Permasalahan Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Tipe Simpodial Habitat Anggrek

anggrek liar secara ekstensif untuk bahan baku industri bunga potong, akibatnya jumlahnya menjadi berkurang Lovelles, 1989. Menurut Wagiman Sitanggang, 2007, jumlah anggrek di seluruh dunia diperkirakan ± 25.000 jenis. Menurut Gunadi, 1986, di Indonesia diperkirakan mempunyai ± 5.000 jenis yang tersebar di hutan-hutan Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya, sedangkan jumlah anggrek di Sumatera menurut Comber, 2001 , diperkirakan ± 1.118 jenis. Anggrek memiliki dua manfaat yaitu manfaat secara ekologi dan ekonomi. Manfaat secara ekologi anggrek epifit yaitu menyediakan habitat utama bagi hewan tertentu seperti semut dan rayap, sedangkan anggrek teresterial yaitu sebagai salah satu tumbuhan penutup lantai hutan yang menjaga kelembaban tanah Anwar et al., 1994. Secara ekonomi, anggrek dimanfaatkan masyarakat sebagai tanaman hias karena bentuk bunganya yang indah dan warna-warnanya yang memikat. Hutan Aek Nauli merupakan daerah konservasi hutan lindung. Hutan Aek Nauli termasuk salah satu tipe hutan hujan dataran tinggi di Sumatera Utara yang berdasarkan pengamatan di lapangan memiliki keanekaragaman jenis anggrek yang tinggi, baik jenis anggrek epifit maupun teresterial. Namun, sejauh ini informasi dari pihak-pihak terkait dan data ilmiah tentang bagaimana struktur dan komposisi anggrek di kawasan ini belum pernah dilaporkan. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian mengenai struktur dan komposisi anggrek yang tumbuh di hutan Aek Nauli Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.

1.2 Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian ini antara lain: a. Bagaimana komposisi dan struktur tumbuhan anggrek teresterial maupun epifit yang terdapat di hutan Aek Nauli, Kabupaten Simalungun ? b. Bagaimana tempat tumbuh anggrek epifit yang terdapat di hutan Aek Nauli, Kabupaten Simalungun ? 2 1 Universitas Sumatera Utara c. Bagaimana jenis pohon inang tempat tumbuh jenis anggrek epifit yang terdapat di hutan Aek Nauli, Kabupaten Simalungun ?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan: a. Untuk mengetahui komposisi dan struktur tumbuhan anggrek teresterial maupun epifit yang terdapat di hutan Aek Nauli, Kabupaten Simalungun. b. Untuk mengetahui tempat tumbuh anggrek epifit yang terdapat di hutan Aek Nauli, Kabupaten Simalungun. c. Untuk mengetahui jenis pohon inang tempat tumbuh jenis anggrek epifit yang terdapat di hutan Aek Nauli, Kabupaten Simalungun.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai sebagai bahan informasi mengenai struktur dan komposisi tumbuhan anggrek epifit maupun tanah yang terdapat di hutan Aek Nauli, Kabupaten Simalungun 2 Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Jenis Anggrek

Anggrek merupakan salah satu tumbuhan berbiji dari famili Orchidaceae yang banyak diminati karena bentuk dan warna bunganya menarik sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku industri bunga potong, tanaman pot atau hiasan taman. Anggrek dapat dijumpai hampir disetiap tempat di dunia, kecuali Antartika dan padang pasir. Tanaman anggrek yang sedemikian banyak jumlahnya, secara morfologi hampir sama, hanya lingkungan hidupnya saja yang berbeda, tergantung habitat asalnya Gunawan, 2007. Secara morfologi, tanaman anggrek terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut:

