Analisis Pragmatik Terhadap Cerita Novel “Dear Yurichika” Karya Akiko Terenin

(1)

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP CERITA NOVEL “DEAR YURICHIKA” KARYA AKIKO TERENIN

AKIKO TERENIN NO SAKUHIN NO “DEAR YURICHIKA” TO IU SHOUSETSU NI TAISHITE NO PURAGUMATIKU NO BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi Ini Diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana

dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang Oleh:

ITA ASTUTI MANIK NIM: 110708048

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP CERITA NOVEL “DEAR YURICHIKA” KARYA AKIKO TERENIN

AKIKO TERENIN NO SAKUHIN NO “DEAR YURICHIKA” TO IU SHOUSETSU NI TAISHITE NO PURAGUMATIKU NO BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana

dalam bidang Ilmu Sastra Jepang Oleh:

ITA ASTUTI MANIK NIM: 110708048

Pembimbing I Pembimbing II

Mhd. Pujiono, S.S,M.Hum, Ph.D

NIP. 19691011 200212 001 NIP.196000919 1988 03 1001 Drs.EmanKusdiyana,M.Hum

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(3)

Disetujui Oleh : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan

Medan, September 2015 Departemen Sastra Jepang Ketua,

NIP.196000919 1988 03 1001 Drs.EmanKusdiyana,M.Hum


(4)

Abstrak

要旨

Analisis pragmatik terhadap cerita novel “Dear Yurichika” Karya Akiko Terenin

アキコテレニンの作品の「Dear

Yurichika」と言う小説西たいしてのプラグマテイクの分析

Pada skripsi ini penulis membahas tentang sebuah karya sastra yang sangat menarik untuk diteliti.

本論文では筆者が非常に面白い文学製品を研究する。

Kata sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta “śāstra”, yang berarti

“teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”

「文学」という言葉はサンスクリット語の「命令を含むテキスト」又は「

ガイドライン」という「Sastra」の言葉から成り立った。

Karya sastra mengandung unsur pendidikan/pengajaran 文学製品は教育の綱要を含む。

Dari segi pendidikan, sastra merupakan wahana untuk meneruskan atau mewariskan budaya bangsa dari generasi ke generasiberupa gagasan dan pemikiran bahasa, pengalaman sejarah, nilai-nilai budaya dan tradisi.

教育の側で文学は世代から世代へ国の文化、例えば意見、考え方、言語、

歴史、経験、伝統的な文化の価値観を渡す手段である。

Dari segi pengajaran, peminat sastra dapat mengambil manfaat seperti ajaran moral.

教育の側で、文学愛好家は道徳教育として活用することができる。

Biasanya karya sastra yang banyak memberi pengajaran dan manfaat kepada masyarakat adalah novel.

普通は社会に効用や教育を与える文学製品は小説である。

Novel adalah salah satu bentuk karya sastra yang berisikan cerita-cerita fiksi yang biasanya menceritakan atau menggambarkan tentang realita kehidupan dan interaksi yang terjadi antara masyarakat dengan lingkungan sekitarnya


(5)

小説は作り話を含めている文学製品の形で、普通は社会と周りの関係につ

いて語る。

Novel berfungsi untuk memberikan pandangan kepada pembaca tentang apa yang terjadi dalam sosial masyarakat, kehidupan, religious dan hal yang lainnya.

小説は読者に社会、生活、家族などに発生することの見方をお与える効用

がある。

Novel dapat memberikan nilai moral ataupun pesan positif dalam suatu karya sastra.

小説は文学製品に道義的な価値観や積極的あなメッセージを与えられる。 Salah satu contoh novel yang dapa memberikan pesan positif bagi masyarakat khususnya pembaca adalah novel Dear Yurichika” Karya Akiko Terenin.

社会、特に読者に積極的なメッセージを与えられる小説の一つはアキコテ

レニンによって書かれた「Dear

Yurichika」という小説である。

Novel Dear Yurichika merupakan sebuah novel kisah nyata kehidupan dari Akiko Terenin.

「Dear

Yurichika」という小説はアキコテレニンの現実の事件の話に基

づいた小説である。

Novel yang diterbitkan pada tahun 2013 ini menceritakan tentang untaian hidup si pengarang.

この2013年に発刊された小説は筆者の人生の話について語る。

Dear Yurichika adalah novel yang berawal dari catatan yang ditulis oleh Akiko Terenin saat menjalani pengobatan kanker pada musim panas tahun 2006

「Dear

Yurichika」はアキコテレニンによって書かれた2006年の夏

に癌の治癒を耐えた小説である。

Dia dinyatakan mengidap kanker bertepatan dengan saat kehamilannya 妊娠の際に癌があると宣言された。


(6)

妊娠している女性は癌の治癒をすることが禁止される。

Kalau Akiko memperioritaskan pengobatan kanker, Yuria harus dilahirkan lebih awal (saat ini Yuria sudah besar dan usia janin mencapai usia yang tidak boleh diaborsi)

アキコが癌の治癒を優先すれば、ユリア(現在、ユリアはもう大きくなり

、流産してはいけない時期を向かえる)はもっと早く生めなければ成らな

い。

Artinya kemungkinan besar Yuria tidak akan lahir seperti bayi pada umumnya ユリアは一般のこどものように生まれられないかもしれないということで

ある。

Sungguh pilihan yang sulit, antara merelakan nyawa sendiri atau kehilangan bayi. それは困難な選択、自分が死ぬか、赤ちゃんを損失するか。

Lalu Akiko memutuskan akan memberikan bayi yang sehat untuk Leony suaminya.

そして、アキコはLeony、夫に元気な赤ちゃんをあげることを決めた

Akhirnya, pada bulan ke-6 setelah Akiko dinyatakan sakit, Yuria, permata hati yang diharapkannya hadir ke dunia.

やっと、病気になった6ヶ月目に、ユリア、希望している赤ちゃんが生ま

れた。

Akiko mengharapkan dapat mendampingi anaknya yang cantik アキコはきれいな赤ちゃんのそばにいるのを希望した。

Dalam keadaan sakit Akiko menuliskan pesan-pesan untuk putri cantiknya.Semua yang ingin dikatakan dituangkan dalam bentuk catatan.

病気のうちにアキコは娘にメッセージを書いている。全部言いたいことは

文字に与える。

Berdasarkan cuplikan cerita di atas, novel “Dear Yurichika” menyampaikan tentang nilai kerelaan berkorban dan kesabaran dalam menjalani pengobatan kanker yang bertepatan pada saat kehamilannya.


(7)

Yurichika」という小説は妊娠の際に癌の治癒をする犠牲と忍耐

の価値観を伝える。

Novel ini lebih menitikberatkan tentang masalah yang dihadapi oleh Akiko Terenin dalam menjalani pengobatan kanker.

この小説はアキコが癌の治癒をすることに強調する。

Nilai-nilai kerelaan berkorban dan kesabaran yang terdapat dalam novel “Dear Yurichika” ini sesuai dengan nilai-nilai moral yang dipedomani oleh masyarakat Jepang yang dikenal dengan istilah Bushido

この「Dear

Yurichika」という小説における犠牲と忍耐の価値観は武士道と

いう日本社会に信用している道義的な価値観とあっている。

Nilai Bushido merupakan ajaran moral yang sudah berakar, mempengaruhi pola pikir dan pandangan hidup masyarakat Jepang dalam perjuangan hidupnya sampai sekarang.

武士道の価値観は深く根付いている道徳的な教えで、今までの日本社会の

人生の戦いで考え方や世界観に影響を与える。

Pendekatan yang digunakan unuk membahas permasalahan dalam skripsi ini adalah pendekatan pragmatik menurut Pradopo

本論文で議論するためにしようするアプローチはPradopoに応じて

実用的なアプローチである。

Menurut Pradopo pendekatan pragmatik adalah adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca.

Pradopoによって、実用的なアプローチは文学製品は読者に特別な

目的を与えるアプローチである。

Dalam hal ini tujuan tersebut dapat berupa tujuan pendidikan, moral, politik, agama, ataupun tujuan yang lain.

このことでは、その目的は教育、道義、政治、宗教などの目的である。 Selain itu pendekatan pragmatik dapat memberikan manfaat terhadap pembaca dan merealisasikannya pada kehidupan sehari-hari.


(8)

Skripsi ini menunjukkan nilai kerelaan berkorban dan kesabaran. 本論文は犠牲や忍耐の価値観を見せる。

Akiko rela mengambil keputusan memilih untuk tidak menerima pengobatan kanker demi Yuria putri yang dikandungnya.

明子は娘のユリアを妊娠するために、癌の治癒を提げるのをわざに決めた

Serta kesabaran yang besar dalam menjalani penyakit kanker yang diderita. それに、癌の病気を受け、大きな忍耐である。

Hal ini terlihat dalam cuplikan-cuplikan yang penulis analisis dalam skripsi ini. それは本論文における映像に見える。

Nilai yang bermanfaat dan menddik penulis tentang kerelaan berkorban dan kesabaran ini dapat dicontoh dalam kehidupan.

犠牲や忍耐について筆者を教える価値観は生活に写られる。

Kerelaan berkorban dan kesabaran yang diungkapkan oleh Akiko Terenin dalam novel ini jarang ditemukan di zaman modern sekarang ini.

アキコによってする犠牲や忍耐がこのような近代的な時代にめったに見つ

けられない。

Novel "Dear Yurichika" merupakan sebuah novel otobiografi dari Akiko Terenin yang menceritakan kembali tentang pengalamannya ketika Akiko mengalami masa-masa sulit dalam menjalani pengobatan kanker bertepatan pada saat kehamilannya dan berjuang untuk sembuh dan keselamatan anak yang dikandungnya.

「Dear

Yurichika」という小説はアキコテレニンの自伝で、妊娠してい

る際に、妊娠している子供のために治り戦う、癌の治癒をする困難な時期

の経験について語る小説である。

Dalam novel "Dear Yurichika" terdapat beberapa nilai Bushido

「Dear Yurichika」という小説に武士道の価値観がある。

Nilai Bushido adalah jalan kesatria atau jalan terhormat yang harus ditempuh seseorang Samurai dalam pengabdiannya.


(9)

ある。

Nilai Bushido yang terdapat dalam novel "Dear Yurichika" adalah Yu (keberanian) dan Gi (Integritas).

「Dear

Yurichika」という小説における武士道の価値観は勇と儀である


(10)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

AlhamdulillahiRabbil'Alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam kepada nabi Muhammad SAW, tauladan yang baik bagi umat manusia.

Skripsi yang berjudul "Analisis Pragmatik dalam Cerita Novel "Dear Yurichika" Karya Akiko Terenin" ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Sastra pada Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan, baik dalam tulisan, susunan dalam kalimat, kata-kata yang digunakan maupun proses analisisnya.

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih, penghargaan dan penghormatan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. SyahronLubis, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara.

2. Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum., selaku ketua Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara dan sebagai Dosen Pembimbing II atas ketulusan hati dan kesabarannya dalam membimbing, mendukung, dan mengarahkan penulis.


(11)

3. Bapak Muhammad Pujiono, S.S., M.hum.,Ph.D selaku Dosen pembimbing I atas ketulusan hati dan kesabarannya dalam membimbing, mendukung, dan mengarahkan penulis.

4. Seluruh staff pengajar Jurusan Sastra Jepang dan Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatra Utara yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat sejak awal perkuliahan sampai selesai. Dan tata usaha yang telah banyak membantu penulis.

5. Dosen Penguji Ujian Seminar Proposal dan Penguji Ujian Skripsi, yang telah menyediakan waktu untuk membaca dan menguji Skripsi ini.

6. Terutama dan yang paling utama kepada orang tua penulis, Bapak Ismail

Rahman Manik dan Ibu Nurhasanah Kaloko, orang tua yang hebat dan yang terbaik, yang selalu memberikan perhatian dan nasihat kepada penulis. Terimakasih atas dukungan Bapak dan Mamak baik itu pun moril maupun materi, serta doa yang selalu Bapak dan Mamak panjatkan dalam shalat Bapak dan Mamak. Semua Bapak dan Mamak lakukan tidak akan mampu penulis balas sampai kapan pun.

7. Kepada kakak-kakak penulis, Susi Hariati Manik, Edi Sastra Manik dan Kepada adik Penulis, Ihwan Faisal Manik yang selalu mendukung dan mendoakan penulis. Terimakasih telah menyemangati dan menemani penulis.

8. Kepada sahabat terbaikku dan teman sesama perjuangan dari SMA, Roslina, Mastika, Dita, Merly dan Betrik terimakasih atas dukungan dan semangatnya.


(12)

9. Kepada teman-teman seperjuangan dan yang terbaik Mike, Nora, Boda, Kiki, Rani, Rizka, Nuri. Kalian semua adalah teman-temanku yang terbaik. Terimakasih atas kasih sayang, doa dan semangat yang kalian berikan. Dan terimakasih kepada teman-teman stambuk 2011 lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

10. Secara Khusus penulis menyampaikan Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Wiwit Eko Prasetyo atas dukungan, pengorbanan, perhatian, kesabaran, dan waktu yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik dari semuapihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca. Semoga Allah SWT, memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.

Medan, September 2015 Penulis


(13)

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Rumusan Masalah...5

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan...6

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori...7

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian...10

1.6 Metode Penelitian...11

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL “DEAR YURICHIKA”, KONSEP MORAL BUSHIDO, STUDI PRAGMATIKDAN SEMIOTIK SASTRA 2.1 Defenisi Novel...13

2.2 Resensi Novel Dear Yurichika...15

2.2.1 Tema...15

2.2.2 Alur/Plot...16

2.2.3 Latar(Setting)...18

2.2.4 Penokohan...21

2.2.5 Sudut Pandang... ...22

2.3 Studi Pragmatik dan Semiotik...23

2.4 Moral Bushido...26

2.5Biografi Pengarang...30


(14)

BABIII ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP CERITANOVEL“DEAR YURICHIKA”/KARYA AKIKO TERENIN

3.1 Sinopsis Cerita Novel “Dear Yurichika”...32 3.2Nilai-Nilai Pragmatik Yang Terdapat Dalam Novel “Dear

Yurichika”

3.2.1 Kerelaan Berkorban...34 3.2.2 Kesabaran...37

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan...43 4.2 Saran...43

DAFTAR PUSTAKA ABSTRAK


(15)

Abstrak

要旨

Analisis pragmatik terhadap cerita novel “Dear Yurichika” Karya Akiko Terenin

アキコテレニンの作品の「Dear

Yurichika」と言う小説西たいしてのプラグマテイクの分析

Pada skripsi ini penulis membahas tentang sebuah karya sastra yang sangat menarik untuk diteliti.

本論文では筆者が非常に面白い文学製品を研究する。

Kata sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta “śāstra”, yang berarti

“teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”

「文学」という言葉はサンスクリット語の「命令を含むテキスト」又は「

ガイドライン」という「Sastra」の言葉から成り立った。

Karya sastra mengandung unsur pendidikan/pengajaran 文学製品は教育の綱要を含む。

Dari segi pendidikan, sastra merupakan wahana untuk meneruskan atau mewariskan budaya bangsa dari generasi ke generasiberupa gagasan dan pemikiran bahasa, pengalaman sejarah, nilai-nilai budaya dan tradisi.

教育の側で文学は世代から世代へ国の文化、例えば意見、考え方、言語、

歴史、経験、伝統的な文化の価値観を渡す手段である。

Dari segi pengajaran, peminat sastra dapat mengambil manfaat seperti ajaran moral.

教育の側で、文学愛好家は道徳教育として活用することができる。

Biasanya karya sastra yang banyak memberi pengajaran dan manfaat kepada masyarakat adalah novel.

普通は社会に効用や教育を与える文学製品は小説である。

Novel adalah salah satu bentuk karya sastra yang berisikan cerita-cerita fiksi yang biasanya menceritakan atau menggambarkan tentang realita kehidupan dan interaksi yang terjadi antara masyarakat dengan lingkungan sekitarnya


(16)

小説は作り話を含めている文学製品の形で、普通は社会と周りの関係につ

いて語る。

Novel berfungsi untuk memberikan pandangan kepada pembaca tentang apa yang terjadi dalam sosial masyarakat, kehidupan, religious dan hal yang lainnya.

小説は読者に社会、生活、家族などに発生することの見方をお与える効用

がある。

Novel dapat memberikan nilai moral ataupun pesan positif dalam suatu karya sastra.

小説は文学製品に道義的な価値観や積極的あなメッセージを与えられる。 Salah satu contoh novel yang dapa memberikan pesan positif bagi masyarakat khususnya pembaca adalah novel Dear Yurichika” Karya Akiko Terenin.

社会、特に読者に積極的なメッセージを与えられる小説の一つはアキコテ

レニンによって書かれた「Dear

Yurichika」という小説である。

Novel Dear Yurichika merupakan sebuah novel kisah nyata kehidupan dari Akiko Terenin.

「Dear

Yurichika」という小説はアキコテレニンの現実の事件の話に基

づいた小説である。

Novel yang diterbitkan pada tahun 2013 ini menceritakan tentang untaian hidup si pengarang.

この2013年に発刊された小説は筆者の人生の話について語る。

Dear Yurichika adalah novel yang berawal dari catatan yang ditulis oleh Akiko Terenin saat menjalani pengobatan kanker pada musim panas tahun 2006

「Dear

Yurichika」はアキコテレニンによって書かれた2006年の夏

に癌の治癒を耐えた小説である。

Dia dinyatakan mengidap kanker bertepatan dengan saat kehamilannya 妊娠の際に癌があると宣言された。


(17)

妊娠している女性は癌の治癒をすることが禁止される。

Kalau Akiko memperioritaskan pengobatan kanker, Yuria harus dilahirkan lebih awal (saat ini Yuria sudah besar dan usia janin mencapai usia yang tidak boleh diaborsi)

アキコが癌の治癒を優先すれば、ユリア(現在、ユリアはもう大きくなり

、流産してはいけない時期を向かえる)はもっと早く生めなければ成らな

い。

Artinya kemungkinan besar Yuria tidak akan lahir seperti bayi pada umumnya ユリアは一般のこどものように生まれられないかもしれないということで

ある。

Sungguh pilihan yang sulit, antara merelakan nyawa sendiri atau kehilangan bayi. それは困難な選択、自分が死ぬか、赤ちゃんを損失するか。

Lalu Akiko memutuskan akan memberikan bayi yang sehat untuk Leony suaminya.

そして、アキコはLeony、夫に元気な赤ちゃんをあげることを決めた

Akhirnya, pada bulan ke-6 setelah Akiko dinyatakan sakit, Yuria, permata hati yang diharapkannya hadir ke dunia.

やっと、病気になった6ヶ月目に、ユリア、希望している赤ちゃんが生ま

れた。

Akiko mengharapkan dapat mendampingi anaknya yang cantik アキコはきれいな赤ちゃんのそばにいるのを希望した。

Dalam keadaan sakit Akiko menuliskan pesan-pesan untuk putri cantiknya.Semua yang ingin dikatakan dituangkan dalam bentuk catatan.

病気のうちにアキコは娘にメッセージを書いている。全部言いたいことは

文字に与える。

Berdasarkan cuplikan cerita di atas, novel “Dear Yurichika” menyampaikan tentang nilai kerelaan berkorban dan kesabaran dalam menjalani pengobatan kanker yang bertepatan pada saat kehamilannya.


(18)

Yurichika」という小説は妊娠の際に癌の治癒をする犠牲と忍耐

の価値観を伝える。

Novel ini lebih menitikberatkan tentang masalah yang dihadapi oleh Akiko Terenin dalam menjalani pengobatan kanker.

この小説はアキコが癌の治癒をすることに強調する。

Nilai-nilai kerelaan berkorban dan kesabaran yang terdapat dalam novel “Dear Yurichika” ini sesuai dengan nilai-nilai moral yang dipedomani oleh masyarakat Jepang yang dikenal dengan istilah Bushido

この「Dear

Yurichika」という小説における犠牲と忍耐の価値観は武士道と

いう日本社会に信用している道義的な価値観とあっている。

Nilai Bushido merupakan ajaran moral yang sudah berakar, mempengaruhi pola pikir dan pandangan hidup masyarakat Jepang dalam perjuangan hidupnya sampai sekarang.

武士道の価値観は深く根付いている道徳的な教えで、今までの日本社会の

人生の戦いで考え方や世界観に影響を与える。

Pendekatan yang digunakan unuk membahas permasalahan dalam skripsi ini adalah pendekatan pragmatik menurut Pradopo

本論文で議論するためにしようするアプローチはPradopoに応じて

実用的なアプローチである。

Menurut Pradopo pendekatan pragmatik adalah adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca.

Pradopoによって、実用的なアプローチは文学製品は読者に特別な

目的を与えるアプローチである。

Dalam hal ini tujuan tersebut dapat berupa tujuan pendidikan, moral, politik, agama, ataupun tujuan yang lain.

このことでは、その目的は教育、道義、政治、宗教などの目的である。 Selain itu pendekatan pragmatik dapat memberikan manfaat terhadap pembaca dan merealisasikannya pada kehidupan sehari-hari.


(19)

Skripsi ini menunjukkan nilai kerelaan berkorban dan kesabaran. 本論文は犠牲や忍耐の価値観を見せる。

Akiko rela mengambil keputusan memilih untuk tidak menerima pengobatan kanker demi Yuria putri yang dikandungnya.

明子は娘のユリアを妊娠するために、癌の治癒を提げるのをわざに決めた

Serta kesabaran yang besar dalam menjalani penyakit kanker yang diderita. それに、癌の病気を受け、大きな忍耐である。

Hal ini terlihat dalam cuplikan-cuplikan yang penulis analisis dalam skripsi ini. それは本論文における映像に見える。

Nilai yang bermanfaat dan menddik penulis tentang kerelaan berkorban dan kesabaran ini dapat dicontoh dalam kehidupan.

犠牲や忍耐について筆者を教える価値観は生活に写られる。

Kerelaan berkorban dan kesabaran yang diungkapkan oleh Akiko Terenin dalam novel ini jarang ditemukan di zaman modern sekarang ini.

アキコによってする犠牲や忍耐がこのような近代的な時代にめったに見つ

けられない。

Novel "Dear Yurichika" merupakan sebuah novel otobiografi dari Akiko Terenin yang menceritakan kembali tentang pengalamannya ketika Akiko mengalami masa-masa sulit dalam menjalani pengobatan kanker bertepatan pada saat kehamilannya dan berjuang untuk sembuh dan keselamatan anak yang dikandungnya.

「Dear

Yurichika」という小説はアキコテレニンの自伝で、妊娠してい

る際に、妊娠している子供のために治り戦う、癌の治癒をする困難な時期

の経験について語る小説である。

Dalam novel "Dear Yurichika" terdapat beberapa nilai Bushido

「Dear Yurichika」という小説に武士道の価値観がある。

Nilai Bushido adalah jalan kesatria atau jalan terhormat yang harus ditempuh seseorang Samurai dalam pengabdiannya.


(20)

ある。

Nilai Bushido yang terdapat dalam novel "Dear Yurichika" adalah Yu (keberanian) dan Gi (Integritas).

「Dear

Yurichika」という小説における武士道の価値観は勇と儀である


(21)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan suatu hasil karya manusia baik lisan maupun nonlisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki nilai estetik (keindahan bahasa) yang dominan.Karya sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona denganalat bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan (http://pelitaku.sabda.org/pemahaman_tentang_karya_sastra).

Menurut Rokhmansyah (2014:11) karya sastra adalah karya seni yang bermedia atau berbahan utama bahasa. Hal tersebut berarti bahasa merupakan suatu unsur yang tidak dapat dikesampingkan. Tanpa ada bahasa tidak akan terjadi sebuah peristiwa sastra. Bahasa dalam karya sastra dijadikan sebagai piranti untuk merefleksikan nilai dan jati diri penulisnya sekaligus mempresentasikan identitas budaya masyarakat yang tinggal disekitarnya.Sastra dilihat dari kebudayaan yang di artikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui yang lahir dari perasaan dan pemikirannya.Adapun manfaat sastra pada dasarnya adalah sebagai alat komunikasi antara sastrawan dan masyarakat pembacanya.Karya sastra selalu berisi pemikiran,gagasan,kisah-kisah dan amanat yang dikomunikasikan kepada para pembaca.Untuk menangkap ini, pembaca harus bisa mengapresiasikannya.


(22)

Sastra bukan seni bahasa belaka, melainkan suatu kecakapan dalam menggunakan bahasa yang berbentuk dan bernilai sastra.Bahasa merupakan media yang sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa, sastra dapat diungkapkan dengan banyak cara. Dalam dunia kesusastraan, karya sastra dapat dibedakan dalam bentuk dan jenis yang berbeda-beda misalnya drama, puisi,roman,novel dan sebagainya.

Novel merupakan sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya dalam bentuk cerita.Novel merupakan karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pel

Menurut Badudu dan Zain dalam Aziez dan Abdul (2010:2) menjelaskan bahwa novel merupakan karangan dalam bentuk prosa tentang peristiwa yang menyangkut kehidupan manusia seperti yang dialami orang dalam kehidupan sehari-hari tentang suka duka, kasih dan benci, tentang watak dan jiwa para tokoh.

Novel berfungsi untuk memberikan pandangan kepada pembaca tentang apa yang terjadi dalam sosial masyarakat, kehidupan, religious dan hal yang lainnya. Novel dapat memberikan nilai moral ataupun pesan positif dalam suatu karya sastra.Tak sedikit juga novel memberikan pengaruh buruk kepada pembaca secara tidak langsung yang disebabkan oleh faktor tema ataupun pola pikir remaja itu sendiri.Novel menjadi karya sastra yang paling banyak dicari karena selain menjadi media hiburan juga terdapat nilai-nilai kebaikan.

Berdasarkan konsep novel diatas, bahwa novel dapat menggambarkan realitas kehidupan manusia yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dan dapat


(23)

memberikan nilai positif dan manfaat kepada pembaca.Dalam hal ini banyak novel Jepang yang memberikan nilai pendidikan maupun moralyang baik, salah satunya adalah Novel “Dear Yurichika” karya Akiko Terenin.

Novel Dear Yurichika merupakan sebuah novel kisah nyata kehidupan dari Akiko Terenin.Novel yang diterbitkan pada tahun 2013 ini menceritakan tentang untaian hidup sipengarang.Dear Yurichika adalah novel yang berawal dari catatan yang ditulis oleh Akiko Terenin saat menjalani pengobatan kanker pada musim panas tahun 2006. Dia dinyatakan mengidap kankerbertepatan dengan saat kehamilannya.Ibu hamil tidak boleh menerima pengobatan kanker. Kalau Akiko memperioritaskan pengobatan kanker, Yuria harus dilahirkan lebih awal (saat ini Yuria sudah besar dan usia janin mencapai usia yang tidak boleh diaborsi). Artinya kemungkinan besar Yuria tidak akan lahir seperti bayi pada umumnya. Sungguh pilihan yang sulit, antara merelakan nyawa sendiri atau kehilangan bayi. Lalu Akiko memutuskan akan memberikan bayi yang sehat untuk Leony suaminya.

Akhirnya, pada bulan ke-6 setelah dinyatakan sakit, Yuria, permata hati yang diharapkannya hadir ke dunia. Dengan harapan dan keinginan untuk terus mendampingi anaknya, Akiko menuliskan pesan-pesan untuk putri mungilnya yang manis. Semua yang ingin dikatakannya dituangkan dalam bentuk catatan dalam novel ini.

Berdasarkan cuplikan cerita diatas, novel “Dear Yurichika” menyampaikan tentang nilai kerelaan berkorban dan kesabaran dalam menjalani pengobatan kanker yang bertepatan pada saat kehamilannya.Novel ini lebih menitikberatkan tentang masalah yang dihadapi oleh Akiko Terenin dalam menjalani pengobatan kanker.Nilai-nilai kerelaan berkorban dan kesabaran yang


(24)

terdapat dalam novel “Dear Yurichika” ini sesuai dengan nilai-nilai moral yang dipedomani oleh masyarakat Jepang yang dikenal dengan istilah Bushido.Nilai Bushido merupakan ajaran moral yang sudah berakar, mempengaruhi pola pikir dan pandangan hidup masyarakat Jepang dalam perjuangan hidupnya sampai sekarang.Bushido berasal dari kata "bu" artinya beladiri, "shi" artinya Samurai (orang) dan "do" artinya jalan.Secara sederhana bushido berarti jalan terhormat yang harus ditempuh seorang Samurai dalam pengabdiannya. Dalam etika Bushido terkandung ajaran-ajaran moral yang tinggi terkait dengan tanggung jawab, kesetiaan, sopan santun, tata krama, disiplin, keberanian, kerelaan berkorban, pengabdian, kerja keras, kebersihan, hemat, kesabaran, ketajaman berpikir, kesederhanaan, kesehatan jasmani dan rohani, kejujuran, pengendalian diri.

(http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/download/6232/5266)

Setelah penulis membaca, novel ini sangat bermanfaat bagi pembaca khususnya penulis dalam memahami dan memaknai nilai kerelaan berkorban dan kesabaran yang diungkapkan oleh Akiko Terenindalamnovel “Dear Yurichika”.

Pengungkapan tentang kerelaan berkorban dan kesabaran yang merupakan nilai moral bushido inilah yang melatarbelakangi penulis untuk membahas cerita novel ini dalam bentuk skripsi. Sehingga akhirnya penulis memilih judul dalam skripsi ini yaitu “Analisis Pragmatik dalam Cerita Novel “Dear Yurichika” karya Akiko Terenin.”


(25)

1.2 Rumusan Masalah

Novel “Dear Yurichika” merupakan sebuah novel kisah nyata kehidupan dari Akiko Terenin.Novel ini menceritakan bagaimanasikap seseorang yang mengidap penyakit kanker dalam menghadapi hidupnya.Novel “Dear Yurichika” menceritakan bagaimana kerelaan berkorban dan kesabaran dari seorang Ibu yang bernama Akiko yang mengidap penyakit kanker bertepatan pada saat kehamilannya.Novel ini memberikan nilai pendidikan yang bermanfaat untuk para pembaca, terutama nilai-nilai moral bushido seperti kerelaan berkorban dan kesabaran yang diungkapkan oleh pengarangnya.Kerelaan berkorban dan kesabaran tersebut merupakan nilai dalam ajaran bushido, bisa dikatakan sebagai suatu nilai pragmatik.Dikatakan nilai pragmatik, karena nilai-nilai kerelaan berkorban dan kesabaran tersebut sangat bermanfaat bagi penulis khususnya dalam memahamikerelaan berkorban dan kesabaran masyarakat Jepang.Sehingga untuk mengkajinya penulis menggunakan pendekatan pragmatik. Dalam bentuk pertanyaan masalah tersebut sebagai berikut:

1. Nilai-nilai Pragmatik apa saja yang terdapat dalam novel “Dear Yurichika”?

2. Bagaimana nilai kerelaan berkorban dan kesabaran diungkapkan oleh pengarang dalam cerita novel “Dear Yurichika” melalui tokoh Akiko Terenin?


(26)

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Dari semua permasalahan yang ada, perlu adanya ruang lingkup dalam membatasi masalah.Hal ini bertujuan agar penelitian yang dilakukan penulis tidak menjadi luas dan tetap terfokus pada masalah yang diteliti.

Penulis menggunakan novel "Dear Yurichika" karya Akiko Terenin dalam versi terjemahan bahasa Indonesia yang terdiri dari 157 halaman yang diterbitkan pada tahun 2013 oleh PT Elex Media Komputindo.

Skripsi ini memfokuskan pembahasannya mengenai nilai pragmatik yang ada di dalam novel "Dear Yurichika" karya Akiko Terenin dengan cara mengambil 6 cuplikan kalimat yang mengandung nilai-nilai pragmatik yang berhubungan dengan nilai moral Bushido terutama kerelan berkorban dan kesabaran, sedangkan nilai moral bushido yang lain seperti tanggung jawab, kesetiaan, sopan santun, tata karma, disiplin, pengabdian, kerja keras, kebersihan, hemat, keberanian, ketajaman berfikir, kesederhanaan, kesehatan jasmani dan rohani, kejujuran, pengendalian diri tidak dibahas karena di dalam novel ini tidak terdapat nilai-nilai tersebut, sehingga penulis memfokuskan pembahasannya pada bagaimana pengungkapan kerelaan berkorban dan kesabaran dalam novel “Dear Yurichika”.

Dalam pembahasan masalah pada skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan pragmatik dan pendekatan semiotik serta konsep moral bushido.Agar pembahasan dalam skripsi ini memiliki akurasi dan data yang jelas, maka dalam Bab II penulis akan menjelaskan jugamengenai defenisi novel, resensi novel “Dear Yurichika”, studi pragmatik dan semiotik sastra, moral bushido serta sekilas tentang biografi pengarang Akiko Terenin.


(27)

1.4Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka

Waluyo (2002:68) berpendapat bahwa karya sastra hadir sebagai wujud nyata imajinatif kreatif seorang sastrawan dengan proses yang berbeda antara pengarang yang satu dengan pengarang yang lain, terutama dalam penciptaan cerita fiksi. Proses tersebut bersifat individualis artinya cara yang digunakan oleh tiap-tiap pengarang dapat berbeda. Perbedaan itu meliputi beberapa hal diantaranya metode, munculnya proses kreatif dan mengekspresikannya apa yang ada dalam diri pengarang hingga bahasa penyampain yang digunakan.

