PENDAHULUAN dr. Muhammad Rusda, Sp.OG K

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kesehatan Ibu merupakan salah satu sasaran dari upaya pembangunan kesehatan di Indonesia. Salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan pada ibu dan wanita pada umumnya adalah kesehatan reproduksi wanita. Perkembangan pembangunan memberikan berbagai dampak positif bagi perkembangan kesehatan di Indonesia. Tetapi di lain pihak, pembangunan juga berpengaruh terhadap perilaku masyarakat. Pergeseran norma dan pola hidup mengakibatkan pergeseran prilaku masyarakat termasuk di dalamnya wanita. Perubahan terhadap perilaku seks, kebiasaan konsumsi, pemeliharaan kebersihan diri dan kebersihan lingkungan memberikan kontribusi terhadap munculnya berbagai penyakit degenerative maupun infeksi. Salah satu bentuk penyakit ganas yang mengenai wanita adalah kanker serviks.E. Sutarto, 1989 Kanker leher rahim merupakan masalah kesehatan yang penting bagi wanita seluruh dunia. Kanker ini adalah jenis kanker ketiga yang paling umum pada wanita, dialami oleh lebih dari 1,4 juta wanita di seluruh dunia Ferlay et al.2001. Kanker serviks menurut WHO World Health Organization juga merupakan penyebab kematian nomor dua bagi kaum wanita dari seluruh penyakit kanker yang ada. Kanker serviks berkontribusi sebesar 12 dari seluruh kanker yang menyerang wanita. Dari data World Health OrganizationWHO, diperkirakan sekitar Universitas Sumatera Utara tahun 2000-an insidensi penyakit ini kurang lebih 493.243 jiwa pertahun, sedangkan kematian karena kanker ini sebanyak 273.505 jiwa pertahun. Jumlah penderita sebanyak 80 berasal dari Negara-negara sedang berkembang dan penyakit ini merupakan urutan pertama penyebab kematian akibat kanker di Negara berkembang tersebut. Kanker cerviks yang paling banyak dijumpai di Negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia, India, Bangladesh, Thailand,Vietnam dan Filipina. Indonesia dan Negara berkembang lainnya, kanker serviks menempati urutan pertama Depkes,2007. Di Negara yang sudah majuindustry, kanker cerviks menempati urutan ke 10 dari semua jenis kanker, atau kalau menurut kanker pada alat reproduksi wanita ginekologi maka kanker jenis ini menduduki urutan ke-5. Menurut Norwitz, insiden kanker cerviks ini di Amerika 10.370 kasus baru dan 1.123 kematian. Di Asia menurut Wikenjosastro1999 ditemukan insiden kanker cerviks sebanyak 20-30100.000 wanita dengan angka kematian 5-10100.000 wanita penderita kanker cerviks terutama paling banyak dijumpai pada usia 35-50 tahun. Menurut data dari Yayasan Kanker Indonesia 2007 menyebutkan setiap tahunnya sekitar 500.000 wanita didiagnosa menderita kanker serviks dan lebih dari 250.000 meninggal dunia. Dari kenyataan tersebut sangat dibutuhkan suatu penanganan yang komprehensif untuk menanggulangi kanker termasuk pencegahan dan deteksi dini harus dilaksanakan dengan baik Female Cancer Programme, et.al, 2007. Universitas Sumatera Utara Di Indonesia kanker serviks masih menduduki tempat pertama dalam urutan keganasan pada wanita dan sekitar 65 penderita berada dalam stadium lanjut. Data yayasan Kanker Indonesia tahun 1999, kanker serviks merupakan tumor primer tersering pada wanita. Sekitar 270.000 perempuan di Indonesia meninggal dunia setiap tahun akibat kanker leher rahim atau serviks Titik Kuntari. Dari data yang didapat di RSCM terdapat insidens kanker cerviks sebesar 78,8 dari sepuluh jenis kanker Ginekolog. Data dari gabungan rumah sakit yang ada di Indonesia, maka jenis kanker yang terbanyak pada wanita dan pria menunjukkan frekuensi yang paling tinggi yaitu kanker cerviks 16,0 disusul oleh kanker hatihepatoma 12,0 payudara 10,0 dan lain-lain. Dari 1717 kasus ,kasus kanker yang terdapat pada alat reproduksi wanita pada sekitar tahun 1989-1992 kanker cerviks sebesar 76,2 . Insidens kanker cerviks berdasarkan kelompok umur penderita, didapati rendah pada umur 20 tahun, dan akan meningkat dengan cepat dan menetap pada usia 50 tahun, sedangkan karsinoma in situ mulai pada umur lebih mudaawal dan mencapai puncak pada usia 30-34 tahun, sedangkan dysplasia mencapai puncak pada usia 29 tahun dan turun sampai umur 50-59 tahun dan meningkat lagi pada umur yang lebih tuaAziz, MF,2000. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara di Sumatera Utara penderita kanker cerviks pada tahun 1999 tercatat 475 kasus, tahun 2000 sebanyak 548 kasus dan tahun 2001 sebanyak 681 kasus. Universitas Sumatera Utara Dari Rumah sakit yang mewakili Medan yaitu dari rumah sakit dr Pirngadi dan Rumah Sakit Pusat H. Adam Malik didapat data sebagai berikut: RumahSakit dr Pirngadi Medan tahun 1999 sebanyak 57 kasus, tahun 2000 sebanyak 66 kasus, tahun 2001 sebanyak 85 kasus, tahun 2002 62 kasus, tahun 2003 sebanyak 92 kasus, tahun 2004 sebanyak 72 kasus, tahun 2005 sebanyak 98 kasus, sedangkan dari Rumah Sakit Pusat H. Adam Malik Medan didapat data penderita kanker cerviks tahun 2001 sebanyak 55 kasus, tahun 2002 sebanyak 53 kasus, tahun 2003 sebanyak 56 kasus, tahun 2004 sebanyak 62 kasus, tahun 2005 sebanyak 111 kasus, tahun 2006 sebanyak 140 kasus dan tahun 2005 sebanyak 215 kasus. Berdasarkan data penderita kanker serviks dari dua rumah sakit yang ada di kota Medan di atas didapat kecenderungan peningkatan penderita kanker serviks. Dari data yang didapat, 50 penderita kanker cerviks berakhir dengan kematian. Ini disebabkan karena pada umumnya para penderita datang berobat sudah dalam stadium lanjut sehingga sangat sulit untuk menangani penyakitnya sehingga akan berujung dengan kematian. Kanker cerviks sebenarnya bisa disembuhkan bila dapat dideteksi secara dini dan pada stadium yang masih dini. Untuk itu diperlukan skrining kanker leher rahim dengan melakukan test pap atau dikenal dengan pap smear. Upaya pencegahan dini kanker leher rahim untuk pencegahan dan juga penyembuhan dapat ditingkatkan bila masyarakat mempunyai kebiasaan mengikuti program skrining terhadap penyakit ini, terutama bagi kelompok wanita usia subur , karena upaya pencegahan ini merupakan langkah yang harus dilakukan untuk mencegah penyakit ini Ahdani,dkk,2005. Universitas Sumatera Utara Namun karena minimnya gejala yang ditimbulkan oleh kanker serviks bila masih dalam stadium yang awal, maka penanganan terhadap penyakit ini seringkali terlambat sehingga dapat menyebabkan kematian Bustan, 1997. Wikenjosastro, 1999. Dampak dari tidak melakukan pemeriksaan pap smear adalah tidak terdeteksinya gejala awal kanker cerviks Evennet,2004. Sama seperti kanker lainnya, maka kanker cerviks dapat menimbulkan kesakitan, penderitaan, kematian, dampak ekonomi maupun lingkungan dan pemerintah Dina, 2010 Kunci dari upaya penyembuhan yang dapat dilakukan dari penyakit kanker ini adalah deteksi dini. Untuk menemukan penderita tersebut dalam stadium dini, maka hal yang diperlukan adalah dengan melakukan skrining kanker leher rahim dengan melakukan test papsmear. Insidens penyakit ini dapat dikurangi apabila masyarakat mempunyai kebiasaan untuk mengikuti program skrining kanker ini dengan malakukan papsmear, khususnya bagi kelompok resiko tinggi karena upaya pencegahan kanker leher rahim merupakan langkah yang harus dilakukan Ahdani,dkk,2005. Berdasarkan data Kemenkes RI pada tahun 2008 didapatkan data bahwa hanya 5 wanita yang melakukan skrining kanker serviks dengan pemeriksaan papsmear. Padahal pelaksanaan skrining idealnya adalah 80. Dari jumlah penduduk wanita Indonesia , maka angka 5 merupakan angka yang masih kecil sekali. Universitas Sumatera Utara Pada tahun 1988 di “Mayo Klinik Health Center” menyatakan bahwa dengan ditemukannya teknologi papsmear selama 40 tahun terakhir, angka kematian kanker serviks turun 70 Tara,2001. Masih rendahnya kesadaran wanita dalam melakukan deteksi dini dengan papsmear dapat disebabkan oleh berbagai factor. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya pemeriksaan pap smear yang dilakukan oleh wanita disebabkan oleh rendahnya pengetahuan tentang papsmear. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Kelurahan Petisah Tengah, hanya 5,5 kelompok ibu yang memiliki pengetahuan yang baik tentang deteksi dini kanker serviks pemeriksaan pap smear, dan terdapat 31,8 memiliki pengetahuan yang buruk Octavia,2009. Rendahnya pengetahuan masyarakat ini disebabkan oleh kurangnya informasi yang didapat . Pengetahuan dan sikap masyarakat sangat mempengaruhi perilaku tindakan dalam melakukan pemeriksaan pap smear . Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan, menyatakan bahwa pengetahuan dan sikap merupakan factor-faktor yang berhubungan erat terhadap perilaku wanita dalam melakukan pemeriksaan pap smear Ratna Puspita, 2008. Bila masyarakat mendapat pengetahuan yang cukup diharapkan perilaku mereka sikap dan tindakan mereka akan menjadi lebih baik dalam hal ini wanita mau dan mampu melakukan deteksi dini kanker serviks pemeriksaan pap smear. Jadi sangat penting meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pap smear untuk memperoleh peningkatan wanita untuk melakukan deteksi dini kanker serviks pemeriksaan pap smear dengan cara Universitas Sumatera Utara memberikan informasi sebanyak-banyaknya. Sumber informasi disini bisa dari teman sebaya, teman kerja, media cetak dan media elektronika. Faktor lain yang didapat bahwa deteksi dini kanker serviks oleh seorang wanita dapat terlaksana dengan baik bila ada dukungan social dalam hal ini keluarga , dimana anggota keluarga siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dukungan keluarga ini dapat berupa dukungan social keluarga internal, seperti dukungan dari suami atau dukungan dari saudara kandung suamiistri atau dukungan keluarga eksternal Friedman,1998. Kepala rumah tangga yaitu suami dapat berperan serta dalam kesehatan reproduksi dari si istri. Bentuk peran tersebut dapat berupa pemberian dukungan terhadap kesehatan reproduksi Dari beberapa penelitian yang dilakukan bahwa dukungan keluarga seperti suami sangat diperlukan dalam hal kesehatan reproduksi wanita. Beberapa penelitian membuktikan hal tersebut yaitu antara lain: penelitian yang dilakukan Amatya dkk1994, di Bangladesh menunjukkan bahwa konseling terhadap suami tentang penerimaan alat kontrasepsi norplant menunjukkan efek positif dengan tingkat drop out hanya 10 . Dukungan keluarga yang merupakan bagian dari dukungan social juga berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran dalam pemeriksaan papsmear. Dukungan keluarga disini bukan hanya terbatas pada keluarga inti saja melainkan keluarga secara luas extended family yaitu suami, mertua, orangtua, saudara suami, saudara kandung. Tingginya angka penderita kanker leher rahim di Indonesia disebabkan oleh rendahnya kesadaran wanita untuk memeriksakan kesehatan dirinya. Padahal pada Universitas Sumatera Utara saat ini sudah banyak upaya yang dapat dilakukan secara dini untuk mengobati dan menindaklanjuti penyakit yang diderita oleh seseorang. Bila penyakit ini diketahui secara dini maka sebenarnya kanker ini dapat disembuhkan. Untuk menemukan penderita kanker leher rahim pada stadium dini, maka diperlukan skrining kanker leher rahim dengan melakukan test pap atau sering disebut papsmear. Pencegahan dan penyembuhan kanker leher rahim dapat ditingkatkan bila masyarakat mempunyai kebiasaan mengikuti program skrining kanker leher rahim dengan papsmear sebagai upaya pencegahan dini, khususnya bagi wanita kelompok umur wanita beresiko tinggi.

1.2. Permasalahan

Bagaimana pengaruh dukungan keluarga dan sumber informasi terhadap perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks pemeriksaan pap smear di Kecamatan Medan Selayang Kota Medan.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk menganalisa pengaruh dukungan keluarga dan sumber informasi terhadap perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks pemeriksaan pap smear pada wanita usia subur di Kecamatan Medan Selayang Kota Medan.

1.4. Hipotesis

Hipotesis yang diterapkan dalam penelitian ini adalah, ada pengaruh dukungan keluarga dan sumber informasi terhadap perilaku wanita usia subur dalam Universitas Sumatera Utara deteksi dini kanker serviks pemeriksaan pap smear di Kecamatan Medan Selayang Kota Medan.

1.5. Manfaat Penelitian

Dari hasi penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Untuk Dinas Kesehatan sebagai informasi untuk mengambil kebijakan dalam upaya promosi kepada masyarakat agar termotivasi untuk melakukan pemeriksaan pap smear dalam upaya deteksi dini kanker leher rahim. 2. Bagi masyarakat agar khususnya wanita usia subur mengetahui dan memahami tentang penyakit kanker leher rahim sehingga dapat mempunyai kesadaran bahwa deteksi dini kanker leher rahim dengan papsmear sangat penting dalam upaya deteksi dini kanker leher rahim. 3. Tenaga Kesehatan Sebagai informasi dan bahan masukan bagi tenaga kesehatan dalam upaya memberikan pengertian kepada masayarakat khususnya wanita usia subur tentang pentingnya pemeriksaan pap smear dalam mencegah penyakit kanker leher rahim. 4. Terhadap ilmu pengetahuan diharapkan dapat dipakai sebagai bahan referensi dan masukan dalam penelitian selanjutnya terkait dengan pengaruh dukungan keluarga dan sumber informasi terhadap perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks pemeriksaan papsmear di Kecamatan Medan Selayang Kota Medan. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA