27 a.
Muatan material dasar bed material transport, yang berasal dari dasar, berarti bahwa angkutan ini ditentukan oleh keadaan dasar dan aliran dapat terdiri dari
muatan dasar dan muatan layang. b.
Muatan cuci wash load, yang berasal dari hasil erosi daerah pantai. Angkutan ini terdiri dari butiran yang sangat halus dengan diameter 50 m terdiri dari
lempung dan lanau yang hanya dapat bergerak dengan cara melayang dan tidak berada pada dasar laut. Oleh karena itu muatan cuci tidak dapat dihitung dan
dapat dipengaruhi oleh turbulensi dan viskositas aliran.
Di kawasan pantai terdapat dua arah pengangkutan sedimen. Yang pertama adalah pergerakan sedimen tegak lurus pantai cross-shore transport atau boleh juga
disebut dengan pergerakan sedimen menuju dan meninggalkan pantai onshore-offshore transport. Yang kedua, pergerakan sedimen sepanjang pantai atau sejajar pantai yang
biasa diistilahkan dengan longshore transport.
2.4.1 Pergerakan sedimen tegak lurus pantai cross-shore transport
Pengangkutan sedimen tegak lurus pantai dapat dilihat pada bentuk pantai kemiringan pantai dan bentuk dasar lautnya bar trough. Secara penampakan
geomorfologi, proses pengangkutan sedimen tegak lurus pantai biasanya terjadi di teluk.
2.4.2 Pengangkutan sedimen sejajar pantai longshore transport
Orang sering menyebut pengangkutan sedimen sejajar pantai dalam bahasa ilmiahnya littoral sediment transport atau longshore sediment transport. Proses ini
Universitas Sumatera Utara
28 biasanya terjadi di pantai yang berbatasan dengan samudra dan merupakan proses yang
penting karena berdampak sangat besar terhadap suatu struktur yang dibuat manusia misalnya jetti atau groin.
2.4.3 Mekanisme Transpor Sedimen Oleh Gelombang
Di laut dalam, gerak partikel air karena gelombang jarang mencapai dasar laut. Sedang di laut dangkal, partikel air dekat dasar bergerak maju dan mundur secara
periodik. Kecepatan partikel air di dekat dasar naik dengan bertambahnya tinggi gelombang dan berkurang dengan kedalaman.
Dalam mempelajari transpor sedimen, kecepatan partikel air dinyatakan dalam bentuk tegangan geser dasar
yang berubah fungsi dari komponen dasar .
Hubungan antara tegangan geser dasar dan kecepatan partikel air dinyatakan dalam bentuk:
=
∗
2.7 Dengan,
∗
= 2.8
dimana, Ρ
= Rapat massa air kgm3
∗
= Kecepatan geser ms f
= Faktor gesekan Kecepatan partikel air di dekat dasar atau yang dinyatakan dalam bentuk
tegangan geser tersebut berusaha untuk menarik sedimen dasar. Sementara itu sedimen dasar memberikan tahanan yang dinyatakan dalam bentuk kecepatan kritik erosi
Universitas Sumatera Utara
29 atau tegangan kritik erosi
. Kedua parameter tersebut tergantung pada sifat sedimen dasar seperti diameter, bentuk dan rapat massa sedimen untuk sedimen non kohesif
pasir dan kohesifitas antara partikel untuk sedimen lohesif lumpur, lempung, dll. Jika dilihat untuk dasar laut berpasir yang datar, apabila kecepatan di dekat
dasar sangat kecil, yang berarti juga tegangan geser dasar, partikel sedimen tidak bergerak
. Selanjutnya apabila kecepatan bertambah juga tegangan geser dasar
, sampai pada suatu kecepatan tertentu beberapa butiran mulai bergerak, yang disebut dengan awal gerak sedimen
= . Sedimen bergerak maju mundur sesuai
dengan gerak partikel air. Selanjutnya kenaikan kecepatan dapat mempercepat gerak tersebut, dan transpor sedimen yang terjadi disebut transpor dasar bed load seperti
terlihat pada Gambar 2.1 .
Gambar 2.1 Pengaruh tegangan geser terhadap gerak sedimen dasar tampak samping
Universitas Sumatera Utara
30 Dengan semakin bertambahnya kecepatan di dekat dasar, gerak ripple, yaitu
dasar laut bergelombang kecil dengan puncaknya tegak lurus arah gelombang. Ukuran ripple tergantung pada pada amplitudo dan perioda dari gerak air di dekat dasar, ukuran
butiran dan rapat massa material dasar Horikawa, 1978. Dengan terbentuknya ripple akan meningkatkan turbulensi, dan partikel sedimen akan terangkat dalam bentuk
suspensi Gambar 2.1. Transpor sedimen dalam bentuk suspensi di atas dasar disebut transpor sedimen suspensi. Apabila gerak air semakin kuat, ripple akan menghilang dan
terjadi transpor massa di mana suatu lapis dengan tebal tertentu terangkut dalam bentuk transpor sedimen dasar dan suspensi.
Universitas Sumatera Utara
31
2.5 Sedimen Kohesif