Distribusi Anggrek Manfaat Anggrek Struktur dan Komposisi

melakukan penyerbukan, dengan mengambil serbuk sari dengan alat dan letakkan pada kepala putik sehingga terjadi pembuahan.

2.2 Habitat Anggrek

Anggrek dapat tumbuh di berbagai tempat yang memungkinkan untuk tumbuh seperti sampah, tanah yang berhumus, tanah rawa-rawa, batu cadas pasir, pohon dan akar tumbuhan lain. Daerah penyebarannya meliputi seluruh dunia, dari daerah tropis hingga kutub, genus Cypripedium, pada ketinggian nol di atas permukaan laut hingga 4.000 m lebih di pegunungan. Varietas paling luas dan jumlahnya terbanyak berada di daerah panas. Mayoritas anggrek memang merupakan tanaman bunga tropis, dan sebagian besar adalah sub tropis Gunadi,,1985. Pertumbuhan tanaman anggrek di pengaruhi oleh iklim baik kapasitas sinar matahari intensitasnya,panjang hari atau jumlah penyinaran, kelembaban udara, dan temperature udara. Ketiga faktor ini merupakan faktor primer yang menentukan keadaan fisik lingkungan setempat. Di samping faktor primer terdapat juga faktor skunder medium pertumbuhan, air, makanan, dan faktor tambahan seperti hama dan penyakit Sarwono, 2002. Anggrek dapat hidup pada berbagai ketinggian tempat. Jenis anggrek ada yang hidup di semak-semak atau pohon-pohon yang disebut epifit, ada yang hidup di tanah atau disebut teresterial. Anggrek tidak bersifat parasit sehingga tidak merugikan tanaman lainnya. Tanaman ini mencukupi kebutuhan makanan untuk dirinya sendiri dari proses fotosintesis Ashari, 1995.

2.3 Distribusi Anggrek

Menurut Lawrence, 1964, daerah distribusi anggrek meliputi seluruh pelosok dunia, baik di daerah tropis,sub tropis, hingga artik kecuali antartika yang suhunya terlalu dingin dan padang pasir yang suhunya terlalu panas. Pada umumnya genera yang paling umum bersifat epifit, sedangkan genera yang di daerah artik temperature dingin hampir sebagian besar adalah teresterial. Walaupun anggrek 8 Universitas Sumatera Utara dapat tumbuh pada daerah artik, tetapi anggrek ini banyak ditemukan di daerah tropis Comber, 2001. Di Indonesia tidak meratanya curah hujan 547-7069 mm pertahunnya menyebabkan penyebaran jenis anggrek dari sabang sampai papua memiliki habitat yang berbeda, walaupun demikian pada beberapa jenis penyebarannya ada juga yang merata dalam berbagai suasana iklim tersebut Gunadi, 1985.

2.4 Manfaat Anggrek

Menurut Purwanto et al., 2005, anggrek alam atau anggrek hutan biasanya dikenal sebagai anggrek liar. Anggrek-anggrek liar ini tumbuh secara alami di tempat-tempat yang tidak dipelihara oleh manusia. Anggrek liar ini memegang peranan penting sebagai induk persilangan. Tanaman anggrek telah dikenal masyarakat sejak lama. Salah satu jenis anggrek yang bermanafaat untuk kesehatan adalah anggrek tanah. Manfaat anggrek tanah bagi kesehatan, yaitu untuk mengobati penyakit asbes paru-paru, radang saluran napas, pendarahan usus, mata ikan, herpes, terkilir, sinusitis, ingus berbau tak sedap Kusuma, 2004. Manfaat utama anggrek adalah sebagai tanamana hias karena bunga anggrek memiliki keindahan bentuk dan warnanya. Selain itu anggrek bermanfaat sebagai ramuan obat-obatan, bahan campuran minyak wangi atau minyak rambut Kartikaningrum et al., 2004.

2.5 Struktur dan Komposisi

Struktur merupakan lapisan vertikal dan horizontal dari suatu komunitas tumbuhan di dalam hutan. Struktur horizontal digambarkan dengan kerapatan, frekuensi, luas bidang dasar dan struktur kanopi, sedangkan secara vertikal dilukiskan dengan diagram profil maupun stratifikasi tegakan. Dalam komunitas selalu terjadi kehidupan bersama yang selalu menguntungkan sehingga dikenal adanya lapisan- lapisan bentuk kehidupan Syahbudin, 1987. Selanjutnya Anwar et al., 1994, 9 Universitas Sumatera Utara menyatakan struktur atau tegakan atau hutan menunjukkan sebaran umur atau kelas diameter dan kelas tajuk. Komposisi hutan merupakan penyusun suatu tegakan atau hutan yang meliputi jumlah jenis spesies ataupun banyaknya individu dari suatu jenis tumbuhan Wirakusuma, 1980. Komposisi hutan sangat ditentukan oleh faktor-faktor kebetulan, terutama waktu-waktu pemencaran buah dan berkembangnya bibit. Pada daerah tertentu komposisi hutan berkaitan erat dengan ciri habitat dan topografi Damanik et al., 1992. Selanjutnya Resisiedarmo et al., 1989, menyatakan adanya perbedaan komposisi jenis pada hutan disebabkan oleh proses suksesi, di mana pada komunitas tersebut terjadi pergantian jenis.

2.6 Faktor Faktor Fisik Kimia