3.8 Defenisi Operasional
1. Ekstrak Daun Babandotan
Ekstrak daun babandotan adalah sediaan cair daun babandotan yang dibuat dengan menyari daun babandotan diluar matahari langsung dengan metode
perkolasi. Ekstrak daun babandotan kemudian diencerkan dengan etanol untuk mendapatkan beberapa daun babandotan yang kemudian akan digunakan sebagai
bahan insektisida untuk membunuh nyamuk A. aegypti. 2.
Jumlah Nyamuk A. aegypti yang Mati Jumlah nyamuk A. aegypti yang mati adalah jumlah nyamuk A. aegypti yang mati
akibat perlakuan penyemprotan hasil ekstrak daun babandotan pada beberapa konsentrasi selama penelitian.
3. Suhu Ruangan
Suhu ruangan adalah keadaan suhu udara disekitar ruangan dimana penelitian dilakukan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan termometer yang
dinyatakan dalam derajat Celcius. 4.
Kelembaban Kelembaban adalah kadar uap air pada ruangan penelitian yang diukur dengan
menggunakan higrometer dan dinyatakan dalam persen.
3.9 Analisa Data
Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan menggunakan program statistik komputer dengan menggunakan uji statistik sebagai berikut:
3.9.1 Uji Anova Satu Arah One Way Anova
Uji Anova Satu Arah One Way Anova dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata kematian nyamuk A. aegypti pada berbagai konsentrasi ekstrak daun
babandotan. Jika hasil uji Anova menunjukkan adanya perbedaan rata-rata kematian nyamuk pada perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji komparasi ganda uji beda rerata.
Adapun hipotesis yang akan diuji adalah:
H : Tidak ada perbedaan rata-rata kematian nyamuk A. aegypti dengan berbagai
konsentrasi ekstrak daun babandotan.
H
a
: Ada perbedaan rata-rata kematian nyamuk A. aegypti dengan berbagai
konsentrasi ekstrak daun babandotan. Dengan dasar pengambilan keputusan:
Jika probabilitas 0,05, maka H diterima.
Jika probabilitas 0,05, maka H ditolak.
3.9.2 Uji BNT Beda Nyata Terkecil
Uji BNT atau LSD Least Significant Difference merupakan salah satu teknik uji beda rerata yang digunakan untuk melihat perbandingan rata-rata pasangan konsentrasi
yang berbeda secara signifikan. Uji BNT sangat baik digunakan jika besar nilai KK Koefisien Keragaman yang diperoleh sedang yaitu berkisar antara 5-10 pada
percobaan yang dilakukan pada kondisi homogen Hanafiah, 2008. Adapun KK ini dinyatakan sebagai persen rerata umum perlakuan sebagai berikut:
Dimana: KTG = Kuadrat Tengah Galat = Rerata seluruh data perlakuan
Adapun hipotesis yang akan diuji adalah:
H : Perbandingan rata-rata kematian nyamuk antar pasangan konsentrasi ekstrak
daun babandotan tidak berbeda nyata
H
a
: Perbandingan rata-rata kematian nyamuk antar pasangan konsentrasi ekstrak
daun babandotan berbeda nyata. Dengan dasar pengambilan keputusan:
Jika probabilitas 0,05, maka H diterima.
Jika probabilitas 0,05, maka H ditolak.
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Pengaruh Ekstrak Daun Babandotan Ageratum conyzoides L terhadap
Mortalitas Nyamuk A. aegypti
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi yang optimal dari ekstrak daun babandotan Ageratum conyzoides L terhadap mortalitas nyamuk A. aegypti.
Nyamuk A. aegypti dewasa yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dengan cara mengembangbiakan larva nyamuk A. aegypti yang diciduk dari kontainer ke dalam
sebuah gelas plastik. Pada penelitian ini pencidukan jentik nyamuk dilakukan pada sebuah kontainer berupa kotak yang terbuat dari styrofoam yang berisi air dan beberapa
pecahan piring yang terdapat di sebuah rumah di Jln. Karya Jaya No. 194 Kelurahan Gedung Johor, Medan.
Konsentrasi yang diuji pada penelitian ini adalah adalah 0 sebagai kontrol, 10, 20, 30 dan 40 dengan 3 kali pengulangan pada tiap-tiap konsentrasi. Tiap
perlakuan dilakukan pengamatan setiap 5 menit selama 30 menit. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1. Mortalitas Nyamuk A. aegypti pada Setiap Waktu Pengamatan pada Konsentrasi 0 Kontrol Ekstrak Daun Babandotan Ageratum
conyzoides L
Ulangan Jumlah nyamuk yang mati pada kontrol ekor
Jumlah Kematian
kematian Waktu Pengamatan
Menit ke-5
Menit ke-10
Menit ke-15
Menit ke-20
Menit ke-25
Menit ke-30
I II
III Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa pada kontrol tidak terdapat kematian
nyamuk pada setiap ulangan perlakuan selama 30 menit waktu pengamatan.
Tabel 4.2. Mortalitas Nyamuk A. aegypti pada Setiap Waktu Pengamatan pada Konsentrasi 10 Ekstrak Daun Babandotan Ageratum conyzoides L
Ulangan Jumlah nyamuk yang mati pada konsentrasi 10
ekstrak daun babandotan ekor Jumlah
Kematian kematian
Waktu Pengamatan Menit
ke-5 Menit
ke-10 Menit
ke-15 Menit
ke-20 Menit
ke-25 Menit
ke-30 I
1 2
3 10
II 2
3 5
16,67 III
1 2
3 10
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa pada ulangan pertama penyemprotan
ekstrak daun babandotan dengan konsentrasi 10, kematian nyamuk mulai terlihat pada menit ke-20 yaitu sebanyak 1 ekor, menit ke-25 tidak terlihat adanya pertambahan jumlah
nyamuk yang mati, menit ke-30 pertambahan jumlah nyamuk yang mati sebanyak 2 ekor, sehingga total nyamuk yang mati pada ulangan pertama selama 30 menit waktu
pengamatan yaitu sebanyak 3 ekor 10. Kematian nyamuk pada ulangan kedua mulai terlihat pada menit ke-25 yaitu sebanyak 2 ekor, menit ke-30 pertambahan jumlah
nyamuk yang mati sebanyak 3 ekor, sehingga total nyamuk yang mati pada ulangan kedua selama 30 menit waktu pengamatan yaitu sebanyak 5 ekor 16,67. Kematian
nyamuk pada ulangan ketiga mulai terlihat pada menit ke-15 yaitu sebanyak 1 ekor, menit ke-20 dan ke-25 tidak terlihat adanya pertambahan jumlah nyamuk yang mati,
menit ke-30 pertambahan jumlah nyamuk yang mati sebanyak 2 ekor, sehingga total nyamuk yang mati pada ulangan ketiga selama 30 menit waktu pengamatan yaitu
sebanyak 3 ekor 10.
Tabel 4.3. Mortalitas Nyamuk A. aegypti pada Setiap Waktu Pengamatan pada Konsentrasi 20 Ekstrak Daun Babandotan Ageratum conyzoides L
Ulangan Jumlah nyamuk yang mati pada konsentrasi 20
ekstrak daun babandotan ekor Jumlah
Kematian kematian
Waktu Pengamatan Menit
ke-5 Menit
ke-10 Menit
ke-15 Menit
ke-20 Menit
ke-25 Menit
ke-30 I
1 2
3 3
8 17
56,67 II
2 2
3 5
9 21
70 III
1 1
1 3
4 9
19 63,33
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa pada ulangan pertama penyemprotan ekstrak daun babandotan dengan konsentrasi 20, kematian nyamuk mulai terlihat pada
menit ke-10 yaitu sebanyak 1 ekor, menit ke-15 pertambahan jumlah nyamuk yang mati sebanyak 2 ekor, menit ke-20 bertambah sebanyak 3 ekor, menit ke-25 bertambah
sebanyak 3 ekor, dan menit ke-30 bertambah sebanyak 8 ekor, sehingga total nyamuk yang mati pada ulangan pertama selama 30 menit waktu pengamatan yaitu sebanyak 17
ekor 56,67. Kematian nyamuk pada ulangan kedua mulai terlihat pada menit ke-10 yaitu sebanyak 2 ekor, menit ke-15 pertambahan jumlah nyamuk yang mati sebanyak 2
ekor, menit ke-20 bertambah sebanyak 3 ekor, menit ke-25 bertambah sebanyak 5 ekor, dan menit ke-30 bertambah sebanyak 9 ekor, sehingga total nyamuk yang mati pada
ulangan kedua selama 30 menit waktu pengamatan yaitu sebanyak 21 ekor 70. Kematian nyamuk pada ulangan ketiga sudah terlihat pada menit ke-5 yaitu sebanyak 1
ekor, menit ke-10 pertambahan jumlah nyamuk yang mati sebanyak 1 ekor, menit ke-15 bertambah sebanyak 1 ekor, menit ke-20 bertambah sebanyak 3 ekor, menit ke-25
bertambah sebanyak 4 ekor, dan menit ke-30 bertambah sebanyak 9 ekor, sehingga total nyamuk yang mati pada ulangan ketiga selama 30 menit waktu pengamatan yaitu
sebanyak 19 ekor 63,33.
Tabel 4.4. Mortalitas Nyamuk A. aegypti pada Setiap Waktu Pengamatan pada Konsentrasi 30 Ekstrak Daun Babandotan Ageratum conyzoides L
Ulangan Jumlah nyamuk yang mati pada konsentrasi 30
ekstrak daun babandotan ekor Jumlah
Kematian kematian
Waktu Pengamatan Menit
ke-5 Menit
ke-10 Menit
ke-15 Menit
ke-20 Menit
ke-25 Menit
ke-30 I
1 2
3 6
7 9
28 93,33
II 2
4 4
7 9
26 86,67
III 1
2 5
4 6
10 28
93,33 Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa pada ulangan pertama penyemprotan
ekstrak daun babandotan dengan konsentrasi 30, kematian nyamuk sudah terlihat pada menit ke-5 yaitu sebanyak 1 ekor, menit ke-10 pertambahan jumlah nyamuk yang mati
sebanyak 2 ekor, menit ke-15 bertambah sebanyak 3 ekor, menit ke-20 bertambah sebanyak 6 ekor, menit ke-25 bertambah sebanyak 7 ekor, dan menit ke-30 bertambah
sebanyak 9 ekor, sehingga total nyamuk yang mati pada ulangan pertama selama 30 menit waktu pengamatan yaitu sebanyak 28 ekor 93,33. Kematian nyamuk pada
ulangan kedua mulai terlihat pada menit ke-10 yaitu sebanyak 2 ekor, menit ke-15 pertambahan jumlah nyamuk yang mati sebanyak 4 ekor, menit ke-20 bertambah
sebanyak 4 ekor, menit ke-25 bertambah sebanyak 7 ekor, dan menit ke-30 bertambah sebanyak 9 ekor, sehingga total nyamuk yang mati pada ulangan kedua selama 30 menit
waktu pengamatan yaitu sebanyak 26 ekor 86,67. Kematian nyamuk pada ulangan
ketiga sudah terlihat pada menit ke-5 yaitu sebanyak 1 ekor, menit ke-10 pertambahan jumlah nyamuk yang mati bertambah 2 ekor, menit ke-15 bertambah sebanyak 5 ekor,
menit ke-20 bertambah sebanyak 4 ekor, menit ke-25 bertambah sebanyak 6 ekor, dan menit ke-30 bertambah sebanyak 10 ekor, sehingga total nyamuk yang mati pada ulangan
ketiga selama 30 menit waktu pengamatan yaitu sebanyak 28 ekor 93,33.
Tabel 4.5. Mortalitas Nyamuk A. aegypti pada Setiap Waktu Pengamatan pada Konsentrasi 40 Ekstrak Daun Babandotan Ageratum conyzoides L
Ulangan Jumlah nyamuk yang mati pada konsentrasi 40
ekstrak daun babandotan ekor Jumlah
Kematian kematian
Waktu Pengamatan Menit
ke-5 Menit
ke-10 Menit
ke-15 Menit
ke-20 Menit
ke-25 Menit
ke-30 I
2 3
3 5
7 10
30 100
II 2
3 4
4 6
11 30
100 III
1 2
4 5
7 11
30 100
Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa pada ulangan pertama penyemprotan ekstrak daun babandotan dengan konsentrasi 40, kematian nyamuk sudah terlihat pada
menit ke-5 yaitu sebanyak 2 ekor, menit ke-10 pertambahan jumlah nyamuk yang mati sebanyak 3 ekor, menit ke-15 bertambah sebanyak 3 ekor, menit ke-20 bertambah
sebanyak 5 ekor, menit ke-25 bertambah sebanyak 7 ekor, dan menit ke-30 bertambah sebanyak 10 ekor, sehingga total nyamuk yang mati pada ulangan pertama selama 30
menit waktu pengamatan yaitu sebanyak 30 ekor 100. Kematian nyamuk pada ulangan kedua sudah terlihat pada menit ke-5 yaitu sebanyak 2 ekor, menit ke-10
pertambahan jumlah nyamuk yang mati sebanyak 3 ekor, menit ke-15 bertambah sebanyak 4 ekor, menit ke-20 bertambah sebanyak 4 ekor, menit ke-25 bertambah
sebanyak 6 ekor, dan menit ke-30 bertambah sebanyak 11 ekor, sehingga total nyamuk yang mati pada ulangan kedua selama 30 menit waktu pengamatan yaitu sebanyak 30
ekor 100. Kematian nyamuk pada ulangan ketiga sudah terlihat pada menit ke-5 yaitu sebanyak 1 ekor, menit ke-10 pertambahan jumlah nyamuk yang mati bertambah 2 ekor,
menit ke-15 bertambah sebanyak 4 ekor, menit ke-20 bertambah sebanyak 5 ekor, menit ke-25 bertambah sebanyak 7 ekor, dan menit ke-30 bertambah sebanyak 11 ekor,
sehingga total nyamuk yang mati pada ulangan ketiga selama 30 menit waktu pengamatan yaitu sebanyak 30 ekor 100.
Tabel 4.6. Rata-rata Mortalitas Nyamuk A. aegypti pada Setiap Waktu Pengamatan dengan Beberapa Konsentrasi Ekstrak Daun Babandotan
Ageratum conyzoides L
Wak tu
p en
g am
at an
Konsentrasi Ekstrak daun babandotan 10
20 30
40 Rata-rata
Rata-rata Rata-rata
Rata-rata Rata-rata
Jlh mati
mati Jlh
mati mati
Jlh mati
mati Jlh
mati mati
Jlh mati
mati Menit
ke-5 0,33
1,11 0,66
2,22 1,67
5,56 Menit
ke-10 1,33
4,44 2
6,67 2,67
8,89 Menit
ke-15 0,33
1,11 1,67
5,56 4
13,33 3,67
12,22 Menit
ke-20 0,33
1,11 3
10 4,67
15,56 4,67
15,56 Menit
ke-25 0,66
2,22 4
13,33 6,67
22,22 6,67
22,22 Menit
ke-30 2,33
7,78 8,67
28,89 9,33
31,11 10,67 35,56 Total
3,67 12,22
19 63,33 27,33 91,11
30 100
Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa dari 3 kali ulangan perlakuan penyemprotan ekstrak daun babandotan pada menit ke-5, terlihat pada konsentrasi 0
kontrol dan konsentrasi 10 tidak terdapat adanya kematian nyamuk, sedangkan pada konsentrasi 20 terdapat rata-rata angka kematian nyamuk sebesar 1,11, konsentrasi
30 sebesar 2,22 dan konsentrasi 40 sebesar 5,56. Menit ke-10, pada konsentrasi 0
dan 10 tidak terdapat adanya kematian nyamuk, pada konsentrasi 20 terdapat rata- rata angka kematian nyamuk sebesar 4,44, konsentrasi 30 sebesar 6,67 dan
konsentrasi 40 sebesar 8,89. Menit ke-15, pada konsentrasi 0 tidak terdapat adanya kematian nyamuk, pada konsentrasi 10 terdapat rata-rata angka kematian nyamuk
sebesar 1,11, konsentrasi 20 sebesar 5,56, konsentrasi 30 sebesar 13,33 dan konsentrasi 40 sebesar 12,22. Menit ke-20, pada konsentrasi 0 tidak terdapat
adanya kematian nyamuk, pada konsentrasi 10 terdapat rata-rata angka kematian nyamuk sebesar 1,11, konsentrasi 20 sebesar 10, konsentrasi 30 sebesar 15,56
dan konsentrasi 40 sebesar 15,56. Menit ke-25, pada konsentrasi 0 tidak terdapat adanya kematian nyamuk, pada konsentrasi 10 terdapat rata-rata angka kematian
nyamuk sebesar 2,22, konsentrasi 20 sebesar 13,33, konsentrasi 30 sebesar 22,22 dan konsentrasi 40 sebesar 22,22. Menit ke-30, pada konsentrasi 0 tidak
terdapat adanya kematian nyamuk, pada konsentrasi 10 terdapat rata-rata angka kematian nyamuk sebesar 7,78, konsentrasi 20 sebesar 28,89, konsentrasi 30
sebesar 31,11 dan konsentrasi 40 sebesar 35,56.
Tabel 4.7. Rata-rata Mortalitas Nyamuk A. aegypti pada Masing-masing Ulangan Selama 30 Menit Waktu Pengamatan dengan Beberapa Konsentrasi
Ekstrak Daun Babandotan Ageratum conyzoides L
Konsentrasi Jumlah nyamuk yang mati pada
waktu pengamatan ekor Rata-rata
Ulangan Total
Jumlah kematian
Pembulatan kematian
I II
III A 0
B 10 3
5 3
11 3,67
4 12,22
C 20 17
21 19
57 19
19 63,33
D 30 28
26 28
82 27,33
27 91,11
E 40 30
30 30
90 30
30 100
Dari tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa selama 30 menit waktu pengamatan pada masing-masing pengulangan pada konsentrasi 0 kontrol tidak terdapat kematian
nyamuk. Sedangkan pada konsentrasi 10 ekstrak daun babandotan jumlah nyamuk yang mati pada ulangan pertama sebanyak 3 ekor, ulangan kedua sebanyak 5 ekor dan
ulangan ketiga sebanyak 3 ekor dengan rata-rata kematian nyamuk sebanyak 4 ekor 12,22. Pada konsentrasi 20 ekstrak daun babandotan jumlah nyamuk yang mati
pada ulangan pertama sebanyak 17 ekor, ulangan kedua sebanyak 21 ekor dan ulangan ketiga sebanyak 19 ekor dengan rata-rata kematian nyamuk sebanyak 19 ekor 63,33.
Pada konsentrasi 30 ekstrak daun babandotan jumlah nyamuk yang mati pada ulangan pertama sebanyak 25 ekor, ulangan kedua sebanyak 26 ekor dan ulangan ketiga sebanyak
28 ekor dengan rata-rata kematian nyamuk sebanyak 27 ekor 91,11. Pada konsentrasi tertinggi yaitu konsentrasi 40 ekstrak daun babandotan dapat menyebabkan 100
kematian nyamuk uji pada masing-masing ulangan perlakuan.
4.2 Hasil Analisa Data