Jenis-Jenis Kerusakan Bahan Pustaka oleh Pemustaka

perpustakaan diharapkan mempu berfungsi dalm mendidik pemustaka menjadi pemustaka yang tertib dan bertanggung jawab. 2. Talkshow dan seminar Lewat acara ini perpustakaan dapat memberikan pengetahuan kepada pemustaka tentang kegiatan preservasi di perpustakaan dan pentingnya melestarikan bahan pustaka agar informasi yang terkandung didalamnya dapat dimanfaatkan oleh pemustaka lain di generasi msekarang dan mendatang. 3. Pemustakaan media Perpustakaan dapat memasang poster-poster yang berisi larangan melakukan tindakan penyalahgunaan bahan pustaka. Pemasangan denah dan petunjuk rambu-rambu perpustakaan yang memudahkan pemustaka dalam mencari informasi. 4. Memberlakukan sanksi Bagi pelaku tindakan penyalahgunaan bahan pustaka dan meminta kepada pemustaka jika melihat seseorang melakukan tindakan penyalahgunaan bahan pustaka di perpustakaan untuk segera melaporkan hal itu kepada pustakawan yang terdekat.

2.6 Jenis-Jenis Kerusakan Bahan Pustaka oleh Pemustaka

Biasanya bahan pustaka perpustakaan dilayankan dengan sistem terbuka kepada pemustaka. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kebebasan kepada pemustaka untuk memilih bahan pustaka yang diinginkan dan sangat bermanfaat untuk meningkatkan minat baca. Pemustaka pun akan memiliki alternatif lain seandainya bahan pustaka yang dikehendaki tidak ada, maka ia dapat memilih bahan pustaka yang lain yang sesuai. Namun hal yang sangat disayangkan dari dilaksanakannya sistem layanan terbuka ini adalah timbulnya tindakan penyalahgunaan bahan pustaka perpustakaan oleh pemustaka. Hal ini sesuai dengan pendapat Sulistyo-Basuki 1992: 41 yang menyatakan bahwa: “Kerusakan fisik seperti dokumen kotor, goresan pada foto dan rekaman, halaman koyak, dan coretan pada dokumen sering terjadi bila unit informasi terbuka untuk umum”. Universitas Sumatera Utara Kerusakan fisik seperti itu adalah salah satu bentuk akibat dari tindakan penyalahgunaan bahan pustaka perpustakaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Soeatminah 1992: 37 yaitu: “Manusia yang tidak bertanggungjawab merupakan perusak yang paling hebat, karena tidak hanya menyebabkan kerusakan tetapi juga hilangnya bahan pustaka”. Pemustaka perpustakaan dapat bertindak sebagai lawan atau juga kawan dalam usaha pelestarian bahan pustaka. Menurut Sulistyo-Basuki, 1991: 272 menegaskan bahwa: “Manusia dalam hal ini pemakai perpustakaan dapat merupakan lawan atau juga kawan. Pemakai perpustakaan menjadi kawan bilamana dia membantu pengamanan buku dengan cara menggunakan bahan pustaka secara cermat dan hati-hati. Pengunjung akan menjadi musuh bilamana dia memperlakukan buku dengan kasar, sehingga sobek atau rusak”. Pengertian tindakan penyalahgunaan bahan pustaka adalah bentuk tindakan perusakan dan pemanfaatan yang salah dari bahan pustaka perpustakaan. Obiagwu 1992 menggolongkan tindakan pengerusakan bahan pustaka menjadi empat macam yaitu: 1. Theft pencurian adalah tindakan mengambil bahan pustaka tanpa melalui prosedur yang berlaku di perpustakaan dengan atau tanpa bantuan orang lain. Pencurian bermacam-macam jenisnya, dari pencurian kecil-kecilan sampai yang besar. Bentuk pencurian yang sering terjadi adalah menggunakan kartu perpustakaan curian. 2. Mutilation perobekan adalah tindakan perobekan, pemotongan, penghilangan, dari artikel, ilustrasi dari jurnal, majalah, buku, ensiklopedia dan lain-lain tanpa atau dengan menggunakan alat. 3. Unauthorized borrowing peminjaman tidak sah adalah kegiatan pemustaka yang melanggar ketentuan peminjaman. Tindakan ini meliputi pelanggaran batas waktu pinjam, pelanggaran jumlah bahan pustaka yang dipinjam, membawa pulang bahan pustaka dari perpustakaan tanpa melaporkannya ke petugas atau pustakawan, meskipun dengan maksud untuk mengembalikannya dan membawa pulang bahan-bahan yang belum diproses dari bagian pelayanan teknis. Bentuk lain dari peminjaman tidak Universitas Sumatera Utara sah adalah peredaran buku yang tersembunyi di dalam perpustakaan untuk kepentingan tertentu atau pribadi. 4. Vandalism vandalisme adalah tindakan perusakan bahan pustaka dengan menulisi, mencorat-coret, memberi tanda khusus, membasahi, membakar dan lain-lain Mengenalkan virus secara sengaja pada program komputer atau menekan disket database juga termasuk perbuatan vandalis.

2.7 Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka