Telah diuji pada Tanggal : 06 Juli 2012
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
: Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN
Anggota :
1. Prof. Dr. Alvi Syahrin, SH, MS 2. Notaris Dr. Syahril Sofyan, SH, MKn
3. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum 4. Chairani Bustami, SH, SpN, MKn
Universitas Sumatera Utara
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: LINAWATY
Nim :
107011009
Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU
Judul Tesis :
PERJANJIAN JUAL BELI KAVLING OLEH PENGEMBANG PERUMAHAN STUDI DI KOTA
MEDAN
Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena
kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas
perbuatan saya tersebut. Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan
sehat.
Medan, Yang membuat Pernyataan
Nama : LINAWATY Nim
: 107011009
Universitas Sumatera Utara
i
ABSTRAK
Pengalihan tanah kavling matang tanpa rumah umumnya berbentuk
PerjanjianPerikatan Jual Beli PPJB. Dalam PPJB terdapat permasalahan dalam pendaftaran pengalihan hak. Disebabkan badan hukum tidak dibenarkan menjual
tanah kavling matang tanpa rumah kepada pihak lain. Berdasarkan hal tersebut maka permasalahan yang diteliti dalam penulisan tesis ini adalah kekuatan hukum
perjanjian jual beli kavling tanah matang tanpa rumah yang dibuat dibawah tangan antara pengembang perumahan dan pembeli, hambatan juridis dalam pengalihan jual
beli kavling tanah matang tanpa rumah serta perlindungan hukum terhadap para pihak dalam perjanjian jual beli kavling tanah matang tanpa rumah dari pengembang
apabila dirugikan.
Penulisan tesis ini merupakan penelitian hukum dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif dengan titik tolak penelitian dan analisis terhadap
peraturan perundang-undangan di bidang perumahan dan perjanjian jual beli. Penelitian ini menggunakan bahan dari hasil penelitian kepustakaan yakni dengan
pengumpulan data sekunder yang meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier. Analisis data dilakukan dengan metode analisis
kualitatif.
Hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa Perjanjian Pengikatan Jual Beli tidak memberikan perlindungan hukum bagi konsumen. Adapun hambatan dalam
pengalihan jual beli kavling adalah harus dibuatnya perjanjian dalam bentuk akta otentik dengan Akta Jual Beli dihadapan PPAT. Selain itu hambatan lainnya yakni
dalam tahap pemasaran pra penjualan tanah kavling matang tanpa rumah minimal harus telah dibangun 25
dan perlindungan yang dapat diberikan terhadap konsumen adalah melalui UU konsumen yakni UU no.1 tahun 2011, UU no.26 tahun
2007 dan UU no. 8 Tahun 1999. Terhadap konsumen yang membeli properti perumahan dalam tahap pra
penjualan sebaiknya lebih berhati-hati. Hal ini disebabkan tidak sedikitnya pengembang yang tidak konsekwensi melindungi hak-hak pembeli dan banyak
dijumpainya kasus dimana akta jual beli belum dibuat pengembang telah tutup, sehingga sebelum membeli perumahan sebaiknya mencari informasi sebanyak-
banyaknya mengenai pengembang tersebut.
Kata Kunci : Perjanjian Jual Beli, Kavling, Pengembang Perumahan
Universitas Sumatera Utara
ii
ABSTRACT
Transferring a plot of land without any house on it is usually in the realized in the form Trading Agreement. The problem found in Trading Agreement is about the
registration of the transfer of right to land because a legal entity is not allowed to sell a plot of land without any house on it to the other party. Based on that issue, the
purpose of this study was to look at the legal power of the lot of land without house trading agreement made underhanded between the real estate developer and the
buyer, the juridical constraint in transfer of the plot of land without house trading, and the legal protection for the parties in the trading agreement of plot of land
without house from the developer if it inflicts loss to one party.
The data for this legal study with normative juridical approach were primary, secondary and tertiary legal materials related to the regulation of legislation in the
field of housing trading agreement obtained through library research. The data obtained were analyzed through qualitative analysis method.
The result of this study showed that the Trading Agreement did not provide any legal protection to the consumers. The constraints in transfer of plot of land
trading were that the agreement must be in the form of authentic trading deed made before the Land Certificate Issuing Official and during its marketing stage, the plot of
land without house must have been built at least 25. The legal protection that could be given to the consumers was through Law No.12001, Law No.262007, and Law
No.81999.
Consumers who buy housing property during the pre-sale stage should be more careful because many developers who are not consequence in protecting the
rights of their buyers and it is common to find the cases where the trading deed has not been issued yet but the developer has closed. Therefore, before buying a house
through a real estate company, consumers should seek as much information as possible about the developer.
Keywords: Trading Agreement, Plot of Land, Housing Developer
Universitas Sumatera Utara
iii
KATA PENGANTAR
Pertama-tama Peneliti bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan
dengan baik dan tepat pada waktunya. Penulisan tesis ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
menyelesaikan Program Studi Magister Kenotariatan pada Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara dengan judul “PERJANJIAN JUAL BELI KAVLING OLEH PENGEMBANG PERUMAHAN Studi di Kota Medan”.
Disadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih banyak kekurangan, baik secara substansi materi maupun metodologinya. Karena itu peneliti mohon masukan dari
pembaca untuk penyempurnaannya. Didalam penyelesaian tesis ini peneliti banyak memperoleh bantuan baik
berupa pengajaran, bimbingan, arahan dan bahan informasi dari semua pihak. Jadi tepatlah kiranya pada kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTMH, M.Sc CTM, Sp.A K,