5.3. Pengaruh Upaya Pencegahan terhadap Kejadian Iritasi Kulit pada Pekerja Pengemasan Ikan
Upaya pencegahan dalam penelitian ini adalah suatu upaya yang dilakukan atau bentuk tindakan pekerja pengemasan ikan dalam hal pencegahan iritasi kulit
serta ketersediaan fasilitas pekerjaan yang disediakan oleh pihak pemborong ikan sepeti sarung tangan, sepatu boots, wastafel dan sabun mandi. Upaya pencegahan
dalam penelitian ini didasarkan atas 22 item dalam kuesioner. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji regresi logistik menunjukkan nilai p= 0,019
α= 0,05 artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara upaya pencegahan pekerja
pengemasan ikan terhadap kejadian iritasi kulit di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 62,5 pekerja pengemasan ikan tidak mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum dan sesudah melakukan proses
kerja pengemasan ikan, 56,2 pekerja pengemasan ikan tidak memakai sarung tangan yang kedap air dalam melakukan proses kerja pengemasan ikan, 59,4 tidak
tersedia wastafel untuk membersihkan tangan di tempat kerja pengemasan ikan, 75 tidak tersedia sabun di tempat kerja pengemasan ikan, dan 65,6 tidak tersedia
sepatu kerja di tempat kerja pengemasan ikan, 59,4 pekerja tidak memakai sarung tangan yang kedap air dalam melakukan proses kerja pengemasan ikan, 62,5 tidak
membersihkan sarung tangan setelah digunakan pada proses kerja pengemasan ikan, 62,5 tempat kerja tidak dibersihkan agar tidak ada genangan air di lantai, dan 50
tidak memakai sarung tangan digunakan dua buah untuk tangan kanan dan kiri, hal
Universitas Sumatera Utara
ini akan membuat pekerja pengemasan ikan semakin berisiko untuk mengalami iritasi kulit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya pengaturan jam kerja yang baik dari pihak pemilik tempat pengemasan ikan, 71,9 menunjukkan bahwa tidak
adanya pengaturan untuk mengurangi kontak pekerja pengemasan ikan dengan ikan, es dan air yaitu dengan keteraturan jam kerja oleh pemilik tempat pengemasan ikan,
71,9 menunjukkan bahwa tidak ada waktu hari libur untuk pekerja pengemasan ikan dalam satu minggu hari kerja, 50 tidak diberikan penyesuaian kerja untuk
pekerja pengemasan ikan yang baru oleh pemilik tempat pengemasan ikan, dan 65,6 menunjukkan tidak diberikan pelatihan bagi pekerja pengemasan ikan agar
dapat bekerja lebih baik dan tidak semberono, hal ini juga akan membuat pekerja pengemasan ikan semakin berisiko untuk mengalami iritasi kulit.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Handayani 2007, bahwa penggunaan fasilitas kerja dalam hal ini adalah APD berupa sarung tangan pada
pedagang ikan segar berpengaruh terhadap kejadian dermatitis kontak di Pasar Raya Kota Padang Sumatera Barat.
Menurut Green yang dikutip Kusmayati 2004 fasilitas merupakan salah satu dari sumber daya yang memungkinkan seseorang untuk berperilaku tertentu. Tanpa
adanya dukungan fasilitas yang memadai, menyulitkan seseorang untuk dapat melakukan sesuatu dengan baik. Dalam upaya pencegahan terjadinya iritasi kulit
dibutuhkan tersedianya sarana dan prasarana antara lain air mengalir untuk cuci tangan dan sabun, sarung tangan, sepatu kerja dan wastafel.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Siregar 1996, salah satu upaya pencegahan yang dilakukan terhadap dermatitis kontak adalah dengan penggunaan fasilitas pekerjaan dalam hal
ini adalah alat pelindung diri APD. Menurut Suma’mur 2009 yang perlu diperhatikan untuk pencegahan
dermatitis yaitu masalah kebersihan perseorangan dan lingkungan serta pemeliharaannya. Kebersihan perseorangan misalnya cuci tangan, mandi sebelum
pulang kerja, pakaian bersih dan diganti tiap hari, alat-alat pelindung yang bersih dan lain-lain. Kebersihan lingkungan dan pemeliharaan rumah tangga meliputi
pembuangan air bekas dan sampah, pembersihan debu, proses industri yang tidak menimbulkan pengotoran udara dan lantai, cara penimbunan dan penyimpanan
barang-barang dan lain-lain. Menurut Suma’mur 2009 bekerja dengan waktu yang berkepanjangan
menimbulkan kecendrungan untuk terjadinya kelelahan, gangguan kesehatan, penyakit dan kecelakaan kerja serta ketidakpuasan kerja. Makin panjang waktu kerja
dalam seminggu maka makin besar kecendrungan terjadi hal-hal yang tidak diingini serta besar kemungkinan untuk timbul hal-hal negatif bagi tenaga kerja tersebut.
Menurut Ridley 2008 pelatihan adalah intervensi masa depan, apakah itu untuk peningkatan kemampuan, pemanfaatan teknologi terkini, pemberian kepuasan
kerja bagi para pekerja dan menjamin keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja. Penanganan dan perhatian khusus diperlukan dalam melakukan pelatihan bagi
pekerja yang mulai memasuki dunia kerja guna memperbaiki beberapa kebiasaan
Universitas Sumatera Utara
buruk dalam bekerja. Memberika pendidikan dan pelatihan kepada pekerja juga akan meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja bagi tenaga kerja.
5.4. Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Upaya Pencegahan terhadap Kejadian Iritasi Kulit pada Pekerja Pengemasan Ikan
Pengaruh pengetahuan, sikap dan upaya pencegahan terhadap kejadian iritasi kulit pada pekerja pengemasan ikan di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu
Bara menunjukkan ada pengaruh secara bermakna berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji regresi logistik dengan tingkat kemaknaan
α= 5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai probabilitas yang diperoleh untuk
pengetahuan 0,018, sikap 0,037 dan upaya pencegahan 0,019 yang masih di bawah nilai dari tingkat kemaknaan
α= 5. Berdasarkan nilai β untuk masing- masing variabel adalah pengetahuan 2,617, sikap 2,732 dan upaya pencegahan
3,051 menunjukkan bahwa nilai β yang terbesar adalah nilai β dari variabel upaya
pencegahan yaitu sebesar 3,057 sehingga dari ketiga varibel bebas yang diteliti, yang menjadi variabel yang paling dominan adalah upaya pencegahan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN