Bahaya dan Akibat Penyalahgunaan Narkotika

Di kalangan orang-orang dewasa dan yang telah lanjut usia menggunakan narkotika dengan sebab-sebab antara lain sebagai berikut: 63 a Menghilangkan rasa sakit dari penyakit kronis; b Menjadi kebiasaan akibat penyembuhan dan menghilangkan rasa sakit; c Pelarian dari frustasi; d Meningkatkan kesanggupan untuk berprestasi biasanya sebagai zat perangsang.

C. Bahaya dan Akibat Penyalahgunaan Narkotika

Bahaya dan akibat dari penyalahgunaan narkotika dapat bersifat pribadi bagi si pemakai dan dapat pula berupa bahaya sosial terhadap masyarakat atau lingkungan. Yang bersifat pribadi dapat dibedakan menjadi 2 dua sifat, yaitu secara khusus dan umum, secara umum dapat menimbulkan pengaruh dan efek-efek terhadap tubuh si pemakai sebagai berikut: 64 1. Euphoria yaitu suatu rangsangan kegembiraan yang tidak sesuai dengan kenyataan dan kondisi badan si pemakai biasanya efek ini masih dalam penggunaan narkotika dalam dosis yang tidak begitu banyak. 2. Dellirium yaitu keadaan dimana pemakai narkotika mengalami menurunnya kesadaran dan timbulnya kegelisahan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap gerakan anggota tubuh si pemakai biasanya pemakaian dosis lebih banyak daripada keadaan euphoria. 3. Halusinasi adalah suatu keadaan dimana si pemakai narkotika mengalami khayalan, misalnya melihat, mendengar yang tidak ada pada kenyataannya. 4. Weakness adalah kelemahan yang dialami fisik atau psikis. 63 Hari Sasangka., Op. Cit., hal. 7. 64 Moh. Taufik Makaro, Op. Cit., hal. 49. Universitas Sumatera Utara 5. Drowsiness yaitu kesadaran merosot seperti orang mabuk, kacau ingatan, mengantuk. 6. Coma adalah keadaan si pemakai narkotika sampai pada puncak kemerosotan yang akhirnya dapat membawa kematian. Bahaya penyalahgunaan narkotika terhadap kesehatan fisik yaitu: 65 1. Gangguan mental organik yang terjadi sebagai efek dan akibat langsung zat terhadap susunan syaraf pusat, seperti: intoksikasi teler, yaitu perusakan mental dan perilaku yang terjadi karena dosis berlebihan; gejala putus narkotika sadar, yaitu gejala yang spesifik terjadi setelah menghentikan atau mengurangi narkotika; gejala yang sangat tergantung dari narkotika yang digunakan, misal menderita sakit pada sendi-sendi, berkeringat, diare, merinding, selalu menguap, sulit tidur, hidung dan mata keluar serta depresi. 2. Menimbulkan komplikasi pada seluruh sistem tubuh, yaitu sistem pernafasan terganggu, infeksi pada jantung, hepatitis, HIVAIDS, impotensi pada pria, kelainan kulit pada bekas suntikan, kelainan dalam kehamilan khusus perempuan. Gangguan kesehatan tersebut tidak tampak secara tiba-tiba, awal menggunakan narkotika akan terasa nyaman dan ingin selalu mengulang pemakaian narkotika. Hal ini tergolong kecanduan, semula dosis yang digunakan rendah, dalam pengulangan dosis yang digunakan dinaikkan, disinilah syaraf dudah mulai terserang 65 Chulaifah, Sejarah Penyalahgunaan Napza, Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial, Vol. 34 No. 1 Maret 2010, hal. 84. Universitas Sumatera Utara pengaruh narkotika yang lambat laun akan merusak syaraf-syaraf organ vital seperti jantung, paru-paru dan ginjal. Bahaya dan akibat secara khusus terhadap si pemakai, yakni yang menyangkut langsung terhadap penyalahgunaan narkotika itu sendiri, dapat menimbulkan efek-efek pada tubuh sebagai berikut: 1. Ganja Bahaya dan akibat dari penyalahgunaan ganja akan memperlihatkan perubahan-perubahan mental dan perilaku sebagai berikut: 1 Gejala Psikologik a Euphoria yaitu rasa gembira tanpa sebab dan tidak wajar. b Halusinasi adalah pengalaman panca indera tanpa adanya sumber stimulus rangsangan yang menimbulkannya, misalnya seseorang mendengar suara-suara padahal sebenarnya tidak ada sumber suara, itu berasal dari halusinasi pendengaran. Delusi adalah suatu keyakinan yang tidak rasional, walaupun telah diberikan bukti bahwa pikiran itu tidak rasional, yang bersangkutan tetap meyakininya, misalnya yang bersangkutan yakin benar bahwa ada orang yang akan berbuat jahat kepadanya, padahal dalam kenyataannya tidak ada orang yang dimaksud delusi paranoid. 66 c Perasaan waktu berlalu dengan lambat, misalnya 10 menit dapat dirasakan 1 jam. 66 Mardani, Op. Cit, hal. 41. Universitas Sumatera Utara d Bersikap acuh tak acuh, masa bodoh, tidak peduli terhadap tugas atau fungsinya sebagai makhluk sosial apatis. e Mempengaruhi perkembangan kepribadian. Daya tahan menghadapi problema kehidupan jadi lemah, malas, apatis, tidak peduli, kehilangan keinginan untuk belajar. f Ada kecenderungan untuk menyalahgunakan obat-obat berbahaya lain yang lebih kuat potensinya, misalnya morfin, heroin. 2 Gejala Fisik a Mata merah, jantung berdebar, nafsu makan bertambah, mulut kering, perilaku maladaptif sukar beradaptasi; b Iritasigangguan pada saluran pernafasan; c Bila terkena radang dapat terjadi bronchitis; d Timbulnya ataxia yaitu hilangnya koordinasi kerja otot dengan syaraf sentral; e Hilangnya atau kurangnya kedipan mata; f Gerak refleks tertentu; g Menyebabkan kadar gula darah naik turun; h Mata menyala. Universitas Sumatera Utara 2. Opiat Morphine, HeroinPutaw Bahaya dan akibat dari penyalahgunaan opiat, baik yang dibakar atau disuntikkan setelah opiat dilarutkan dalam air, akan mengalami hal-hal sebagai berikut: 67 a Melebar atau mengecilnya pupil mata pada keadaan tidak semestinya; b Euphoria gembira berlebihan atau disforia cenderung merasa sedih dan lesu tak berdaya; c Apatis; d Retradasi psikomotorik, merasa lesu dan kehilangan tenaga sehingga terkesan malas; e Pembicaraan cadel; f Gangguan konsentrasi, apabila diajak bicara tidak nyambung; g Daya ingat menurun; h Tingkah laku maladaptif, yang bersangkutan sering berperilaku menunjukkan rasa kecurigaan, sehingga selalu berada dalam keadaan waspada, selalu membawa senjata. Penyalahgunaan opiat ini bila pemakaiannya dihentikan maka akan menimbulkan sakaw dan sangat menyiksa. Sindrom putus opiat merupakan gejala yang tidak mengenakkan, baik psikis maupun fisik. Apabila pemakaian opiat dalam 67 Moh. Taufik Makaro, Op. Cit., hal. 50. Universitas Sumatera Utara jumlahdosis yang semakin bertambah dan semakin sering akan menimbulkan kematian yang diakibatkan overdosis dengan akibat berupa komplikasi medik, yaitu oedema pembengkakan paru akut sehingga pernafasan berhenti. 3. Kokain Bahaya dan akibat dari penyalahgunaan kokain dengan cara dihirup bubuk kokain disedotdihirup melalui hidung akan mengalami gangguan mental dan perilaku sebagai berikut: 68 1 Agitasi psikomotorik, yaitu menunjukkan kegelisahan dan tidak tenang; 2 Rasa gembira yang berlebihan; 3 Rasa harga diri yang meningkat, merasa dirinya hebat sehingga meremehkan masalah yang dihadapi; 4 Kewaspadaan meningkat merasa dirinya tidak aman dan terancam; 5 Jantung berdebar-debar; 6 Pupil mata melebar; 7 Tekanan darah naik; Penyalahgunaan kokain bila dihentikan akan menimbulkan depresi, rasa lelah, lesu, gangguan tidur dan akan sangat menyiksa sehingga pemakai akan berusaha untuk menggunakan dengan berbagai cara, dan takaran semakin bertambah serta 68 Ibid., hal. 51. Universitas Sumatera Utara pemakaian semakin sering. Bila mengkonsumsi secara berlebihan akan mengalami gangguan jiwa, seperti halusinasi dan delusi, sehingga timbul gangguan dalam fungsi sosial atau pekerjaan misalnya perkelahian, kehilangan teman, tidak masuk sekolah atau kerja. 4. Amphetamine ekstasi, shabu-shabu Bahaya dan akibat dari penyalahgunaan amphetamine ekstasi, shabu-shabu akan menimbulkan gejala-gejala sebagai berikut: 69 1 Gejala psikologis: tingkah laku yang kasar dan aneh seperti rasa gembira yang berlebihan, harga diri yang meningkat, banyak bicara, kewaspadaan meningkat, halusinasi penglihatan, gangguan delusi, tingkah laku maladaptif. 2 Gejala fisik: jantung berdebar, pupil mata melebar, tekanan darah naik, keringat berlebihan, mual, muntah. Sindrom putus amphetamine atau gejala ketagihan yaitu murung, sedih, tidak dapat merasakan senang atau keinginan bunuh diri, rasa lelah, lesu. Kematian sering kali terjadi karena overdosis yang disebabkan rangsangan susunan saraf otak yang berlebihan sehingga menyebabkan kejang dan kehilangan kesadaran dan akhirnya meninggal. Akibat lain yang ditimbulkan bagi para penyalahguna nakotika yang sudah akut atau kecanduan, antara lain: Merusak susunan syaraf pusat atau merusak organ- organ tubuh lainnya, seperti hati dan ginjal serta menimbulkan penyakit lain dalam 69 Djoko Prakoso, Kejahatan-Kejahatan yang Merugikan dan Membahayakan Negara, Jakarta: PT. Bina Aksara, 1987, hal. 494. Universitas Sumatera Utara tubuh, seperti bintik-bintik merah pada kulit seperti kudis. 70 Hal ini berakibat melemahnya fisik, daya fikir dan merosotnya moral yang cenderung melakukan perbuatan penyimpangan sosial dalam masyarakat. Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan penggunaan narkotika akibat ketergantungannya, mereka dapat menghalalkan segala cara demi memperoleh narkotika. Awalnya mengambil dan menjual barang-barang milik pribadi, kemudian terus meningkat dengan mengambil barang-barang milik keluarganya dan kemudian pada gilirannya melakukan tindak pidana baik berupa pencurian, perampokan, dan lain-lainnya sekedar untuk membeli narkotika. Akibat buruk lainnya dari penyalahgunaan narkotika meliputi sebagai berikut: 71 1. Kematian. Kematian terhadap penyalahgunaan narkotika dapat terjadi karena overdosis ataupun karena kecelakaan akibat pengaruh narkotika yang disalahgunakan. 2. Timbulnya penyakit baru. Pemakaian obat suntik secara bergantian dalam penggunaan narkotika telah membuat pemakainya berpotensi tinggi terkena penyakit AIDS dan Hepatitis C, yang kedua penyakit itu belum ditemukan obatnya. 3. Dampak buruk bagi keluarga. 70 Ibid 71 Mardani, Op. Cit., 45. Universitas Sumatera Utara Adanya anggota keluarga yang menderita ketergantungan narkotika membuat suasana keluarga berubah menjadi tegang dan serba tidak senang. Suasana yang tegang dan tidak senang ini membuat keharmonisan keluarga terganggu, seperti saling menyalahkan antara ayah dan ibu, harus menanggung aib keluarga, etika dan sopan santun penderita yang tidak terpuji dan kehabisan harta benda karena ditukar dengan narkotika. 4. Dampak buruk bagi masyarakat. Akibat buruk penyalahgunaan narkotika secara fisik dan mental bagi setiap individu pemakai akan berimbas pada kehidupan masyarakat lingkungannya, karena individu-individu tersebut merupakan anggota kecil dari masyarakat. Beberapa tindakan pemakaipenderita dapat mempengaruhi sendi-sendi kehidupan masyarakat, karena yang bersangkutan bisa nekad melakukan pencurian demi mendapatkan narkotika, sehingga dapat menimbulkan keresahan masyarakat lingkungannya. Si pemakai biasanya juga terjerumus dalam kehidupan free sex seks bebas yang tidak sesuai dengan tata krama dan adat istiadat masyarakat yang menyucikan suatu pernikahan. Dampak lingkungan adalah timbulnya gangguan ketertiban dan keamanan masyarakat, misalnya menjalankan kendaraan dengan kecepatan tinggi dan melakukan kejahatan di bawah pengaruh narkotika. 5. Dampak buruk bagi bangsa dan negara Universitas Sumatera Utara Dampak penyalahgunaan narkotika yang multidimensi akan mengancam dan membahayakan bangsa dan negara. Bahaya yang ditimbulkan sebagai ancaman bagi bangsa dan negara di masa depan, antara lain menurunnya kualitas sumber daya manusia, sehingga dapat membuat bangsa ini menjadi bangsa yang terbelakang, hilangnya rasa patriotismedan nasionalisme di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda, yang pada gilirannya akan mudah dimanfaatkan demi kepentingan pihak-pihak tertentu yang akan menjadi ancaman terhadap ketahanan dan stabilitas nasional. Universitas Sumatera Utara

BAB III KEBIJAKAN PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK

PIDANA NARKOTIKA A. Pengaturan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Narkotika Sebelum dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, ketentuan pidana terhadap tindak pidana narkotika diatur di dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997. Tindak pidana Narkotika tidak lagi dilakukan secara perseorangan, melainkan melibatkan banyak orang yang secara bersama-sama, bahkan merupakan satu sindikat yang terorganisasi dengan jaringan yang luas yang bekerja secara rapi dan sangat rahasia baik di tingkat nasional maupun internasional. Berdasarkan hal tersebut guna peningkatan upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Narkotika perlu dilakukan pembaruan terhadap Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika, maka dibentuklah undang-undang narkotika yang baru yaitu Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Perbedaan antara Undang-Undang Nomor 22 tahun 1997 dengan Undang- Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika yaitu: 1. Perluasan Jenis dan Golongan Undang-Undang mengenai narkotika sebelum UU No 35 tahun 2009 ini disahkan, Negara kita mengacu pada UU No 22 tahun 1997 tentang Narkotika dan UU No 5 tahun 1997 tentang Psikotropika. Pada undang-undang terdahulu, jenis golongan untuk masing-masing Narkotika dan Psikotropika dipisahkan secara jelas melalui lampiran jenis golongan di tiap-tiap undang-undang. Hal ini diatur pada pasal Universitas Sumatera Utara