Sastra sebagai hasil pekerjaan seni kreasi manusia tidak akan pernah lepas dari bahasa yang merupakan media utama dalam karya sastra. Sastra dan manusia erat kaitannya karena pada dasarnya keberadaan sastra sering bermula dari persoalan dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, kemudian dengan adanya imajinasi yang tinggi dari seorang pengarang tinggal menuangkan masalah-masalah yang ada disekitarnya menjadi sebuah karya sastra.Dalam karya sastra ada yang bersifat fiksi dan non fiksi misalnya puisi, roman, drama, novel dan lain sebagainya.

Menurut Suharianto (1982:27) mengemukakan bahwa novelmerupakan karya sastra yang berbentuk prosa.Salah satu cirinya adalah adanya kesatuan makna dalam wujud paragraf-paragraf yang membentuk kesatuan yang disebut cerita. Novel menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari tokoh cerita, dimana kejadian-kejadian itu menimbulkan pergolakan batin yang mengubah perjalanan nasib tokohnya. Seperti disaat kita membaca novel “Dear Yurichika”ini pembaca bisa merasakan nilai-nilai yang dapat menjadi cerminan.


(28)

Menurut Abrams dalam Siswanto (2008:79) terdapat empat kajian sastra yaitu:

1. Pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan kajian terhadap hubungan karya sastra dengan kenyataan diluar karya sastra disebut pendekatan mimetik. 2. Pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan pada peranan pembaca dalam

menerima, memahami, dan menghayati karya sastra disebut pendekatan pragmatik.

3. Pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan pada karya sastra disebut pendekatan objektif.

4. Pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan kajiannya pada ekspresi perasaan atau tempramen penulis disebut pendekatan ekspresif.

Berdasarkan kajian yang diutarakan oleh Abrams dalam Siswanto ada 4 pendekatan.Jadi penulis menggunakan kajian nomor 2 yaitu pendekatan pragmatik untuk menganalisis novel “Dear Yurichika”.

1.4.2 Kerangka Teori

Dalam meneliti suatu karya sastra dibutuhkan suatu pendekatan yang berfungsi sebagai acuan penulis dalam menganalis karya tersebut.Dalam penulisan skripsi ini, penulisakan menggunakan pendekatan pragmatik sastra dan pendekatan semiotik, konsep moral dan nilai moral bushido.Pendekatan pragmatik sastra yang digunakan penulis sebagai landasan teori dalam menganalisis novel "Dear Yurichika" adalah pendekatan pragmatik yang dikemukakan oleh Pradopo.Menurut Pradopo dalam Wiyatmi (2006: 85), pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana menyampaikan


(29)

tujuan tertentu kepada pembaca. Dalam hal ini tujuan tersebut dapat berupa tujuan pendidikan, moral, agama, maupun tujuan lain.

Pendekatan pragmatik mengkaji dan memahami karya sastra berdasarkan fungsinya untuk meberikan pendidikan (ajaran) moral, agama maupun fungsi sosial lainnya. Semakin banyak nilai pendidikan moral dan agama yang terdapat dalam karya sastra dan berguna bagi pembacanya, maka akan semakin tinggi nilai dari karya tersebut. Penggunaan teori pragmatik dalam penganalisisan karya sastra dapat membantu menentukan apa saja fungsi karya sastra dalam kehidupan masyarakat, bagaimana penyebaran dan perluasan karya sastra tersebut, serta manfaat yang dihasilkan oleh karya sastra dalam tatanan kehidupan masyrakat.

Moral adalah suatu kebaikan yang disesuaikan dengan ukuran-ukuran tindakan yang diterima oleh umum, meliputi kesatuan sosial atau lingkungan tertentu. Menurut Suseno (1987:19 ) kata moral selalu mengacu pada baik dan buruknya perbuatan manusia sebagai manusia. Moral adalah Suatu pengukur apa yang baik dan apa yang buruk dalam kehidupan suatu masyarakat.

Moral dalam sastra merupakan suatu yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam karya sastra, makna yang disarankan lewat sastra.Melalui cerita, sikap dan tingkah laku tokoh -tokoh, pembaca dapat mengambil hikmah dari pesan-pesan moral yang disampaikan.Moral dalam cerita menurut Kenny dalam Nurgiyantoro(1995:322) sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, yang dapat diambil (ditafsirkan) lewat cerita yang bersangkutan dengan pembaca yang sengaja diberikan pengarang tentang berbagai hal yang berhubungan dengan masalah kehidupan seperti sikap, tingkah laku dan sopan


(30)

santun dalam pergaulan.

Dalam hal ini, penulis menggunakan nilai moral Bushido. Moral yang terkandung dalam moral Bushido menurut Agustian (2010: 40)meliputi integritas, keberanian, kemurahan hati, mencintai sesama dan kasih sayang, penghormatan, kejujuran, tulus dan ikhlas, menjaga kehormatan (nama baik) dan kesetiaan. Hal ini juga yang didukung oleh Benedict yang berpendapat bahwa Bushido adalah perpaduan antara keadilan, keberanian, kesabaran, kebaikan hati, kehormatan, kesopanan, kesetiaan dan pengendalian diri .

(http//:ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/download/6232/5266)

Untuk mengetahui nilai pragmatik yang ada dalam isi cuplikan novel, maka penulis menggunakan pendekatan semiotik.Semiotik adalah ilmu atau tanda metode analisis untuk mengkaji tanda (Hoed dalam Nurgiyantoro 1995:40).Semiotik mempelajari sitem-sistem, aturan-aturan yang mungkin tanda-tanda tersebut mempunyai arti.Dengan pendekatan ini penulis dapat menafsirkan segala tanda yang merujuk adanya nilai-nilai kerelaan berkorban dan kesabaranyang terdapat dalam novel"Dear Yurichika" yang diprediksikan dapat menjadi cerminan yang baik bagi pembaca.

1.5Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan penelitian

Berdasarkan masalah yang dikemukakan diatas, maka penulis merangkum tujuan dari penelitian sebagai berikut :


(31)

"Dear Yurichika" karya Akiko Terenin.

2. Untuk mengetahui nilai-nilaikerelaan berkorban dan kesabaran yang diungkapkan oleh Akiko Terenindalam cerita novel "Dear Yurichika" yang dapat dijadikan cerminan yang baik bagi pembaca.

1.5.2 Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang nilai-nilai pragmatik yang terdapat dalam novel "Dear Yurichika" yang dapat berguna bagi pembaca.

2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam hal menyikapi dan menetukan pilihan hidup, serta bertindak yang benar jika keadaan yang dialami oleh tokoh utama dalam novel ini dialami juga oleh pembaca.

1.6Metode Penelitian

Dalam menulis sebuah karya ilmiah dibutuhkan sebuah metode penelitian sebagai alat untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Metode adalah langkah atau cara yang tersusun untuk melakukan sesuatu. Metode penelitian yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah metode deskriptif.

Menurut Ratna (2004:53)metode deskriptif merupakan suatu metode yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan dengan maksud untuk menemukan unsur-unsurnya, kemudian dianalisis bahkan juga diperbandingkan.


(32)

Penulis juga menggunakan metode studi kepustakaan.Dalam mengumpulkan data-data yang berguna untuk mendukung teori, penulis mengambil dari kepustakaan yang berhubungan dengan penelitian. Sumber-sumber kepustakaan tersebut dapat berSumber-sumber dari buku-buku, hasil-hasil penelitian (skripsi) , internet dan sumber-sumber lainnya yang dibutuhkan.

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Mengumpulkan data dan referensi atau buku-buku yang berhubungan dengan ////objek penelitian.

2. Membaca novel “Dear Yurichika” yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia////yang ditulis oleh Akiko Terenin.

3. Mencari, mengumpulkan, menganalisis, dan mendeskripsikan nilai-nilai yang/terdapat dalam novel “Dear Yurichika” yang dianggap memberikan cerminan yang bagus ////bagi pembaca.


(33)

BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL "DEAR YURICHIKA" KONSEP MORAL BUSHIDO, STUDI PRAGMATIK DAN SEMIOTIK

2.1 Defenisi Novel

Novel berasal dari bahasa italia Novella.Secara harfiah, Novella berarti sebuah "barang baru yang kecil" dan kemudian diartikan sebagai "cerita pendek dalam bentuk prosa" (Abram dalam Nurgiyantoro, 1995:9). Dewasa ini Novella mengandung pengertian yang sama dengan istilah Novellete dalam bahasa inggris, yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukup, tidak terlalu panjang, namun tidak terlalu pendek.

Novel adalah salah satu jenis karya fiksi yaitu menyajikan berbagai macam kisah yang membuat pembaca ikut merasakan jalan cerita yang abadi dalam novel tersebut.Fiksi merupakan suatu penceritaan terhadap suatu peristiwa yang pernah terjadi dalam khayalannya.Menurut Altenbernd dan lewis dalam Nurgiyantoro (1995:2) mengartikan bahwa fiksi adalah prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubungan-hubungan antarmanusia.

Menurut Nurgiyantoro (1995:3 ) fiksi menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dengan lingkungan dan sesama. Fiksi merupakan hasil dialog, kentemplasi, dan reaksi pengarang terhadap lingkungan dan kehidupan. Fiksi merupakan karya imajinatif yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab dari segi kreativitas sebagai karya seni.


(34)

Novel merupakan suatu bentuk karya sastra prosa yang menyajikan tokoh-tokoh dengan watak masing-masing dan berbeda dari tokoh-tokoh satu dengan yang lainnya, sehingga dapat menyuguhkan alur cerita yang menarik untuk dibaca oleh pembaca terutama tentang gambaran kehidupan masyarakat. Novel adalah karangan prosa yang panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengn orang-orang disekitarnya dengan menonjolkan watak dan sikap setiap perilaku (Depdikbud, 1995:694).

Semi (1993:32) mengungkapkan bahwa novel adalah karya sastra yang mengungkapkan suatu konsentrasi kehidupan pada suatu saat yang tegang, dan pemusatan kehidupan yang tegas. Ungkapan tegang dan tegas mengindikasikan bahwa karya sastra novel akan menampakan sebuah kehidupan yang tegang dimana didalamnya memunculkan suatu masalah/persoalan sebagai ide cerita, dan tegas disini dituliskan dalam bahasa yang sederhana dengan tujuan mudah dipahami.

Novel sebagai sebuah karya sastra menawarkan sebuah dunia, dunia berisi model.Kehidupan yang ideal, dunia imajinatif yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsik seperti plot/alur, penokohan, latar dan sudut pandang tentunya juga bersifat imajinatif. Kesemua itu walau bersifat nonekstensial (dengan sengaja dikreasikan oleh pengarang) namun dibuat mirip, diimitasikan dan dianalogikan dengan dunia nyata lengkap dengan peristiwa-peristiwa sehingga tampak sungguh-sungguh ada dan terjadi (Nurgiyantoro,1995:4).

Nurgiyantoro (1995: 18-19) membagi novel dalam dua kategori, yaitu novel populer dan novel serius.Novel populer adalah novel yang populer pada masanya dan banyak penggemarnya, khusunya pembaca dikalangan remaja.Ia


(35)

menampilkan masalah- masalah yang aktual dan selalu menzaman, namun hanya pada tingkat permukaan.Novel populer tidak menampilkan permasalahan kehidupan secara lebih intens, tidak berusaha meresapi hakikat kehidupan.Novel populer umumnya bersifat sementara, cepat ketinggalan zaman.Novel populer cepat dilupakan orang, apalagi dengan munculnya novel-novel baru yang lebih populer pada masa sesudahnya.

Novel serius adalah novel yang sanggup memberikan serba kemungkinan.Untuk membaca novel serius, untuk memahaminya dengan baik, diperlukan daya konsentrasi yang tinggi dan disertai dengan kemampuan untuk itu.Pengalaman dan permasalahan kehidupan yang ditampilkan dalam novel jenis ini diungkapkan sampai ke inti hakikat kehidupan yang universal.Novel serius disamping memberikan hiburan, juga terimplisit tujuan untuk memberikan pengalaman yang berharga kepada pembaca atau paling tidak mengajaknya untuk meresapi dan merenungkan secara lebih sunggh-sungguh tentang permasalahan yang dikemukakan.

Novel "Dear Yurichika" ini termasuk kedalam novel serius.Dimana pengarang mengangkat nilai yang mungkin dihadapi oleh masyarakat/pembaca sehingga pembaca mengetahui isi-isi pesan yang terdapat dalam novel ini.

2.2 Resensi Novel "Dear Yurichika"

2.2.1 Tema

Menurut Fannie (2001,203-204) tema merupakan gagasan ide, pikiran utama pokok pembicaraan didalam karya sastra yang dapat dirumuskan dalam


(36)

kalimat pernyataan. Tema adalah makna yang terkandung dari sebuah cerita, merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan terkandung didalam teks sebagai struktur semantik dan menyangkut persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan (Nurgiyantoro,1995:67).

Dalam sebuah karya sastra tema kadang tidak dengan mudah ditemukan, karena tak jarang harus melakukan kegiatan membaca dan memahami seluruh bacaan terlebih dahulu untuk menemukan sebuah tema. Harus memulai pengamatan yang jeli, menghubungkan setiap persoalan yang ada, mencari fakta-fakta yang trdapat dalam cerita dan menghubungkannya dengan persoalan, mempelajari karakter-karakter dan sikap para tokoh, dan kemudian baru menyimpulkan tema.

Berdasarkan pengertian diatas, maka tema yang diangkat dalam novel "Dear Yurichika" ini adalah bagaimana semangat hidup seorang ibu yang sedang mengidap penyakit tumor bertepatan saat kehamilannya dimana ia hanya mempunyai dua pilihan antara merelakan nyawa sendiri atau kehilangan bayinya. Semangat untuk terus bisa hidup agar bisa menemani putri mungilnya, kesabaran dalam menjalani pengobatan dan rasa sakit yang dideritanya, mengambil suatu keputusan dalam menjalani hidup.

2.2.2 Alur/Plot

Menurut Aminuddin (2000:83) Alur atau Plot adalah jalan cerita yang berupa peristiwa-peristiwa yang disusun satu persatu dan saling berkaitan satu sama lain menurut hukum sebab akibat dari awal sampai akhir cerita. Peristiwa yang satu akan mengakibatkan timbulnya peristiwa yang lain, peristiwa yang lain


(37)

tersebut akan menjadi sebab bagi timbulnya peristiwa berikutnya dan seterusnya sampai peristiwa itu berakhir.

Menurut Tasrif dalam Nurgiyantoro (1995:149-150) membedakan tahapan plot menjadi lima bagian, kelima tahapan itu adalah sebagai berikut :

11. Tahap Situation yang artinya tahap penyituasian, tahap yang terutama

berisi pelukisan dan pengenalan situasi latar dan tokoh-tokoh cerita. Tahap ini merupakan tahap pembukaan cerita, pemberian informasi awal, dan lain-lain yang terutama berfungsi untuk menjadi landasan cerita yang dikisahkan pada tahap berikutnya.

12. Tahap generating circumstances yang artinya tahap pemunculan konflik

(masalah-masalah) dan peristiwa-peristiwa yang menyulut terjadinya konflik yang mulai dimunculkan.

13. Tahap Rising action yang berarti tahap peningkatan konflik. Konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang. Peristiwa yang menjadi inti cerita.

14. Tahap Climax yang berarti tahap klimaks, konflik atau pertentangan-pertentangan yang terjadi yang diakui dan ditimpahkan para tokoh mencapai titik puncak.

15. Tahap Denouement (tahap penyelesaian) yaitu konflik yang telah mencapai klimaks diberi penyelesaian, ketegangan dikendorkan.

Alur Menurut Bahrudin,dkk (2006:14) yaitu :

a. Alur maju atau progresif yaitu pengungkapan cerita dari sudut peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa kini kemasa yang akan datang.


(38)

b. Sorot balik atau Regresif yaitu pengungkapan cerita dari audut peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelumnya atau masa lampau ke masa kini.

c. Alur campuran yaitu pengungkapan cerita kadang-kadang peristiwa terjadi pada masa kini dan masa lampau kemudian kembali menceritakam masa kini.

Berdasarkanuraian cerita diatas, alur dalam novel "Dear Yurichika" adalah alur campuran. Cerita novel ini tidak berurutan dari awal namun dimulai di masa kini, dan kemudian ke masa lalu dan kembali lagi kemasa depan.

2.2.3 Latar (Setting)

Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan tempat lingkungan sosial yang terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan, (Abrams dalam Nurgiyantoro, 1995:216). Latar dalam cerita sangat mempengaruhi pembentukan tingkah laku dan cara berpikir tokoh. Menurut Nurgiyantoro (1995:227), latar dapat dibedakan dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu dan sosial-budaya. Ketiga unsur itu masing-masing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

1. Latar tempat

Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah fiksi atau non fiksi. Unsur yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu


(39)

tanpa nama yang jelas.

Dalam novel “Dear Yurichika”, lokasi tempat berlangsungnya cerita adalah kota Ogoori, Fukuoka di Jepang.

2. Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi atau non fiksi.Latar waktu mengacu pada hari, tanggal, bulan, tahun bahkan zaman tertentu yang melatarbelakangi cerita tersebut.Latar novel “Dear Yurichika” terjadi pada tahun 2005-2008 di Fukouka.Saat musim gugur tahun 2005.

3. Latar Sosial

Latar atau setting adalah penggambaran situasi, tempat, dan waktu serta suasana terjadinya peristiwa (Aminuddin, 2000:94).Latar atau setting yang disebut juga sebagai landasan tempat, hubungan, waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (Abrams dalam Nurgyantoro, 1995:216).

[“17 Desember 2005, Masuk Rumah sakit.Tengah malam kemarin aku kesakitan. Mungkin dari jam 3 sampai jam 6 terus mengerang kesakitan. Rasanya ingin menyerah saja.Begitu bangun pagi aku langsung meminta leony mengantar kerumah sakit.

Sekarang aku pakai alat penyangga di pinggang sehingga hanya bisa tertidur telentang. (halaman 96).]


(40)

[“..akhirnya mereka menjemputku jam 17.30. Kami pun keruang dokter untuk berlatih cara memijat. Aku menunggu, lalu pulang dengan mobil.Dibandingkan sebelumnya, mobil ini tidak terasa menyakitkan.Senang sekali bisa merasa normal kembali.Maan nasi dengan wajah tersenyum lebar. Senang rasanya bisa berada dirumah bersama Leony dan Gon-chan. (halaman 109)]

Dari cuplikan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa cerita novel “Dear Yurichika” ini terjadi di sebuah daerah di Jepang yaitu Fukuoka.Rangkaian peristiwa terjadi di lingkungan rumah Akiko Terenin, dan di rumah sakit tempat Akiko Terenin dirawat.Dilingkungan rumah dan di rumah sakit itu banyak terjadinya peristiwa-peristiwa yang menunjukan nilai-nilai pragmatik yang terkandung didalam novel "Dear Yurichika".Nilai-nilai pragmatik itu adalah Kerelaan berkorban dan kesabaran.

Latar sosial- budaya menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan soial masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks. Tata cara kehidupan sosial masyarakat dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap dan lain-lain. Latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah dan tinggi (Nurgiyantoro, 1995: 233-234).


(41)

2.2.4 Penokohan (Perwatakan)

Penokohan adalah bagaimana pengarang menampilkan tokoh-tokoh dalam ceritanya dan bagaimana pula perilaku tokoh-tokoh tersebut.Dalam penokohan ada dua hal penting, yaitu pertama berhubungan dengan teknik penyampaian dan yang kedua adalah berhubungan dengan watak atau kepribadian tokoh yang ditampilkan. Kedua hal ini memiliki hubungan yang sangat erat karena penampilan dan penggambaran sang tokoh harus mendukung watak tokoh tersebut (Aminuddin, 2000:79).

Sedangkan tokoh dalam cerita menurut Abram dalam Nurgiyantoro adalah orang – orang yang ditampilakan dalam suatu karya naratif, atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan (Nurgiyantoro, 1995:165). Melalui tokoh cerita, penulis juga dapat menyampaikan pesan, amanat, moral atau sesuatu yang memang ingin disampaikan oleh pembaca (Nurgiyantoro, 1995:167).

Penokohan dalam novel “Dear Yurichika” adalah sebagai berikut:

1. Akiko Terenin adalah tokoh utama dalam novel "Dear Yurichika" yang merupakan seorang Ibu yang kuat dan penuh kesabaran dalam menjalani pengobatan kanker juga mempunyai sifat pemberani dalam mengambil suatu keputusan dalam hidupnya. Serta sangat setia kepada suami dan anaknya. 2. Leony adalah Suami dari Akiko terenin yang mempunyai sifat sabar dan tegar

dalam menjalani hidup. Serta kesetiaan kepada istrinya Akiko Terenin.


(42)

besar terhadap putrinya, Akiko Terenin.

4. Bibi Michiyo adalah tokoh bibi yang sangat setia menemani Akiko saat menjalani pengobatan kanker di rumah sakit.

2.2.5 Sudut Pandang

Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (1995: 248) sudut pandang atau view of point menyaran pada cara dan pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.

Menurut Aminuddin (2000 : 96) sudut pandang adalah kedudukan atau posisi pengarang dalam cerita tersebut. Dengan kata lain, posisi pengarang menempatkan dirinya dalam cerita tersebut dan dari titik pandang ini, pembaca mengikuti jalan ceritanya dan memahami temanya. Ada beberapa jenis sudut pandang (point of view):

1. Pengarang sebagai tokoh utama.Sering juga posisi yang demikian disebutsudut pandang orang pertama aktif.Disini pengarang menuturkan dirinya sendiri. 2. Pengarang sebagai tokoh bawahan atau sampingan.Disini pengarang ikut

melibatkan diri dalam cerita. Akan tetapi, ia mengangkat tokoh utama. Dalam posisi yang demikian itu sering disebut sudut pandang orang pertama pasif. 3. Pengarang hanya sebagai pengamat yang berada di luar cerita. Disini pengarang

menceritakan orang lain dalam segala hal.

Dalam hal ini, sudut pandang pengarang Akiko Terenin dalam novelnya “Dear Yurichika ” adalah sebagai tokoh utama. Akiko Terenin adalah sebagai pengarang novel dan menceritakan kisahnya sendiri yang menjadi tokoh utama.


(43)

2.3 Studi Pragmatik dan Semiotik dalam Sastra 2.3.1 Studi Pragmatik

Pendekatan pragmatik yang digunakan dalam menelaah sastra dikemukakan oleh Abrams. Abrams dalam Fannie (2001:100), mengemukakan bahwa dalam menelaah sastra terdapat empat model pendekatan yang dapat diterapkan, yaitu :

1. Telaah dari sudut pandang karya sastra itu sendiri yang merupakan produk pengarang (Pendekatan Objektif)

2. Telaah dari sudut pengarangnya (Pendekatan Ekspresif)

3. Telaah dari keterhubungan ide, perasaan, atau peristiwa-peristiwa yang mendasari karya yang ditelaah, baik secara langsung atau tidak langsung yang secara esensial dasarnya merupakan satu tiruan (Pendekatan Mimesis)

4. Telaah dari sudut pandang pembaca atau penerima karya sastra (Pendekatan Pragmatik)

Pendekatan pragmatik sastra memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca, seperti tujuan pendidikan, moral, agama dan tujuan pendidikan lainnya. Dengan kata lain, pragmatik sastra bertugas sebagai pengungkap tujuan yang dikemukakan para pengarang untuk mendidik masyarakat pembacanya. Semakin banyak nilai-nilai, ajaran-ajaran dan pesan-pesan yang diberikan kepada pembaca, maka semakin baik dan bernilai tinggi karya sastra tersebut (Abrams dalam Pradopo, 2002:67).

Menurut Teeuw dalam Endraswara (2008:71) kajian pragmatik selalu memunculkan persoalan yang berkaitan dengan masalah pembaca, yaitu apa yang dilakukan pembaca dengan karya sastra, apa yang dilakukan karya sastra dengan


(44)

pembacanya serta apakah tugas dan batas kemungkinan pembaca sebagai pemberi makna. Hal ini berhubungan dengan manfaat pragmatik sastra terhadap fungsi-fungsi karya sastra dalam masyarakat, perkembangan dan penyebarluasannya sehingga manfaat karya sastra dapat dirasakan melalui peranan pembaca dalam memahami karya sastra.Dengan indikator pembaca dan karya sastra, tujuan pendekatan pragmatik adalah memberikan manfaat terhadap pembaca.Dengan mempertimbangkan indikator karya sastra dan pembaca, maka masalah yang dapat dipecahkan melalui pendekatan pragmatik diantaranya adalah berbagai tanggapan masyarakat tertentu terhadap sebuah karya sastra.

Jika dikaitkan oleh pandangan Wellek dan Warren dalam Siswanto (2008:30), yang mengatakan bahwa fungsi sastra adalah gabungan dari Dulce “manis, menyenangkan” dan Utile “berguna,bermanfaat”, penelitian terhadap tujuan atau fungsi sastra mengarah kepada fungsi Utile bukan Dulce. Hal ini didasari oleh anggapan karya sastra mengandung tujuan atau manfaat, yaitu membina, mendidik pribadi pembaca.

2.3.2 Pendekatan Semiotik

Menurut Pradopo dalam Endraswara (2008:119) semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Saussure dalam Nurgiyantoro (1995:43) berpendapat bahwa bahasa sebagai sebuah sistem tanda memiliki dua unsur yang tak terpisahkan yaitu signifier dan signified, signifiant dan signifi, atau penanda dan petanda dimana wujud penanda (signifiant) dapat berupa bunyi-bunyi ujaran atau huruf-huruf tulisan, sedangkan petanda (signifie) berupa gagasan, konseptual atau makna yang terkandung dalam pertanda tersebut.


(45)

Semiotik menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan merupakan tanda-tanda.Semiotik mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan dan konvensi yang memungkinkan tanda tersebut mempunyai arti.Tanda itu sendiri adalah sebagai sesuatu yang memiliki ciri khusus yang penting.Pertama, tanda harus dapat diamati, dalam arti tanda itu dapat ditangkap. Kedua, tanda harus menunjukkan pada sesuatu yang lain. Artinya bisa menggantikan mewakili dan menyajikan ( Endraswara , 2008:63 )

Pragmatik sangat berhubungan dengan semiotik, karena hubungan pragmatik merupakan hubungan makna dan pelambangan.Ia dipakai untuk mengkaji, misalnya, signifiant tertentu mengacu pada signifie tertentu, baris-baris kata dan kalimat tertentu mengungkapkan makna tertentu, peristiwa-peristiwa tertentu mengingatkan peristiwa-peristiwa yang lain, melambangkan gagasan tertentu atau menggambarkan suasana kejiwaan tokoh (Todorov dalam Nurgiyantoro, 1995: 47).

Dengan demikian, uraian tentang kajian semiotik yang berupa notasi simbol-simbol kemudian dicoba untuk menjelaskan fungsi dan maknanya. Dalam hal ini, kajian semiotik ini penulis pergunakan untuk dapat menjelaskan makna dalam novel “Dear Yurichika”

2.3.3 Moral Bushido

Novel Dear Yurichika berlatar tempat di Jepang.Karakteristik dan nilai-nilai budaya dalam masyarakat Jepang sudah ditanamkan sejak jaman dulu sampai di jaman modern sekarang.Pola pikir, pandangan hidup dan semangat juang rakyat Jepang membuahkan hasil yang memuaskan.Sekarang Jepang menjadi bangsa


(46)

yang unggul dalam tekhnologi dan Industri.Semangat juang yang tinggi dalam masyarakat Jepang dikenal dengan bushido. Bushido dikenal sebagai tata cara samurai untuk menunjukkan perilaku tradisional Jepang yang ideal. Dalam etika Bushido ada ajaran moral yang terkait dengan keadilan, keberanian, kebaikan hati, kesopanan, kesungguhan hati, kehormatan, kesetiaan dan pengendalian diri (Benedict, 1982:333).

Bushido merupakan etika yang dipengaruhi oleh ajaran Budha Zen.Zen merupakan moral dan filosofi Samurai.Zen merupakan agama dan kepercayaan yang mengajarkan bahwa tidak ada tenggang waktu (jeda) dari perbuatan yang telah dimulai dan harus diselesaikan.Etika Zen adalah “langsung” percaya pada diri sendiri dan memenuhi kebutuhan sendiri.

Selain dilandasi oleh etika Zen, bushido juga dilandasi oleh etika Confusius. Ajaran Confusius mengatur harmonisasi hubungan antara sesama manusia, hubungan manusia dengan makhluk lain yang ada di dunia dan hubungan alam dengan semesta. Selain didasari oleh Zein dan Confusius, bushido juga dipengaruhi oleh ajaran Shinto yang mengajarkan kesetiaan pada kaisar. (http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/download/6232/5266).

Walaupun Samurai telah ditiadakan dan peperangan tidak terjadi lagi di Jepang, ajaran bushido pada jaman modern masih dilakasanakan dan diwariskan kepada generasi muda melalui pendidikan rumah dan di sekolah-sekolah. Nilai-nilai tersebut yaitu :


(47)

1. Gi ( Integritas)

Gi dalam moral Bushido yaitu etika samurai yang berkaitan dengan kemampuan untuk memecahkan masalah dan keputusan yang tepat berdasarkan pada alasan-alasan yang rasional sehingga hasil yang diperoleh merupakan sesuatu ketetapan yang adil.Gi merupakan dasar dari keseluruhan sikap mental terkait dengan pikiran, perkataan dan perbuatan dalam menegakkan kejujuran dan kebenaran

(http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/download/6232/5266)

Integritas akan melahirkan kepercayaan. Kepercayaan adalah modal sosial untuk menciptakan organisasi dan hubungan bisnis yang baik serta besar. Dalam Gi apa yang ada di hati, yang kita ucapkan yang kita pikirkan dan yang kita lakukan adalah sama (Agustian, 2010:50)

2. Yu ( Keberanian)

Yu adalah sifat samurai dalam berani menghadapi kesulitan dan kegagalan.Keberanian merupakan sebuah karakter dan sikap untuk bertahan demi prinsip kebenaran yang dipercaya meski mendapat berbagai tekanan dan kesulitan. Untuk mendapat kebenaran, diperlukan rasa keberanian dan keteguhan hati (Agustian, 2010:64)

Seseorang yang batinnya memang pemberani akan menunjukkan loyalitas dan kasih sayang pada majikannya dan orang tua. Mereka juga mempunyai kesabaran, sikap toleran serta menghadapi apa saja (Agustian, 2010:65)


(48)

3. Makoto – Shin ( Kejujuran dan Keikhlasan)

Jujur dan tulus ikhlas merupakan kode etik samurai yang berarti berkata atau membeikan informasi yang sesuai dengan kenyataan dan kebenaran. Pelanggaran makato-shin merupakan sanksi yang dihindari karena akan merusak nama baik pribadi, keluarga, lembaga atau masyarakat dan bangsa (http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/download/6232/5266)

4. Jin ( Murah Hati)

Makna Jin adalah murah hati, mencintai sesama dan simpati.Bushido memiliki aspek keseimbangan antara maskulin (yin) dan feminin (yang).Samurai yang memiliki kemampuan tempur yang hebat, dia juga harus memiliki sifat murah hati, memiliki kepedulian sosial yang tinggi Kemurahan hati juga ditunjukkan dalam hal memaafkan.

http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/download/6232/5266

5.Rei ( Hormat dan santun kepada orang lain)

Sikap samurai dalam bersikap santun kepada orang lain yang tulus yang di tujukan kepada semua orang, kepada atasan, pimpinan dan orang tua. Sikap hormat dan santun tercermin dalam sikap duduk, cara bicara, cara menghormati dengan menundukkan badan dan kepala.

http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/download/6232/5266

Makna kehormatan adalah kebahagian bukan mendapatkan sesuatu, tapi kebahagiaan memberikan sesuatu (Soichiro Honda dalam Agustian, 2010:


(49)

6. Meiyo ( Menjaga nama baik)

Meiyo adalah etika samurai untuk menjaga nama baik dan kehormatan. Seorang samurai memiliki harga diri yang tinggi, yang mereka jaga dengan cara perilaku terhormat. Penghormatan samurai ditujukan kepada atasan/majikan, orang tua dan keluarga.Kehormatan dan harga diri seorang samurai diekspresikan dalam bentuk sikap dan kekokohan mereka memegang dan mempertahankan prinsip kehidupan yang mereka yakini.

http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/download/6232/5266

7. Chungi (Kesetiaan pada pemimpin)

Chungi merupakan etika Samurai yang berkaitan dengan kesetiaan pada pimpinan.Kesetiaan ditunjukkan dengan dedikasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas. Kesetiaan dilakukan untuk menjaga nama baik dan kehormatan pimpinan, atasan dan juga nama baiknya sendiri (Agustian, 2010 :118).

Seorang kesatria mempersembahkan seluruh hidupnya untuk melakukan pelayanan tugas (Kode Samurai)


(50)

2.6 Sekilas Tentang Biografi Pengarang

Akiko Terenin lahir tanggal 6 februari 1972 di Karatsu, prefektur Saga.Pindah ke Fukuoka untuk kuliah lalu bekerja disana.Bertemu dengan Terenin Leony dan menikah pada 1 April 2002.Akiko menjalani pengobatan kanker pada musim panas tahun 2006.Akiko mengidap penyakit kanker bertepatan dengan saat kehamilannya.Setelah itu, Akiko melahirkan putrinya, Yuria.Akiko kembali menjalani pengobatan kanker pada bulan juni 2006. Akiko menceritakan apa yang terjadi setiap hari seperti sebuah buku harian. Catatan Akiko ini tetap sebagaimana adanya tanpa ada yang ditambahkan.Tumor kembali muncul pada bulan maret 2007.Saat kondisi tubuh Akiko memburuk sampai tidak bisa menulis, sehingga Akiko harus merekamnya di kaset.Maksud Akiko menyampaikan catatan perjuangan melawan penyakit ini semata untuk berbagi pengalaman dalam hal kesehatan diri sendiri dan peran keluarga saat kita sakit.Akiko sangat berterimaksih kepada orang-orang yang sudah mendukung dalam penulisan buku ini. Terutama kepada Yamashitai-san, wartawan Nishi Nippon dan Ikeda Yuki-san dari penerbitan Soshikankanbou yang pertama mengajak Akiko berdiskusi dan mengarahkan Akiko dalam penulisan, serta kepada Tajima-san dari penerbitan Soshikankanbou. Akiko menjalani kehidupan melawan penyakit sambil membesarkan putrinya. Akhirnya Akiko meninggal dunia tanggal 25 Februari 2008 dalam usia 36 tahun.


(51)

2.6Nilai-nilai Pragmatik yang terdapat dalam Novel “Dear Yurichika” 1. Kasih sayang

2. Kesetiaan 3. Keberanian

4. Kerelaan Berkorban 5. Kesabaran

Dari kelima nilai-nilai pragmatik di atas, penulis hanya menganalisis kerelaan berkorban dan kesabaran saja, karena nilai pragmatik kasih sayang, kesetiaan dan keberanian yang terdapat dalam novel Dear Yurichika tidak berkaitan dengan ajaran moral bushido.


(52)

BAB III

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP CERITA NOVEL "DEAR YURICHIKA" KARYA AKIKO TERENIN

3.1 Sinopsis Cerita Novel "Dear Yurichika"

Mama lahir dan tumbuh besar di Karatsu, prefektur Saga tanggal 6 februari 1972 ( sama dengan ulang tahun Yuria). Begitu kuliah mama pindah kekota tetangga Fukuoka.Mama punyateman banyak sekali sampai setiap hari disibukkan dengan main dan bekerja.

Mama berkenalan dengan papa dan menikah 1 april 2002. Selanjutnya kami menetap dikota Ogoori, Fukuoka. Mama mulai sakit saat musim gugur tahun 2005. Hamil Yuria pada musim panas tahun itu, jadi tepat pada saat Yuria ada diperut mama.Awalnya mama mengalami mual-mual setiap pagi atau orang sering menyebutnya morning sickness dan itu membuat badan mama merasa tidak enak.Memasuki bulan oktober, tiba-tiba pinggang mama terasa sakit sekali.Sakitnya terus-menerus selama 24 jam.Rasanya seperti ditusuk-tusuk jarum.Malam hari pun mama tidak bisa tidur. Mama memeriksakan dirumah sakit sampai berpindah-pindah kebeberapa rumah sakit. Tapi mama tidak diperiksa ataupun diberi obat karena sedang hamil, dan hanya diberi tahu bahwa nanti sakitnya akan hilang begitu melahirkan. Jadinya mama tidak minum obat penghilang rasa nyeri dan hanya menahannya dengan sabar setiap hari.

Meskipun sakit, mama suka sekali berjalan-jalan dengan Gon-chan (anjing kita) dan mama mengajaknya jalan-jalan setiap pagi dan malam. Sambil berpikir kalau nanti Yuria lahir, bagaimana caranya mengajak bayi dan anjing


(53)

jalan-jalan bersama. Tapi karena mama harus duduk dikursi roda, kelihatannya hal itu tidak bisa diwujudkan.

Bulan desember mama sudah tidak bisa menahan rasa sakitnya. Kaki mama tidak bisa merasakan apa-apa, suka buang air kecil secara tiba-tiba , bahkan untuk berjalan pun menjadi susah. Merasa sudah tak tahan mama langsung ke UGD dan kaget ketika diberi tahu harus segera operasi.Ada tumor di tulang belakang yang harus segera diangkat.

Mama kaget sekali ketika tahu harus operasi, soalnya Yuria kan masih ada diperut mama. Dokter memberi tahu bahwa saat operasi bayi akan terkena pembiusan total. Ada kemungkinan bayi tidak akan bangun lagi. Mama dan papa benar-benar khawatir. Saat mama operasi, papa sepertinya tidak sanggup berada dirumah sakit sangking khawatirnya. Makanya begitu selesai dan tahu kalau Yuria baik-baik saja, papa senang sekali.

Setelah operasi, mama jadi mengerti betapa mengerikan apa yang disebut kanker ganas itu. Dokter bilang, ada kemungkinan empat puluh persen mama masih bisa hidup selama lima tahun lagi. Ibu-ibu hamil tidak boleh menerima pengobatan kanker. Kalau mama memprioritaskan pengobatan kanker, Yuria harus dilahirkan lebih awal ( saat ini Yuria sudah besar dan usia janin mencapai minggu yang tidak diperbolehkan untuk aborsi). Artinya kemungkinan besar Yuria tidak akan lahir seperti bayi pada umumnya. Sungguh pilihan yang sulit, antara merelakan nyawa sendiri atau kehilangan bayi.

Lalu mama memutuskan dan berjanji pada papa, mama akan memberikan bayi yang sehat untuk papa.


(54)

3.2 Nilai-nilai Pragmatik yang Terdapat dalam Novel "Dear Yurichika" 3.2.1 Kerelaan Berkorban

Cuplikan 1 halaman 84-85

["Ibu ibu hamil tidak boleh memprioritaskan pengobatan kanker.Kalau mama memprioritaskan pengobatan kanker, yuria harus dilahirkan lebih awal (aborsi).Sungguh pilihan yang sulit antar .merelakan nyawa sendiri atau kehilangan bayi. Papa, nenek, Naoko-chan, Aya-chan, mereka semua jadi sering bertemu untuk membicarakan ini. Lalu Mama memutuskan dan berjanji pada Papa, Mama akan memberikan bayi yang sehat untuk papa."]

["Mama bertanya pada Papa, Apakah kau benara-benar menginginkan bayi ini?.Sambil menangis Papa menjawab, "Ya, maafkan aku, ya. Tapi aku menginginkan kalian berdua (Yuria dan juga Mama)"]

Analisis:

Dari cuplikan cerita diatas, terlihat jelas adanya indeksikal penyampaian moral kerelaan berkorban.Terlihat pada kalimat ["Ibu ibu hamil tidak boleh memprioritaskan pengobatan kanker.Kalau mama memprioritaskan pengobatan kanker, yuria harus dilahirkan lebih awal (aborsi).Sungguh pilihan yang sulit antara merelakan nyawa sendiri atau kehilangan bayi. Lalu Mama memutuskan dan berjanji pada Papa, Mama akan memberikan bayi yang sehat untuk papa."]

Adanya keinginan akiko untuk melahirkan putrinya dengan sehat. Ini terlihat saat Akiko mengidap penyakit kanker dan harus menerima pengobatan kanker, sementara Ibu hamil tidak boleh menerima pengobatan kanker. Apabila Akiko memprioritaskan pengobatan kanker, maka Akiko akan melahirkan Yuria


(55)

putrinya yang masih berumur 4 bulan. Sehingga Akiko lebih memilih untuk tidak menerima pengobatan kanker tersebut.

Didalam cuplikan cerita diatas juga adanya interaksi antara Akiko dan Leony suaminya. Leony menginginkan bayi yang sehat dan juga Akiko tetap hidup, karena Akiko berpikir bahwa menginginkan keduanya adalah mustahil, maka Akiko lebih memilih memberikan bayi yang sehat kepada Leony suaminya walaupun itu harus mengorbankan nyawanya sendiri.

Pada cuplikan cerita diatas, sikap Akiko mengandung nilai Moral Bushido Gi. Menurut Agustian (2010:50) Gi adalah etika samurai yang berkaitan dengan kempuan untuk memecahkan masalah dan keputusan yang tepat berdasarkan pada alasan-alasan yang rasional sehingga hasil yang diperoleh merupakan sesuatu ketetapan yang adil. Terlihat bahwa pada cuplikan diatas Akiko memilih dan memutuskan bahwa mengorbankan nyawanya sendiri demi keselamatan putrinya adalah suatu keputusan yang tepat yang diambil oleh Akiko dari permasalahan yang dihadapinya.

Nilai moral yang diajarkan melalui Akiko Terenin adalah sikap seseorang yang harus dilakukan dan pengambilan keputusan yang tepat disaat seseorang mengalami hal yang sama dengan Akiko Terenin.

Cuplikan2 halaman 90

"Setelah Yuria lahir, Mama langsung mendapatkan pengobatan sinar radiasi. Demi yuria, setiap hari Mama memerah ASI. Dan bersemangat mengikuti terapi agar bisa tetap mengasuhmu walaupun dari kursi roda."


(56)

Analisis:

Dari cuplikan cerita diatas, terlihat jelas adanya indeksikal penyampaian moral kerelaan berkorban. Terlihat pada kalimat [“Demi yuria, setiap hari Mama memerah ASI. Dan bersemangat mengikuti terapi agar bisa tetap mengasuhmu walaupun dari kursi roda."]

Dari cuplikan diatas terlihat adanya keinginan Akiko untuk terus menemani putrinya Yuria walaupun dalam kondisi sakit dan hanya bisa berada diatas kursi roda. Dengan semangat mengikuti terapi demi dapat mengasuh dan menemani Yuria putrinya.

Pada cuplikan cerita diatas, sikap Akiko mengandung nilai Moral Bushido Gi. Menurut Agustian (2010:50) Gi adalah etika samurai yang berkaitan dengan kemampuan untuk memecahkan masalah dan keputusan yang tepat berdasarkan pada alasan-alasan yang rasional sehingga hasil yang diperoleh merupakan sesuatu ketetapan yang adil.Terlihat bahwa pada cuplikan diatas Akiko memilih dan memutuskan untuk mengikuti terapi dan memerah ASI setiap harinya walaupun berada dikursi roda itu dilakukannya demi Yuria putrinya.

Cuplikan 3 halaman 135

[“hari ini pengobatan sinar radiasi tambahan akan dimulai. Mama takut sekali tidak bisa menggerakkan kaki, tapi terpaksa Mama menjalani terapi ini karena penyakitnya semakin memburuk. Terlebih lagi, Mama bersemangat karena Mama penting bagi Papa dan Yuria.”]


(57)

Analisis :

Dari cuplikan di atas, terlihat jelas indeksikal penyampaian moral kerelaan berkorban. Terlihat pada kalimat [“Mama menjalani terapi ini karena penyakitnya semakin memburuk. Terlebih lagi, Mama bersemangat karena Mama penting bagi Papa dan Yuria.”]. dari cuplikantersebut terlihat adanya keinginan Akiko untuk terus hidup bersama Leony suaminya dan juga Yuria putrinya. Akiko rela menjalani terapi dan pengobatan sinar radiasi tambahan agar bisa sembuh karena Akiko berpikir bahwa seorang Ibu itu sangatlah penting bagi keluarga terutama Leony dan juga Yuria.

Pada cuplikan cerita di atas, sikap Akiko mengandung nilai Moral Bushido Gi. Menurut Agustian (2010:50) Gi adalah etika samurai yang berkaitan dengan kemampuan untuk memecahkan masalah dan keputusan yang tepat berdasarkan pada alasan-alasan yang rasional sehingga hasil yang diperoleh merupakan sesuatu ketetapan yang adil.Terlihat bahwa pada cuplikan di atas Akiko memilih dan meutuskaqn untuk menjalani pengobatan sinar radiasi tambahan demi untuk bisa terus bersama Yuria putrinya dan juga Leony suaminya.

Nilai moral yang diajarkan melalui Akiko Terenin adalah sikap seseorang yang harus dilakukan dan pengambilan keputusan yang tepat disaat seseorang mengalami hal yang sama dengan Akiko Terenin.

3.2.2 Kesabaran

Cuplikan 1 halaman 112

[" tumorku muncul kembali. Muncul di bagian agak ke atas, yang besarnya kira-kira hampir sama. Sulit dipercaya rasanya bisa muncul secepat itu.Besok aku


(58)

harus menjalani operasi lagi.Malam ini menginap di PPC. Saat diperiksa detak jantungnya, bayiku sehat!! Lutut sebelah kiriku tak berdaya, aku tidak bisa berdiri."

Analisis:

Dari cuplikan diatas, terlihat jelas indeksikal penyampaian pesan moral kesabaran.Terlihat pada kalimat [" tumorku muncul kembali. Muncul di bagian agak ke atas, yang besarnya kira-kira hampir sama. Sulit dipercaya rasanya bisa muncul secepat itu.Besok aku harus menjalani operasi lagi.’’]Pada cuplikan tersebut terlihat bahwa Akiko memiliki kesabaran yang kuat.Akiko harus menahan rasa sakit dan harus bolak-balik dioperasi untuk mendapatkan kesembuhan dan keselamatan Yuria putrinya. Walaupun tumornya kembali muncul, tapi Akiko tetap sabar menjalani penyakit yang ia derita.

Jika dilihat dari nilai moral bushido, sifat Akiko Terenin mengandung nilai Yu. Menurut Agustian (2010:64) Yu adalah sifat samurai yang berani dalam menghadapi kesulitan dan kegagalan.Keberanian sebuah karakter dan sikap untuk bertahan demi prinsip kebenaran yang dipercaya meski mendapat berbagai kesulitan.Keberanian merupakan ciri para samurai, mereka siap dengan resiko apapun termasuk mempertaruhkan nyawanya sendiri demi memperjuangkan keyakinannya.Terlihat pada cuplikan diatas, Akiko berani mengambil keputusan untuk dioperasi lagi walau Akiko tau itu sangat menyakitkan. Akiko memiliki batin seorang pemberani dan juga mempunyai sifat kesabaran ( kode bushido ).

Cuplikan cerita diatas juga mengandung nilai pragmatik kasih sayang, terlihat jelas dari sikap Akiko disaat menjalani pengobatan kanker dan harus menjalani


(59)

operasi sambil membesarkan Yuria putrinya. Akiko ingin Yuria juga mendapatkan kasih sayang dari seorang Ibu, walaupun dalam keadaan sakit.

Nilai moral yang diajarkan melalui tokoh Akiko Terenin adalah dalam menjalani hidup kalau kita sudah membuat satu keputusan, kita harus berani menerima dan menghadapi konsekuensi baik buruk dari keputusan kita.Dan apapun penyakit yang diderita kita harus tetap sabar menjalaninya.

Cuplikan 2 halaman 122

[" setelah melahirkan Yuria, mama mulai mendapatkan terapi radiasi dan pengobatan kanker. Selama itu saat tumor muncul lagi dan kembali menjalani operasi, mama bolak-balik masuk rumah sakit sambil membesarkan Yuria. Mama menghabiskan waktu yang menyenangkan bersama Papa dan Yuria. Tapi saat-saat itu pun begitu cepat berlalu. Akhir maret 2007, untuk ketiga kalinya tumor Mama muncul kembali. Kali ini sudah menjalar ke otak dan leher. Oleh karenanya Mama harus segera masuk rumah sakit lagi."]

Analisis:

Dari cuplikan cerita diatas, terlihat jelas indeksikal penyampaian moral kesabaran.Terlihat pada kalimat ["setelah melahirkan Yuria, mama mulai mendapatkan terapi radiasi dan pengobatan kanker.Selama itu saat tumor muncul lagi dan kembali menjalani operasi, mama bolak-balik masuk rumah sakit sambil membesarkan Yuria.’’] Pada cuplikan tersebut Akiko memiliki kesabaran yang besar dalam menjalani penyakit yang ia derita. Ini terlihat saat Akiko bolak-balik masuk rumah sakit dan menjalani operasi sambill membesarkan Yuria


(1)

Cuplikan 3 halaman 126

[“ saat ini terapi radiasi di bagian kepala. Mama pikir reaksinya baru terasa nanti, tapi saat berendam di bak mandi tiba-tiba rambut Mama rontok. Akhirnya tiba juga saatnya. Pada Mama sudah sengaja memanjangkan rambut… sayang sekali, kan. “]

Analisis :

Pada cuplikan di atas, terlihat jelas indeksikal penyampaian moral kesabaran. Terlihat pada kalimat [“ saat ini terapi radiasi di bagian kepala.

Mama pikir reaksinya baru terasa nanti, tapi saat berendam di bak mandi tiba-tiba rambut Mama rontok.] Akiko memiliki kesabaran yang besar dalam

menjalani penyakit yang ia derita. ini terlihat saat Akiko melakukan terapi radiasi di bagian kepala. Akiko mengira reaksinya baru terasa nanti tetapi saat akiko berendam di bak mandi tiba-tiba rambut Akiko rontok.Walaupun begitu, Akiko tetaplah sabar menjalani.

Jika di lihat dari Moral Bushido, sifat Akiko Terenin mengandung nilai Yu. Menurut Agustian (2010:64) Yu adalah sifat samurai yang berani dalam menghadapi kesulitan dan kegagalan.Keberanian sebuah karakter dan sikap untuk bertahan demi prinsip kebenaran yang dipercaya meski mendapat berbagai kesulitan.Keberanian merupakan ciri para samurai, mereka siap dengan resiko apapun termasuk mempertaruhkan nyawanya sendiri demi memperjuangkan keyakinannya.Terlihat pada cuplikan diatas, Akiko berani mengambil keputusan untuk menjalani terapi radiasi walau harus menyebabkan rambut Akiko rontok.Akiko memiliki batin seorang pemberani dan juga mempunyai sifat


(2)

kesabaran.

Nilai moral yang diajarkan melalui tokoh Akiko Terenin adalah dalam menjalani hidup kalau kita sudah membuat satu keputusan, kita harus berani menerima dan menghadapi konsekuensi baik buruk dari keputusan kita.Dan apapun penyakit yang diderita kita harus tetap sabar menjalaninya.


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Novel "Dear Yurichika" merupakan sebuah novel otobiografi dari Akiko Terenin yang menceritakan kembali tentang pengalamannya ketika Akiko mengalami masa-masa sulit dalam menjalani pengobatan kanker bertepatan pada saat kehamilannya dan berjuang untuk sembuh dan keselamatan anak yang dikandungnya.

Dalam novel "Dear Yurichika" terdapat beberapa nilai Bushido.Nilai Bushido adalah jalan kesatria atau jalan terhormat yang harus ditempuh seseorang Samurai dalam pengabdiannya. Nilai Bushido yang terdapat dalam novel "Dear Yurichika" adalah:

- Yu (keberanian) : keberanian merupakan sebuah karakter dan sikap demi prinsip kebenaran yang di ercaya meski mendapat berbagai tekanan dan kesulitan. - Gi (integritas): kemampuan untuk memecahkan masalah dan keputusan yang tepat berdasarkan alasan-alasan yang rasional sehingga hasil yang diperoleh merupakan suatu ketetapan yang adil. Keselarasan anatara pikiran, perkataan dan perbuatan dalam menegakkan kejujuran dan keberanian.

4.2 Saran

1. Isi novel Dear Yurichika ini sarat akan nilai-nilai kepribadian moral, khususnya nilai etika moral bushido. Nilai etika moral bushido ini masih relevan dengan


(4)

kehidupan masyarakat Jepang dewasa ini.Oleh karena itu, isi cerita ini perlu dilestarikan.

2. Ada baiknya jika mahasiswa Sastra Jepang menambah pengetahuan mereka tentang Jepang dengan membaca lebih banyak buku-buku Jepang dan hasil karya sastra Jepang, karena pada umumnya dalam hasil karya sastra Jepang, isinya selalu disangkut pautkan dengan unsur kebudayaan Jepang.

3. Penulis berharap melalui karya sastra ini, menjadi lebih banyak orang yang mengerti akan pentingnya nilai-nilai kepribadian moral, sehingga ketika kita telah memahaminya akan menjadikan kita sebagai manusia yang dapat bertindak lebih baik dan bijaksana dalam menjalani hidup. Sehingga benarlah bahwa ia sebagai manusia yang berakal dan berkarsa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Agustian, A.G.2010. Spiritual Samurai.Jakarta : Arga Tilanta.

Aminuddin.2000 .Sekitar Masalah Sastra. Malang: Yayasan Asah Asih Asuh

Aziez, Furqonal dan Abdul Hasim. 2010. Menganalisis Fiksi Sebuah

Pengantar.Bogor : Ghalia Indonesia.

Bahruddin, dkk.2006.Kamus Pintar Plus Bahasa Indonesia. Bandung: Epilson Grup

Benedict, Ruth. 1982. Pedang Samurai dan BungaSeruni. Jakarta. Sinar Harapan.

Endraswara, Suwardi.2008 (Edisi Revisi).Metodelogi Penelitian Sastra. Jakarta:

Fannie, Zainuddin. 2001. Perspektif Ideologis dalam sastra Indonesia dalam

Soediro Satoto (Ed). Sastra: Ideologi, Politik, dan Kekuasaan. Surakarta :

Universitas Muhammadiyah : Surakarta Press.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajahmada University pers

Pradopo, Rachmat Djoko.2002. kritik sastra. Yogyakarta : Gama Media

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode dan Teknik Penelitian

Sastra.Yogyakarta: Pustaka Pelajar


(6)

Semi, M. Atar. 1993. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya

Siswanto, Wahyudi.2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta : PT Grasindo Suharianto,S.1982. Dasar-dasar Teori Sastra.Surakarta:Widyaduta

Suseno,Frans Magnis. 1987. Etika Dasar Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral. Yogyakarta:Kanisius

Terenin,Akiko.2013. Dear Yurichika. Jakarta: PT Elex Media Kompotindo

Waluyo, Herman.2002. Apresiasi dan pengajaran sastra.Surakarta: Sebelas Maret University Pers.

Wiyatmi.2006. Pengantar Kajian Sastra.Yogyakarta :Pustaka

http://pelitaku.sabda.org/pemahaman_tentang_karya_sastra.