Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan Kerangka Berpikir

Pengembangan asesmen autentik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis memerlukan berbagai kriteria baik dari segi bentuk soal maupun konten materi subyek. Ada beberapa cara yang dapat dijadikan pedoman untuk mengembangkan asesmen autentik yang menuntut keterampilan berpikir kritis, yakni materi yang ditanyakan diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan melalui aspek dan indikator berpikir kritis. Instrumen berpikir kritis dapat bertujuan untuk mengukur satu aspek atau lebih dari satu aspek berpikir kritis Fisher, 2008.

2.3 Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan

Materi IPA pada penelitian ini adalah interaksi makhluk hidup dengan lingkungan untuk siswa SMP kelas VII semester II genap. Materi penelitian terdapat dalam kurikulum 2013 termasuk dalam kompetensi dasar : 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta muwujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi. 3.8 Mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya. 4.12 Menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya. Materi yang diberikan pada pembelajaran disesuaikan dengan kurikulum 2013 dan kebutuhan sekolah. Materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan pada penelitian ini mencakup tentang lingkungan, ekosistem, saling ketergantungan antar makhluk hidup, dan pola interaksi dalam ekosistem. Materi ini memiliki banyak aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pengembangan asesmen autentik ini diharapkan dapat membantu siswa dalam menguasai materi secara menyeluruh.

2.4 Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori, alur kerangka berpikir bahwa penilaian yang digunakan guru di SMP Negeri 2 Kendal masih mengacu pada aspek kognitif, sedangkan aspek afektif dan psikomotorik belum terlaksana. Proses pembelajaran dan instrumen penilaian yang diberikan belum berorientasi untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini mengakibatkan rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa. Sehingga diperlukan teknik penilaian yang dapat mengases aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara komprehensif. Dengan pengembangan asesmen autentik ini diharapkan dapat membantu siswa untuk mencari pengetahuan sendiri sehingga pemahaman konsep lebih baik, pengetahuan lebih bermakna, lebih lama diingat dan bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari serta dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.1 Gambar 2.1 Kerangka berpikir pengembangan asesmen autentik Harapan : 1. Adanya teknik penilaian yang dapat mengases aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. 2. Peserta didik dapat menguasai pengetahuan IPA, memahami dan menerapkan konsep IPA, menerapkan keterampilan proses, dan mengembangkan sikap ilmiah. Permasalahan : 1. Penilaian yang dilakukan guru dalam pembelajaran IPA hanya mencakup aspek kognitif, sedangkan aspek afektif dan pskomotorik belum terlaksana. 2. Kemampuan berpikir kritis siswa masih rendah. Pengembangan asesmen autentik pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan Analisis Potensi dan Masalah Pengumpulan data Desain Draf awal asesmen autentik Uji coba skala terbatas asesmen autentik Validasi produk oleh tim ahli Uji pelaksanaan lapangan asesmen autentik Asesmen autentik layak digunakan pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan dan efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa Revisi Revisi Penilaian IPA di SMP 21 Potensi dan masalah Pengumpulan data Desain produk Validasi desain Revisi desain Uji coba terbatas Revisi produk I Uji coba pemakaian Revisi produk II Produk final

BAB 3 METODE PENELITIAN