Variabel Independen Kependudukan a. Jumlah penduduk

65

3.6. Metode Pengukuran

Pengukuran variabel motivasi kerja dan kinerja petugas CMHN menggunakan teori yang dikemukakan oleh Saifuddin Azwar 2007 dengan cara pengkategorian rendah, sedang dan tinggi. Oleh karena untuk memisahkan subjek ke dalam tiga kategori maka pemisahan kategori rendah, sedang dan tinggi dilakukan dengan menggunakan batasan berdasarkan satuan deviasi stándar dengan memperhitungkan rentangan angka-angka mínimum dan maksimum empiriknya. Pengkategorian kedalam tiga kategori itu adalah : a. Rendah jika nilai X µ - 1,0 σ b. Sedang jika nilai µ - 1,0 σ ≤ X µ + 1,0 σ c. Tinggi jika nilai µ + 1,0 σ ≤ X Ket: X = jumlah total subjek µ = mean empirik σ = estándar deviasi empirik

3.6.1 Variabel Independen

a. Dengan menggunakan rumus diatas diperoleh nilai skor motivasi kerja yaitu: untuk mengetahui tingkat motivasi kerja diukur melalui 38 aitem kuisioner dengan tehnik pilihan jawaban ya skor 2, kadang-kadang skor 1 dan tidak skor 0. Sehingga diperoleh nilai mínimum 0 dan maksimum 76, nilai µ= 38 dan nilai σ =766= 12. - Rendah jika X 38 - 1,0 12 = X 26 - Sedang jika 38 – 1,0 12 ≤ X 38+ 1,0 12 = 26 ≤ X 50 - Tinggi jika 38+ 1,0 12 ≤ X = 50 ≤ X Maka diperoleh nilai skor motivasi kerja yaitu : Rendah Sedang Tinggi 26 50 b. Dengan menggunakan rumus diatas diperoleh nilai skor motivasi internal yaitu: untuk mengetahui tingkat motivasi kerja internal diukur melalui 21 aitem kuisioner dengan tehnik pilihan jawaban ya skor 2, kadang-kadang skor 1 dan tidak skor 0. Sehingga diperoleh nilai mínimum 0 dan maksimum 42, nilai µ= 21 dan nilai σ = 7. Universitas Sumatera Utara 66 - Rendah jika X 21 - 1,0 7 = X 14 - Sedang jika 21 – 1,0 7 ≤ X 21+ 1,0 7 = 14 ≤ X 28 - Tinggi jika 21+ 1,0 7 ≤ X = 28 ≤ X Maka diperoleh nilai skor motivasi kerja internal yaitu : Rendah Sedang Tinggi 14 28 c. Dengan menggunakan rumus diatas diperoleh nilai skor motivasi eksternal yaitu: Untuk mengetahui tingkat motivasi kerja eksternal diukur melalui 17 aitem kuisioner dengan tehnik pilihan jawaban ya skor 2, kadang-kadang skor 1 dan tidak skor 0. Sehingga diperoleh nilai mínimum 0 dan maksimum 34, nilai µ= 17 dan nilai σ = 5,7. - Rendah jika X 17 - 1,0 5,7 = X 11,3 - Sedang jika 17 – 1,0 5,7 ≤ X 17+ 1,0 5,7 = 11,3 ≤ X 22,7 - Tinggi jika 17+ 1,0 5,7 ≤ X = 22,7 ≤ X Maka diperoleh nilai skor motivasi kerja eksternal yaitu : Rendah Sedang Tinggi 11,3 22,7

3.6.2 Variabel Dependen

Dengan menggunakan rumus diatas diperoleh nilai skor kinerja yaitu: Untuk mengetahui tingkat kinerja diukur melalui 25 aitem kuisioner dengan tehnik pilihan jawaban ya skor 2, kadang-kadang skor 1 dan tidak skor 0. Sehingga diperoleh nilai mínimum 0 dan maksimum 50, nilai µ= 25 dan nilai σ = 8,4. - Rendah jika X 25 - 1,0 8,4 = X 16,6 - Sedang jika 25 – 1,0 8,4 ≤ X 25+ 1,0 8,4 = 16,6 ≤ X 33,4 - Baik jika 25+ 1,0 8,4 ≤ X = 33,4 ≤ X Universitas Sumatera Utara 67 Maka diperoleh nilai skor kinerja yaitu : Rendah Sedang Tinggi 16,6 33,4 Secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4. Aspek Pengukuran Variabel Bebas dan Terikat No Variabel Jumlah Indikator Alat Ukur Bobot Nilai Kategori Skala Ukur Variabel Independen 1. 2. Motivasi Kerja Motivasi Internal - Tanggung jawab sebagai petugas dalam melaksanakan tugas - Melaksanakan tugas dengan target yang jelas - Ada umpan balik atas hasil pekerjaan - Memiliki perasaan senang dalam bekerja 38 21 4 3 3 3 Kuesioner kuesioner 2 = Ya 1 = kadang-kadang 0 = tidak 2 = Ya 1 = kadang-kadang 0 = tidak - Tinggi X ≥50 - Sedang 26 ≤X50 - Rendah X26 - Tinggi X ≥28 - Sedang 14 ≤X28 - Rendah X14 Interval Interval Tabel 3.4 Lanjutan 3. - Selalu berusaha mengungguli orang lain - diutamakan prestasi dari apa yang dikerjakan Motivasi Eksternal - Selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan kerja - Senang memperoleh pijian dari apa yang dikerjakannya - Bekerja dengan harapan ingin memperoleh insentif - Bekerja dengan harapan ingin memperoleh perhatian dari atasan teman 3 3 17 5 3 5 4 Kuesioner 2= Ya 1 = kadang-kadang 0 = tidak Tinggi X ≥22 Sedang 12 ≤X22 Rendah X22 Interval Universitas Sumatera Utara 68 4. Kinerja Petugas kesehatan jiwa CMHN 25 kuesioner 2= Ya 1 = kadang-kadang 0 = tidak - Baik X ≥33 - Sedang 17 ≤X33 - Rendah X16 Interval - Perencanaan 5 - Pengorganisasian 5 - Pengarahan 5 - Monitoring Evaluasi 10 3.7 Metode Analisis Data Data primer dan data sekunder yang telah diperoleh terlebih dahulu diolah dianalisis melalui proses pengolahan data dengan komputer yang mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Editing, penyuntingan data yang dilakukan untuk menghindari kesalahan atau jawaban untuk memudahkan proses entri data. b. Entry data, setelah pross koding dilakukan pemasukan data ke komputer dengan menggunakan program komputer Statistical Package for Social Science versi 15 c. Cleaning, sebelum analisis data dilakukan pengecekan dan perbaikan terhadap data yang sudah masuk. Data kemudian dianalisis dengan : 1. Analisis univariat merupakan analisis yang menitik beratkan pada penggambaran atau deskripsi data yang telah diperoleh. Menggambarkan distribusi frekwensi dari masing- masing variabel bebas dan variabel terikat. Sehingga didapat gambaran tentang motivasi kerja baik motivasi kerja internal dan motivasi kerja eksternal pada petugas dan kinerja petugas CMHN dalam pelayanan keperawatan kesehatan jiwa di Kabupaten Bireuen.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara 2 variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian ini. Uji yang digunakan adalah uji Korelasi Pearson, bila p 0,05 maka variabel diatas dinyatakan berhubungan secara signifikan. 3. Analisis Multivariat Universitas Sumatera Utara 69 Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui variabel independen mana yang paling berperan berhubungan dengan kinerja petugas dalam pelaksanaan penanggulangan gangguan jiwa. Metode analisa datanya menggunakan uji regresi Linier ganda pada α = 0,05, CI 95 dengan persamaan regresi yang digunakan adalah: Y = βo + β1X 1 + β2X 2 Dimana : Y = variabel terikat kinerja petugas Βo = konstanta β1-β6 = Koefisien Regresi Linier variabel penelitian X1 = motivasi internal X2 = motivasi eksternal Universitas Sumatera Utara 70 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Letak Geografis Kabupaten Bireuen merupakan salah satu dari 28 Kabupaten yang ada di Provinsa Nanggroe Aceh Darussalam yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Utara melalui Undang-undang No.48 tahun 1999 tanggal 12 Oktober 1999 dengan luas wilayah 1.901,22 km 2 190.122 Ha yang terdiri dari 17 kecamatan, 69 pemukiman dan 608 gampong atau desa. Kabupaten Bireuen terletak pada garis 4 – 54 , 18 Lintang utara dan 96 .20 – 97 .21 Bujur timur, dengan batas –batas wilayah : ‐ Sebelah utara dengan Selat Malaka ‐ Sebelah selatan dengan Kabupaten Bener Meriah ‐ Sebelah timur dengan Kabupaten Aceh Utara ‐ Sebelah barat dengan Kabupaten Pidie Topografi Kabupaten Bireuen terdiri dari pantaidataran rendah disebelah utara dan daerah pegunungan di sebelah selatan. Luas tanah menurut penggunaannya terdiri dari 17.172 Ha perkampungan, 22.948 Ha persawahan, 34.013 Ha tegalan, 37.994 Ha perkebunan rakyat, 5.194 Ha tambakalang-alang, 4.642 Ha hutan belukar, 32.286 Ha tebat, 2.072 Ha kebun campuran, 965 Ha perkebunan besar, 564 Ha danaurawa. Kabupaten Bireuen dilalui oleh 6 buah sungai, yaitu : Krueng Samalanga, Krueng Pandah, Krueng Jeunieb, Krueng Nalan, Krueng Peudada dan Krueng Peusangan yang semuanya bermuara di Selat Malaka.

4.1.2 Kependudukan a. Jumlah penduduk

Universitas Sumatera Utara 71 Jumlah penduduk Kabupaten Bireuen pada tahun 2006 adalah 377.715 jiwa, sedangkan pada tahun 2007 393.331 jiwa yang terdiri dari 191.492 laki-laki dan 201.839 perempuan. b. Persebaran penduduk Bila dilihat tingkat kepadatan penduduk perkecamatan di Kabupaten Bireuen bahwa kecamatan terpadat penduduknya adalah Peusangan meliputi 45.308 jiwa dan Kota Juang 42.162 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terendah terdapat di kecamatan Pandrah 8.584 jiwa dan Peusangan Siblah Krueng 10.564 jiwa. c. Luas Kabupaten Bireuen Luas Kabupaten Bireuen adalah 190.122 km 2 . Dari data perkecamatan, yang terluas adalah Kecamatan Peudada yaitu 3.373 km 2 dan Kecamatan terkecil adalah Kecamatan Peusangan Siblah Krueng yaitu 1.255 km 2 .

4.1.3 Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan No