yang menyebabkan suatu aktiva tetap berwujud dapat memberi manfaat dalam waktu yang terbatas, yaitu :
i. Faktor Fisik
Aus karena dipakai wear and tear , aus karena umur deteroralitation and deacay , dan kerusakan merupakan factor fisik yang dapat
mengurangi fungsi aktiva tetap. ii.
Faktor Fungsional
Faktor fungsional yang membatasi umur aktiva berupa ketidakmampuan aktiva memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu
diganti, perubahan permintaan terhadap barang maupun jasa yang dihasilkan, kemajuan tekhnologi yang menyebabkan suatu aktiva tidak
ekonomis lagi apabila dipakai. iii.
Pola Pemakaian
Pola pamakaian harus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan
pembebanan penyusutan terhadap produksi. a.
Metode Garis Lurus Straight Line Methode
Metode ini menghitung penyusutan berat beban penyusutan dibebankan secara merata. Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban
penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap. Metode garis lurus sangat sederhana dan digunakan secara luas.
Metode ini menciptakan transfer biaya yang wajar ke badan periodik jika pemanfaatan aktiva dan pendapatan yang terkait dengan pemakaian sama
Universitas Sumatera Utara
dari periode ke periode. Beban penyusutan menurut metode ini dihitung sebagai berikut:
Rumusnya : Penyusutan Residu = Harga Perolehan – Taksiran Nilai Residu
Estimasi Umur Manfaat
Contoh :
Sebuah peralatan dibeli dengan harga Rp20.000.000 nilai residu ditaksir Rp 2.000.000 dan estimasi umurnya adalah 5 tahun. Penyusutan tahunan aktiva
tersebut dihitung sebagai berikut :
Penyelesaian : = Rp 20.000.000 – Rp 2.000.000
5 tahun = Rp 3.600.000 per tahun
Tabel III.1 Penyusutan Menurut Metode Garis Lurus
Metode Straight Line Akhir
Tahun Beban
Penyusutan Akumulasi
Penyusutan Nilai Buku
0 - -
Rp 20.000.000
1 Rp 3.600.000
Rp 3.600.000 Rp 16.400.000
Universitas Sumatera Utara
Akhir Tahun
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku
2 Rp 3.600.000
Rp 7.200.000 Rp 12.800.000
3 Rp 3.600.000
Rp 10.800.000 Rp 9.200.000
4 Rp 3.600.000
Rp 14.400.000 Rp 5.600.000
5 Rp 3.600.000
Rp 18.000.000 Rp 2.000.000
Sumber : Data diolah 2014 b.
Metode Unit Produksi unit of production method
Jika tingkat pemanfaatan aktiva tetap bervariasi dari tahun ke tahun, maka metode unit produksi lebih tepat dipakai dari pada metode garis lurus.
Dalam hal ini, metode unit produksi mampu membandingkan lebih baik beban penyusutan dengan pendapatan terkait. Metode unit produksi Unit of
Production Method menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama bagi setiap unit kapasitas yang digunakan oleh aktiva.
Untuk menerapkan metode ini umur manfaat aktiva diekpresikan dalam istilah unit kapasitas produktif seperti jam atau mill. Total beban
penyusutan untuk setiap periode akuntansi kemudian ditentukan dengan mengalihkan penyusutan per unit dengan jumlah unit yang dihasilkan atau
digunakan selama periode dimaksud. Beban penyusutan per jam dihitung sebagai berikut :
Rumusnya = Harga Perolehan – Nilai Residu Taksiran Jumlah Produksi
Universitas Sumatera Utara
Contoh : Sebuah mesin pabrik mempunyai harga perolehan sebesar Rp 55.000.000,00
diperkirakan mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun dengan nilai sisa sebesar Rp 5.000.000,00 serta diperkirakan dapat menghasilkan unit
produksi selama 5 tahun sebagai berikut: Tahun ke-1 = 15.000 unit
Tahun ke-2 = 12.500 unit Tahun ke-3 = 10.000 unit
Tahun ke-4 = 7.500 unit Tahun ke-5 = 5.000 unit
Maka besarnya peyusutan adalah : Penyusutan per unit = Rp 55.000.000 – Rp 5.000.000
50.000 = Rp 1.000
Tabel III.2 Penyusutan Menurut Metode Unit Produksi
unit of production method
Tahun Unit Produksi
Tarif Penyusutan
1
15.000 unit Rp 1.000,00
Rp 15.000.000,00
2
12.500 unit Rp 1.000,00
Rp 12.500.000,00
Universitas Sumatera Utara
Tahun Unit Produksi
Tarif Penyusutan
3 10.000 unit
Rp 1.000,00 Rp 10.000.000,00
4 7.500 unit
Rp 1.000,00 Rp 7.500.000,00
5 5.000 unit
Rp 1.000,00 Rp 5.000.000,00
Sumber : Data diolah 2014
c. Metode Saldo Menurun Berganda Double declining balance method