Simulasi 1 : Dinamika Pemodelan Penyebaran Infeksi HIV pada Komunitas Injecting Drug Users (IDU)

BAB 4 SIMULASI PEMODELAN PENYEBRAN INFEKSI HIV PADA KOMUNITAS IDU Pada bab ini dibahas tiga simulasi. Simulasi pertama membahas dinamika terhadap populasi pecandu susceptibles , infectious dan pengidap AIDS. Pada simulasi kedua dan ketiga dibahas dinamika penyebaran infeksi HIV pada komunitas IDU dengan memperhatikan kestabilan titik kesetimbangannnya. Simulasi ini bertujuan memberikan gambaran mengenai dinamika penyebaran infeksi HIV dalam komunitas IDU melalui gambar dinamika dan potret fase dengan memperhatikan basic reproduction ratio. Simulasi dan model dibahas dengan menggunakan software MATLAB dengan source code simulasi dapat dilihat pada lampiran 1 penelitian ini.

4.1. Simulasi 1 : Dinamika

Dinamika sangat penting untuk diketahui karena fungsi merupakan bagian terpenting dalam sistem dinamik penyebaran infeksi HIV pada komunitas IDU. Mengamati bertujuan untuk mempermudah memahami perilaku sistem dinamik 3.13, 3.14 dan 3.15. berikut ini nilai parameter yang digunakan untuk mengamati dinamika peluang seorang pecandu terinfeksi HIV, . Tabel 4.1. Nilai parameter pada simulasi 1 Parameter Nilai Parameter V 10 0,8 Berdasarkan tabel 4.1. fungsi peluang 3.11 dapat dinyatakan sebagai = . 4.1 Universitas Sumatera Utara Pertama, digambarkan mengenai dinamika peluang terpapar HIV dalam komunitas IDU berdasarkan populasi pecandu susceptibles , pecandu infectious dan pengidap AIDS. Berikut ini gambar yang menunjukkan dinamika pada populasi susceptibles dengan tiga kasus infectious dan pengidap AIDS yang tetap, yakni 5.000, 50.000 dan 500.000 sebagai berikut Gambar 4.1. Dinamika pada populasi susceptible Tabel 4.2 menunjukkan pengamatan nilai pada tiga kasus jumlah susceptible yakni saat susceptibles berjumlah 30.000, 60.000, dan 90.000. Tabel 4.2. Penurunan terhadap dalam persentase Jumlah Suscepibles Jumlah Infectious dan Pengidap AIDS = 5.000 = 5.000 = 50.000 = 50.000 = 500.000 = 500.0000 = 30.000 = 0,1510 = 0.5688 = 0.7853 Penurunan 44,97 23,49 4,05 = 60.000 = 0.0831 = 0.4352 = 0.7535 Penurunan 31,05 19,03 3,89 = 90.000 = 0.0573 = 0.3524 = 0.7242 Selisih Penurunan 13,92 4,46 0,16 Keterangan : Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh kesimpulan bahwa dengan jumlah pecandu infectious dan pengidap AIDS yang tetap, semakin banyak jumlah pecandu susceptibles maka semakin kecil peluang pecandu memasukkan jarum suntik terinfeksi ke dalam tubuhnya. Hal ini sesuai dengan kurva yang ditunjukkan pada Gambar 4.1. Nilai fungsi berkurang seiring bertambahnya jumlah susceptibles , dengan selisih penurunan nilai berbeda-beda sesuai dengan pertambahan jumlah infectious dan pengidap AIDS. Semakin kecil jumlah pecandu infectious dan pengidap AIDS, maka semakin tajam penurunan kurva yakni mencapai selisih penurunan 13,92. Dengan demikian, Gambar 4.1. menunjukkan bahwa fungsi merupakan fungsi turun terhadap populasi pecandu susceptibles , sesuai dengan 3.20. Hal tersebut mengakibatkan fungsi laju perubahan susceptibles terhadap waktu juga merupakan fungsi turun terhadap populasi susceptibles dan fungsi dan merupakan fungsi naik terhadap populasi susceptibles , sesuai dengan persamaan 3.23 dan 3.24. Jika jumlah pecandu infectious besar, maka peluang pecandu terpapar HIV semakin meningkat dengan jumlah pecandu susceptibles dan pengidap AIDS tetap. Hal ini dapat ditunjukkan oleh gambar dinamika peluang terpapar HIV pada populasi pecandu infectious dengan jumlah susceptibles dan AIDS tetap, yakni 5.000, 50.000 dan 500.000 sebagai berikut Gambar 4.2. Dinamika pada populasi infectious Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3. Kenaikan terhadap dalam persentase Jumlah Infectious Jumlah Suscepibles dan Pengidap AIDS = 5.000 = 5.000 = 50.000 = 50.000 = 500.000 = 500.000 = 90.000 = 0.8658 = 0.6012 = 0.1469 Kenaikan 2,44 17,06 42,07 = 60.000 = 0.8452 = 0.5136 = 0.1034 Kenaikan 7,14 43,91 89,03 = 30.000 = 0.7889 = 0.3569 = 0.0547 Selisih Kenaikan 4,70 29,85 46,96 Keterangan : Tabel 4.3. menunjukkan bahwa fungsi merupakan fungsi naik terhadap populasi pecandu infectious , sesuai dengan Gambar 4.2. Nilai fungsi bertambah seiring bertambahnya jumlah infectious , dengan selisih kenaikan nilai yang berbeda-beda sesuai dengan pertambahan jumlah susceptibles dan pengidap AIDS. Semakin kecil jumlah pecandu susceptibles dan pengidap AIDS, maka semakin tajam kenaikan kurva yakni mencapai selisih kenaikan sebesar 46,96. Fungsi naik terhadap populasi infectious mengakibatkan fungsi dan merupakan fungsi turun terhadap populasi infectious . Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dinamika mempengaruhi perilaku sistem dinamik penyebaran infeksi HIV pada komunitas IDU. Jika jumlah pecandu pengidap AIDS besar, maka peluang pecandu terpapar HIV semakin meningkat dengan jumlah pecandu susceptibles dan infectious yang tetap. Hal ini dapat ditunjukkan oleh gambar dinamika peluang terpapar HIV pada populasi pecandu pengidap AIDS dengan jumlah susceptibles dan infectious tetap, yakni 5.000, 50.000 dan 500.000 sebagai berikut Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3. Dinamika pada populasi pengidap AIDS Tabel 4.4. Penurunan terhadap dalam persentase Jumlah Pengidap AIDS Jumlah Infectious dan Suscepibles = 5.000 = 5.000 = 50.000 = 50.000 = 500.000 = 500.0000 = 30.000 = 0.3333 = 0.4833 = 0.4983 Penurunan 49,98 3,43 0,32 = 60.000 = 0.1667 = 0.4667 = 0.4967 Penurunan 100 3,58 0,34 = 90.000 = 0.002 = 0.4500 = 0.4950 Selisih Penurunan 50,02 0,15 0,02 Keterangan : Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh kesimpulan bahwa dengan jumlah pecandu infectious dan susceptibles yang tetap, semakin banyak jumlah pecandu pengidap AIDS maka semakin kecil peluang pecandu memasukkan jarum suntik terinfeksi ke dalam tubuhnya. Hal ini sesuai dengan kurva yang ditunjukkan pada Gambar 4.3. Nilai fungsi berkurang seiring bertambahnya jumlah susceptible dan infectious , dengan selisih penurunan nilai berbeda-beda sesuai dengan Universitas Sumatera Utara pertambahan jumlah susceptible dan infectious . Semakin kecil jumlah pecandu infectious dan pengidap AIDS, maka semakin tajam penurunan kurva yakni mencapai selisih penurunan 50,02.

4.2. Simulasi 2 : Potret Fase pada saat 1