Pengaruh Daun Bangun Bangun (coleus amboinicus) Untuk Meningkatkan Produksi ASI

(1)

PENGARUH DAUN BANGUN-BANGUN (COLEUS

AMBONICUS) UNTUK MENINGKATKAN

PRODUKSI ASI

DISUSUN

OLEH:

RAHMI IDRIS

115102080

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS

KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA T/A

2011/2012

     


(2)

(3)

Judul : Pengaruh Daun Bangun Bangun (coleus amboinicus) Untuk Meningkatkan Produksi ASI

Nama : Rahmi Idris

Jurusan : Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara

Tahun : 2012

ABSTRAK

Latar belakang : Daun Bangun-bangun atau Torbangun (Colues amboinicus Lour) adalah salah satu jenis tanaman yang umum dikonsumsi oleh ibu yang baru melahirkan di daerah Sumatera Utara, khususnya oleh suku batak. Daun Bangun-bangun dipercaya dapat meningkatkan produksi air susu ibu (ASI). Daun Bangun-bangun ini memiliki kandungan zat gizi tinggi, terutama zat besi dan karoten. Ditemukan pula bahwa konsumsi daun Bangun-bangun berpengaruh nyata terhadap peningkatan kadar beberapa mineral seperti zat besi, kalium, seng dan magnesium dalam ASI serta mengakibatkan peningkatan berat badan bayi secara nyata.

Tujuan penelitian : peneliti Untuk Mengetahui pengaruh daun bangun-bangun terhadap peningkatan produksi Air Susu Ibu

Metodelogi penelitian : Dalam penelitian ini, menggunakan desain pra – eksperimen yang bersifat one group pretest – posttest. Penelitian ini dilakukan pada bulan maret s.d april 2012 dengan jumlah responden 32 orang. pengujian data dilakukan dengan menggunakan statistik uji t-dependent yakni membandingkan data sebelum dan sesudah diberikan daun bangun bangun. Penelitian ini dilakukan di Desa sidodadi kec.delitua kab.deli serdang tahun 2012 Hasil : hasil uji t-dependent diperoleh dari 32 responden sebagian besar responden berusia 25-35 tahun sebanyak 19 orang (5949%). Berdasarkan paritas mayoritas responden mempunyai >3 anak sebanyak 17 orang (53,1%). Berdasarkan pendidikan mayoritas responden berpendidikan sekolah dasar (SD) sebanyak 16 orang (50,0). Berdasarkan pekerjaan sebagian besar mayoritas responden adalah ibu rumah tangga sebanyak 21 orang (65,6%), dimana sebelum diberikan sop daun bangun-bangun produksi ASI ibu berdasarkan nilai rata-rata berat badan bayi 4284,38 Gr dan sesudah diberikan daun bangun-bangun nilai rata-rata 4531,25 Gr dengan nilai p=0,003, berdasarkan frekuensi menyusui nilai rata-rata 8,19x/hari dan sesudah diberikan 10,44x/hari dengan nilai p=0,000, berdasarkan BAK bayi nilai rata-rata 6,38x/hari dan sesudah diberikan 7,41x/hari dengan nilai p=0,008, dari hasil tersebut Ho ditolak yang artinya ada pengaruh daun bangun bangun untuk meningkatkan produksi ASI

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini bahwa ada pengareuh daun bangun bangun terhap peningkatan produksi ASI berdasrkan berat badan bayi, frekuensi menyusui, BAK bayi di Desa Sidodadi Kec Delitua Kab Deli Serdang.

Kata Kunci : Daun bangun bangun, ASI, Produksi ASI  


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”. Shalawat dan salam tidak lupa penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad S.A.W yang telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah ke zaman moderen yang luas dengan ilmu pengetahuan.

Dalam penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga Proposal ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, selaku dekan fakultas Keperawatan Universitas Sumatera  Utara. 

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku ketua program studi D‐IV Bidan  Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 

3. dr. Christoffel L.Tobing, SpOG(K), selaku pembimbing yang telah memberikan  bimbingan bantuan dan arahan selama penyusunan Proposal Penelitian ini.   4. Juliani, SST, MARS, selaku penguji yang telah memberikan masukan dan saran 

demi perbaikan karya tulis ilmiah. 

5. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program D‐IV bidan Pendidik  Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera utara. 

6. Kedua orang tuaku   yang telah banyak membantu baik moril maupun materi,  memberikan dorongan dan semangat serta do’a yang tiada    henti‐hentinya  kepada  penulis dalam membuat Proposal Karya Tulis Ilmiah. 


(5)

7. Seluruh teman D‐IV Bidan pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara, yang  telah memberikan bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan Proposal Karya  Tulis Ilmiah ini. 

Dengan segala keterbatasan dalam pembuatan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari bahwa masih jauh dari apa yang dikatakan sempurna. Untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam kesempurnaan Proposal Karya Tulis Ilmiah nantinya.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2012

Penulis


(6)

DAFTAR ISI   

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi 

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii 

BAB I Pendahuluan ... 1 

A. Latar Belakang ... 1 

B. Perumusan Masalah ... 4 

C. Tujuan Penelitian ... 4 

D. Manfaat Penelitian ...   BAB II Tinjauan Pustaka ... 6 

A. Daun bangun bangun ... 6 

B. ASI ... 10 

C. Keberhasilan menyusui ... 18 

BAB III Kerangka Penelitian ... 20 

A. Kerangka Konsep ... 20 

B. Hipotesis ... 20 

C. Defenisi operasional ... 21 

BAB IV Metodelogi Penelitian ... 23 

A. Desain Penelitian ... 23 

B. Populasi dan Sampel ... 23 

C. Tempat Penelitian ... 23

D. Waktu Penelitian ... 24 

E. Etika Penelitian ... 24 

F. Alat Pengumpulan Data ... 24 

G. Prosedur Data ... 25 

H. Analisa Data ... 25

BAB V Hasil dan Pembahasan ... 27

A. Hasil Penelitian ... 27

1. Deskripsi lokasi penelitian ... 27

2. Karakteristik responden ... 28

3. Produksi ASI berdasarkan Berat badan bayi ... 29 


(7)

5. Produksi ASI berdasarkan BAK bayi ... 30 

B. Pembahasan ... 31

1. Karakteristik responden ... 31

2. Produksi ASI berdasarkan berat badan bayi ... 31

3. Produksi ASI berdasarkan frekuensi menyusui bayi ... 32 

4. Produksi ASI berdasarkan BAK bayi ... 32

5. Keterbatasan penelitian ... 33

5. Implikasi terhadap pelayanan kebidanan ... 34 

BAB VI Kesimpulan dan Saran ... 35

A. Kesimpulan ... 35

B. Saran ... 36  

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran   


(8)

 

DAFTAR TABEL 

 

  Halaman 

Tabel 5.1  :  Distribusi Karakteristik Responden Ibu menyususi ...   28   

Tabel 5.2  :  Distribusi Responden berdasarkan berat badan bayi sebelum 

dan sesudah di berikan daun bangun bangun  ...   29   

Tabel 5.3  :  Distribusi  Responden  berdasarkan  frekuensi  menyusui  bayi 

sebelum dan sesudah di berikan daun bangun bangun  ...   30   

Tabel 5.4  :  Distribusi  Responden  berdasarkan  BAK  bayi  sebelum  dan 

sesudah diberikan daun bangun bangun ...   30   

   

                 


(9)

 

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka Konsep Pengaruh Daun Bangun-bangun Untuk Meningkatkan Produksi Air Susu Ibu... 20

 

   

   


