16
dan kesusilaan serta harus dapat memberi rasa keadilan pada masyarakat. Sehingga suatu perjanjian yang dibuat tidak boleh bertentangan dengan undang-undang dan
harus dapat memberi rasa keadilan dan perlindungan. Di sinilah letak korelasi antara persoalan kepastian hukum yang merupakan salah satu tujuan hukum dengan peranan
negara.
2. Kerangka Konsepsi.
Sejalan dengan landasan teori tersebut, maka dalam penulisan hukum diperlukan kerangka konsepsional. Kerangka konsepsional merupakan kerangka yang
menggambarkan hubungan antara konsep-konsep khusus yang ingin atau akan diteliti. Konsep bukan merupakan gejala yang akan diteliti, akan tetapi merupakan suatu
abstraksi dari gejala tersebut. Gejala itu sendiri dinamakan fakta, sedangkan konsep merupakan suatu uraian mengenai hubungan-hubungan dalam fakta tersebut.
26
Kerangka konsep mengandung makna adanya stimulasi dan dorongan konseptualisasi untuk melahirkan suatu konsep baginya atau memperkuat keyakinannya akan
konsepnya sendiri mengenai sesuatu permasalahan.
27
Kerangka konsepsional dalam penelitian hukum, diperoleh dari peraturan perundang-undangan atau melalui usaha untuk merumuskan atau membentuk
pengertian-pengertian hukum. Apabila kerangka konsepsional tersebut diambil dari peraturan perundang-undangan tertentu, maka biasanya kerangka konsepsional
tersebut sekaligus merumuskan definisi-definisi tertentu, yang dapat dijadikan
26
Soerjono Soekanto, Op.Cit, hal 132
27
M. Solly Lubis, Op.Cit, hal 80
Universitas Sumatera Utara
17
pedoman operasional di dalam proses pengumpulan, pengolahan, analisa dan konstruksi data.
28
Oleh karena itu, untuk menghindarkan terjadinya perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka dipandang perlu
untuk mendefinisikan beberapa konsep penelitian agar secara operasional diperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan makna variabel yang ditetapkan dalam topik,
yaitu : a. Perjanjian
Perjanjian adalah suatu persetujuan dimana dua orang atau lebih saling mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu hal mengenai harta kekayaan.
b. Jual Beli Jual beli menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata adalah suatu
perjanjian timbal balik dalam mana pihak yang satu si penjual berjanji untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang sedangkan pihak yang lainnya si
pembeli berjanji untuk membayar harga yang terdiri atas sejumlah uang sebagai imbalan dari perolehan hak milik tersebut.
c. Perjanjian Jual Beli Perjanjian jual beli adalah suatu perjanjian yang dibentuk karena pihak
yang satu telah mengikatkan dirinya untuk menyerahkan hak kebendaan dan pihak yang lain bersedia untuk membayar harga yang diperjanjikan Pasal
1457 KUHPerdata.
28
Soerjono Soekanto, Op.Cit., hal137
Universitas Sumatera Utara
18
d. Akta Dibawah Tangan Akta Dibawah Tangan adalah tulisan dibawah tangan yang ditandatangani
tidak dihadapan pejabat umum Pasal 1874 ayat 1 KUHPerdata. e. Kaveling
Dalam kamus besar disebutkan kaveling adalah bagian tanah yang sudah dipetak-petak dengan ukuran tertentu untuk bangunan atau tempat tinggal.
29
Menurut Undang-Undang Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Kaveling tanah matang adalah sebidang tanah yang telah dipersiapkan untuk rumah
sesuai dengan persyaratan dalam penggunaan, penguasaan, pemilikan tanah, rencana rinci tata ruang, serta rencana tata bangunan dan lingkungan.
f. Perumahan dan kawasan pemukiman Dalam UU perumahan dan pemukiman, Perumahan dan kawasan
permukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pembinaan, penyelenggaraan
perumahan, penyelenggaraan
kawasan permukiman,
pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan
sistem pembiayaan, serta peran masyarakat. g. Perumahan
Dalam UU perumahan dan pemukiman disebutkan perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun
29
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Balai Pustaka, Jakarta, 2007, hal 518
Universitas Sumatera Utara
19
perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.
h. Pemukiman Dalam UU perumahan dan pemukiman juga disebutkan pemukiman adalah
bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan
yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau
kawasan perdesaan. i. Lingkungan Siap Bangun yang selanjutnya disebut Lisiba
Menurut UU nomor 1 tahun 2011, Lisiba adalah sebidang tanah yang merupakan bagian dari Kasiba ataupun berdiri sendiri yang telah dipersiapkan
dan dilengkapi dengan prasarana lingkungan dan selain itu juga sesuai dengan persyaratan pembakuan tata lingkungan tempat tinggal atau lingkungan
hunian dan pelayanan lingkungan untuk membangun kaveling tanah matang. j. Kelembagaan Kasiba
Lembaga atau badan yang dibutuhkan untuk merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan mengendalikan penyiapan maupun pelaksanaan pengisian
Kasiba tersebut, yang melibatkan lembaga-lembaga terkait, diantaranya : i. Pemerintah, yang berwenang melakukan penunjukkan BUMN, BUMD
atau badan usaha lain yang akan menjadi Badan Pengelola Kasiba
Universitas Sumatera Utara
20
ii. Badan Pengelola, adalah Badan Usaha Milik Negara dan Badan lain yang dibentuk oleh Pemerintah yang ditugasi sebagai pengelola Kasiba termasuk
Badan Usaha Milik Daerah; iii. Badan
Usaha, adalah
badan yang
kegiatan usahanya
di bidang
pembangunan perumahan dan permukiman yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia
iv. Penyelenggara, adalah kelompok masyarakat pemilik tanah atau badan usaha yang ditetapkan oleh Badan Pengelola untuk membangun Lisiba atau
ditunjuk oleh Pemerintah Daerah untuk membangun Lisiba yang berdiri sendiri.
k. Pengelola perumahan Dalam Surat Edaran Menteri Nomor : 01SEDK 2005 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Kawasan Siap Bangun Kasiba dan Lingkungan Siap Bangun Lisiba yang Berdiri Sendiri disebutkan badan
pengelola adalah Badan Usaha Milik Negara dan atau Badan lain yang dibentuk oleh Pemerintah yang ditugasi sebagai Pengelola Kawasan siap
bangun termasuk Badan Usaha Milik Daerah. Badan lain yang dibentuk oleh Pemerintah dimaksud adalah Badan Usaha swasta yang bergerak di bidang
perumahan dan permukiman yang menjalankan misi dan bekerjasama dengan Pemerintah.
l. Pengembang perumahan developer
Universitas Sumatera Utara
21
Istilah developer berasal dari bahasa asing yang menurut kamus bahasa Inggris artinya adalah pembangun perumahan. Sementara itu menurut Pasal 5
ayat 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 tahun 1974, disebutkan pengertian Perusahaan Pembangunan Perumahan yang dapat pula masuk
dalam pengertian developer. Perusahaan Pembangunan Perumahan adalah suatu perusahaan yang berusaha dalam bidang pembangunan perumahan dari
berbagai jenis dalam jumlah yang besar di atas suatu areal tanah yang akan merupakan suatu kesatuan lingkungan pemukiman yang dilengkapi dengan
prasarana-prasarana lingkungan dan fasilitas-fasilitas sosial yang diperlukan oleh masyarakat penghuninya.
Developer dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen masuk dalam kategori sebagai pelaku usaha. Pengertian Pelaku Usaha dalam Pasal 1 angka
3 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen adalah setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berkedudukan
atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan
kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.
G. Metode Penelitian.
Metode penelitian berasal dari kata “Metode dan Logos”. Metode yang artinya adalah cara yang tepat untuk melakukan sesuatu dan logos yang artinya ilmu atau
pengetahuan. Jadi metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Penelitian adalah suatu kegiatan
Universitas Sumatera Utara
22
untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya.
30
Penelitian sebagai
suatu sarana
pokok dalam
pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran-kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten karena melalui proses penelitian tersebut
dilakukan analisis dan konstruksi terhadap data yang telah dikumpulkan dan diolah.
31
1. Spesifikasi Penelitian.