15 Universitas Sumatera Utara Hoenig dan Hamilton mendefinisikan beban objektif sebagai suatu peristiwa atau kegiatan yang berhubungan dengan pengalaman negatif caregiver, sedangkan beban subjektif merupakan perasaan yang muncul pada caregiver yang disebabkan oleh pemenuhan pengasuhan dari fungsi caregiver. 8,16,17 Zarit, Reever Bach-Peterson mendefinisikan beban caregiver sejauh mana caregiver merasakan emosional, kesehatan fisik, kehidupan sosial, dan status keuangan mereka sebagai akibat dari merawat kerabat mereka yang sakit. Mereka melihat suatu beban sebagai suatu hasil persepsi subjektif caregiver ketika merawat orang yang mengalami gangguan. 16,18,19

II.3 Pengaruh expressed emotion keluarga terhadap pasien skizofrenik