2.1.1 Akar

Akar anggrek berbentuk silindris, berdaging, lunak dan mudah patah. Bagian ujung akar meruncing, licin dan sedikit lengket. Dalam keadaan kering, akar tampak berwarna putih keperak-perakan dan hanya bagian ujung akar saja berwarna hijau atau tampak agak keunguan. Akar yang sudah tua akan berwarna coklat tua dan kering. Akar anggrek berfilamen, yaitu lapisan luar yang terdiri dari beberapa lapis sel berongga dan transparan, serta merupakan lapisan pelindung pada sistem saluran akar Latif, 1960. Menurut Darmono, 2008, filamen ini berfungsi melindungi akar dari kehilangan air selama proses transpirasi dan evaporasi, menyerap air, melindungi bagian dalam akar, serta membantu melekatnya akar pada benda yang ditumpanginya. Air atau hara yang langsung mengenai akar akan diabsorbsi diserap oleh filamen dan ujung akar. Namun, hanya air dan hara yang diserap melalui ujung 3 Universitas Sumatera Utara akar saja yang dapat disalurkan ke dalam jaringan tanaman. Oleh karenanya, tidak efektif bila penyiraman hanya dilakukan dengan membasahi tanah.

2.1.2 Batang

Darmono, 2008, menyebutkan bahwa batang anggrek beranekaragam, ada yang ramping, gemuk berdaging seluruhnya atau menebal di bagian tertentu saja, dengan atau tanpa umbi semu pseudobulb. Berdasarkan pertumbuhannya, batang anggrek dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu tipe simpodial dan tipe monopodial seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1.

a. Tipe Simpodial

Pada umumnya anggrek tipe ini mempunyai beberapa batang utama dan berumbi semu pseudobulb dengan pertumbuhan ujung batang terbatas. Pertumbuhan batang akan terhenti bila telah mencapai maksimal. Pertumbuhan baru dilanjutkan oleh tunas anakan yang tumbuhnya di sampingnya. Tunas anakan tersebut tumbuh dari rizom yang menghubungkannya dengan tanaman induk. Tangkai bunga dapat keluar dari ujung pseudobulb atau dari sampingnya, contoh seperti genus Dendrobium, Oncidium dan Cattleya.

b. Tipe Monopodial

Anggrek tipe monopodial mempunyai batang utama dengan pertumbuhan tidak terbatas. Bentuk batangnya ramping tidak berumbi. Tangkai bunga keluar di antara dua ketiak daun, contohnya genus Vanda, Aranthera dan Phalaenopsis. 4 Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Daun

Bentuk daun anggrek terdiri dari bermacam-macam bentuk, ada yang bulat telur Renanthera coccinea,bulat telur terbalik, artinya bagian daun yang bagian atas lebar dan bagian pangkal kurang lebar, memanjang bagai pita atau serupa daun tebu. Daun jenis Coelogyne dan Spathoglottis mendekati bentuk daun kunyit, sedangkan daun genus Dendrobium dan Phalaenopsis berbentuk bulat memanjang Latif, 1972. Tebal daun beragam, dari tipis sampai berdaging dan kaku, permukaannya rata. Daun tidak bertangkai, sepenuhnya duduk pada batang. Bagian tepi tidak bergerigi rata dengan ujung daun terbelah. Tulang daun sejajar dengan tepi daun dan berakhir di ujung daun. Susunan daun berseling-seling atau berhadapan. Warna daun anggrek hijau muda atau hijau tua, kekuningan dan ada pula yang bercak- bercak. Anggrek daun memiliki daun atau tulang daun yang berwarna dan disanalah terletak keindahan jenis-jenis anggrek daun itu Latif, 1960. 5 Universitas Sumatera Utara

2.1.4 Bunga

Bunga anggrek tersusun dalam karangan bunga. Jumlah kuntum bunga pada satu karangan dapat terdiri dari satu sampai banyak kuntum. Karangan bunga pada beberapa spesies letaknya terminal, sedangkan pada sebagian besar letaknya aksilar Latif, 1972. Bunga anggrek memiliki beberapa bagian utama yaitu sepal daun kelopak, petal daun mahkota, stamen benang sari, pistil putik dan ovarium bakal buah. Sepal anggrek berjumlah tiga buah. Sepal bagian atas disebut sepal dorsal, sedangkan dua lainnya disebut sepal lateral. Anggrek memiliki tiga buah petal, petal pertama dan kedua letaknya berseling dengan sepal. Petal ketiga mengalami modifikasi menjadi labellum bibir seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2 di bawah ini. Pada labellum terdapat gumpalan-gumpalan yang mengandung protein, minyak dan zat pewangi. Warna bunga tananam anggrek sangat bervariasi dan berfungsi untuk menarik serangga hinggap pada bunga untuk mengadakan polinasi penyerbukan. Berdasarkan beberapa laporan, lebah madu merupakan serangga pollinator yang umum pada tanaman anggrek Sumartono, 1981. 6 Universitas Sumatera Utara Colum tugu yang terdapat pada bagian tengah bunga merupakan tempat alat reproduksi jantan dan alat reproduksi betina. Pada ujung columnya terdapat anter atau kepala sari yang merupakan gumpalan serbuk sari atau pollinia. Pollinia tertutup dengan sebuah cap anther cap. Stigma kepala putik terletak di bawah rostellum dan menghadap ke labellum. Ovarium bersatu dengan dasar bunga dan terletak di bawah colum, sepal dan petal Latif, 1990, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3.

2.1.5 Biji

Menurut Sumartono, 1981, bunga anggrek mengandung ribuan sampai jutaan biji yang sangat halus, berwarna kuning sampai coklat. Pembiakkan dengan biji lebih sukar dibandingkan dengan cara-cara lainnya, karena biji anggrek sangat kecil dan mudah diterbangkan angin. Selain itu, biji anggrek keadaannya tidak sempurna karena tidak mempunyai lembaga atau cadangan makanannya, maka pembiakan dengan biji yang dilakukan orang bertujuan untuk mendapatkan jenis baru. Biji diperolehnya dari penyerbukan serbuk sari pada putik. Di hutan penyerbukan terjadi dengan bantuan serangga. Namun, secara sengaja kita dapat 7 Universitas Sumatera Utara melakukan penyerbukan, dengan mengambil serbuk sari dengan alat dan letakkan pada kepala putik sehingga terjadi pembuahan.

2.2 Habitat Anggrek

Anggrek dapat tumbuh di berbagai tempat yang memungkinkan untuk tumbuh seperti sampah, tanah yang berhumus, tanah rawa-rawa, batu cadas pasir, pohon dan akar tumbuhan lain. Daerah penyebarannya meliputi seluruh dunia, dari daerah tropis hingga kutub, genus Cypripedium, pada ketinggian nol di atas permukaan laut hingga 4.000 m lebih di pegunungan. Varietas paling luas dan jumlahnya terbanyak berada di daerah panas. Mayoritas anggrek memang merupakan tanaman bunga tropis, dan sebagian besar adalah sub tropis Gunadi,,1985. Pertumbuhan tanaman anggrek di pengaruhi oleh iklim baik kapasitas sinar matahari intensitasnya,panjang hari atau jumlah penyinaran, kelembaban udara, dan temperature udara. Ketiga faktor ini merupakan faktor primer yang menentukan keadaan fisik lingkungan setempat. Di samping faktor primer terdapat juga faktor skunder medium pertumbuhan, air, makanan, dan faktor tambahan seperti hama dan penyakit Sarwono, 2002. Anggrek dapat hidup pada berbagai ketinggian tempat. Jenis anggrek ada yang hidup di semak-semak atau pohon-pohon yang disebut epifit, ada yang hidup di tanah atau disebut teresterial. Anggrek tidak bersifat parasit sehingga tidak merugikan tanaman lainnya. Tanaman ini mencukupi kebutuhan makanan untuk dirinya sendiri dari proses fotosintesis Ashari, 1995.

2.3 Distribusi Anggrek