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Sidang KTI

Lampiran 2 : Lembar Observasi

Lampiran 3 : Prosedur Pembuatan daun bangun bangun

Lampiran 4 :Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 5 : Lembar Penjelasan calon responden

Lampiran 6 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 7 : Surat Persetujuan Melakukan Penelitian

Lampiran 8 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 9 : Master Data penelitian

Lampiran 10 : Hasil output Data Penelitian

Lampiran 11 : Lembar Konsultasi  


(11)

Judul : Pengaruh Daun Bangun Bangun (coleus amboinicus) Untuk Meningkatkan Produksi ASI

Nama : Rahmi Idris

Jurusan : Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara

Tahun : 2012

ABSTRAK

Latar belakang : Daun Bangun-bangun atau Torbangun (Colues amboinicus Lour) adalah salah satu jenis tanaman yang umum dikonsumsi oleh ibu yang baru melahirkan di daerah Sumatera Utara, khususnya oleh suku batak. Daun Bangun-bangun dipercaya dapat meningkatkan produksi air susu ibu (ASI). Daun Bangun-bangun ini memiliki kandungan zat gizi tinggi, terutama zat besi dan karoten. Ditemukan pula bahwa konsumsi daun Bangun-bangun berpengaruh nyata terhadap peningkatan kadar beberapa mineral seperti zat besi, kalium, seng dan magnesium dalam ASI serta mengakibatkan peningkatan berat badan bayi secara nyata.

Tujuan penelitian : peneliti Untuk Mengetahui pengaruh daun bangun-bangun terhadap peningkatan produksi Air Susu Ibu

Metodelogi penelitian : Dalam penelitian ini, menggunakan desain pra – eksperimen yang bersifat one group pretest – posttest. Penelitian ini dilakukan pada bulan maret s.d april 2012 dengan jumlah responden 32 orang. pengujian data dilakukan dengan menggunakan statistik uji t-dependent yakni membandingkan data sebelum dan sesudah diberikan daun bangun bangun. Penelitian ini dilakukan di Desa sidodadi kec.delitua kab.deli serdang tahun 2012 Hasil : hasil uji t-dependent diperoleh dari 32 responden sebagian besar responden berusia 25-35 tahun sebanyak 19 orang (5949%). Berdasarkan paritas mayoritas responden mempunyai >3 anak sebanyak 17 orang (53,1%). Berdasarkan pendidikan mayoritas responden berpendidikan sekolah dasar (SD) sebanyak 16 orang (50,0). Berdasarkan pekerjaan sebagian besar mayoritas responden adalah ibu rumah tangga sebanyak 21 orang (65,6%), dimana sebelum diberikan sop daun bangun-bangun produksi ASI ibu berdasarkan nilai rata-rata berat badan bayi 4284,38 Gr dan sesudah diberikan daun bangun-bangun nilai rata-rata 4531,25 Gr dengan nilai p=0,003, berdasarkan frekuensi menyusui nilai rata-rata 8,19x/hari dan sesudah diberikan 10,44x/hari dengan nilai p=0,000, berdasarkan BAK bayi nilai rata-rata 6,38x/hari dan sesudah diberikan 7,41x/hari dengan nilai p=0,008, dari hasil tersebut Ho ditolak yang artinya ada pengaruh daun bangun bangun untuk meningkatkan produksi ASI

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini bahwa ada pengareuh daun bangun bangun terhap peningkatan produksi ASI berdasrkan berat badan bayi, frekuensi menyusui, BAK bayi di Desa Sidodadi Kec Delitua Kab Deli Serdang.

Kata Kunci : Daun bangun bangun, ASI, Produksi ASI  


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sangat kaya dengan berbagai spesies flora. Dari 40 ribu jenis flora yang tumbuh di dunia, 30 ribu diantaranya tumbuh di Indonesia. Sekitar 26 % telah dibudidayakan dan sisanya sekitar 74 % masih tumbuh liar di hutan-hutan, dan dari yang telah dibudidayakan lebih dari 940 jenis digunakan sebagai obat tradisional (Syukur dan Hemani, 2003).

“Back to Nature” gaungnya semakin nyaring melanda dunia kesehatan. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya orang yang berpaling pada tanaman obat-obatan sebagai alternatif pilihan menyembuhkan keluhan penyakit yang mereka derita. Selama ini berkembang asumsi mengkonsumsi ramuan obat aman-aman saja dan tidak akan menimbulkan efek samping sehingga boleh diminum tanpa memperhatikan dosis.

Daun Bangun-bangun (Coleus amboinicus Lour) merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai ramuan tradisional di Indonesia. Wanita Batak yang sedang menyusui di Kabupaten Simalungun, Propinsi Sumatera Utara memiliki tradisi mengkonsumsi daun Bangun-bangun dalam bentuk sayur sop selama satu bulan setelah melahirkan. Mereka percaya bahwa dengan mengkonsumsi sop daun Bangun-bangun, produksi air susu ibu akan meningkat (Damanik et al. 2001).

Daun Bangun-bangun atau Torbangun (Colues amboinicus Lour) adalah salah satu jenis tanaman yang umum dikonsumsi oleh ibu yang baru melahirkan di daerah Sumatera Utara, khususnya oleh suku batak. Daun Bangun-bangun dipercaya dapat meningkatkan produksi air susu ibu (ASI). Daun Bangun-bangun ini memiliki


(13)

kandungan zat gizi tinggi, terutama zat besi dan karoten. Ditemukan pula bahwa konsumsi daun Bangun-bangun berpengaruh nyata terhadap peningkatan kadar beberapa mineral seperti zat besi, kalium, seng dan magnesium dalam ASI serta mengakibatkan peningkatan berat badan bayi secara nyata (Damanik et al., 2005).

ASI merupakan suatu standar untuk menentukan status gizi bayi. ASI sangat cocok untuk sistem pencernaan bayi karena terkandung protein, lemak , mineral dan vitamin yang seimbang. ASI adalah nutrisi yang ideal untuk bayi baru lahir (WHO, 1993). Komposisi dan volume ASI bervariasi pada ibu-ibu menyusui. Makanan ibu sangat penting untuk meningkatkan Air Susu Ibu agar bayi mendapatkan ASI yang cukup (Emmet & Rogers, 1997, Harding, 2001; Mora & Nestel, 2000).

Pemberian ASI eksklusif, yaitu pemberian ASI sampai bayi umur 6 bulan memberikan dampak positif bagi kesehatan bayi antara lain ASI merupakan makanan bayi yang alamiah, terutama dan terbaik, pemberian ASI dapat menjembatani perbedaan kehidupan bayi intrauterine dengan dunia luar yang merupakan periode kritis, kandungan serta komposisi zat dalam ASI sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi dan ASI melindungi bayi dari bahaya infeksi.

Menyoroti masalah masih tingginya persentase malgizi di negara Indonesia. Pada sektor pembangunan kesehatan, khususnya sektor kesehatan ibu dan anak, dampak krisis ekonomi ini sangat dirasakan. Berbagai studi telah melaporkan banyaknya ibu menyusui yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan bagi sang ibu, dan tentu juga berhubungan dengan kebutuhan bayi yang dilahirkan.

Ketersediaan ASI yang mencukupi selain diperoleh melalui pemenuhan kebutuhan gizi selama periode menyusui, juga dapat dibantu dengan mengkonsumsi makanan/ramuan yang berkhasiat sebagai laktagogum (menstimulasi produksi ASI).


(14)

Maka sebagai anak bangsa yang berasal dari suku bangsa Batak Simalungun, Dr. Rizal Damanik melakukan penelitian tentang penggunaan sayur Bangun-bangun di kalangan wanita Batak yang sedang menyusui. Masyarakat Batak di Propinsi Sumatera Utara memiliki tradisi dan kepercayaan akan khasiat sayur Bangun-bangun sebagai laktagogum (penstimulasi produksi air susu). Sangat disayangkan karena sifat tanaman Bangun-bangun adalah tanaman liar, maka potensi khasiat dari tanaman ini belum mendapat perhatian yang cukup memadai dari kalangan ilmuawan.

Hasil suatu survei melaporkan bahwa 38% ibu menghentikan pemberian ASI bagi bayi dengan alasan produksi ASI tidak mencukupi. Obat laktogogum moderen/sintetik tidak banyak dikenal, oleh karena itu perlu dicari obat laktagogum alternatif (Balitbang Depkes, 2004).

Berdasarkan data diatas, peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh daun bangun bangun untuk meningkatkan produksi ASI di Desa Sidodadi Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang tahun 2011.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian tersebut yaitu “Bagaimana Pengaruh Daun Bangun-bangun untuk meningkatkan Produksi ASI?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk Mengetahui pengaruh daun bangun-bangun terhadap peningkatan produksi Air Susu Ibu


(15)

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi Produksi ASI berdasarkan berat badan bayi,frekuensi menyusui dan BAK bayi sebelum di beri daun bangun bangun di Desa Sidodadi Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang.

b. Mengidentifikasi Produksi ASI berdasarkan berat badan bayi, frekuensi menyusui dan BAK bayi sesudah diberikan daun bangun bangun di Desa Sidodadi Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang.

c. Menguji pengaruh daun bangun terhadap produksi Air susu ibu berdasarkan berat badan bayi, frekuensi menyusui dan BAK bayi di Desa Sidodadi Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai informasi atau masukan untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan di masyarakat dengan memperhatikan budaya setempat.

2. Bagi Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai informasi atau masukan dalam menambah wawasan serta meningkatkan pemahaman pengaruh daun bangun-bangun untuk meningkatkan produksi ASI .

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan.


(16)

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai reverensi untuk pembuatan karya tulis ilmiah selanjutnya sesuai dengan judul penelitian ini.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Daun Bangun bangun

1. Klasifikasi Daun Bangun-bangun (Coleus amboinicus Lour)

Tanaman Bangun-bangun (Coleus amboinicus Lour) dapat dijumpai hampir di seluruh wilayah Indonesia dengan nama yang berbeda-beda. Di daerah Sumatera Utara, tanaman ini dikenal dengan nama Bangun-bangun atau torbangun (Damanik

et al. 2001). Sedangkan di daerah Sunda, daun bangun bangun dikenal dengan nama Ajeran atau Acerang, di daerah Jawa dikenal dengan nama daun Kucing, di Madura daun Kambing, dan Majha Nereng. Di daerah Bali dikenal dengan nama Iwak dan di daerab Timor dikenal dengan nama Kunu Etu (Heyne 1987).

Daun bangun-bangun (Coleus amboinicus) merupakan tumbuhan yang banyak dikonsumsi oleh ibu-ibu setelah melahirkan di daerah Toba, Sumatera Utara. Tumbuhan ini dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI. Tumbuhan ini banyak ditemukan di daerah Sumatra Utara dan dijadikan pangana pendamping nasi, misalnya sebagai sayuran. Penelitian yang dilakukan oleh Sihombing (2006) yang memberikan daun bangun-bangun pada tikus telah membuktikan bahwa tumbuhan tersebut mengandung zat besi dan karotenoid yang tinggi. Kadar FeSO4 pada daun bangun-bangun (Coleus amboinicus) dapat diandalkan sebagai sumber besi non heme bagi ibu menyusui.

Suatu penelitian yang dilakukan oleh Damanik terhadap ibu-ibu menyusui di daerah Sumatera Utara dengan metoda focus group discussion (FGD) memperoleh kesimpulan bahwa konsumsi daun bangun-bangun (Coleus amboinicus) dipercaya dapat meningkatkan mengembalikan stamina ibu, meningkatkan produksi ASI,


(18)

membersihkan daerah rahim dan kepercayaan itu tetap kuat selama beratus-ratus tahun. Potensinya sebagai laktagogum ditunjukkan oleh daun bangun-bangun yang mengandung saponin, flavonoid, polifenol serta dapat meningkatkan hormon-hormon menyusui, seperti prolaktin dan oksitosin (Damanik, 2001).

Konsumsi daun bangun-bangun oleh penduduk Sumatra Utara biasanya dalam bentuk sop yang dimasak secara tradisional dengan santan. Suatu penelitian telah mencoba membuktikan karakteristik mutu sop daun bangun-bangun yang dikemas dalam kaleng sebagai suatu bentuk usaha komersil. Selain dipetik langsung dari pohonnya, ibu-ibu menyusui diharapkan dapat mengkonsumsinya dalam bentuk sop kemasan kaleng yang lebih praktis karena tidak perlu menanam pohonnya dan memasaknya terlebih dahulu untuk mendapatkan efek laktagogumnya. Tanaman ini terbukti mengandung zat besi dan karotin yang tinggi. Selain itu konsumsi tanaman ini dapat meningkatkan kadar zat besi, kalium, seng, dan magnesium dalam ASI serta meningkatkan berat badan bayi. (Warsiki, 2009).

Dalam susunan taksonomi, tanaman Bangun-bangun yang secara internasional dikenal dengan Coleus amboinicus Lour diklasifikasikan seperti berikut :

Divisi : Spermatophita Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dikotiledonae Bangsa : Solanales Suku : Labialae Marga : Coleus


(19)

2. Botani

Secara makroskopis, tanaman Bangun-bangun memiliki ciri batang berkayu lunak, beruas-mas dan berbentuk bulat, diameter pangkal ± 15 mrn, tengah ± 10 mm dan ujung ± 5 rnm. Daun tanaman ini tunggal, helaiannya bundar telur, panjang helaiannya ± 3,5-6 cm, pinggirnya agak berombak dengan panjang tangkai ± 1,5-3 cm, dan tulang dam menyirip (Gambar 1). Tanaman Bangun-bangun tumbuh secara liar, jarang berbunga, namun mudah sekali dikembangbiakkan dengan stek dan cepat berakar di dalam tanah yang gembur (Heyne 1987).

3. Pemanfaatan

Komposisi zat gizi daun Bangun-bangun yang terdapat dalam buku yang bejudul Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia (Mahmud et al. 1990) menyebutkan bahwa dalam 100 gram daun Bangun-bangun terkandung lebih banyak kalsium, besi dan karoten total dibandingkan dengan daun katuk

(Sauropus androgynus). Data lengkap tentang komposisi zat gizi daun


(20)

Tabel 1 Komposisi Zat Gizi Daun Bangun bangun

Komposisi Zat Gizi Bangun bangun

Energi (kal) 27,0

Protein (g) 1,3

Lem3.k (g) 0,6

Hidrat arang (g) 40

Serat (g) 1,0

Abu (g) 1,6

Kalsium (g) 279

Fosfor (g) 40

Besi (mg) 13,6

Karoten total (mg) 13288

Vitamin A (g) 0

Vitamin Bl(g) 0,16

Vitamin C (g) 5,l

Air (g) 92,5

(Sumber: Mahmud et al. 1990)

Daun Bangun-bangun biasa diolah oleh masyarakat etnis Batak dalam bentuk sayur sop. Sayur sop ini diberikan kepada ibu yang baru melahirkan (Damanik et al.

2006). Selanjutnya komposisi zat gizi sop daun Bangun-bangun yang terkandung dalam 150 gram sop daun Bangun-bangun dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Komposisi Zat Gizi Sop Daun Bangun bangun (150 g) Zat Gizi Rata-rata ± SD

Lemak (g) 16,3 ± 4,6 Protein (g) 2,4 ± 0,1 Karbohidrat (g) 5,3 ± 0,3 Air (g) 121,5 ± 14,7 Mineral Seng Besi Kalsium Magnesium Pottasium

2,8 ± 0,1 6,8 ± 0,1 393,1 ± 6,5 124,1 ± 6,3 1219,2 ± 80,7 (Sumber : Damanik et al. 2006)

Berdasarkan penelitian Damanik et al. 2006, pada saat minggu kedua (hari ke-14 hingga ke-28 setelah suplementasi sayur sop daun Bangun-bangun), wanita yang telah mengkonsumsi sop daun Bangun-bangun tetap mengalami peningkatan


(21)

kuantitas dan kualitas ASI. Selain itu, daun Bangun-bangun mampu meningkatkan kesehatan wanita pasca melahirkan, berperan sebagai uterine cleansing agent, dan dalam bentuk sop, daun Bangun-bangun dapat menggantikan energi yang hilang selama proses melahirkan.

Tanaman ini juga memiliki khasiat sebagai antipiretik, analgetik, obat luka, obat batuk, dan sariawan (Depkes 1989). Selain itu, daun ini juga mengandung vitamin C, BI, B12, betakaroten, niacin, karvakrol, kalsiwn, asam- asam lemak, asam oksalat, dan serat (Duke 2000). Heyne (1987) menyatakan bahwa dari 120 kg daun segar kurang lebih terdapat 25 ml minyak atsiri yang mengandung fen01

(isopropyl-o-besol) dan atas dasar itu ia menyatakan bahwa Bangun-bangun merupakan

antiseptikum yang bernilai tinggi. Minyak atsiri dari daun Bangun-bangun selain sebagai antiseptik ternyata mempunyai aktivitas yang tinggi melawan infeksi cacing (Vasquez et al. 2000). Disamping minyak atsiri, daun Bangun-bangun juga mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol (Anonim 2008a).

B. Air Susu Ibu

1. Pengertian ASI

ASI merupakan suatu cairan hidup, yang berubah dan berespon terhadap kebutuhan bayi seiring dengan pertumbuhannya. ASI mengandung zat antiinfeksi penting yang membantu bayi melawan infeksi dan penyakit. ASI juga membuat respon instan terhadap infeksi dengan cara memproduksi satu set baru

immunoglobulin ampuh yang mempercepat sistem imun bayi dengan cara membunuh

bakteri dan virus (Pitaloka, 2008. Hal 11).

Menyusui berarti memberikan ASI yang memang diperuntukkan bagi bayi. Susu lain yang biasa diberikan kepada bayi umumnya dibuat dari susu sapi atau


(22)

kadang susu kambing atau kedelai, dan disebut susu formula (Pitaloka, 2008. Hal 10).

ASI diberikan kepada bayi karena mengandung banyak manfaat dan kelebihan. Diantaranya ialah menurunkan risiko terjadinya penyakit infeksi, misalnya infeksi saluran pencernaan (diare), infeksi saluran pernafasan, dan infeksi telinga. ASI juga bisa menurunkan dan mencegah terjadinya penyakit noninfeksi, seperti penyakit alergi, obesitas, kekurangan gizi, asma, dan eksem. Selain itu, ASI dapat pula meningkatkan IQ dan EQ anak (Prasetyono, 2009. Hal 27).

2. Manfaat ASI

a) Manfaat ASI Bagi Bayi

1) Nutrien (Zat Gizi) yang Sesuai untuk Bayi a) Lemak

Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Sekitar 50% kalori ASI berasal dari lemak. Kadar lemak dalam ASI antara 3,5 - 4,5%. Walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi, tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecah menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat dalam ASI. Kadar kolesterol dalam ASI lebih tinggi dari pada susu sapi, sehingga bayi yang mendapat ASI seharusnya mempunyai kadar kolesterol darah lebih tinggi. Diperkirakan bahwa pada masa bayi diperlukan kolesterol pada kadar tertentu untuk merangsang pembentukan enzim protektif yang membuat metabolisme kolesterol menjadi efektif pada usia dewasa (Sidi, et al. 2004).

Di samping kolesterol, ASI mengandung asam lemak esensial: asam linoleat

(Omega 6) dan asam linoleat (Omega 3). Disebut esensial karena tubuh manusia tidak dapat membentuk kedua asam ini dan harus diperoleh dari konsumsi makanan. Kedua asam lemak tersebut adalah precursor (pembentuk) asam lemak tidak jenuh


(23)

rantai panjang disebut docosahexaenoic acid (DHA) berasal dari Omega 3 dan

arachidonic acid (AA) berasal dari Omega 6, yang fungsinya sangat penting untuk pertumbuhan otak anak (Sidi, et al. 2004).

Kadar lemak ASI matur dapat berbeda menurut lama menyusui. Pada permulaan menyusu (5 menit pertama) disebut foremilk di mana kadar lemak ASI rendah (1-2g/dl) dan lebih tinggi pada hindmilk (ASI yang dihasilkan pada akhir menyusu, setelah 15-20 menit). Kadar lemak bisa mencapai tiga kali dibandingkan dengan foremilk (Sidi, et al. 2004).

b) Karbohidrat

Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa, yang kadarnya lebih tinggi dibanding susu mamalia lain (7g%). mudah diurai menjadi glukosa dan galaktosa

dengan bantuan enzim laktase yang sudah ada dalam mukosa saluran pencernaan sejak lahir. Laktosa mempunyai manfaat lain, yaitu mempertinggi absorbs kalsium dan merangsang pertumbuhan laktobasillus bifidus (Sidi, et al. 2004. Hal).

c) Protein

Protein dalam susu adalah kasein dan whey. Kadar protein ASI sebesar 0,9%, 60% diantaranya adalah whey, yang lebih mudah dicerna dibanding kasein (protein utama susu sapi). Dalam ASI terdapat dua macam asam amino yang tidak terdapat dalam susu sapi yaitu sistin dan taurin. Sistin diperlukan untuk pertumbuhan somatic, sedangkan taurin untuk pertumbuhan otak. Sebenarnya sistin dan taurin dapat diperoleh dari penguraian tirosin, tetapi pada bayi enzim tirosin ini belum ada (Sidi, et al. 2004. Hal 3).

d) Garam dan Mineral

ASI mengandung garam dan mineral lebih rendah dibanding susu sapi. Bayi yang mendapat susu sapi atau susu formula yang tidak dimodifikasi dapat menderita


(24)

tetani (otot kejang) karena hipokalamia. Kadar kalsium dalam susu sapi lebih tinggi dibanding ASI, tetapi kadar garamnya jauh lebih tinggi, sehingga mengganggu penyerapan kalsium dan juga magnesium (Sidi, et al. 2004. Hal 4).

e) Zat Besi

ASI dan susu sapi mengandung zat besi dalam kadar yang tidak terlalu tinggi, tetapi zat besi dalam ASI lebih mudah diserap dan lebih banyak (> dari 50%). Dalam badan bayi terdapat cadangan zat besi, di samping itu ada zat besi yang berasal dari

eritrosit, bila ditambah dengan zat besi yang berasal dari ASI, maka bayi akan

mendapat cukup zat besi sampai usia 6 bulan. Zat besi pada makanan lain bisa lebih tinggi namun kurang diserap dengan baik, hanya sekitar 10% (Sidi, et al. 2004. Hal 4).

f) Vitamin

ASI mengandung vitamin yang diperlukan bayi. Vitamin K berfungsi sebagai pembantu pada proses pembekuan darah terdapat dalam ASI dengan jumlah yang mudah diserap (Sidi, et al. 2004. Hal 4).

2) Mengandung Zat Protektif

a) Laktobasilus bifidus

Laktobasilus bifidus benfungsi mengubah laktosa menjadi asam laktat dan

asam asetat. Kadar asam ini menjadikan saluran pencernaan bersifat asam sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme bakteri seperti E.coli yang sering menyebabkan diare pada bayi, shigela, dan jamur. Laktobasilus mudah tumbuh cepat dalam usus bayi yang mendapat ASI, karena ASI mengandung polisakarida yang berkaitan dengan nitrogen yang diperlukan untuk pertumbuhan Laktobasilus bifidus


(25)

b) Laktoferin

Laktoferin adalah protein yang berikatan dengan zat besi. Konsentrasinya dalam ASI sebesar 100 mg/100ml tertinggi diantara semua cairan biologis. Dengan mengikat zat besi, maka laktoferin bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan kuman tertentu, yaitu Stafilokokus dan E.coli yang juga memerlukan zat besi untuk pertumbuhannya, kecuali menghambat bakteri tersebut, laktoferin dapat juga menghambat pertumbuhan jamur kandida (Sidi, et al. 2004. Hal 5).

c) Lisozim

Lisozim adalah enzim yang dapat memecah dinding bakteri (bakteriosidal) dan antiinflamantori, bekerja bersama peroksida dan askorbat untuk menyerang

E.coli dan sebagian keluarga salmonella. Lisozim stabil dalam cairan dengan pH rendah seperti cairan lambung, sehingga masih banyak dijumpai lisozim dalam tinja bayi. Keunikan lisozim lainnya adalah bila faktor protektif lain menurun kadarnya sesuai tahap lanjut ASI, maka lisozim justru meningkat pada 6 bulan pertama setelah kelahiran. Hal ini merupakan keuntungan karena setelah 6 bulan bayi mulai mendapatkan makanan padat dan lisozim merupakan faktor protektif terhadap kemungkinan serangan bakteri pathogen dan penyakit diare pada periode ini (Sidi, et al. 2004. Hal 5).

d) Komplemen C3 dan C4

Walaupun kedua kadar komplemen ini kadarnya dalam ASI rendah, mempunyai daya opsonik, anafilaktoksik, dan kemotektik, yang bekerja bila diaktifkan oleh IgA dan IgE yang juga terdapat dalam ASI (Sidi,et al. 2004.).

e) Faktor antistreptokokus

Dalam ASI terdapat faktor antistreptokokus yang melindungi bayi terhadap infeksi kuman tersebut (Sidi, et al. 2004).


(26)

f) Antibodi

Antibodi dalam ASI dapat bertahan di dalam saluran pencernaan bayi karena tahan terhadap asam dan enzim proteolitik saluran pencernaan dan membuat lapisan pada mukosnya sehingga mencegah bakteri pathogen dan enterovirus masuk kedalam mukosa usus. Dalam tinja bayi yang mendapat ASI terdapat antibodi terhadap bakteri E.coli dalam konsentrasi yang tinggi sehingga jumlah bakteri E.coli

dalam tinja bayi tersebut juga rendah (Sidi, et al. 2004. Hal 5). g) Tidak menimbulkan alergi

Pada bayi baru lahir system IgE belum sempurna. Pemberian susu formula akan mengundang aktivasi system ini dan dapat menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan efek.. pemberian protein asing yang ditunda sampai umur 6 bulan akan mengurangi kemungkinan alergi ini (Sidi, et al. 2004).

(1) Mempunyai Efek Psikologi yang Menguntungkan

Waktu menyusu kulit bayi akan menempel pada kulit ibu. Payudara ibu yang menyusui lebih hangat dibandingkan payudara ibu yang tidak menyusui. Kontak kulit yang dini ini akan besar pengaruhnya pada perkembangan bayi kelak. Walaupun seorang ibu dapat memberikan kasih sayang yang besar dengan memberikan susu formula, tetapi menyusui sendiri akan memberikan efek psikologis yang besar (Sidi, et al. 2004. Hal 6).

(2) Menyebabkan Pertumbuhan yang Baik

Bayi yang mendapat ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik, dan mengurangi kemungkinan obesitas. Frekuensi menyusui yang sering (tidak dibatasi) juga dibuktikan bermanfaat, karena volume ASI yang dihasilkan lebih banyak, sehingga penurunan berat badan bayi hanya sedikit (Sidi, et al. 2004. Hal 7).


(27)

(3) Mengurangi Kejadian Karies Dentis

Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI, karena kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan sisa susu formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak gigi, dan ada anggapan bahwa kadar selenium yang tinggi dalam ASI akan mencegah karies dentis (Sidi, et al. 2004. Hal 7).

(4) Mengurangi Kejadian Maloklusi

Telah dibuktikan bahwa salah satu penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang didorong ke depan akibat menyusu dengan botol dan dot (Sidi, et al. 2004. Hal 7).

b) Manfaat ASI Bagi Ibu 1) Aspek Kesehatan Ibu

Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin dapat membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pascapersalinan. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca persalinan mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi (Sidi, et al. 2004. Hal 9).

2) Aspek Keluarga Berencana

Menyusui secara murni (eksklusif) dapat menjarangkan kehamilan. Ditemukan rata-rata jarak kelahiran ibu yang menyusui adalah 24 bulan, sedangkan yang tidak menyusui 11 bulan. Hormon yang mempertahankan laktasi bekerja menekan hormon

ovulasi, sehingga dapat menunda kembalinya kesuburan. Ibu yang sering hamil


(28)

untuk mendapatkan penyakit seperti anemia, risiko kesakitan dan kematian akibat persalinan (Sidi, et al. 2004. Hal 9).

3) Aspek Psikologis

Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia (Sidi, et al. 2004. Hal 9).

c) Manfaat ASI bagi Keluarga 1) Aspek Ekonomi

ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keprluan lain dan penghematan juga disebabkan karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat (Sidi, et al. 2004. Hal 9).

2) Aspek Psikologis

Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang, sehingga suasana hati ibu lebih baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dan keluarga (Sidi, et al. 2004. Hal 10).

3) Aspek Kemudahan

Menyusui sangat praktis sehingga bisa diberikan di mana saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyediakan air masak, botol, dan dot yang harus selalu dibersihkan dan tidak perlu meminta pertolongan orang lain (Sidi, et al. 2004. Hal 10).


(29)

d) Manfaat ASI bagi Negara

1) Menurunkan Angka Kesakitan dan Kematian Anak

Adapun faktor protektif dan nutrient yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik, serta kesakitan dan kematian anak menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diare dan infeksi pernapasan akut bagian bawah (Sidi, et al. 2004. Hal 10).

2) Mengurangi Subsidi untuk Rumah Sakit

Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan nosokomial serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk perawatan anak sakit. Anak yang mendapatkan ASI lebih jarang dirawat di rumah sakit dibandingkan anak yang mendapat susu formula (Sidi, et al. 2004. Hal 10).

3) Mengurangi Devisa untuk Membeli Susu Formula

ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui, diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp. 8,6 milyar yang seharusnya dipakai untuk mensubsidi susu formula (Sidi, et al. 2004. Hal 10).

4) Meningkatkan Kualitas Generasi Penerus Bangsa

Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal, sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin (Sidi, et al. 2004. Hal 10)

C. Keberhasilan Pemberian ASI

Angka keberhasilan menyusui khususnya secara eksklusif meningkat dinegara maju, tetapi hal ini belum terjadi di Negara berkembang seperti di Indonesia. Menyusui dengan baik dan tepat akan membuat produksi ASI lancar dan banyak, dan anak menjadi puas dan tenang setelah menyusu. Banyak ibu yang merasa bahwa


(30)

menyusu dengan cara apapun hasilnya akan sama, susu tetap bisa keluar dan bayi akan kenyang ( wordpress, 2011).

Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah komitmen ibu untuk menyusui, dilaksanakan secara dini (early initiation), posisi menyusui yang benar yang baik untuk ibu maupun bayi, menyusui atas permintaan bayi (on demand), dan diberikan secara eksklusif.( Afifah, 2007).

Parameter keberhasilan pemberian ASI ditandai dengan Cukupnya ASI bagi si bayi yan g ditandai dengan:

1. Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam sehari dan warnanya bersih jernih sampai kuning

2. Bayi sering buang air besar bewarna kekuningan “berbiji”.

3. Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun, dan tidur cukup. Bayi setidaknya menyusui10-12 kali dalam 24 jam.

4. Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui. 5. Ibu dapat merasakan geli karena aliran ASI setiap kali bayi mulai

menyusu.


(31)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka Konseptual adalah kerangka hubungan antara variabel yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2003, hlm. 69). Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengaruh Daun bangun-bangun dan Variabel Dependen adalah Pruduksi Air Susu Ibu (ASI). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh daun bangun- bangun dalam meningkatkan produksi air susu ibu (ASI).

Variabel Independen Variabel dependent

Skema 1. Skema Kerangka Konsep

B. Hipotesis

Hipotesis yang di gunakan dalam penelitian ini adalahp <0,05 maka ha ditolak, p>0.05 maka ha gagal ditolak, dimana terdapat ada hubungan pengaruh daun bangun bangun untuk meningkatkan produksi ASI.

 Daun bangun 

bangun  Produksi  Air 


(32)

C. Definisi Operasional Tabel 3.1

No Variabel Definisi Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala 1. Independen Daun bangun bangun Daun bangun bagun yang dikonsumsi untuk meningkatkan produksiAir Susu Ibu Observasi Timbanga n berat badan bayi Menimban g berat badan bayi,dan melihat observasi frekuensi menyusui dan BAK bayi sebelum dan sesudah diberikan daun bangun bangun dari lembar observasi Berdasarkan berat badan bayi,frekuensi menyusui dan BAK bayi sebelum dan sesudah di berikan daun bangun bangun Rasio


(33)

2. Dependen produksi Air Susu Ibu

Hasil dari Air Susu Ibu

Observasi ,

timbanga n berat badan

bayi

Berat badan bayi,frekue nsi

menyusui dan BAK bayi

Melihat adakah peningkatan produksi ASI sebelum dan sesudah

diberikan daun bangun

bangun


(34)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, menggunakan desain pra – eksperimen yang bersifat one group pretest – postest untuk mengidentifikasi pengaruh daun bangun bangun untuk meningkatkan produksi air susu ibu sebelum dan sesudah diberikan daun bangun bangun di Desa sidodadi kec.delitua kab.deli serdang tahun 2012

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu menyusui di Desa Sidodadi Kec. Delitua Kab. Deli serdang sebanyak 32 0rang .

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 32 orang.

C. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di Desa sidodadi kec Delitua Kab. Deli serdang tahun 2012. Karena di daerah ini merupakan daerah yang ditemui ibu menyusui yang tidak mengetahui pengaruh daun bangun bangun untuk meningkatkan produksi ASI,


(35)

sedangkan daun bangun bangun tersebut mudah diperoleh di daearah sekitar dan murah harganya.

D. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan maret tahun 2012 sampai dengan bulan April tahun 2012.

E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin kepala Desa Sidodadi kec. Delitua kab deli serdang. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilakan untuk menandatangani informed concent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen, tetapi menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Alat Pengumpulan Data


(36)

G. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan Lembar observasi oleh responden untuk mengidentifikasi pengaruh daun bangun bangun untuk meningkatkan produksi Air Susu Ibu (ASI) berdasarkan berat badan bayi, frekuensi menyusui dan BAK bayi. Proses pengumpulan data yang dilakukan adalah : mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian di Desa sidodadi kec. Deli tua kab. Deli serdang , setelah mendapat izin, kemudian peneliti melaksanakan pengumpulan data ibu menyusui yang berada di desa sidodadi tersebut. Selanjutnya peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat penelitian. Kemudian meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani Informed Concent. dan melakukan observasi untuk mengidentifikasi data demografi dan produksi ASI sebelum diberikan daun bangun bangun. Setelah 1 bulan peneliti mendatangi responden yang dijadikan sampel dan melakukan observasi kepada responden untuk mengetahui produksi ASI sesudah diberikan daun bangun bangun berdasarkan berat badan bayi, frekuensi menyusui dan BAK bayi.

H. Analisa Data

Analisa data dilakukan menggunakan bantuan program yang disesuaikan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Univariat

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti, yakni melihat produksi Air Susu Ibu sebelum dan sesudah diberikan daun bangun bangun. Data yang bersifat kategorik dicari frekuensi dan


(37)

proporsinya, sedangkan data yang bersifat numerik dicari mean, median dan standar deviasinya.

2. Bivariat

Analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh Daun bangun bangun untuk Meningkatkan Produksi Air Susu Ibu (ASI) berdasarkan dari berat badan bayi, frekuensi menyusui dan BAK bayi sebelum dan sesudah diberikan daun bangun bangun. Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistik uji t-dependent yakni membandingkan data sebelum dan sesudah diberikan daun bangun bangun, dan diperoleh mean perbedaan pre-test dengan post test. Taraf signifikan 95 % (α = 0,05). Pedoman dalam menerima hipotesis : apabila nilai probabilitas (p) < 0,05 maka H0 ditolak, apabila (p) > 0,05 maka H0 gagal ditolak. Data yang disajikan dalam bentuk tabel agar dapat dengan mudah dilihat Pengaruh daun bangun bangun untuk meningkatkan produksi ASI.


(38)

BAB V

HASIL PEMBAHASAN

A. HASIL

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh daun bangun bangun untuk meningkatkan produksi ASI yang dilakukan di desa sidodadi Kec.Delitua Kab.Deli Serdang. Jumlah responden adalah 32 orang. Responden diberikan sop daun bangun-bangun sehari sebanyak 150 gram yang di campur dengan ayam secukupnya.

1. Analisis Univariat

Analisis univariat ini bertujuan mendeskripsikan karaktristik masing-masing variabel yang diteliti. Yakni melihat produksi ASI sebelum dan sesudah diberikan daun bangun-bagun. Data yang bersifat kategorik dicari frekuensi dan proporsinya, sedangkan data yang bersifat numerik di cari mean, median dan standart deviasinya.

Kraktristik responden dari data demografi meliputi: umur, paritas, pendidikan, dan pekerjaan.


(39)

Tabel 5.1.

Distribusi responden berdasarkan karakteristik data demografi ibu menyusui Desa Sidodadi Kec. Deli Tua Kab. Deli Serdang

Tahun 2012

Karakteristik Frekuensi Persentase % Usia:

- < 25 tahun - 25 – 35 tahun

- >35 tahun

10 19 3 31,3 59,4 9,4 Paritas :

- <3 anak - >3 anak

- 3 anak 6 17 9 18,8 53,1 28,1 Pendidikan - SD - SMP - SMA 16 14 2 50,0 43,8 6,3 Pekerjaan - IRT - Petani - Wiraswasa 21 3 8 65,6 9,4 25,0

Berdasarkan tabel 5.1. diatas diperoleh bahwa sebagian besar responden berusia 25-35 tahun sebanyak 19 orang (5949%). Berdasarkan paritas mayoritas responden mempunyai >3 anak sebanyak 17 orang (53,1%). Berdasarkan pendidikan mayoritas responden berpendidikan sekolah dasar (SD) sebanyak 16 orang (50,0). Berdasarkan pekerjaan sebagian besar mayoritas responden adalah ibu rumah tangga sebanyak 21 orang (65,6%).


(40)

2. Analisis Bivariat

Analisis ini digunakan untuk menguji Pengaruh daun bangun-bangun untuk meningkatkan produksi ASI berdasarkan dari berat badan bayi,fekuensi menyusui dan BAK bayi sebelum dan sesudah diberikan daun bangun bangun. Dalam menganalisa data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistic uji t-dependent yakni membandingkan data sebelum dan sesudah diberikan daun bangun-bangun, dan diperoleh mean perbedaan sebelum dan sesudah intervensi. Taraf signifikansi 95% (α = 0,05). Pedoman dalam menerima hipotesis : apabila nilai probabilitas (p) < 0,05 maka H0 ditolak, apabila (p) > 0,05 maka H0 gagal ditolak.

Berdasarkan tabel 5.2 dibawah ini yang menjelaskan tentang berat badan bayi sebelum dan sesudah diberikan daun bangun bangun di mana sebelum diberikan daun bangunbangun berat badan bayi rata-rata 4284,38 gram dengan standart deviasi 1251,350 dan sesudah diberikan daun bangun bangun dapat dilihat berat badan bayi rata-rata 4531,25 gram dengan standar deviasi 1252,46 dan nilai p. value 0,003 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh daun bangun bangun terhadap produksi asi berdasrkan berat badan bayi.

Tabel 5.2.

Distribusi Responden berdasarkan berat badan bayi sebelum dan sesudah di berikan daun bangun bangun di Desa Sidodadi Kec. Deli Tua Kabupaten Deli

Serdang Tahun 2012

Variabel Mean Standar deviasi P. value

Berat badan bayi sebelum 4284,38 (g) 1251,350

0,003 Berat badan bayi sesudah 4531,25 (g) 1252,46


(41)

Berdasarkan tabel 5.3 dibawah ini yang menjelaskan tentang frekuensi menyusui bayi sebelum dan sesudah diberikan daun bangun bangun di mana sebelum diberikan daun bangun bangun frekuensi menyusui bayi 8,19 kali/hari dengan standart deviasi 2,729 dan sesudah diberikan daun bangun bangun dapat dilihat sesudah diberikan daun bangun bangun 10,44 kali/hari dengan standar deviasi 1,190 dan nilai p. value 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh daun bangun bangun berdasarkan frekuensi menyusui bayi.

Tabel 5.3.

Distribusi Responden berdasarkan frekuensi menyusui bayi sebelum dan sesudah di berikan daun bangun bangun di Desa Sidodadi Kec. Deli Tua

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

Variabel Mean Standar deviasi P. value

Frekuensi menyusui bayi sebelum 8,19 kali/hari 2,729

0,000 Frekuensi menyusui bayi sesudah 10,44 kali/hari 1,190

Berdasarkan tabel 5.4 dibawah ini yang menjelaskan tentang BAK bayi sebelum dan sesudah diberikan daun bangun bangun di mana sebelum diberikan daun bangun bangun BAK bayi rata-rata 6,38 kali/hari dengan standart deviasi 1,100 kali dan sesudah diberikan daun bangun bangun dapat dilihat BAK bayi rata-rata 7,41 kali/hari dengan standar deviasi 1,682 dan nilai p. value 0,008 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh daun bangun bangun berdasarkan BAK bayi.

Tabel 5.4

Distribusi Responden berdasarkan BAK bayi sebelum dan sesudah di berikan daun bangun bangun di Desa Sidodadi Kec. Deli Tua Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2012

Variabel Mean Standar deviasi P. value

BAK bayi sebelum 6,38 kali/hari 1,100

0,008 BAK bayi sesudah 7,41 kali/hari 1,682


(42)

B. Pembahasan 1. Karakteristik

Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 32 responden sebagian besar umur ibu berusia 25-35 tahun sebanyak 19 orang (59,49%) dan paritas sebagian besar sebanyak >3 anak 17 orang (53,1%) dan pendidikan pada pendidikan sekolah dasar sebanyak 16 orang (50%) dan pekerjaan sebagian besar ibu rumah tangga sebanyak 21 orang (65,6%).

2. Pengaruh daun bangun bangun terhadap produksi ASI berdasarkan berat badan bayi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Damanik terhadap ibu-ibu menyusui memperoleh kesimpulan bahwa konsumsi daun bangun-bangun (Coleus amboinicus) dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI Selain itu konsumsi tanaman ini dapat meningkatkan kadar zat besi, kalium, seng, dan magnesium dalam ASI serta meningkatkan berat badan bayi.

Konsumsi daun bangun-bangun oleh penduduk Sumatra Utara biasanya dalam bentuk sop yang dimasak secara tradisional dengan santan. Suatu penelitian telah mencoba membuktikan karakteristik mutu sop daun bangun-bangun yang dikemas dalam kaleng sebagai suatu bentuk usaha komersil. Selain dipetik langsung dari pohonnya, ibu-ibu menyusui diharapkan dapat mengkonsumsinya dalam bentuk sop kemasan kaleng yang lebih praktis karena tidak perlu menanam pohonnya dan memasaknya terlebih dahulu untuk mendapatkan efek laktagogumnya. Tanaman ini terbukti mengandung zat besi dan karotin yang tinggi. Selain itu konsumsi tanaman


(43)

ini dapat meningkatkan kadar zat besi, kalium, seng, dan magnesium dalam ASI serta meningkatkan berat badan bayi. (Warsiki, 2009).

3. Pengaruh daun bangun bangun terhadap produksi ASI berdasarkan frekuensi menyusui bayi

Bayi yang mendapat ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik, dan mengurangi kemungkinan obesitas. Frekuensi menyusui yang sering (tidak dibatasi) juga dibuktikan bermanfaat, karena volume ASI yang dihasilkan lebih banyak, sehingga penurunan berat badan bayi hanya sedikit (Sidi, et al. 2004. Hal 7).

4. Pengaruh daun bangun bangun bangun terhadap

produksi ASI berdasarkan BAK bayi

Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah komitmen ibu untuk menyusui, dilaksanakan secara dini (early initiation), posisi menyusui yang benar yang baik untuk ibu maupun bayi, menyusui atas permintaan bayi (on demand).( Afifah, 2007). Parameter keberhasilan pemberian ASI ditandai dengan Cukupnya ASI bagi si bayi yang ditandai dengan:

Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam sehari dan warnanya bersih jernih sampai kuning,Bayi sering buang air besar bewarna kekuningan “berbiji”,Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun, dan tidur cukup. Bayi setidaknya menyusui10-12 kali dalam 24 jam,Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui,Ibu dapat merasakan geli karena aliran ASI setiap kali bayi mulai menyusu,Bayi bertambah berat badannya.


(44)

5. Keterbatasan penelitian

1. Sampel

Pemilihan responden yakni ibu yang menyusui tidak lagi berkunjung keklinik dimana tempat mereka bersalin ketika peniliti melakukan penelitian, sehingga peneliti harus melakukan dor to dor.

Responden yang memiliki pekerjaan diluar rumah tidak dapat di observasi semaksimal mungkin.

2. Desain penelitian

Desain penelitian ini adalah pra- eksperimen yang bersifat one group pretest-postest. Yakni hanya menguji pengaruh daun bangun bangun terhadap satu kelompok yang diberikan intervensi, dilihat perbedaan nya antara sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Sebaiknya pada penelitian berikutnya dilakukan menggunakan desain dengan 2 kelompok, yakni kelompok kontrol dan intervensi, agar pengaruh daun bangun bangun yang diteliti lebih terlihat perbedaan nya dan hasilnya lebih bermakna.

6. Implikasi untuk asuhan kebidanan / pendidikan kebidanan

1. Pada pelayanan kebidanan

Dari hasil penelitian ini telah diketahui bahwa daun bangun bangun dapat meningkatkan produksi ASI. Jadi, daun bangun bangun dapat digunakan juga sebagai intervensi dalam asuhan kebidanana pada ibu menyusui dengan produksi ASI yang sedikit.


(45)

Selain dipetik langsung dari pohonnya, ibu-ibu menyusui diharapkan dapat mengkonsumsinya dalam bentuk sop atau kemasan kaleng yang lebih praktis karena tidak perlu menanam pohonnya dan memasaknya terlebih dahulu untuk mendapatkan efek laktagogumnya.


(46)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh daun bangun bangun untuk meningkatkan produksi asi di Desa Sidodadi Kec. Delitua Kab Deli Serdang Tahun 2012 ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Produksi ASI sebelum diberikan daun bangun bangun berdasarkan berat badan bayi rata-rata 4284,38 gram, frekuensi menyusui bayi rata-rata 8,19 kali/hari dan BAK bayi rata-rata 6,38 kali/hari.

2. Produksi ASI sesudah diberikan daun bangun bangun berdasarkan berat badan bayi rata-rata 4531,25 gram, frekuensi menyusui bayi rata-rata 10,44 kali/hari dan Bak bayi rata-rata 7,41 kali/hari .

3. Bahwa ada pengaruh daun bangun bangun terhadap produksi ASI meliputi Berat badan bayi dengan nilai p value 0,003, frekuensi menyusui nilai p value 0,000, dan BAK bayi nilai p value 0,008.


(47)

B. Saran

1. Bagi pelayanan kebidanan

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dalam melakukan pelayanan kebidanan dan menggunakan daun bagun bagun sebagai intervensi dalam asuhan kebidanan sebelum menggunakan obat.

2. Bagi Pendidikan Kebidanan

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi referensi perpustakaan D–IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Bagi penelitian lanjut

Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan desain penelitian bersifat quasi eksperiment dengan 2 kelompok sampel yakni kelompok kontrol dan kelompok intervensi agar diperoleh hasil yang lebih baik.


(48)

Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden

Assalamu’alaikum Wr. Wb/ Salam Sejahtera Dengan Hormat,

Nama Rahmi Idris, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Efektifitas Daun Bangun-bangun dalam Meningkatkan Kualitas Air Susu Ibu”.

Saya akan melakukan wawancara terstruktur kepada Ibu tentang :

a. Data demografi yang terdiri dari usia, paritas, pendidikan, pekerjaan ibu.

b. Observasi tentang pengaruh daun bangun bangun untuk meningkatkan produksi ASI

Partisipasi Ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini Ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Ibu membutuhkan penjelesan, maka dapat menghubungi Saya :

Nama : Rahmi Idris

Alamat : Jl. Dr Mansyur Gg Berdikari No. 3 A No. Hp : 0852 6448 7050

Terima kasih Saya ucapkan kepada Ibu yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, 2012 Peneliti


(49)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama: Rahmi Idris adalah mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang Pengaruh daun bangun bangun untuk meningkatkan produksi ASI. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya memohon kesediaan ibu-ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mengisi lembar observasi. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu.

Partisipasi ibu-ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi ibu dan semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terimakasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

Medan, Desember 2011

Peneliti Responden


(50)

 

LEMBAR OBSERVASI PEMBERIAN DAUN BANGUN-BANGUN

Hari/Tanggal  Nama Bayi  Umur Bayi  BB Bayi  (Gram) 

Frekuensi  Menyusui  (Kali/Hari) 

BAK Bayi   (Kali/Hari)                                                                                                                                                                                                                                                                     


(51)

PROSEDUR PEMBUATAN SOP DAUN BANGUN BANGUN

Bahan

1. Daun bangun bangun 150 gram 2. Ayam secukupnya

3. Kelapa / Santan 1000 cc 4. 4 Siung bawang merah 5. 3 Siung bawang putih 6. Serai 1 batang

7. Jahe secukupnya 8. Kunyit secukupnya 9. Garam

10.Jeruk nipis

Cara Membuat :

Halus kan bawang merah,bawang putih,kunyit,serai dan jahe. Setelah bumbu di haluskan panaskan santan yang telah d campur dengan bumbu dan ayam.

Setelah santan mendidih masuk kan daun bangun bangun yang telah dicuci bersih dan diremas dengan garam dan jeruk nipis lalu air remasan

disisihkan,kemudian masukkan daun bangun bangun kedalam santan yang telah mendidih . Sayur sop bagun bangun siap untuk dikonsumsi ibu menyusui.


(52)

(53)

(1)

Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden

Assalamu’alaikum Wr. Wb/ Salam Sejahtera Dengan Hormat,

Nama Rahmi Idris, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Efektifitas Daun Bangun-bangun dalam Meningkatkan Kualitas Air Susu Ibu”.

Saya akan melakukan wawancara terstruktur kepada Ibu tentang :

a. Data demografi yang terdiri dari usia, paritas, pendidikan, pekerjaan ibu.

b. Observasi tentang pengaruh daun bangun bangun untuk meningkatkan

produksi ASI

Partisipasi Ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini Ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Ibu membutuhkan penjelesan, maka dapat menghubungi Saya :

Nama : Rahmi Idris

Alamat : Jl. Dr Mansyur Gg Berdikari No. 3 A

No. Hp : 0852 6448 7050

Terima kasih Saya ucapkan kepada Ibu yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, 2012 Peneliti


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama: Rahmi Idris adalah mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang Pengaruh daun bangun bangun untuk meningkatkan produksi ASI. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya memohon kesediaan ibu-ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mengisi lembar observasi. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu.

Partisipasi ibu-ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi ibu dan semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terimakasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

Medan, Desember 2011

Peneliti Responden


(3)

 

LEMBAR OBSERVASI PEMBERIAN DAUN BANGUN-BANGUN

Hari/Tanggal  Nama Bayi  Umur Bayi  BB Bayi  (Gram) 

Frekuensi  Menyusui  (Kali/Hari) 

BAK Bayi   (Kali/Hari)                                                                                                                                                                                                                                                                     


(4)

Bahan

1. Daun bangun bangun 150 gram

2. Ayam secukupnya

3. Kelapa / Santan 1000 cc

4. 4 Siung bawang merah

5. 3 Siung bawang putih

6. Serai 1 batang

7. Jahe secukupnya

8. Kunyit secukupnya

9. Garam

10.Jeruk nipis

Cara Membuat :

Halus kan bawang merah,bawang putih,kunyit,serai dan jahe. Setelah bumbu di haluskan panaskan santan yang telah d campur dengan bumbu dan ayam. Setelah santan mendidih masuk kan daun bangun bangun yang telah dicuci bersih dan diremas dengan garam dan jeruk nipis lalu air remasan

disisihkan,kemudian masukkan daun bangun bangun kedalam santan yang telah mendidih . Sayur sop bagun bangun siap untuk dikonsumsi ibu menyusui.


(5)

(6)